“Terima kasih atas tawaran Bu Ariana, tapi nggak perlu.” Luther menggeleng. Dia tidak mengambil kartu nama tersebut.“Emm?” Ariana mengangkat-angkat alisnya. Dia merasa sangat terkejut. “Apa kamu yakin nggak mau mempertimbangkannya?”Jarang ada yang menolak Ariana, apalagi dengan seyakin ini. “Nggak usah dipertimbangkan lagi. Aku merasa cukup bagus untuk menjadi sales asuransi. Aku malah nggak terbiasa untuk bekerja di perusahaan besar.” Luther kembali menolak dengan halus.“Hei! Apa kamu tahu ada berapa banyak orang yang ingin bekerja di perusahaannya Kak Ariana? Sekarang Kak Ariana sudah memberimu kesempatan. Jangan nggak tahu diri, ya!” ucap Gretel dengan ketus.Ariana adalah putri angkatnya Ernest. Bahkan, keluarga bangsawan di Midyar juga mesti bersikap hormat kepadanya. Sekarang seorang lelaki penjual asuransi malah berani menolak? Sungguh tidak tahu diri!“Kalau begitu, aku berikan kesempatan itu kepadamu. Aku nggak butuh.” Luther melirik dengan dingin.“Kamu ….”Gretel ingin m
“Paman, jangan sembarangan! Mereka semua itu temanku!” Saking kagetnya, Lufita langsung merentangkan kedua tangan mengadang di depan mereka.“Hmph! Aku lihat teman-temanmu itu bukan orang baik-baik! Awas!” jerit Henry dengan galak.“Aku nggak akan minggir! Mereka juga nggak bersalah! Kamu nggak boleh melukai mereka!” Lufita masih berusaha untuk melindungi temannya.“Pak Henry, kami nggak melakukan apa-apa. Semua ini hanyalah salah paham!” jelas Irish.“Iya, iya! Nona Cynthia bisa terluka juga di luar dugaan kami semua. Semua ini nggak ada hubungannya dengan kami!” Semua orang merasa panik.Sekarang Henry memang kekuasaan besar. Dia bisa melakukan apa pun sesuai dengan keinginannya. Seandainya mereka jatuh ke tangan Henry, riwayat mereka pasti akan berakhir. Meski mereka masih hidup, sepertinya mereka akan dikuliti!“Masih berani berdalih? Seandainya bukan karena kalian, mana mungkin Ryu akan menjadi seganas itu? Kamu kira aku bodoh?” Raut wajah Henry sangatlah masam.Saat mendengar kab
Raut wajah Henry menjadi masam. “Nggak mau!” Lufita masih tidak mengalah.“Kamu ….” Henry mengangkat tangan hendak memukul keponakannya. Namun, tangannya malah diraih oleh Luther. Kemudian, terdengar suara dinginnya. “Kalau kamu berani bersikap sembarangan, jangan salahkan kalau aku mematahkan tanganmu!”“Besar sekali nyalimu!”“Lepaskan Pak Henry!”Prajurit di sekitar langsung mendekati dan menatap Luther dengan penuh waswas. Satu per satu senjata diarahkan hampir mengenai kepala Luther.“Berhenti!” Pada saat ini, terdengar suara dari depan pintu.Tatapan semua orang spontan tertuju ke arah datangnya suara. Tampak seorang lelaki paruh baya datang bersama seorang wanita cantik dengan buru-buru. Kedua orang itu tak lain adalah orang tuanya Lufita, Richard dan juga Layla. “Kak, apa salah Lufita? Kenapa kamu mengarahkan senjata ke dirinya?” tanya Richard dengan wajah dingin. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Henry telah menampar putrinya.“Richard, Cynthia dicelakai. Sekar
