Share

118. Sudah Cukup

Penulis: Yetti S
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pasya lalu melanjutkan langkahnya menaiki anak tangga. Dia tak menghiraukan lagi panggilan Irene. Dia hanya ingin mandi, lalu istirahat. Kebetulan tadi setelah dari rumah mertuanya, Pasya menerima telepon dari Indra. Dia lalu membuat pertemuan dengan Indra di sebuah restoran, dan makan malam bersama di sana. Indra melaporkan padanya, bahwa sidang gugatan cerainya yang pertama akan dilangsungkan minggu depan.

“Sayang, maafkan aku. Semua itu nggak ada artinya. Aku nggak sadar melakukan itu. Saat itu aku sedang mabuk. Pasti ada yang sengaja membuat aku mabuk, dan merekam kejadian itu. Pasti ada yang nggak suka dengan kebahagiaan kita, makanya merekam itu semua dan mengirimkannya padamu. Kamu dapat video itu dari mana? Kita tanyakan padanya, siapa yang menyuruh,” ujar Irene memelas.

Pasya menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah sang istri dengan tatapan tajam. Dia geram mendengar Irene yang masih berusaha berkelit. Padahal bukti sudah cukup jelas kalau istrinya itu berselingkuh.

“Sud
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   119. Akhirnya

    Irene melangkah masuk ke gedung pengadilan agama sambil mencengkeram erat tas tangannya. Tangan dan kakinya terasa dingin. Hanya wajahnya saja yang masih tampak seperti biasa, karena polesan make up yang dapat menutupi wajah pucat dan rona hitam di bawah kantung matanya. Semenjak gugatan cerai yang diajukan Pasya, Irene memang kesulitan tidur karena memikirkan nasib dirinya nanti. Dia sepertinya belum siap melepas kemewahan selama menyandang status Nyonya Pasya Prayuda. Masih teringat di pikirannya, pertemuannya kembali dengan Raka-mantan cinta pertamanya. Sebuah pertemuan yang membuatnya terjebak dalam pusaran perselingkuhan selama enam bulan terakhir. Raka merayu dan mengisi kekosongan, di kala Pasya sibuk dengan bisnis keluarga yang semakin maju pesat. Membuat Irene lupa dan merusak pagar ayu yang harusnya dia jaga dengan baik. Dia telah menginjak-injak harga diri Pasya, dengan banyak berbohong dan berkhianat pada pria itu. Seorang pria yang begitu mencintai dan mempercayainya, kin

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   120. Sebuah Kenyataan Untuk Irene

    Amanda menatap wajah sang suami seraya terkekeh. “Itu PR kita lah, Mas.”Haikal menghela napas sambil geleng-geleng kepala. Dia lalu mendekatkan wajahnya ke telinga sang istri dan berbisik di sana.“Biarkan Pasya merenung dulu, Manda. Biar dia sembuhkan dulu lukanya.”Tawa Amanda seketika terhenti mendengar penuturan suaminya. Dia lalu menatap lekat wajah suaminya.“Iya, betul. Aku juga dulu merasakan luka yang sama seperti yang anakku rasakan saat ini. Dikhianati oleh orang yang aku cintai. Sakit memang rasanya, Mas. Apa ini sebuah karma?” ucap Amanda, yang membuat Haikal sontak terpaku di tempatnya.Sementara itu di dalam kamar, Pasya sedang menerima telepon dari Niko.“Halo, Nik. Bagaimana dengan calon pembeli mobil saya?” sapa Pasya.“Halo, Pak. Kami sudah ketemu dengan Bu Irene. Kata Bu Irene, dia yang akan membeli mobil Bapak. Dia ingin selalu mengenang tentang diri Bapak, begitu katanya. Jadi kami batal melihat mobil itu. Lalu Bu Irene bilang, akan mentransfer uangnya ke rekeni

