Chapter: Membara"Luna, kau mau bareng pulangnya?" tanya Anya ketika menghampiri meja Alluna. Gadis itu sudah memegang tasnya dan menyampirkan di sisi pundaknya. Ruri yang berada di belakangnya menunggu sambil merapihkan rambutnya dengan sisir.Luna menghentikan pekerjaannya, dia segera mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Anya, "Sepertinya aku masih harus merapihkan pekerjaanku Nya." sahut Alluna dengan wajah seperti memelas. Pekerjaan yang diberikan Hendra tadi belum berhasil dia selesaikan tepat waktu."Oke kalau begitu, aku duluan ya." sahut Anya sambil menunjuk ke arah Ruri, "Ruri sudah menungguku."Alluna mengacungkan jempolnya. Anya kemudian berjalan meninggalkan meja Alluna dan menggandeng tangan Ruri untuk meninggalkan lorong kantor menuju lift.Iwan, Sean dan Giring juga tengah bersiap. Hendra masih sibuk menggambar di meja komputernya. Sean mendekati Hendra."Bro, jadi nggak kita nongkrong?" tanya Sean.Hendra melihat ke arah jam tangannya, dia segera menggeliat dan kemudian bergerak me
Terakhir Diperbarui: 2023-10-13
Chapter: Cara Terbaik Untuk MenolakAlluna menahan napas. Mata keduanya demikian dekat. Alluna bahkan bisa menangkap seluruh sisi Ghani dengan sangat sempurna. Wajahnya yang mulus, alis matanya yang tebal sampai di ujung mata. Hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis berkilat sedikit kemerahan. Di sisi dagunya ada jambang-jambang kecil. Mata lelaki itu bulat campuran antara cokelat muda dan tua.Ghani mendekat lagi, mencoba menutup jarak antara mereka. Mata Ghani terkunci pada bibir Alluna yang tampak sedikit terbuka. Dengan warna merah berkilat karena lipstik. Bibir itu sensual. Ghani tidak bisa melupakan ciuman lembut yang dia rasakan ketika gadis itu menciumnya di Bar, membuat degup aneh bergerak-gerak di dalam dadanya. Sudah lama sekali Ghani tidak mencium bibir perempuan, dan dia merasa haus akan hal tersebut.Dalam posisi sama-sama berada di atas sofa, dengan posisi yang sangat tidak menguntungkan bagi Alluna, dan tentu saja lebih menguntungkan bagi Ghani. Ghani kemudian menggerakkan tangannya, menyentuh pipi A
Terakhir Diperbarui: 2023-10-13
Chapter: Serangan Sang Bos"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Ghani sambil menatap dua pekerjanya.Amar dan Anya saling pandang."Aku ulang, apa yang kalian bicarakan?" Ghani mengulang ucapannya. Suaranya tetap tenang, namun kedua karyawannya merasakan sesuatu menusuk."Tidak Pak, ini hanya soal karyawan di divisi Chara Pak." ucap Amar mencoba untuk jujur.Ghani menaikkan satu alisnya, "Memang kenapa dengan karyawan di divisi Chara?""Saya…saya hanya mencoba untuk meminta nomor kontaknya Pak." jawab Amar dengan nada suara gugup.Ghani sekarang memutar tubuhnya menghadap dua karyawannya. Binar matanya berkilat mengancam. Amar bahkan dapat merasakan bulu-bulu halus tangannya meremang.Mendadak suara isyarat dari pintu lift yang akan terbuka berbunyi. Kedua orang tersebut saling berpandangan ketika Ghani menghadapkan wajahnya ke arah pintu lift yang terbuka. Di depan pintu lift beberapa orang menunggu dan terkejut melihat Ghani ada di dalam lift."Maaf Pak, kami permisi dulu." Anya segera mengangguk dan mencoba me
Terakhir Diperbarui: 2023-10-12
Chapter: Tipu DayaGhani menciumnya hanya di kening. Alluna membuka sebelah matanya, dan wajah Ghani teramat dekat dengannya.Ghani yang melihat wajah Alluna yang pucat langsung tertawa keras.Ternyata bisa melihat beragam wajah Alluna itu sangat menyenangkan. Ketakutannya, kecemasannya, wajah malunya. Semua menggemaskan. Ghani jadi tidak tega untuk mencium bibir Alluna. Makanya, sebagai gantinya, dia mencium kening gadis itu. Agar dirinya tidak disangka serigala atau predator."Eh? Dikening?"Ghani tampak berkacak pinggang, "Kamu tidak puas? Mau dibibir lagi?""Enggak…enggak pak!" Alluna langsung menggeleng sekuat-kuatnya membuat Ghani menjadi gemas sendiri. Kenapa kok cewek ini terlihat imut dimatanya."Ini namanya menyerang Pak…" Alluna langsung berkomentar."Apa kamu bilang?""Menyerang. Bapak menyerang karyawati bapak sendiri." sekarang Alluna berani bersuara."Kalau kamu tidak suka, kamu bisa berhenti dari tempat ini. Sudah saya bilang diawal kan, saya hanya meneruskan permainan yang sudah kamu mu
Terakhir Diperbarui: 2023-10-12