“Richard, apa kamu lagi mengancamku?” Ketika mendengar ucapan yang menusuk telinga itu, senyuman di wajah Luther langsung menghilang. Dia tidak menyukai Richard sejak masalah waktu itu. “Semua ini tergantung pemikiranmu, ucapanku ini bisa jadi hanyalah peringatan, bisa juga adalah ancaman.” Richard tidak bersikap sungkan sama sekali.“Aku ulangi sekali lagi. Aku dan Lufita hanyalah teman biasa. Aku juga nggak punya pemikiran lain. Jadi, lebih baik kita jangan saling berhubungan lagi,” balas Luther dengan datar.“Sepertinya kamu masih nggak ngerti maksudku.” Richard membalas dengan dingin, “Apa orang sepertimu pantas untuk menjadi teman putriku? Coba kamu becermin. Lihat bagaimana penampilanmu. Apa kamu pantas menjalin hubungan dengan Keluarga Morgana?”Ucapan awal Richard adalah ancaman. Namun sekarang, dia sedang menghina Luther!“Richard, jangan terlalu arogan. Kamu bukanlah apa-apa di mataku!” balas Luther.“Hmph! Kamu cuma jago bicara saja. Apa kamu kira aku nggak bisa beri pelaja
Luther berkata dengan serius, “Richard, Teknik Mengisap Jiwa adalah cara pintas dalam berlatih seni bela diri. Hanya orang yang kehabisan akal baru akan berlatih teknik itu. Kalau kamu melanjutkannya, kamu pasti akan mati nantinya!”“Omong kosong! Sekarang kondisi tubuhku baik-baik saja, malah lebih kuat daripada sebelumnya. Meskipun ada ribuan prajurit dan kuda di hadapanku, aku juga nggak akan takut sama sekali!” ucap Richard dengan arogan.“Kuat hanyalah pemikiranmu saja. Sekarang penyakitmu sudah sangat parah. Kalau kamu masih bersikeras, kamu bukan hanya akan mencelakai dirimu saja, kamu juga akan mencelakai orang lain!” peringati Luther.Bukan masalah jika seseorang meninggal akibat berlatih Teknik Mengisap Jiwa. Akan lebih mengerikan apabila orang tersebut malah terjerumus, lalu menggila hingga membunuh orang di sekitarnya. Bisa jadi orang-orang terdekatnya akan menjadi korban.“Jangan omong kosong lagi! Tak peduli apa yang kamu katakan hari ini, aku tetap nggak akan mengampunim
Di bawah undangan hangat Dennis, Luther pun dibawa ke dalam ruang baca yang bernuansa kuno.Teh dituangkan. Kedua orang pun memulai perbincangan.“Luther, sepertinya kita sudah nggak bertemu selama sepuluh tahun? Dibandingkan dengan dulu, kamu yang sekarang sungguh berbeda!” Dennis mengamati Luther sembari memujinya.Sepuluh tahun lalu, Luther dijuluki sebagai pemuda paling berbakat di Negara Drago. Waktu itu, dia masih muda, selalu bersikap gegabah dan arogan. Namun sekarang, Luther menjadi lebih dewasa, sungguh berbeda dari sebelumnya.“Iya, sudah sepuluh tahun nggak bertemu, tapi Pak Dennis masih saja berwibawa seperti dulu,” balas Luther dengan sungkan.“Hahah …. Sebentar lagi aku akan masuk peti, nggak berwibawa lagi.” Dennis menggeleng dengan tersenyum. “Luther, biasanya kamu jarang berkunjung ke rumah. Kenapa kamu tiba-tiba kemari? Apa ada masalah?”“Jujur saja, maksud kedatanganku kali ini, selain untuk mengunjungi Pak Dennis, aku juga ingin meminta bantuanmu.” Luther langsung
Pelayan segera menjalankan perintah, lalu meninggalkan tempat. Beberapa saat kemudian, pelayan kembali dengan mengambil sebuah kotak indah di tangannya.“Nah, kuberikan kepadamu.” Dennis mengambil kotak dari tangan pelayan, lalu menyerahkannya kepada Luther.Luther membuka kotak dengan penuh hati-hati. Aroma aneh seketika menyerbak di sekitar. Kemudian, tampak ada jamur berwarna-warni di dalam kotak. Jamur indah itu berukuran sebesar telapak tangan, kelihatan bagai sebuah karya seni yang sangat sempurna.Di bawah pancaran cahaya lampu, jamur tersebut memancarkan tujuh jenis warna. Kelihatannya sangat menawan bagai di dalam cerita dongeng saja.“Ternyata ini yang namanya Jamur Tujuh Warna!” Luther merasa sangat gembira. Dia segera berdiri, lalu memberi hormat kepada Dennis. “Terima kasih Pak Dennis. Aku nggak tahu harus berkata apa lagi.”“Aku juga nggak menggunakannya, jadi untuk apa aku menyimpannya. Lebih baik aku memberikannya kepadamu. Dengan begitu, kamu akan berutang budi kepadak
