Share

Bab 64 Rebecca Memaksa

Penulis: Jiriana
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-20 05:12:06

"Tunggu, Nona Rebecca." Jossy berlari ke arah Rebecca yang sudah hampir mencapai pintu.

"Jossy, kau berani melarangku?" tanya Rebecca setelah berhasil dihentikan oleh Jossy. "Tidak takut Dean memecatmu?"

Sekretaris Dean itu nampak bimbang. Bagaimanapun, di dalam ada Lucia, jika Rebecca tahu apa dia tidak akan marah? "Bukan seperti itu, Nona, tapi Tuan Dean sedang tidak ada di dalam."

“Aku tahu.” Rebecca menampilkan wajah kesal karena terus dihalangi sekretaris Dean. "Jangan menghalangiku. Aku hanya ingin menunggunya di dalam.”

Belum sempat sekretaris Dean menghentikan Rebecca, pintu ruang Dean sudah dibuka olehnya. Rebecca nampak terkejut ketika melihat ada Lucia di dalam ruangan Dean. Pantas saja Jossy melarangnya masuk, ternyata ada mantan Dean di dalam ruangannya.

“Kenapa dia ada di sini?” Rebecca bertanya pada Jossy seraya menunjuk Lucia yang nampak duduk di sofa dengan wajah tidak kalah terkejut. Sepertinya, dia juga tidak menyangka kalau Rebecca akan datang ke kantor Dean. Padah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 65 Melihat Kemesaraan Mereka

    “Aku membawakan sesuatu untukmu.” Rebecca melemparkan senyuman manisnya pada Dean seraya menghampiri pria itu. “Ayo, duduk.” Rebecca mengapit lengan Dean dengan mesra seraya menuntunnya menuju sofa yang dia duduki tadi.“Kenapa tidak bilang padaku kalau akan ke sini?” tanya Dean setelah keduanya duduk bersisian. Lucia yang berada di depan mereka nampak mengamati interaksi keduanya. Tidak bisa dipungkiri kalau hatinya terasa nyeri saat melihat ada wanita lain yang bergelayut manja pada Dean. Dia pikir, hatinya sudah tidak bisa merasakan perasaan sakit lagi, ternyata dia salah. Hanya melihat dudum bersama dengan Rebecca sudan membuat dadanya terasa panas.“Aku haus.” Dean menatap Lucia, kemudian berkata, “Ambilkan minuman untukku dan Rebecca.”Mendengar langsung dari mulut Dean yang menyuruhnya untuk mengambil minuman untuk wanita lain, dadanya kembali berdenyut. Meskipun begitu, sebisa mungkin dia bersikap biasa.“Baik.”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 66 Terluka

    [Lucia, jam berapa kau selesai bekerja?] Pesan dari Julian masuk ke ponsel Lucia saat dia sedang berada di toilet yang berada di lantai paling atas gedung Merion Corp.[Aku tidak tahu. Ada apa, Julian?] Lucia membalas pesan pria itu setelah selesai membasuh tangannya di wastafel yang ada di depan bilik toilet.[Aku ingin aku bicarakan denganmu sebelum aku pulang.]Rencananya, Julian akan pulang keesokan harinya dan akan kembali lagi ke kota Y minggu depan untuk menghadiri undangan pesta dari rekan bisnis ayahnya.[Aku tidak tahu selesai pukul berapa. Akan aku kabari setelah aku selesai bekerja.] Itu adalah balasan yang sudah dikirim oleh Lucia.[Baiklah. Aku tunggu kabar darimu.]Setelah mendapatkan balasan dari Julian, Lucia kembali membalas pesan pri itu, kemudian merapihkan rambutnya dan keluar dari toliet.Sepanjang jalan, Lucia terus berbalas pesan dengan Julian hingga tiba di ujung lorong dan bertemu dengan Nolan. “Nona, Lucia. Tuan Dean mencarimu.”Lucia mendongak usai membalas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 67 Mandi Bersama

    “Tunggu di sini,” ucap Dean setelah mobil berhenti di depan sebuah bangunan yang Lucia ketahui adalah butik langganan keluarga Anderson.“Apa saya perlu turun, Tuan?” tanya Nolan sebelum Dean turun dari mobil.“Kau di sini saja.” Usai mengatakan itu, Dean turun dari mobil, lalu melangkah masuk ke dalam bangunan itu.Lima belas menit berlalu, Dean akhirnya keluar dari sana bersama dengan seorang wanita. Mereka nampak berbincang di depan pintu. Terlihat sangat akrab saat Lucia memperhatikan dari gestur keduanya saat sedang berbicara. Wanita itu, Lucia belum pernah melihatnya selama mengenal Dean. Wanita yang memiliki paras campuran itu terlihat selalu melemparkan senyuman tipis dan sesekali tertawa sambil terus menatap wajah tampan di depannya itu.Kurang dari 3 lima menit berbicara, wanita itu terlihat berjalan bersama dengan Dean ke arah mobilnya dan berhenti di dekat mobil, lebih tepatnya di dekat pintu kemudi. Mereka kembali berbincang sebentar.Tiba-tiba saja wanita itu melihat ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-21
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 68 Hanya Mengenakan Bathrobe

