Beranda / Romansa / Dikejar Dua CEO Tampan / Cara Terbaik Untuk Menolak

Share

Cara Terbaik Untuk Menolak

Penulis: Capung
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Alluna menahan napas. Mata keduanya demikian dekat. Alluna bahkan bisa menangkap seluruh sisi Ghani dengan sangat sempurna. Wajahnya yang mulus, alis matanya yang tebal sampai di ujung mata. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis berkilat sedikit kemerahan. Di sisi dagunya ada jambang-jambang kecil. Mata lelaki itu bulat campuran antara cokelat muda dan tua.

Ghani mendekat lagi, mencoba menutup jarak antara mereka. Mata Ghani terkunci pada bibir Alluna yang tampak sedikit terbuka. Dengan warna merah berkilat karena lipstik. Bibir itu sensual. Ghani tidak bisa melupakan ciuman lembut yang dia rasakan ketika gadis itu menciumnya di Bar, membuat degup aneh bergerak-gerak di dalam dadanya. Sudah lama sekali Ghani tidak mencium bibir perempuan, dan dia merasa haus akan hal tersebut.

Dalam posisi sama-sama berada di atas sofa, dengan posisi yang sangat tidak menguntungkan bagi Alluna, dan tentu saja lebih menguntungkan bagi Ghani. Ghani kemudian menggerakkan tangannya, menyentuh pipi Alluna, lalu dia mendekat dan kemudian meletakkan bibirnya di bibir Alluna.

Semua terasa kosong. Hanya terdengar degup jantung keduanya. Alluna mencoba untuk mengatupkan bibirnya, tapi Ghani dengan lidahnya memaksa Alluna membuka mulut, membiarkan lidah Ghani masuk dan mengecap lidahnya.

Manis, itu rasa yang yang dikecap Alluna ketika Ghani menciumnya dengan dalam dan hangat. Lalu, Ghani mendorong tubuh Alluna hingga tubuh gadis itu rebah di atas sofa. Alluna hendak mendorong tubuh Ghani agar menjauh, tapi lelaki itu dengan sigap mengunci tangan Alluna dan menariknya ke atas membuat Alluna tidak berdaya dan hanya bisa menerima ciuman penuh gelora itu berkali-kali dan berkali-kali.

Dua menit, ciuman itu akhirnya berhenti. Alluna segera mengerakkan tangannya untuk memberontak tepat ketika pegangan Ghani melonggar setelah mencium Alluna. Setelah berhasil membebaskan satu tangan, dengan satu tangannya, Alluna mendorong tubuh Ghani menjauh darinya. Napas gadis itu tersengal.

Alluna memperbaiki posisi tubuhnya, dia segera mundur sampai sisi sofa yang diujung terantuk di punggungnya.

Mata Ghani tidak fokus karena berusaha menahan napsunya sendiri. Sedang, Alluna matanya mulai berair karena merasa malu dan marah.

"Ap…apa yang anda lakukan…." bisik Alluna dengan nada marah.

Ghani mendesah, dia segera memijit-mijit dahinya yang terasa berdenyut. Sepertinya kemarahan malah membuatnya melakukan sesuatu melampaui batas.

"Maaf….. Maaf….. aku kelepasan…." ucap Ghani ketika menatap mata Alluna yang terluka.

Alluna kemudian menggosok tangannya ke bibirnya dengan sangat keras. Dia merasa marah, kali ini sungguh-sungguh marah.

"Anda, yang anda lakukan pada saya sangat kejam…." ucap Alluna dengan suara rendah yang menusuk. Alluna ingin berteriak, dan memecahkan keheningan. Bahkan kalau bisa membuat kehebohan.

Apa yang dilakukan oleh sang bos sudah melebihi batas. Rasanya Alluna sudah menerima hukumannya ketika nekat melakukan aksi ciuman random. Dia sudah merasa membayarnya dengan tuntas ketika lelaki itu menciumnya di hari pertama dirinya bekerja.

Ghani berdiri terlihat gusar, lalu kemudian mencoba mendekat ke arah Alluna. Alluna dengan cepat menggeser tubuhnya menjauh dari Ghani. Menjaga jarak adalah yang terbaik.