Saat ini, di dalam halaman kediaman jenderal.Seorang lelaki muda bertubuh kurus dengan berpakaian rapi sedang minum teh bersama Richard.“Tuan Kimtara, ada urusan apa kamu datang berkunjung kali ini?” Richard tersenyum sembari menuangkan teh ke cangkir Kimtara.“Terima kasih.” Kimtara mengangguk dengan sopan, lalu melanjutkan, “Sudah lama aku mendengar namamu. Jadi, aku datang berkunjung ingin berteman denganmu.” Kimtara berbicara dengan bahasa Negara Drago, dialeknya terdengar agak aneh.“Tuan Kimtara, sepertinya kamu punya maksud lain?” Richard berkata, “Lebih baik Tuan Kimtara berterus terang saja. Nggak usah bertele-tele.”“Kalau begitu, aku nggak merahasiakannya lagi.” Kimtara mengangguk tanda sedang memberi hormat. “Maksud kedatanganku kali ini adalah ingin berteman dengan Pak Dennis. Sayangnya, Pak Dennis terlalu sibuk, nggak ada waktu untuk menemuiku. Kalau diperbolehkan, aku harap Pak Richard bisa mengatur pertemuan untuk kami.”Sambil berbicara, Kimtara melambaikan tangannya
Selama Luther pergi, Bianca terus memikirkan dan selalu memperhatikan kabar dari Luther. Namun, meskipun sangat rindu, dia juga tidak pernah mengganggu Luther karena dia tidak ingin membuat fokus Luther terganggu dan memengaruhi urusan negara. Dia sangat memahami kesibukan Luther, sehingga terus menahan gejolak di hatinya dan mengalihkan perhatiannya dengan sibuk bekerja.Namun, setelah sekarang benar-benar bertemu dengan Luther, perasaan Bianca yang sudah lama terpendam akhirnya meledak. Rasa rindu selama berbulan-bulan berubah rasa sayang yang meluap dan air mata pun mengalir deras.Adegan ini membuat asisten wanita di samping Bianca tercengang. Dia tidak menyangka presdir mereka yang cantik ternyata hatinya sudah memiliki pemiliknya. Yang lebih mengejutkannya, Bianca yang biasanya tegas dan sangat berwibawa ternyata begitu lembut dan anggun di depan pria ini.Asisten wanita itu mulai mengamati Luther dengan saksama. Baik dari segi penampilan dan karisma, Luther memang luar biasa dan
Saat ini, Luther sudah duduk di pesawat untuk kembali ke Midyar. Perjalanan ke Gunung Narima kali ini penuh dengan rintangan.Dari kompetisi bela diri hingga invasi Kuil Dewa, prosesnya bisa dibilang sangat berbahaya, tetapi untungnya hasil akhirnya cukup baik.Luter berhasil memenangkan kejuaraan dalam kompetisi bela diri, sekaligus memperoleh tiga energi naga, bahkan berhasil menggagalkan konspirasi Kuil Dewa. Hasil ini sangat sempurna.Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman yang baru dikenalnya, Luther menemani Misandari naik pesawat pulang.Dari lima energi naga, telah terkumpul empat, yang berarti tinggal satu lagi. Menurut informasi dari Misandari, kekuatan energi naga yang terakhir telah ditemukan dan orang yang menemukannya ada di Midyar.Namun, identitas orang itu masih belum diketahui. Menurut dugaan Misandari, kemungkinan besar itu ada hubungannya dengan tiga pangeran.Posisi calon pewaris masih belum jelas, sementara ketiga pangeran sangat aktif dalam mencar