Chapter: Teman Satu Tim“Iya, bos kita itu, ganteng-ganteng nakutin!” ucap Anya yang bisa merasakan horornya perasaan Ruri. Mereka berdua bukan tanpa alasan jelas untuk tidak takut pada Ghani. Keduanya pernah kena semprot sang boss yang sampai membuat mereka lari ke toilet buat nangis-nangis.Ghani Tenggara, punya wajah yang rupawan, namun sifatnya laksana Iblis kejam. Ketus, tegas dan tempramen, itu kesan yang dimiliki oleh para pekerjanya. Hanya saja, memang bisnis miliknya luar biasa maju pesat. Entah keberuntungan apa yang dimiliki sang CEO. Padahal sikapnya buruk, namun dia selalu bisa membawa semua usahanya maju dan unggul.“Udah enggak ada kan doi?” tanya Anya lagi.“Gue serem satu lift sama dia, bisa-bisa sampai takutnya, gue lupa napas.” komen Ruri yang langsung disahuti dengan tawa Anya.“Kamu itu ya Ri!” ucap Anya sambil memegang pinggang, “Gimana, mau balik ke lift lagi?”“Enggak ah, kapok, lewat tangga aja.”“Serius lho, tangga kan lumayan. Udah ah, si bos juga palingan udah pergi makan siang ju
Terakhir Diperbarui: 2023-09-27
Chapter: Serangan DadakanAlluna langsung mendorong tubuh Ghani menjauh. Wajah Alluna makin memerah, lalu dia langsung mengapus bibirnya dengan lengannya.“Pak!!” seru Alluna dengan panik.“Kan sudah saya bilang tadi, kalau kamu salah menjawab, hukumannya adalah ciuman. Seperti permainanmu bukan?”“Bapak tidak bisa begitu, itu pelecehan namanya!” kali ini Alluna menjawab dengan galak.“Oh, pelecehan? Berarti harusnya yang kamu lakukan pada saya saat itu juga disebut pelecehan tentunya. Mendadak menepuk pundak orang lantas menyerang dengan ciuman begitu saja. Apa kamu pikir itu bukan pelecehan. Jangan kamu pikir hanya perempuan yang bisa menyebut pelecehan, lelaki juga bisa!” Ghani berkata galak dan ucapannya berhasil membuat Alluna terdiam.“Dengar, permainan ini kamu yang mulai, maka aku akan meneruskannya. Selama kamu bekerja ditempat ini, kamu tidak akan bisa menghindari permainan ini. Aku yang bertanya dan kamu menjawab. Bila jawaban kamu melenceng atau salah, maka hukumannya sebuah ciuman!”Alluna bingung
Terakhir Diperbarui: 2023-09-27
Chapter: Dua LelakiKetika SMA, Damian dan Rama punya tempat tongkrongan unik disebuah warung kecil untuk makan mie instan dan makan bubur kacang ijo. Tempatnya sedikit mojok, terpencil dan privasi, tapi kalau jam makan pagi sama malam ramainya minta ampun. Tempat tesebut sudah menjadi favorit kedua sahabat tersebut.Rama memilih jam makan siang karena tempat itu kerap sepi di jam tersebut. Jadi ketika dia datang, tidak banyak yang memperhatikan.Damian sendiri memilih bersalin baju untuk bertemu dengan Rama. Tempat pertemuan mereka bukan untuk orang orang yang terbiasa mengenakan jas, jadi pemuda itu menyalin bajunya dengan kaos lengan pendek dan juga mengganti celananya menjadi celana jins biasa.Ketika Damian muncul, ternyata Rama sudah duduk di pojok. Damian kemudian memesan makanan dan duduk dihadapan Rama."Udah pesan?" Tanya Rama."Baru aja gue pesan." Sahut Damian."Sori, ini masih jam kantormu ya?" Rama menatap ke arah Damian."Kalau elu k
Terakhir Diperbarui: 2023-10-05
Chapter: Lima Ratus JutaSteve langsung mengetuk pintu ruang kerja Damian, ketika mendengar suara Damian mempersilahkannya masuk, Steve segera membuka pintu."Bro, gue denger dari satpam, kemarin keadaan gawat ya?"Damian yang berada di belakang meja kerjanya menaikkan kepalanya melihat Steve berdiri di ujung pintu, tidak masuk tapi juga tidak berada di luar.Damian mendesah, dia sudah menduga bakal heboh kalau ada yang tahu, tampaknya satpam di depan pintu masuk ember juga. Sempat-sempatnya dia menceritakan pada Steve perihal kejadian kemarin. "Masuk Steve," ucap Damian karena dia paling tidak suka bicara sambil teriak begitu."Gue denger terjadi sesuatu kemarin," Steve langsung to the point ketika dia sudah duduk di sofa.Damian tersenyum, "lu dapat infonya dari mana?""Ada lah,"Damian tertawa, "palingan dari satpam.""Betul. Katanya kemarin lu di cegat orang, trus di culik!""Klo gue di culik, enggak akan ada di kantor lagi.""Iya, bener, tapi memang ada yang terjadi kan?"Damian lagi-lagi tersenyum, mem
Terakhir Diperbarui: 2023-10-04
Chapter: Ikan Dalam JaringRama mengulurkan tangan untuk membantu Laila berdiri. Laila meraih tangan Rama dan kemudian berdiri. Lalu setelahnya Rama berjongkok di sisi kaki Laila untuk membantu gadis itu mengeluarkan hak sepatunya yang masuk ke dalam celah batako jalan."Aku kaget tadi, aku lihat kau lari, makanya aku khawatir," ucap Rama ketika dia sudah berhasil melepaskan hak sepatu Laila dari dalam celah.Laila yang kontan seketika merasa lemas, langsung menjatuhkan diri di dada Rama yang bidang."Kamu tidak apa-apa?" Tanya Rama ketika mendapati Laila roboh di dadanya."Aku lemas, takut sekali.""Mereka sudah kuhajar, biar aku bekuk mereka," Rama langsung berbalik hendak menyusul di tempat dua lelaki itu roboh, tapi ternyata kedua orang itu sudah raib dari tempat itu."Lho, kemana mereka?"Ketika Rama hendak bergerak, tangan Laila langsung menggenggam lengannya dengan kuat. Rama segera mengalihkan pandangannya ke arah Laila. Dia melihat Laila menggeleng."Enggak usah dikejar...." Desis Laila, "aku takut..."