"Luna, maaf. Yang tadi, aku memang keterlaluan. Aku seharusnya tidak seperti itu…"

"harusnya anda memikirkannya sebelum melakukannya!" ucap Alluna dengan tegas, lalu gadis itu segera mengusap satu tangannya untuk menghapus air matanya yang sudah mengalir tak tertahankan. Dengan segera gadis itu lantas melewati tubuh Ghani sambil menyenggol sebelah tubuh Ghani dengan keras sebagai bentuk protes.

Alluna berdiri sesaat di depan pintu. Mengusap air matanya dan memastikan bahwa air matanya tidak terlihat. Lalu dengan segera dia membuka pintu dan tidak membiarkan Ghani menghentikannya.

Ghani terdiam, mengusap wajahnya dengan kasar dan berputar gusar. Dia segera meleparkan dirinya ke atas sofa dan kemudian merasa menyesal karena terlalu berlebihan.

Belakangan ini, sejak Alluna datang dia mulai bertindak tidak rasional. Menggoda gadis itu, menyudutkannya sampai ke dasar jurang dan bahkan menciumnya dengan cara seperti itu, di atas sofa kantornya pula. Apa yang ada di benaknya?!

Ghani mendorong kepalanya ke atas sofa dengan keras. Dia beberapa kali menghela napas. Wajah Alluna terbayang tepat di benaknya. Matanya yang berwarna hitam, alisnya yang tebal, hidungnya yang bangir, bibirnya yang kecil dengan kelopak bibir yang merekah sensual. Gadis itu memang cantik. Wajar saja kalau lelaki dari divisi Marketing itu menaruh hati padanya. Bahkan, mungkin dikalangan cowok-cowok di divisi Chara pun bisa saja tertarik padanya. Gadis itu memiliki magnet yang aneh. Magnet berupa kepolosan dan kesantunan yang dijadikan satu.

Harusnya ini hanya berupa game semata, dan tidak perlu melebar menjadi seperti ini. Ghani merasa bersalah.

**

Alluna memutuskan untuk menyembunyikan apa yang terjadi padanya tadi. Dia keluar dari pintu ruangan sang bos dan berjalan melewati Kira yang tengah menyortir kertas-kertas. Kira hanya melihatnya melewati ujung mata saja sebelum kembali tenggelam dalam pekerjaannya. Alluna berjalan dengan perasaan terguncang. Bingung apa yang harus dia lakukan.

Dengan langkah gontai Alluna berjalan menuju ruang divisinya. Hendra tengah berbicara dengan Iwan mengenai desain karakter yang baru saja dibuat Iwan. ketika Alluna datang dengan langkah gontai, Hendra yang sedari tadi memperhatikan Alluna segera mendekat.

"Apa yang terjadi Luna? Kenapa kamu terlihat tidak bersemangat?" tanya Hendra sambil mendekat ke arah Alluna.

Alluna hanya melemparkan senyum kecil, lalu menggeleng pelan, "enggk apa-apa kok mas." ucap Alluna sambil berjalan kembali ke mejanya. Tapi sepertinya jawaban Alluna tidak memuaskan perasaan Hendra. Dengan cepat lelaki itu mendekat ke arah meja Alluna dan bertanya dengan suara rendah.

"Apa kamu dimarahin sama Pak Ghani?"

Alluna mengangkat kepalanya, sedikit terkejut. Dia segera meggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak kok mas. Tidak ada apa-apa. Tadi Pak Ghani hanya menanyakan apa…ng, apa aku kerasan kerja disini, itu aja kok mas…" ucap Alluna mencoba berkilah. Memangnya apa yang bisa dia lakukan selain berbohong. Masa dia harus bercerita bahwa baru saja di dalam kantor pak Ghani baru saja menyerangnya.

Mendengar penjelasan Alluna, Hendra terlihat tercenung dan diam sesaat. Alluna merasa lega, sepertinya dia sudah berhasil meyakinkan Hendra. Gadis itu lalu mencoba untuk mengambil pensil stylusnya dan hendak kembali menggambar sebelum kemudian Hendra berkata heran.

"Aneh, Pak Ghani itu bukan tipe pimpinan yang sebegitu perhatiannya pada karyawan baru. Aku jadi heran juga perhatiannya padamu Lun….." ucap Hendra sambil mengais-ngais jenggotnya yang tipis, "Padahal Pak Ghani itu terkenal sebagai pimpinan dingin bagai iblis es. Dia tidak pernah tertarik memperhatikan karyawan, apalagi karyawan baru…"

Sesaat tubuh Alluna terpatri diam karena kaget. Seperti ada sengatan listrik yang mengaliri tubuhnya dengan cepat sampai membuat Otak Alluna beku ketika mencoba mencari alasan baru. Sial! Alasannya malah menimbulkan kecurigaan baru.