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   121. Masih Terluka

    Tiga bulan kemudian.“Sya, antar Mama dong ke rumah teman Mama. Kamu sedang nggak sibuk kan?” pinta Amanda di Sabtu pagi.“Ya sudah, aku antar sampai depan rumahnya saja ya, Ma,” sahut Pasya kalem.Amanda berdecak sebal mendengar ucapan anaknya. Wajahnya yang semula ceria kini berubah sendu.“Ck, masak sampai di depan rumahnya saja sih, Sya. Memangnya kamu sopir taksi, yang selesai mengantar langsung pergi. Kamu ini anak Mama lho, Sya. Harusnya menjaga Mama di saat papa kamu sedang nggak ada di rumah,” ucap Amanda mulai merajuk. Wajahnya langsung ditekuk, dan bibirnya pun cemberut“Memangnya papa ke mana, Ma? Tumben amat Mama nggak ikutan pergi. Biasanya ke mana papa pergi, di situ selalu ada Mama,” sahut Pasya dengan senyum yang dikulum.“Papa sudah jalan duluan tadi, Sya. Papa juga yang suruh Mama datang dengan diantar kamu. Nanti pulangnya barulah Mama bersama Papa. Ayolah, antar Mama! Kalau kamu nggak mau, nanti papa bisa marah lho soalnya istrinya nggak datang ke sana,” jelas Ama

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   122. Sakit Gigi

    Amanda akhirnya masuk ke dalam rumah pasangan Ridwan dan Winda dengan langkah gontai. Dia sudah siap malu andaikan Ridwan dan Winda menanyakan Pasya. Sebelumnya, antara Haikal dan Ridwan memang sudah ada omongan untuk memperkenalkan anak mereka. Sehingga, kini Amanda merasa malu kala Pasya melarikan diri.“Lho, kok kamu datang sendiri? Pasya mana? Dia nggak mau mengantar kamu?” cecar Haikal dengan tatapan menyelidik.“Eh, anu...si Pasya tadi sudah mengantar aku kemari sih, Mas. Cuma tadi dia ada telepon dari asistennya. Katanya ada perlu penting mengenai pekerjaan,” sahut Amanda berbohong.Kening Haikal berkerut. Dia menatap istrinya yang terlihat agak gugup. Dia tahu kalau saat ini Amanda sedang berbohong. Tapi, dia tak mau mengorek keterangan lebih lanjut di depan Ridwan dan Winda. Biarlah nanti di rumah, dia akan bertanya lebih lanjut pada sang istri.“Wah, nggak jadi kenalan dong. Ya sudah, nggak apa lain kali kan bisa. Sekarang dicoba dulu deh kue buatanku ini, Manda, Haikal,” uc

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   123. Ternyata...

    Pasya melongo ketika mendapati bahwa dokter gigi yang akan memeriksanya, adalah Saskia. Seorang wanita yang mengungkap perselingkuhan Irene.“Wah, saya nggak sangka kalau kamu ternyata seorang dokter gigi, Saskia.” Pasya berkata sambil tersenyum dan menyalami Saskia.Saskia tertawa semringah, menampilkan deretan giginya yang rapi serta putih dan bersih. Membuat Pasya seketika jadi terpana.‘Baru kali ini melihat dia tersenyum, dan ternyata senyumnya manis juga. Giginya juga tersusun rapi dan putih. Dasar dokter gigi,’ ucap Pasya dalam hati.“Apa keluhan yang Pak Pasya rasakan?” tanya Saskia yang kini tampak serius, dan siap menjalankan tugasnya sebagai dokter gigi.“Gigi saya yang sebelah kanan paling ujung sakit banget, Saskia. Eh, maaf, salah sebut. Dokter Saskia maksudnya,” sahut Pasya sambil meringis menahan sakit di giginya.“Bapak ke kursi itu dulu, ya. Saya mau memeriksa gigi Pak Pasya dan sekitarnya,” ucap Saskia lembut.Pasya mengangguk. Dia lalu melangkah ke arah kursi, yang