    Lucia mengeringkan rambutnya menggunakan hairdryer di depan cermin yang ada di kamar mandi dengan wajah kesal. Dia menatap dirinya di pantulan cermin yang sedang mengenakan bathrobe berwarna putih."Lucia, buka." Terdengar suara Dean berasal dari luar kamar mandi."Tunggu."Meskipun dia masih kesal dengan Dean. Namun, dia tidak bisa mengabaikan panggilan pria itu.Lucia pun berjalan menuju pintu kamar mandi dan membukanya sedikit setelah merapihkan bathtobe yang dia kenakan. "Ada apa?" Dean nampak berdiri di depan kamar mandi dengan pakaian yang sudah diganti. "Cepat keluar, aku lapar."Ketika mendengar itu, Lucia kembali merasa geram dengan pria itu. Kalau bukan karena ulahnya, dia tidak akan mandi dan berlama-lama berada di dalam kamar mandi."Aku tidak memiliki baju."Semua bajunya basah jadi dia hanya mengenakan bathtobe saat ini. Tidak mungkin dia keluar hanya mengenakan itu. Sementara ada Dean juga di kamar itu."Keluarlah. Bajumu sudah ada."Jika dia keluar sekarang, dia akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 69 Niat Tersembunyi Dean

    "Masuk," titah Dean seraya membuka pintu mobil bagian depan."Aku bisa pulang sendiri, Dean. Kau Tidak perlu mengantarku.""Cepat masuk!" Melihat wajah Dean yang tidak ingin dibantah, Lucia terpaksa menuruti pria itu. Dia akhirnya duduk di kursi depan dengan ekspresi canggung.Setelah Lucia mengatakan kalau dirinya akan bertemu dengan Julian, Dean tidak mengatakan apa pun lagi dan langsung keluar dari kamar itu dengan ekspresi wajah yang sulit ditebak. Pria itu terus saja bungkam setelah itu.Mulai dari Lucia memasak sampai selesai makan malam, Dean tidak kunjung bicara juga. Baru setelah Lucia berpamitan pulang, Dean akhirnya mengeluarkan suaranya. Itu pun hanya untuk mengatakan kalau dirinya akan mengantar Lucia pulang. Lucia sebenarnya sudah menolak dengan halus tawaran Dean. Namun, pria itu berlalu begitu saja setelah mengatakan dia akan mengantarnya. Dia tidak menggubris penolakan Lucia hingga mereka tiba di depan mobil Bently yang biasa dia pakai untuk mengantar Lucia."Kau pul

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 70 Fakta Mengejutkan

    Setelah terdiam selama 5 menit di dalam mobil, Dean akhirnya keluar dari mobil, lalu berjalan menuju loby hotel. Setelah masuk ke dalam lift, Dean menekan tombol bertuliskan angka 2, di mana restoran berada.Tidak lama berselang, pintu lift terbuka. Dengan langkah tegap, Dean berjalan masuk ke dalam restoran, lalu mengedarkan pandangannya ke sekitar. Tidak menemukan sosok yang dia cari, Dean akhirnya berjalan menuju pintu yang menghubungkan restoran indoor dan ourdoor.Barulah setelah itu, dia melihat keberadaan Lucia dan Julian yang letak mejanya berada di dekat pintu penghubung. Ketika Dean akan melangkah menghampiri keduanya, tiba-tiba saja dia mendengar percakapan Julian dan Lucia yang sedang membahas dirinya.Dean pun mengurungkan niatnya dan memilih untuk bersembunyi di balik tembok untuk mendengarkan obrolan mereka. Beruntung restoran itu tidak terlalu ramai karena sudah mulai larut malam. Jadi, dia tidak menjadi pusat perhatian ketika berdiri di belakang tembok.Obrolan tentang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 71 Dean Mabuk