Bab terkait

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Membara

    "Luna, kau mau bareng pulangnya?" tanya Anya ketika menghampiri meja Alluna. Gadis itu sudah memegang tasnya dan menyampirkan di sisi pundaknya. Ruri yang berada di belakangnya menunggu sambil merapihkan rambutnya dengan sisir.Luna menghentikan pekerjaannya, dia segera mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Anya, "Sepertinya aku masih harus merapihkan pekerjaanku Nya." sahut Alluna dengan wajah seperti memelas. Pekerjaan yang diberikan Hendra tadi belum berhasil dia selesaikan tepat waktu."Oke kalau begitu, aku duluan ya." sahut Anya sambil menunjuk ke arah Ruri, "Ruri sudah menungguku."Alluna mengacungkan jempolnya. Anya kemudian berjalan meninggalkan meja Alluna dan menggandeng tangan Ruri untuk meninggalkan lorong kantor menuju lift.Iwan, Sean dan Giring juga tengah bersiap. Hendra masih sibuk menggambar di meja komputernya. Sean mendekati Hendra."Bro, jadi nggak kita nongkrong?" tanya Sean.Hendra melihat ke arah jam tangannya, dia segera menggeliat dan kemudian bergerak me

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Tantangan Seumur Hidup

    "kita putar botol ini, yang diarahkan moncong botol ini, dia yang menerima tantangan, gimana? Truth or dare!!!" Tantang Lestari sambil menunjuk pada ujung botol minuman Bir bintang yang sudah habis dilibasnya.Empat temannya saling berpandangan, lalu lestari mengerling ke arah Alluna. Meminta ijin gadis itu. Hari ini memang harinya Alluna. Hari ini Alluna merayakan hari penerimaan pertamanya di kantor idamannya, sebuah perusahaan desain game, PT Virtual Arc. Sebuah perusahaan game yang bergerak dalam desain game yang tengah populer saat ini, TREASURE.Untuk merayakan keberhasilan Alluna karena diterima di perusahaan bonafit yang diimpikan, sohib-sohib karibnya di SMA pergi ke klub di hari kamis-hari ladys night.Mereka berlima yang terdiri dari Lestari, Imuy, Amba, Sinar dan Alluna memakai pakaian paling cantik dan mengambil satu meja khusus untuk mereka berlima.Mula-mula mereka memperhatikan para pengunjung, lalu bergosip, kemudian timbullah ide untuk melakukan permainan truth or da

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Kejutan

    Alluna membelakakan mata, dia tidak menyangka bahwa lelaki asing yang diciumnya itu malah membalas ciumannya. Dan sialnya lagi, lelaki itu adalah seorang pencium yang handal!Eh, memangnya boleh menyebut ciuman kayak gitu handal! Harusnya cowok jenis ini dikategorikan sebagai Playboy. Kalau ciuman nya sebagus ini, cowok ini pasti sudah banyak pengalaman.Satu menit, keduanya berciuman selama satu menit, dan rasanya napas Alluna nyaris habis akibat ciuman tanpa jeda itu.Lelaki asing itu mendekap pinggang Alluna dengan ketat, seolah memenjara Alluna agar tidak bisa kabur begitu saja.Alluna langsung mendorong tubuh lelaki itu ketika sang orang asing hendak melanjutkan ciuman ronde kedua.Dia gila!Lelaki itu menatap ke arah Alluna, lalu tersungging senyum, "Apa kita tidak melanjutkannya lagi?" Godanya.Alluna mendelik ke arah laki-laki itu, pengennya dia menceramahi lelaki itu, namun kemudian Luna mengurungkan niatnya. Yang mula-mula mencium kan memang dirinya. Jadi, gadis itu langsung