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   124. Rencana Orang Tua

    Haikal masuk ke dalam kamarnya dan menatap sang istri sedang mengoleskan krim malam di wajah. Dia tersenyum melihat wajah istrinya yang masih tampak cantik, meski usianya sudah tak muda lagi.“Manda.”“Hm.”“Aku kayaknya sudah mantap dengan anaknya Ridwan. Naluriku sebagai orang tua mengatakan, kalau anaknya Ridwan cocok mendampingi Pasya. Terbukti kan kalau naluriku ini benar. Dulu saat Pasya mengenalkan Irene pada kita, aku kurang sreg. Entah, kayaknya aku nggak yakin saja sama si Irene. Akhirnya terbukti kan kalau dia bukan seorang istri yang baik. Nah, sekarang pun begitu. Saat kita di rumahnya Ridwan tempo hari, anaknya itu begitu santun juga ramah dan itu nggak dibuat-buat. Menurut kamu bagaimana kalau kita jodohkan saja deh langsung Pasya sama anaknya Ridwan, ya? Jadi langsung saja kita ajak Pasya ke rumahnya, tanpa pura-pura diajak silaturahmi segala kayak tempo hari,” ucap Haikal ketika sudah duduk di tepi tempat tidur.“Tapi, kayaknya aku ngomong dulu deh sama Pasya, Mas. Ja

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   125. Saling Mengobati Luka Hati

    “Kalian sudah saling mengenal rupanya?” tanya Haikal dengan tatapan pada Pasya dan Saskia secara bergantian.“Iya, Pa. Kebetulan Saskia ini dokter gigi yang mencabut gigi aku beberapa waktu yang lalu. Dia juga yang memberitahu aku...” Pasya sontak menggantung kalimatnya ketika tiba-tiba dia menyadari kalau akan keceplosan bicara.Haikal serta yang lainnya dengan seksama menunggu kelanjutan kalimat yang baru saja digantung oleh Pasya. Namun setelah sekian detik menunggu dan tak ada lagi kelanjutannya, keempat orang tua paruh baya itu lantas gelisah. Mereka merasa ada sesuatu yang disembunyikan oleh anak-anak mereka itu.“Pasya, kenapa nggak dilanjutkan kalimatnya? Apa yang diberitahu oleh Kia?” tanya Ridwan dengan tatapan penuh selidik pada Pasya.“Iya, lanjutkan kalimat yang kamu gantung tadi, Sya. Kamu jangan bikin kita di sini pada penasaran dong,” timpal Haikal, yang diangguki oleh Amanda.Pasya menghela napas panjang. Dia lalu menatap Saskia yang kini hanya bisa mengangkat kedua b

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   126. Ratapan Hati Irene

    Winda yang sempat mendengar gumaman anaknya, lantas buka suara.“Mau saja, Kia.” Winda berkata sambil mengulum senyuman dan mengedipkan sebelah matanya.“Mama semangat sekali. Padahal yang dikirimi pesan aku, tapi Mama yang heboh,” ucap Saskia dengan tawanya.“Namanya juga orang tua, Kia. Waktu kamu menangis dan mengadu pada Mama kalau Raka berselingkuh, Mama ikutan sakit hati. Bahkan mungkin hati Mama lebih sakit dari kamu. Makanya Mama memaksa kamu untuk kasih tahu siapa selingkuhannya si Raka itu. Mama mau datangi perempuan itu. Tapi, kamu melarang. Kamu lebih memilih cara kamu sendiri untuk membalas sakit hati kamu. Begitu yang kamu bilang saat itu. Jadi Mama menurut saja, yang penting hati kamu bisa tenang,” sahut Winda. Dia mengusap lembut pipi mulus Saskia seraya berkata, “Mama nggak menyangka, kalau kamu berhasil membalas sakit hati kamu pada perempuan itu. Jujur saja, cara kamu itu elegan sekali, Kia. Kamu nggak perlu marah-marah pada perempuan itu. Tapi, pada akhirnya peremp