    "Dean, kau sedang apa di sini?" tanya Carissa saat melihat Dean berjalan di lorong ruangan khusus VIP."Bukan urusanmu." Dean melenggang pergi tanpa memperdulikan Carissa yang nampak kecewa setelah mendengar nada dingin dari Dean.Semenjak Dean tahu kalau dirinya mengusir Lucia dari rumahnya, pria itu sudah tidak mau lagi bertemu dengannya. Jangankan bertemu, mengangkat telpon serta membalas pesannya pun sudah tidak mau. Padahal, hubungan mereka sebelumnya baik-baik saja, meskipun tidak sedekat ketika mereka masih menjalani pendidikan di luar negeri."Dean, tunggu!" Carissa menyusul langkah Dean yang nampak terus berjalan ke arah ruangan VIP yang berada di ujung."Dean, sebentar." Carissa akhirnya memberanikan diri memegang lengan kemeja pria itu setelah berhasil menyusulnya, tepat sebelum Dean akan memasuki ruangan yang ada di depannya."Carissa, jangan berani menyentuhku lagi!" Ketika melihat sorot mata Dean yang begitu tajam, Carissa langsung menarik tangannya dengan ekspresi taku

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 72 Menjadi Milikku Malam Ini

    Rebecca menghampiri Dean yang masih terbaring di ranjang dengan langkah pelan. Dia tersenyum penuh arti ketika melihat Dean masih belum sadarkan diri. Setelah duduk di tepi ranjang, Rebecca menatap Dean sejenak, kemudian mulai menyentuh wajah pria itu dengan jemarinya yang lentik.Seringai licik keluar dari bibir wanita yang memiliki paras cantik dan menawan itu ketika melihat Dean masih tidak bergerak ketika dia menelusuri wajah tampan milik pria itu. Tiba-tiba tangannya terhenti di bibir atas Dean yang terlihat lebih tipis dari bibir bawahnya."Mulut ini, kenapa suka sekali mengeluarkan kata-kata tajam padaku," monolog Rebecca. "Padahal, aku selalu bersikap baik padamu."Dari bibir, jemari tangan Rebecca turun ke leher dan berhenti tepat di dada Dean. "Aku rela menyerahkan diriku padamu, tapi kenapa selalu menolakku? Padahal, aku sangat menginginkanmu, Dean.""Lucia." Ketika mendengar Dean meracau sambil menyebut nama Lucia, sorot mata Rebecca terlihat langsung menyala. Dia nampak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-24

Bab terbaru

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Memulai Hidup Baru)

    "Bernice, maafkan aku. Aku tidak bisa menepati janjiku untuk membawa Jensen." Lucia memeluk adik Dean dengan mata yang memerah. Setelah pulang dari pusat perbelanjaan, Lucia langsung meminta Dean untuk mengantarnya ke rumah sakit tempat Bernice dirawat. Setelah itu, Dean mengantar ibunya untuk pulang ke apartemen. Jadi saat ini, mereka hanya berdua. "Jensen tidak akan kembali. Dia sudah memiliki kehidupan baru dengan orang lain. Tolong relakan dia. Aku yakin suatu saat nanti, kau akan menemukan pria yang tulus mencintaimu," ucap Lucia dengan suara bergetar. "Kau bisa melampiaskan kemarahanmu padaku, kapan pun kau mau. Aku berjanji akan menebus kesalahan kakakku seumur hidupku." Lucia tidak bisa lagi membendung air mata yang sejak tadi dia berusaha tahan. Tubuh bergetar, karena berusaha meredam suara tangisnya. "Akan kulakukan apa pun demi kesembuhanmu." Hening selama beberapa saat. Setelah itu, tiba-tiba saja Lucia mendengar suara lirih Bernice, "Kak, aku mau pulang." Lucia langs

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bonus Chapter (Pertemuan Lucia dengan Gevin)

    "Lucia, aku ke toilet dulu," kata Dean sambil berdiri. "Kau tunggu di sini dulu." "Baiklah." Saat ini, mereka sedang berada di restoran yang ada di pusat perbelanjaan di kota Bristol. Mereka baru saja dari rumah sakit sebelum ke sana. Rencananya mereka akan kembali ke kota Y tiga hari lagi. Itu sebabnya, mereka ke rumah sakit untuk berkonsultasi dengan Dokter kandungan sekaligus meminta surat izin untuk melakukan penerbangan jarak jauh. Untuk pulang ke negaranya, Dean sengaja menyewa seorang Dokter Kandungan selama mereka melakukan penerbangan, karena takut terjadi apa-apa dengan istrinya selama penerbangan. Beruntung Dean menggunakan jet pribadi. Jadi, segala sesuatunya sudah diurus sedemikian rupa demi kenyaman Lucia selama penerbangan. Sudah 4 hari Dean berada di Bristol. Jadi, dia harus segera kembali ke kota Y, dikarenakan banyak pekerjaan yang sudah menunggunya. Sebenarnya, Lucia masih ingin di Bristol menemani Bernice dan ibu mertuanya. Hanya saja, Dean melarangnya, karena