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Ciuman Kedua

    Tidak biasanya Ghani berdiri menyambut staf baru, biasanya dia hanya melihat dari balik mejanya, tanpa berdiri, berdialok sebentar lalu kemudian dia akan menyuruh staf baru itu keluar untuk segera bergabung dengan timnya. Namun, kali ini berbeda. Ghani berdiri dari duduknya, lantas dia keluar dari balik mejanya dan mengancingkan jas miliknya. Matanya menyapu Alluna dengan seksama membuat gadis itu merasa rikuh.“Siapa namamu?” tanya Ghani sebelum Hendra memperkenalkan diri.“Saya Alluna Pak.”“Hm, Alluna…Luna…pasti panggilanmu Luna?”Alluna yang dari tadi jantungnya berdegup-degup tidak terkendali berusaha menahan diri. Gadis itu mengangguk ketika Ghani menyebutkan nama panggilannya. Mata Ghani masih menatapi Alluna, seolah tengah memindai keseluruhan gadis itu, bahkan Luna merasa mata itu seolah menembus sampai ke organ terdalamnya.Ghani mengulum senyum, lalu dia menggerakkan tangannya pada Hendra, “Hen, kamu keluar dulu, ada yang mau aku tanyakan pada staf baru kita ini.” ucap Gha

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Serangan Dadakan

    Alluna langsung mendorong tubuh Ghani menjauh. Wajah Alluna makin memerah, lalu dia langsung mengapus bibirnya dengan lengannya.“Pak!!” seru Alluna dengan panik.“Kan sudah saya bilang tadi, kalau kamu salah menjawab, hukumannya adalah ciuman. Seperti permainanmu bukan?”“Bapak tidak bisa begitu, itu pelecehan namanya!” kali ini Alluna menjawab dengan galak.“Oh, pelecehan? Berarti harusnya yang kamu lakukan pada saya saat itu juga disebut pelecehan tentunya. Mendadak menepuk pundak orang lantas menyerang dengan ciuman begitu saja. Apa kamu pikir itu bukan pelecehan. Jangan kamu pikir hanya perempuan yang bisa menyebut pelecehan, lelaki juga bisa!” Ghani berkata galak dan ucapannya berhasil membuat Alluna terdiam.“Dengar, permainan ini kamu yang mulai, maka aku akan meneruskannya. Selama kamu bekerja ditempat ini, kamu tidak akan bisa menghindari permainan ini. Aku yang bertanya dan kamu menjawab. Bila jawaban kamu melenceng atau salah, maka hukumannya sebuah ciuman!”Alluna bingung

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Teman Satu Tim

    “Iya, bos kita itu, ganteng-ganteng nakutin!” ucap Anya yang bisa merasakan horornya perasaan Ruri. Mereka berdua bukan tanpa alasan jelas untuk tidak takut pada Ghani. Keduanya pernah kena semprot sang boss yang sampai membuat mereka lari ke toilet buat nangis-nangis.Ghani Tenggara, punya wajah yang rupawan, namun sifatnya laksana Iblis kejam. Ketus, tegas dan tempramen, itu kesan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Hanya saja, memang bisnis miliknya luar biasa maju pesat. Entah keberuntungan apa yang dimiliki sang CEO. Padahal sikapnya buruk, namun dia selalu bisa membawa semua usahanya maju dan unggul.“Udah enggak ada kan doi?” tanya Anya lagi.“Gue serem satu lift sama dia, bisa-bisa sampai takutnya, gue lupa napas.” komen Ruri yang langsung disahuti dengan tawa Anya.“Kamu itu ya Ri!” ucap Anya sambil memegang pinggang, “Gimana, mau balik ke lift lagi?”“Enggak ah, kapok, lewat tangga aja.”“Serius lho, tangga kan lumayan. Udah ah, si bos juga palingan udah pergi makan siang ju

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Tipu Daya

    Ghani menciumnya hanya di kening. Alluna membuka sebelah matanya, dan wajah Ghani teramat dekat dengannya.Ghani yang melihat wajah Alluna yang pucat langsung tertawa keras.Ternyata bisa melihat beragam wajah Alluna itu sangat menyenangkan. Ketakutannya, kecemasannya, wajah malunya. Semua menggemaskan. Ghani jadi tidak tega untuk mencium bibir Alluna. Makanya, sebagai gantinya, dia mencium kening gadis itu. Agar dirinya tidak disangka serigala atau predator."Eh? Dikening?"Ghani tampak berkacak pinggang, "Kamu tidak puas? Mau dibibir lagi?""Enggak…enggak pak!" Alluna langsung menggeleng sekuat-kuatnya membuat Ghani menjadi gemas sendiri. Kenapa kok cewek ini terlihat imut dimatanya."Ini namanya menyerang Pak…" Alluna langsung berkomentar."Apa kamu bilang?""Menyerang. Bapak menyerang karyawati bapak sendiri." sekarang Alluna berani bersuara."Kalau kamu tidak suka, kamu bisa berhenti dari tempat ini. Sudah saya bilang diawal kan, saya hanya meneruskan permainan yang sudah kamu mu