Angin malam pun segera mereda. Keesokan paginya, saat sinar matahari mulai menyinari bumi, keadaan di Gunung Narima sudah kembali tenang. Hanya saja, bercak-bercak darah masih ada di mana-mana dan bangunan yang hancur masih menjadi saksi kekacauan tadi malam. Para ahli dari Kuil Dewa yang menjadi tawanan juga sudah dibawa pergi oleh pasukan yang dipanggil Misandari.Berbagai rumor pun mulai menyebar ke mana-mana. Berbagai sekte besar di dunia persilatan hanya merespons rumor itu sebagai penonton. Bagaimanapun juga, sejak dahulu sampai sekarang, sangat jarang orang yang berani menyinggung Gunung Narima. Tindakan nekat seperti menyerang secara terang-terangan dan berusaha menghancurkan mereka seperti ini tidak pernah terjadi sebelumnya.Soal hasil dari tindakan ini, seluruh dunia juga sudah menyaksikannya. Setelah bertahun-tahun lamanya, ini pertama kalinya negara-negara lain menyadari betapa mengerikannya Riley. Keberadaan sudah hampir seperti sosok ilahi.Saat ini, semua anggota inti s
Setelah pertempuran berakhir, Riley menghilang seketika dari tempatnya berdiri. Ketika muncul kembali, dia sudah berada di atas wilayah terlarang Gunung Narima.Saat ini, di pintu masuk wilayah terlarang dipenuhi dengan mayat dan darah. Seluruh anggota Kuil Dewa termasuk Tico, semuanya tergeletak di tanah.Sekujur tubuh Luther dan Danice juga dipenuhi darah. Mereka memancarkan aura membunuh yang kuat. Setelah pertempuran sengit, mereka akhirnya berhasil mempertahankan wilayah terlarang Gunung Narima dan menggagalkan rencana Kuil Dewa untuk menghancurkan nadi naga.Saat ini, Luther seperti merasakan sesuatu sehingga tiba-tiba mendongak. Melalui kabut dan kegelapan, dia menemukan Riley yang berada di atas wilayah terlarang.Riley tersenyum tipis dan mengangguk pada Luther, lalu menghilang seketika. Saat berikutnya, Riley melintasi beberapa gunung dan tiba di atas aula utama Gunung Narima.Di sana, para murid Gunung Narima masih bertempur melawan para elite Kuil Dewa. Dengan Atha sebagai
Ketika debu mulai mereda, hanya Riley yang masih berdiri tegak. Pele, Amir, Taro, Welig, tiga pembunuh bayaran terbaik dari Negara Wadarna, dan beberapa dewa utama dari Kuil Dewa, semuanya mati atau terluka parah.Tubuh Amir telah meledak menjadi potongan daging yang tak terhitung jumlahnya, tetapi dia masih merangkak di tanah, berusaha untuk menyatu kembali.Welig bahkan tidak menyisakan tulangnya. Pele dan ketiga pembunuh bayaran itu mengalami patah tangan dan terluka parah. Adapun Taro, meskipun anggota tubuhnya utuh, organ dalamnya sudah hancur. Dia terus memuntahkan darah.Ditambah dengan serangan balik dari pedangnya, Taro terlihat seperti orang tua yang sekarat. Rambutnya memutih dan wajahnya keriput. Jelas, dia tidak akan bertahan lama lagi."Gi ... gimana bisa begini? Nggak ... ini nggak mungkin!" Ketika melihat anggota tubuh yang berserakan di mana-mana, Pele seperti tersambar petir. Ekspresinya penuh ketidakpercayaan.Orang-orang di sekitarnya adalah ahli terkuat dari berbag
Kemunculan mendadak Riley membuat semua orang yang ada di sana tercengang. Mereka semua terbelalak, tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.Ada apa ini? Bukankah Riley sudah mati? Bagaimana bisa dia muncul kembali di hadapan mereka dalam keadaan baik-baik saja? Apa mereka melihat hantu?Semua orang saling memandang dengan ekspresi yang dipenuhi ketidakpercayaan. Mereka tidak tahu apa yang terjadi, sama sekali tidak bisa mengerti bagaimana Riley bisa hidup kembali. Ini sungguh di luar pemahaman mereka."Ka ... kamu belum mati? Gimana mungkin?" Yang paling terkejut adalah Amir. Dia telah berusaha keras dan akhirnya mendapat kesempatan emas. Dia menggigit leher Riley dan mengisap seluruh darahnya.Amir yakin bahwa Riley benar-benar sudah mati dan tidak mungkin bisa hidup kembali. Namun, masalahnya jika Riley sudah mati, lalu siapa orang yang ada di hadapan mereka?"Jangan panik! Mayat Riley masih ada di sana, orang ini mungkin hanya menyamar!" ucap Pele tiba-tiba.Setelah mendengarnya