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 127 Fokus Pada Masa Depan (END)

    "Kau yakin tidak mau dirawat?" tanya Dean setelah keluar dari ruangan Dokter Kandungan. Mereka baru saja selesai memeriksakan kehamilan Lucia. Setelah istrinya bangun dan selesai sarapan, Dean langsung mengajaknya ke rumah sakit. Dia sangat khawatir dengan kondisi janin dalam perut istrinya, mengingat bagaimana semalam dia menggempur istrinya. Selain itu juga, Lucia belum pernah memeriksakan lagi kehamilannya semenjak mengetahui dirinya hamil seminggu yang lalu. Itu sebabnya, dia mengajak istrinya untuk memeriksakan kondisi kehamilannya. Lucia yang juga ingin tahu tentang janin dalam kandunganya, tidak menolak ketika Dean mengajaknya untuk ke rumah sakit. Lagi pula, dia memang sengaja menunggu Dean karena ingin memeriksakan kehamilannya bersama suaminya. "Aku baik-baik saja, Dean. Kau dengar sendiri bukan apa yang dikatakan oleh Dokter tadi?" Dean mengangguk ringan, kemudian tersenyum tipis. Setelah mengetahui tidak terjadi apa-apa dengan kandungan istrinya, dia baru bisa bernapas

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 126 Hamil

    "Bu, di mana istriku?" Dean bertanya sembari berjalan mendekati ibunya yang sedang duduk di sofa ruangan keluarga. Dean baru saja tiba di apartemen yang disewa ibunya selama tinggal di Bristol. "Dia di kamarnya," jawab Nyonya Arnetta. "Kenapa kau baru ke sini?"Dean menggulung lengan kemejanya setelah itu berkata, "Ada sedikit masalah di perusahaan. Jadi, terpaksa aku memundurkan penerbanganku.""Istrimu sudah menunggumu sejak dua hari yang lalu. Kasihan dia kecewa saat tahu kau tidak jadi ke sini. Sudah dua hari ini dia nampak sedih dan lesu."Dean sedikit terkejut mendengar itu. Pasalnya, setiap berkomunikasi dengan istrinya, Lucia tidak pernah menampilkan raut wajah sedih dan kecewa. "Apa dia sedang sakit?""Dia sedang tidak enak badan. Sejak kemarin dia—"Belum usai ibunya bicara, Dean langsung memotongnya setelah mendengar istrinya tidak enak badan. "Aku akan menemuinya.""Dean istrimu sedang ..."Dean bergegas menuju kamar yang ditempati Lucia tanpa menunggu penjelasan lengkap

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 125 Tidak Mau Menikah Dengannya

    "Di mana Carissa?" tanya Dean setelah asistennya masuk ke ruangan kerjanya."Sedang dalam perjalanan, Tuan.""Lalu Rebecca?""Sudah di tempat yang Tuan perintahkan."Dean berpikir sebentar, lalu berkata, "Tunggu di bawah. Aku hubungi istriku dulu."Nolan menjawab seraya mengangguk, kemudian keluar dari ruangan itu."Sayang, kau sedang apa?" tanya Dean setelah panggilan telponnya tersambung. "Baru selesai makan. Kau kapan ke sini?" Terdengar suara Lucia di ujung telpon."Belum tahu. Pekerjaanku masih banyak."Tidak terdengar apa pun di sebrang sana, hingga Dean kembali membuka suaranya, "Kenapa? Sudah merindukan aku?""Bekerjalah, aku tutup dulu telponnya."Tahu kalau istrinya sedang marah, Dean segera berbicara, "Aku akan ke sana lusa.""Benarkah?" Suara Lucia terdengar antusias, tidak lesu seperti sebelumnya. "Kau tidak berbohong, kan?""Tidak. Setelah urusanku selesai. Aku akan langsung terbang ke sana."Lucia terdengar memekik kegirangan. Sepertinya dia merasa sangat senang saat t