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Serangan Sang Bos

    "Apa yang kalian bicarakan?" tanya Ghani sambil menatap dua pekerjanya.Amar dan Anya saling pandang."Aku ulang, apa yang kalian bicarakan?" Ghani mengulang ucapannya. Suaranya tetap tenang, namun kedua karyawannya merasakan sesuatu menusuk."Tidak Pak, ini hanya soal karyawan di divisi Chara Pak." ucap Amar mencoba untuk jujur.Ghani menaikkan satu alisnya, "Memang kenapa dengan karyawan di divisi Chara?""Saya…saya hanya mencoba untuk meminta nomor kontaknya Pak." jawab Amar dengan nada suara gugup.Ghani sekarang memutar tubuhnya menghadap dua karyawannya. Binar matanya berkilat mengancam. Amar bahkan dapat merasakan bulu-bulu halus tangannya meremang.Mendadak suara isyarat dari pintu lift yang akan terbuka berbunyi. Kedua orang tersebut saling berpandangan ketika Ghani menghadapkan wajahnya ke arah pintu lift yang terbuka. Di depan pintu lift beberapa orang menunggu dan terkejut melihat Ghani ada di dalam lift."Maaf Pak, kami permisi dulu." Anya segera mengangguk dan mencoba me

Bab terbaru

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Membara

    "Luna, kau mau bareng pulangnya?" tanya Anya ketika menghampiri meja Alluna. Gadis itu sudah memegang tasnya dan menyampirkan di sisi pundaknya. Ruri yang berada di belakangnya menunggu sambil merapihkan rambutnya dengan sisir.Luna menghentikan pekerjaannya, dia segera mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Anya, "Sepertinya aku masih harus merapihkan pekerjaanku Nya." sahut Alluna dengan wajah seperti memelas. Pekerjaan yang diberikan Hendra tadi belum berhasil dia selesaikan tepat waktu."Oke kalau begitu, aku duluan ya." sahut Anya sambil menunjuk ke arah Ruri, "Ruri sudah menungguku."Alluna mengacungkan jempolnya. Anya kemudian berjalan meninggalkan meja Alluna dan menggandeng tangan Ruri untuk meninggalkan lorong kantor menuju lift.Iwan, Sean dan Giring juga tengah bersiap. Hendra masih sibuk menggambar di meja komputernya. Sean mendekati Hendra."Bro, jadi nggak kita nongkrong?" tanya Sean.Hendra melihat ke arah jam tangannya, dia segera menggeliat dan kemudian bergerak me

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Cara Terbaik Untuk Menolak

    Alluna menahan napas. Mata keduanya demikian dekat. Alluna bahkan bisa menangkap seluruh sisi Ghani dengan sangat sempurna. Wajahnya yang mulus, alis matanya yang tebal sampai di ujung mata. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis berkilat sedikit kemerahan. Di sisi dagunya ada jambang-jambang kecil. Mata lelaki itu bulat campuran antara cokelat muda dan tua.Ghani mendekat lagi, mencoba menutup jarak antara mereka. Mata Ghani terkunci pada bibir Alluna yang tampak sedikit terbuka. Dengan warna merah berkilat karena lipstik. Bibir itu sensual. Ghani tidak bisa melupakan ciuman lembut yang dia rasakan ketika gadis itu menciumnya di Bar, membuat degup aneh bergerak-gerak di dalam dadanya. Sudah lama sekali Ghani tidak mencium bibir perempuan, dan dia merasa haus akan hal tersebut.Dalam posisi sama-sama berada di atas sofa, dengan posisi yang sangat tidak menguntungkan bagi Alluna, dan tentu saja lebih menguntungkan bagi Ghani. Ghani kemudian menggerakkan tangannya, menyentuh pipi A