Bab terbaru

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   148. Kasih Sayang Tanpa Syarat

    Seto yang tak ingin keadaan menjadi memanas, lantas tampil sebagai penengah.“Irene, Papa rasa yang diucapkan Pasya itu benar. Kamu sabar dulu untuk sementara waktu. Video call adalah cara yang tepat. Tapi, kamu juga harus rutin mengunjungi Ayesha, dan pelan-pelan mendekatinya. Nanti juga lama-lama dia akan luluh sama kamu,” ucap Seto lembut. Dia lalu mengalihkan tatapannya pada Pasya. “Kamu nggak masalah kan kalau Irene nantinya akan rutin datang kemari untuk menemui Ayesha?”“Tentu saya nggak akan keberatan. Irene adalah ibu kandungnya Ayesha, Pak. Saya nggak mungkin memisahkan Ayesha dan ibu kandungnya. Jadi silakan Irene datang kapan pun dia mau. Hanya satu pesan saya, jangan memaksakan kehendak yang bikin Ayesha nggak nyaman. Itu saja sih permintaan saya, dan saya berharap kalau Irene bisa mengerti,” sahut Pasya.Seto lalu kembali menatap anaknya seraya berkata, “Ren, itu Pasya sudah bilang kalau dia sama sekali nggak keberatan, kalau kamu rutin datang kemari. Jadi solusinya begi

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   147. Penolakan

    Tak lama, Saskia datang sambil menggendong Ayesha. Dia tampak sedang mengajak bercanda Ayesha sambil berjalan menuju sofa tempat Irene duduk.“Nah, ini ada mama, Sayang. Yesha sekarang dipangku sama mama, ya,” ucap Saskia dengan suara lembut.Ayesha yang sebelumnya tertawa, tiba-tiba merengek ketika Saskia meletakkannya di atas pangkuan Irene. Dia juga berpegangan pada blus Saskia, kode kalau dia tak ingin dilepaskan dari pelukan Saskia.“Ayesha, Sayang. Ini Mama, Nak. Mama kangen sama kamu. Semenjak kamu lahir, Mama belum peluk kamu,” ucap Irene lirih dengan kedua bola mata yang mulai berkaca-kaca, karena sedih mendapat penolakan dari anak kandungnya sendiri.Pasya yang melihat itu pun jadi tak tega. Dia membantu membujuk Ayesha.“Yesha...ayo, mau ya dipangku sama mama. Nanti mimik susu lagi sama mama,” ucap Pasya, yang membuat Saskia serta Irene kompak menoleh padanya.‘Mas Pasya kenapa ngomongnya soal menyusu sih? Apa memang itu yang sekarang ada di kepalanya. Mentang-mentang Irene

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   146. Mendatangi Pasya

    Saskia lalu beringsut menjauhi suaminya dengan wajah tertekuk. Dia mendadak diam seribu bahasa.Pasya yang mengetahui perubahan sang istri, lantas tersenyum dan meraih tangan Saskia.“Cemburu?” tanya Pasya dengan tatapan menggoda.Hening.Saskia sepertinya malas memberi tanggapan. Dia malah sibuk merapatkan selimut di tubuh Ayesha, yang terbaring di sebelahnya duduk.“Irene sudah pulih dari koma, Kia. Dia menanyakan tentang bayinya. Tadi papanya telepon saat kita masih di bandara. Kamu sedang sibuk sendiri dengan Ayesha, makanya nggak tahu kalau aku menerima telepon dari mantan mertua,” jelas Pasya dengan nada lembut.Saskia sontak menatap sang suami. “Irene mau mengambil Ayesha ya, Mas?”Pasya mengangguk seraya berkata, “Iya, Sayang. Dia kan ibunya. Dia juga taruhan nyawa saat melahirkan Ayesha. Lagi pula aku dan Irene sudah berkomitmen untuk mengasuh anak kami, meski di tempat yang berbeda.”Saskia tampak muram. Meskipun dia hanya sebatas ibu sambung, namun dia sangat menyayangi Aye