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 124 Permintaan Lucia

    "Sayang, makanlah. Ini sudah sore." Dean sedang berusaha membujuk istrinya untuk makan, karena sejak pulang dari rumah sakit, Lucia langsung mengurung diri kamar hotel. Dia terus berbaring sambil melamun.Sudah berkali-kali Dean mengajaknya untuk makan, tapi Lucia menolak. Alasannya, karena dia tidak selera makan. Akhirnya Dean membiarkan istrinya untuk sendiri dulu. Dia tahu kalau istrinya itu masih terkejut dengan dengan kondisi Bernice. Jadi, butuh waktu untuk menerima kenyataan yang ada."Aku belum lapar," jawab Lucia tanpa menoleh pada Dean. Lucia nampak sedang duduk di dekat dinding kaca kamarnya sembari menatap ke luar dengan tatapan kosong.Dean akhirnya menghampiri istrinya setelah meletakkan makanan yang tadi baru saja diambil dari atas nakas. "Tapi, kau harus tetap makan. Aku tidak mau kau sakit."Lucia memutar tubuhnya ke samping setelah suaminya berdiri tepat di sampingnya. "Nanti aku akan makan jika sudah lapar."Kau masih memikirkan Bernice?”Lucia mengangguk dengan waj

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 123 Menjadi Histeris

    "Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan meminta orang untuk mencarinya lagi." Dean akhirnya angkat bicara setelah melihat istrinya sejak tadi diam saja. Saat ini, mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat Bernice dirawat. Semenjak tidak berhasil mengikuti mobil hitam yang diduga dinaiki Jensen, Lucia menjandi murung. Entah apa yang ada di pikirannya, tapi dia lebih banyak diam sejak kemarin."Kita pasti bisa menemukannya. Jangan cemas lagi," ujar Dean sembari menatap istrinya yang duduk di sebelahnya."Aku tidak mencemaskannya, tapi aku marah padanya." Suara Lucia mulai terdengar bergetar. "Bagaimana bisa dia hidup tanpa beban setelah menghancurkan hidup Bernice." Mata Lucia pun mulai berkaca-kaca, dan tidak lama setelahnya, air matanya pun luruh begitu saja. Entah kenapa, belakangan ini, dia merasa sangat sensitif. Mudah sekali menangis. Padahal, dulu dia tidak begitu."Jika dia tidak peduli denganku, aku masih bisa memakluminya, tapi aku tidak bisa memaafkannya, karena

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 122 Melihat Jensen

    "Kenapa tidak tidur?" tanya Dean lembut usai menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya. "Tidak mengantuk?"Lucia menggeleng pelan seraya memainkan jemari tangannya di dada suaminya. Saat ini, dia sedang berbaring miring dengan kepala yang berada di lengan suaminya. Sementara itu, ada tangan Dean melingkar di pinggangnya."Tidur sebentar. Setelah itu kita makan di bawah."Bagaimanapun, mereka belum istirahat. Dia langsung mengajak istrinya ke rumah sakit tempat adiknya dirawat, setelah tiba di Bristol. Setelah itu, baru membawanya ke hotel. Bukannya membiarkan istrinya istirahat, dia justru menghajar istrinya tanpa ampun. Jadi, dia takut istrinya lelah."Aku tidak mengantuk."Lucia sudah lama tidur di pesawat. Jadi, wajar saja kalau tidak mengantuk. Meskipun dia merasa tubuhnya pegal, tapi matanya tidak mau terpejam."Tidak lelah?" tanya Dean seraya menunduk ke bawah untuk melihat wajah istrinya. "Tidak."Tidak?Dean nampak mengerutkan keningnya. Istrinya terlalu tanggguh atau sta

  • Dikejar Kembali oleh Tunangan Aroganku   Bab 121 Melepas Kerinduan

    Lucia mengurai pelukan Dean, mendongakkan kepada hingga netranya bertabrakan dengan mata hitam Dean. "Kau belum menjelaskan mengenai pertemuanmu dengan Carissa. Kenapa kau sering sekali bertemu dengannya di hotel berbeda?"Bukannya menjawab pertanyaan Lucia, Dean justru menarik senyuman sangat tipis di bibirnya, kemudian menggodan Lucia. "Kau sungguh berpikir aku memiliki hubungan dengan Carissa?""Sudahlah. Percuma saja bertanya padamu." Wajah Lucia nampak cemberut, dia mendorong dada suaminya dengan pelan. Saat dia akan bangkit, tangan Dean langsung menahan pinggangnya."Mau ke mana?""Tidak ke mana-mana," jawan Lucia acuh tak acuh."Masih cemburu dengannya?" tanya Dean seraya mengamati eskpresi istrinya. Tatapannya begitu lekat hingga membuat Lucia menjadi salah tingkah.Melihat Lucia bungkam, Dean kembali tersenyum tipis. "Aku tidak memiliki hubungan apa-apa dengan Carissa. Aku bertemu dengannya, karena ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya.""Hal penting apa?"Dean m

DMCA.com Protection Status