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Serangan Sang Bos

    "Apa yang kalian bicarakan?" tanya Ghani sambil menatap dua pekerjanya.Amar dan Anya saling pandang."Aku ulang, apa yang kalian bicarakan?" Ghani mengulang ucapannya. Suaranya tetap tenang, namun kedua karyawannya merasakan sesuatu menusuk."Tidak Pak, ini hanya soal karyawan di divisi Chara Pak." ucap Amar mencoba untuk jujur.Ghani menaikkan satu alisnya, "Memang kenapa dengan karyawan di divisi Chara?""Saya…saya hanya mencoba untuk meminta nomor kontaknya Pak." jawab Amar dengan nada suara gugup.Ghani sekarang memutar tubuhnya menghadap dua karyawannya. Binar matanya berkilat mengancam. Amar bahkan dapat merasakan bulu-bulu halus tangannya meremang.Mendadak suara isyarat dari pintu lift yang akan terbuka berbunyi. Kedua orang tersebut saling berpandangan ketika Ghani menghadapkan wajahnya ke arah pintu lift yang terbuka. Di depan pintu lift beberapa orang menunggu dan terkejut melihat Ghani ada di dalam lift."Maaf Pak, kami permisi dulu." Anya segera mengangguk dan mencoba me

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Tipu Daya

    Ghani menciumnya hanya di kening. Alluna membuka sebelah matanya, dan wajah Ghani teramat dekat dengannya.Ghani yang melihat wajah Alluna yang pucat langsung tertawa keras.Ternyata bisa melihat beragam wajah Alluna itu sangat menyenangkan. Ketakutannya, kecemasannya, wajah malunya. Semua menggemaskan. Ghani jadi tidak tega untuk mencium bibir Alluna. Makanya, sebagai gantinya, dia mencium kening gadis itu. Agar dirinya tidak disangka serigala atau predator."Eh? Dikening?"Ghani tampak berkacak pinggang, "Kamu tidak puas? Mau dibibir lagi?""Enggak…enggak pak!" Alluna langsung menggeleng sekuat-kuatnya membuat Ghani menjadi gemas sendiri. Kenapa kok cewek ini terlihat imut dimatanya."Ini namanya menyerang Pak…" Alluna langsung berkomentar."Apa kamu bilang?""Menyerang. Bapak menyerang karyawati bapak sendiri." sekarang Alluna berani bersuara."Kalau kamu tidak suka, kamu bisa berhenti dari tempat ini. Sudah saya bilang diawal kan, saya hanya meneruskan permainan yang sudah kamu mu

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Teman Satu Tim

    “Iya, bos kita itu, ganteng-ganteng nakutin!” ucap Anya yang bisa merasakan horornya perasaan Ruri. Mereka berdua bukan tanpa alasan jelas untuk tidak takut pada Ghani. Keduanya pernah kena semprot sang boss yang sampai membuat mereka lari ke toilet buat nangis-nangis.Ghani Tenggara, punya wajah yang rupawan, namun sifatnya laksana Iblis kejam. Ketus, tegas dan tempramen, itu kesan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Hanya saja, memang bisnis miliknya luar biasa maju pesat. Entah keberuntungan apa yang dimiliki sang CEO. Padahal sikapnya buruk, namun dia selalu bisa membawa semua usahanya maju dan unggul.“Udah enggak ada kan doi?” tanya Anya lagi.“Gue serem satu lift sama dia, bisa-bisa sampai takutnya, gue lupa napas.” komen Ruri yang langsung disahuti dengan tawa Anya.“Kamu itu ya Ri!” ucap Anya sambil memegang pinggang, “Gimana, mau balik ke lift lagi?”“Enggak ah, kapok, lewat tangga aja.”“Serius lho, tangga kan lumayan. Udah ah, si bos juga palingan udah pergi makan siang ju

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Serangan Dadakan

    Alluna langsung mendorong tubuh Ghani menjauh. Wajah Alluna makin memerah, lalu dia langsung mengapus bibirnya dengan lengannya.“Pak!!” seru Alluna dengan panik.“Kan sudah saya bilang tadi, kalau kamu salah menjawab, hukumannya adalah ciuman. Seperti permainanmu bukan?”“Bapak tidak bisa begitu, itu pelecehan namanya!” kali ini Alluna menjawab dengan galak.“Oh, pelecehan? Berarti harusnya yang kamu lakukan pada saya saat itu juga disebut pelecehan tentunya. Mendadak menepuk pundak orang lantas menyerang dengan ciuman begitu saja. Apa kamu pikir itu bukan pelecehan. Jangan kamu pikir hanya perempuan yang bisa menyebut pelecehan, lelaki juga bisa!” Ghani berkata galak dan ucapannya berhasil membuat Alluna terdiam.“Dengar, permainan ini kamu yang mulai, maka aku akan meneruskannya. Selama kamu bekerja ditempat ini, kamu tidak akan bisa menghindari permainan ini. Aku yang bertanya dan kamu menjawab. Bila jawaban kamu melenceng atau salah, maka hukumannya sebuah ciuman!”Alluna bingung

