Share

33. Dilema

Aku gelisah melihat dua pria beda usia itu saling tatap. Apalagi aku melihat wajah mas Haikal tampak kesal. Entah dengan wajah mas Haris apakah terlihat kesal atau tidak, aku tak tahu karena dia memunggungi aku.

“Mas Haris, sudahlah. Sebaiknya Mas melanjutkan makan saja. Ingat lho, Mas. Kita sedang di tempat umum,” ucapku pelan.

Tak lama aku mengatupkan kedua bibirku, mas Haris membalikkan tubuhnya. Kini kami saling berhadapan kembali. Barulah aku dapat melihat raut wajahnya yang tampak kesal. Mungkin dia kesal karena makan malamnya denganku terganggu oleh mas Haikal. Meskipun mantan suamiku itu tak melakukan suatu tindakan, tapi sikap mas Haikal mampu memancing emosi mas Haris. Hal ini lah yang aku sayangkan.

“Manda, boleh aku tanya sesuatu sama kamu?” tanya mas Haris tiba-tiba.

“Boleh, silakan saja!” jawabku yang tentu saja aku tambah dengan senyuman, untuk mencairkan suasana.

Mas Haris menganggukkan kepalanya dan tersenyum, yang menurutku seperti dia paksakan.

“Apa kamu masih menci
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status