Terakhir Diperbarui: 2023-10-04
Chapter: Mertua JahatYa?" Tanya Surtini."Nyonya, apa anda membenci menantu anda?"Surtini terdiam, hanya beberapa detik, lalu setelahnya berujar dengan nada tegas, "Saya sudah bilang di awal pembicaraan kita, bagi saya yang penting adalah keluarga. Saya harus menjaga nama baik keluarga Bahar."Damian diam, sebenarnya dia masih ingin menanyakan banyak hal, tapi mulutnya menjadi terkunci. Damian memilih menahan diri. Lelaki itu merasa sedikit jeri dengan nyonya Surtini.Surtini segera berdiri lantas berbalik menghadap ke arah ajudannya yang kemudian mengeluarkan tas miliknya dan menyerahkan tas tersebut pada Surtini, lalu perempuan tua itu berbalik kembali ke arah Damian."Tuan pengacara, apa kau memiliki kendaraan untuk pulang?"Damian mengangkat bahu, "saya dibawa kesini dengan paksaan bukan?" Ucap Damian untuk mengingatkan nyonya tua itu bahwa dia dibawa diluar kehendak dirinya."Baiklah, Ryan akan mengantarkan anda kembali ke kantor." Surtini lantas me
Terakhir Diperbarui: 2023-10-02
Chapter: Kesepakatan Tak Masuk Akal"Ah," Damian berdecak, namun menahan informasi yang hampir saja keluar dari mulutnya. Damian masih ingin tahu lebih banyak lagi informasi tentang Aniela. Berita tentang keluarga Bahar tidak terlalu banyak dan sulit untuk diakses. Mereka bukan keluarga yang menyukai ekspos besar di media, walau begitu kekayaannya sangatlah besar dan berpengaruh.Perempuan tua dihadapannya tahu bahwa Damian sudah mulai paham siapa yang dia maksud, lalu kemudian perempuan itu menggerakkan tangannya. Salah satu lelaki kekar disampingnya mendekat."Bawakan tuan pengacara itu kursi," seru Surtini sambil menjentikkan jari. Salah seorang bodyguard Surtini pun pergi ke luar dan tidak beberapa lama kemudian datang kembali sambil membawakan sebuah kursi lipat dan kemudian membuka kursi lipat itu di belakang Damian.Damian, dengan tidak mengurangi sikap tenangnya mengikuti saran perempuan tua dihadapannya. Dia duduk sambil melonggarkan jasnya. Sikapnya tentu saja tetap diperhatikan oleh Sur
Terakhir Diperbarui: 2023-10-02
Chapter: TawananDengan meneguk ludah, pengacara itu menjawab santai dan lugas, "ya. Dia menceritakannya pada saya."Dokter Wiryo mengangguk, lalu kemudian mengecek hape miliknya, setelah menatap dan meneliti jadwal miliknya, dia kemudian mengalihkan kembali tatapannya ke arah Damian."Jadwal saya kosong dua hari lagi. Kalau itu tidak apa-apa?" ucap sang Dokter."Tidak Masalah dok, jam berapa?" tanya Damian lagi."Kita ambil jam 10 pagi. Nanti tolong dikondisikan saja agar saya bisa melakukan wawancara awal." Dokter Wiryo menambahkan.Damian mengangguk, lalu kemudian dia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan sang dokter."Baik, dua hari lagi dok, saya akan menghubungi anda."Setelah berhasil mendapatkan keinginannya, Damian lantas meninggalkan rumah sakit dan berjalan menuju mobil miliknya.Dia menyetir mobilnya langsung menuju kantor. Di dalam perjalanan pikirannya tenggelam terhadap banyak hal. Tentang Aniela, tentang Anggela yang tidak juga muncul. Tentang kesepakatannya dengan Rama da
Terakhir Diperbarui: 2023-10-01