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Ciuman Kedua

    Tidak biasanya Ghani berdiri menyambut staf baru, biasanya dia hanya melihat dari balik mejanya, tanpa berdiri, berdialok sebentar lalu kemudian dia akan menyuruh staf baru itu keluar untuk segera bergabung dengan timnya. Namun, kali ini berbeda. Ghani berdiri dari duduknya, lantas dia keluar dari balik mejanya dan mengancingkan jas miliknya. Matanya menyapu Alluna dengan seksama membuat gadis itu merasa rikuh.“Siapa namamu?” tanya Ghani sebelum Hendra memperkenalkan diri.“Saya Alluna Pak.”“Hm, Alluna…Luna…pasti panggilanmu Luna?”Alluna yang dari tadi jantungnya berdegup-degup tidak terkendali berusaha menahan diri. Gadis itu mengangguk ketika Ghani menyebutkan nama panggilannya. Mata Ghani masih menatapi Alluna, seolah tengah memindai keseluruhan gadis itu, bahkan Luna merasa mata itu seolah menembus sampai ke organ terdalamnya.Ghani mengulum senyum, lalu dia menggerakkan tangannya pada Hendra, “Hen, kamu keluar dulu, ada yang mau aku tanyakan pada staf baru kita ini.” ucap Gha

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Kejutan

    Alluna membelakakan mata, dia tidak menyangka bahwa lelaki asing yang diciumnya itu malah membalas ciumannya. Dan sialnya lagi, lelaki itu adalah seorang pencium yang handal!Eh, memangnya boleh menyebut ciuman kayak gitu handal! Harusnya cowok jenis ini dikategorikan sebagai Playboy. Kalau ciuman nya sebagus ini, cowok ini pasti sudah banyak pengalaman.Satu menit, keduanya berciuman selama satu menit, dan rasanya napas Alluna nyaris habis akibat ciuman tanpa jeda itu.Lelaki asing itu mendekap pinggang Alluna dengan ketat, seolah memenjara Alluna agar tidak bisa kabur begitu saja.Alluna langsung mendorong tubuh lelaki itu ketika sang orang asing hendak melanjutkan ciuman ronde kedua.Dia gila!Lelaki itu menatap ke arah Alluna, lalu tersungging senyum, "Apa kita tidak melanjutkannya lagi?" Godanya.Alluna mendelik ke arah laki-laki itu, pengennya dia menceramahi lelaki itu, namun kemudian Luna mengurungkan niatnya. Yang mula-mula mencium kan memang dirinya. Jadi, gadis itu langsung

  • Dikejar Dua CEO Tampan   Tantangan Seumur Hidup

    "kita putar botol ini, yang diarahkan moncong botol ini, dia yang menerima tantangan, gimana? Truth or dare!!!" Tantang Lestari sambil menunjuk pada ujung botol minuman Bir bintang yang sudah habis dilibasnya.Empat temannya saling berpandangan, lalu lestari mengerling ke arah Alluna. Meminta ijin gadis itu. Hari ini memang harinya Alluna. Hari ini Alluna merayakan hari penerimaan pertamanya di kantor idamannya, sebuah perusahaan desain game, PT Virtual Arc. Sebuah perusahaan game yang bergerak dalam desain game yang tengah populer saat ini, TREASURE.Untuk merayakan keberhasilan Alluna karena diterima di perusahaan bonafit yang diimpikan, sohib-sohib karibnya di SMA pergi ke klub di hari kamis-hari ladys night.Mereka berlima yang terdiri dari Lestari, Imuy, Amba, Sinar dan Alluna memakai pakaian paling cantik dan mengambil satu meja khusus untuk mereka berlima.Mula-mula mereka memperhatikan para pengunjung, lalu bergosip, kemudian timbullah ide untuk melakukan permainan truth or da

DMCA.com Protection Status