Share

35. Sulit Obatnya

Papaku menatap lekat wajahku karena aku hanya diam dari tadi.

“Manda, kok diam saja. Bu Sawitri mengajak kamu bicara. Beliau minta maaf sama kamu,” ucap papa yang membuatku menghela napas panjang.

“I-iya, Pa. Aku mendengar kok ucapan ibu,” sahutku dengan suara pelan. Aku menatap wajah papaku dan setelahnya aku pun menoleh ke arah mas Haikal yang rupanya sedang menatapku juga. Sepertinya menunggu jawabanku atas permintaan maaf ibunya.

“Terus?” desak papaku.

“Aku...aku sudah memaafkan ibu. Tapi, aku sulit untuk melupakan perlakuan ibu padaku dulu. Jujur saja kalau aku masih sakit hati apabila teringat perkataan ibu, yang menyuruh mas Haikal menikah lagi karena aku diduga mandul. Perempuan mana yang mau dimadu, Pa. Begitu juga aku yang tak rela kalau mas Haikal menikah lagi, dan aku harus berbagi suami dengan perempuan lain. Makanya aku lebih memilih bercerai dan tak memberitahu kalau saat itu aku sedang hamil. Semua itu aku lakukan karena aku sakit hati dan kecewa pada mas Haikal, maupu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status