Saat Putri Salju melancarkan serangannya, bayangan dewa gajah di belakang Welig juga tak tinggal diam. Dengan deru panjang, bayangan itu berlari cepat menuju Riley. Dua taringnya yang tajam seperti tombak yang menusuk ke arah dada Riley.Terpengaruh oleh angin salju, Riley tidak bisa mengelak sehingga hanya bisa mengaktifkan Mantra Cahaya Emas untuk melindungi dirinya.Bruk! Kedua taring itu menghantam Mantra Cahaya Emas dengan keras. Gaya dorong yang sangat besar langsung membuat Riley terpental. Saat Riley berada di udara, cahaya emas di sekujur tubuh pecah seperti kaca. Jelas sekali, kekuatan bayangan itu melampaui batas Mantra Cahaya Emas.Melihat Riley terdorong ke udara, iblis berkepala tiga dan berlengan enam bergegas mengambil kesempatan. Setelah melompat, enam senjata dengan bentuk yang berbeda-beda mulai terus menyerang Riley.Riley mengayunkan pedangnya tanpa henti untuk menangkis, tetapi dia terus terdesak. Ketika terdorong ke udara, dia tidak punya tempat berpijak sehingga
Setelah bertarung sengit begitu lama, Taro dan yang lainnya juga mulai menyadari betapa seriusnya situasinya. Riley bukan hanya memiliki teknik pedang yang luar biasa, teknik tubuh Riley juga begitu misterius. Tidak peduli apa pun serangan mereka, mereka tetap tidak bisa menyentuh Riley sedikit pun. Sebaliknya, pedang Riley malah terus menyiksa mereka, hasilnya akan makin buruk jika terus berlanjut.Oleh karena itu, saat mendengar perkataan Pele, Taro dan yang lainnya tahu ini sudah saatnya mempertaruhkan segalanya. Sekarang mereka sudah tidak bisa mundur lagi, Riley atau mereka yang akan mati.Pada saat ini, Taro yang terus menahan dirinya pun akhirnya mengeluarkan teknik pemungkasnya. Dia tiba-tiba menggigit jarinya dan mengoleskan darahnya ke pedang, lalu segera merapalkan mantra."Yuki, keluarlah!" Setelah selesai merapalkan mantranya, Taro mengayunkan pedangnya dengan keras. Sesosok bayangan putih pun tiba-tiba memelesat dari pedangnya.Sosok itu adalah seorang wanita berkulit put
"Sebenarnya masih ada berapa banyak trik lagi yang disimpan pria tua ini?"Kekuatan dari Jimat Peledak membuat semua orang terkejut dan marah. Tidak ada yang menyangka Riley masih mampu menunjukkan kekuatan magis yang begitu luar biasa setelah Mantra Cahaya Emas dihancurkan dan halilintar bukan ancaman lagi.Kekuatan dari ratusan sampai ribuan jimat magis yang meledak secara bersamaan benar-benar menakutkan. Selain Amir, Pele, dan Welig yang memiliki fisik yang sangat kuat, para ahli lainnya pun terluka parah. Pada saat ini, mereka baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan dari ahli nomor satu di Negara Drago."Hebat juga," kata Amir yang terpental ke belakang dan mendarat dengan stabil. Muncul retakan-retakan kecil di permukaan kulitnya dan darah pun perlahan-lahan mengalir. Sebagian besar kekuatan dari Jimat Peledak tadi menghantam tubuhnya. Meskipun dia memiliki pertahanan yang luar biasa, dia pun tetap terluka.Namun, saat ini luka ini jelas tidak cukup untuk mengancam Amir. Luk