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   145. Kecewa

    “Pa, kok diam saja?” tanya Irene lagi dengan nada mendesak.“Eh, kamu kan masih harus banyak istirahat, Ren. Nanti dilanjut lagi ngobrolnya, ya,” sahut Seto sedikit gugup. Membuat Irene curiga.“Pa, Ma, sebenarnya ini ada apa sih? Kok aku merasa kalau Mama dan Papa sepertinya sedang menyembunyikan sesuatu dariku. Ngomong saja sih terus terang. Ada apa?” desak Irene dengan wajah memelas.Seto dan Diah saling tatap. Mereka seolah sedang berdiskusi melalui tatapan mata. Hingga akhirnya Diah menganggukkan kepalanya pada sang suami.“Ren, kamu kan baru saja pulih dari koma. Lebih baik nanti saja Papa beritahunya. Papa khawatir kalau nanti kamu...” Seto menghentikan kata-katanya ketika Irene menyela ucapannya.“Ini ada hubungannya dengan Ayesha dan Mas Pasya? Kalau iya, nggak apa katakan saja sekarang. Aku merasa sudah lebih baik kok sekarang, Pa,” ucap Irene yakin.“Ya sudah, kamu kasih tahu saja sekarang, Mas,” timpal Diah.Seto mengangguk. Dia lalu menatap wajah cantik Irene yang terliha

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   144. Pulih

    Kini kedua bola mata Irene mulai membuka secara perlahan. Tatapan wanita itu menyisir ke sekitarnya.“Selamat malam, Bu Irene,” sapa dokter dengan suara perlahan. Pria itu memperhatikan setiap respons pasiennya, untuk mengetahui sejauh mana perkembangan Irene.“Ma-malam,” sahut Irene lirih dan terbata.“Ibu baru saja siuman setelah tak sadarkan diri selama empat bulan lamanya. Selamat datang, Bu Irene. Semoga kondisi Ibu semakin membaik,” ucap dokter dengan senyuman.“S-saya ta-tak s-sadar kan di-ri s-selama em-pat bu-lan?” sahut Irene masih dengan suara terbata-bata.“Iya dan alhamdulillah, sekarang Ibu sudah melewati masa kritis. Tapi, setelah ini tolong jangan banyak bicara dulu. Ibu istirahat dulu yang cukup supaya kesehatannya lekas pulih,” ucap dokter, yang diangguki oleh Irene.Setelah selesai memeriksa Irene, dokter lalu mengalihkan tatapan pada suster. “Sus, satu jam lagi kalau nggak ada keluhan dari pasien, silakan pasiennya dipindahkan ke ruang perawatan. Masa kritisnya sud

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   143. SAH

    Empat bulan berlalu, kini saatnya pernikahan Pasya dan Saskia digelar. Acara akad nikah dilangsungkan di kediaman orang tua Saskia. Sedangkan resepsinya nanti akan dirayakan di salah satu hotel berbintang lima.Saskia tampil cantik dan anggun dengan kebaya putih dan kain jarik coklat tua. Wajah Saskia dipoles dengan riasan yang natural, tapi tetap terlihat cantik dan elegan.Sedangkan Pasya sendiri tampil gagah dengan setelan jas warna hitam dan kemeja putih, lengkap lengan peci hitamnya. Pasya juga sudah menyiapkan mahar berupa satu set perhiasan emas berhiaskan berlian. Meski ini bukan yang pertama, tapi tetap saja Pasya merasa gugup. Hal itu diketahui Haikal.Haikal berpindah duduknya di sebelah anak sulungnya. Mumpung Saskia belum tiba di ruangan itu. Begitu menurut pemikiran Haikal.“Sya, tenang saja kenapa sih. Jangan gugup begitu! Kayak yang baru pertama kali saja,” bisik Haikal.Pasya menghela napas panjang dan melirik pada papanya. “Namanya pengantin, mau pertama kali atau ke

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   142. Calon Ibu Sambung

    Pasya masih berada di ruang keluarga menemani Amanda, ketika sebuah suara membuatnya tertegun dan menoleh ke arah sumber suara itu.“Assalamualaikum.”“Wa’ alaikumsalam,” sahut Amanda dan Pasya secara bersamaan.“Wah, tamu jauh ini yang datang. Sini duduk, Kia,” sapa Amanda dengan senyum mengembang di bibirnya.“Apa kabar, Tante? Ini aku bawain kado untuk Ayesha. Semoga suka.” Saskia berkata sambil meletakkan paper bag berukuran besar di atas meja. Setelahnya, dia mengecup pipi Amanda karena tangan wanita paruh baya itu sedang memegang botol susu.“Yesha, ada Tante Kia datang. Dia bawa kado untuk kamu tuh,” bisik Amanda pada cucunya yang sedang asyik menyusu.Ayesha seketika menghentikan aktivitasnya menyusu, dan sontak menoleh ke arah Saskia yang kini sudah duduk di sebelah Amanda. Bayi itu seolah tahu kalau wanita yang ada di sebelah neneknya, adalah wanita yang sedang dekat dengan papanya. Setelah itu, Ayesha kembali lagi menyusu.“Kamu tadi berhenti menyusu sebentar karena mau men

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   141. Mengasuh Ayesha

    Amanda yang dari tadi diam, kini merasa kesal juga dengan ucapan mantan besannya. Dia menatap Diah seraya berkata, “Bu, tolong jangan begitu. Pasya ini kan orang tuanya Ayesha. Ada mantan istri dan mantan suami. Tapi, nggak ada mantan anak dan mantan orang tua. Sekarang kondisi Irene sedang tak memungkinkan untuk mengasuh anak. Jadi sudah seharusnya Pasya mengambil alih. Apa salah seorang ayah mengasuh anaknya? Saya rasa nggak juga, Bu. Apalagi Ibu dan Bapak pernah datang ke rumah kami, untuk sekedar memberitahu kalau Irene hamil anaknya Pasya. Nah, sekarang kenapa dipersulit saat Pasya hendak mengasuh anaknya?”Hening. Tak ada sepatah kata lagi yang terucap dari bibir Diah maupun Seto. Hanya hembusan napas kasar yang terdengar dari mulut keduanya.Akhirnya Seto mengeluarkan kata setelah sesaat terdiam.“Tapi, Pasya kan nggak setiap waktu ada di samping...siapa tadi nama cucuku?” ucap Seto dengan tatapan pada Amanda serta Pasya secara bergantian.“Ayesha,” sahut Pasya.“Iya, Ayesha. P

  • Dikejar Cinta Mantan Suami   140. Adu Argumen

    Pasya dan kedua orang tuanya kini berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Tujuan mereka pertama kali adalah ke ruang bayi, di mana bayi Pasya berada.“Mama sudah nggak sabar mau melihat cucu Mama, Sya,” ucap Amanda dengan senyuman ketika di jarak beberapa meter dari posisi mereka saat ini, sudah terlihat ruangan bayi.“Iya, tapi Mama untuk sementara ini hanya bisa melihat Ayesha dari balik kaca saja. Bantu doanya ya, Ma, supaya bayiku bisa segera keluar dari inkubator. Jadi kita bisa menggendongnya nanti,” sahut Pasya, yang diangguki oleh Amanda.“Tentu dong, Sayang. Kamu nggak minta pun, Mama sudah pasti akan mendoakan cucu Mama,” sahut Amanda masih dengan senyum yang tersungging di bibirnya.Tak lama, langkah mereka terhenti di depan ruang bayi. Amanda dan Haikal yang ingin melihat cucu mereka, segera menghampiri suster jaga.“Sus, kami ingin melihat cucu kami yang baru lahir kemarin, boleh kan?” ucap Amanda dengan nada suara memohon.Suster itu terdiam sejenak, sebelum dia akhirnya

DMCA.com Protection Status