Ghea langsung memainkan jemarinya yang lentik di atas tuts keyboard. Karena asyiknya dia tidak mengetahui bahwa bos memejamkan matanya , diluar sadar bos membayangkan jemari lentik menari di atas tuts piano mendentingkan lagu " Fur Eize". Terbayang sesosok wajah eksotik dengan tubuh yang ramping , rambut panjang bergelombang tersenyum memandangnya sambil jemarinya terus menari di atas tuts piano. Jemari lentik berpoleskan kuteks warna ungu.
Bos tersentak dari lamunan pendeknya,tiba-tiba matanya yang kejam kembali bersinar, luka lamanya kembali menganga membentang kenangan lama yang menyakitkan. “ Besok saya tidak mau melihat kukumu yang panjang. Potong kukumu , menjijikkan!” teriak bos.
Ghea langsung berhenti mendengar teriakan bos. Dipandangnya wajah bos yang pucat , matanya yang kemerahan bibirnya menahan geram .
“ Itu sebabnya kamu sering salah ketik, kukumu terlalu panjang sehingga menyentuh tuts lain di keyboard dan warna kukumu menjijikkan ! “seru bosnya.
Ghea menunduk melihat kukunya , menurutnya tidak terlalu panjang dan dipolesi dengan kuteks warna ungu muda. Ingin rasanya Ghea berteriak dan mengatakan, apa hubungannya kuku saya dengan mengetik? Sejenak dia cuek melihat keanehan bos kemudian meneruskan mengetik, ' Aku harus mengejar waktu sebelum malam ini sudah harus selesai,' batinnya lalu jemarinya kembali menari di atas tuts keyboard.
Bos yang baru sadar kembali terpaku, entah mengapa di kepalanya saat ini langsung terlukis kembali jemari berkuku panjang dipolesi warna ungu kemerahan .
“ Stop !” teriak bos lagi.
Dengan pandangan dingin Ghea memandang bosnya.' Apa sih yang merasuki dirinya? Apakah suasana gedung yang sepi membuat bos kerasukan? 'batin Ghea yang langsung merasakan punggungnya merinding, ada perasaan takut apalagi bos terus menatap jemari Ghea dengan bola matanya yang hitam.
Otak Ghea mulai kacau, ketakutan , keinginan menyelesaikan tugas yang diberikan bos bercampur baur di otaknya, membuat otaknya macet untuk berfikir. Akhirnya Ghea berdiri , mengambil laptop dan tablet bos pindah ke ruang kerjanya. Ditutupnya pintu penghubung, dipasangnya lagu dari ponselnya kembali mengetik kemudian memasang headset.
Dengan ujung matanya dia melihat ke kaca penghubung bos menarik rambutnya yang ikal, memijat pelipisnya kemudian menyenderkan kepalanya yang besar ke sandaran sofa. Galang Yuda Saputra , bos Ghea, duda yang ditinggal isterinya selingkuh dengan pria bule kaya yang dikenalnya sewaktu mereka menghadiri pesta perkawinan teman Yasmin, Sisca de la Combe' yang menikah dengan pria bule di Bali.
Sejak itu Yasmin Pringgodihardjo tertarik pada bule Spanyol yang romantis dan gallant, tidak seperti suaminya Galang yang irit romantis , irit memberi perhatian istimewa serta irit mencurahkan cinta kepada Yasmin. Padahal untum mendapatkan Yasmin , bos memburunya sampai ke Paris lalu melamar Yasmin dengan cincin berlian Solitaire.
Sewaktu Sinarsih Jeng Putri anak Galang dan Yasmin, berumur setahun , Yasmin membawanya ke dokter untuk konsultasi mengenai Sinar yang nampak tidak ada kemajuan dalam motoriknya dan berbicara. Dokter mendiagnosis bahwa Sinar mengalami gangguan perkembangan saraf yang akan mempengaruhi perkembangan bahasa dan kemampuan untuk berkomunikasi, berinteraksi serta berperilaku.
“ Artinya anak saya Autis dokter ?” tanya Yasmin.
" Bukan, Sinar mengidap disleksia." jawab dokter
“ Ibu jangan khawatir, ibu hanya perlu sabar. Nanti saya rujuk dokter anak yang biasa menangani anak disleksia.
" Sinar mengalami gangguan kemampuan bicara lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Ibu perlu bersabar,” kata dokter .
Rupanya Yasmin tidak mempunyai kesabaran dalam merawat Sinar, mata hatinya sudah tertutup kegilaannya pada Carlos Kastilia yang ganteng , setiap saat selalu menghubunginya . Akhirnya Yasmin melarikan diri ke Barcelona untuk menemui Carlos , mereka hidup bersama karena Galang tidak pernah akan menceraikannya.
Galang yang semula arogan menjadi lebih kejam. Tidak mempunyai rasa belas kasih. Satu saja yang bisa membuat hatinya luluh Sinar, anak semata wayangnya. Sinar dijaga ketat, tidak dibiarkan keluar rumah, tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain kecuali dengan Galang dan suster . Orangtua Galangpun sulit untuk menemui Sinar tanpa persetujuan Galang. Suster menjaga dan merawat selama dua puluh empat jam dibayarnya dengan mahal, itu gosip yang didengar Ghea.
Rumah mewah di Pondok Indah hanya berpenghuni Galang, suster dan Sinar. Suster yang masih muda, berwajah cantik dan lembut dimata Galang adalah tempat Galang menanyakan kondisi dan keadaan Sinar setiap saat , wajib mengangkat telepon jika Galang menghubunginya menanyakan keadaan Sinar.
Gosip yang beredar di kantor, suster disamping menjaga dan merawat Sinar, juga tempat Galang menyalurkan seksualnya. Sinar dan suster disembunyikan dari masyarakat, hanya keluar rumah jika berkunjung ke rumah orangtua bos Galang di Bandung. Bagi Ghea semua gosip dibiarkan lewat, baginya setiap rumah pasti ada penderitaan yang tidak bisa diumbar ke luar. Sebagai orang luar dia tidak boleh menjudge apa yang di gosipkan, orang luar mudah menjudge, mudah menuduh, belum tentu yang didengar dan dilihat secara pintas adalah benar adanya.
Ghea yang sedang asyik mengetik tidak mengetahui bahwa bos sudah ada di belakangnya , dia merasakan hembusan nafas di balik lehernya membuat Ghea memutar tubuhnya , langsung menjerit, ” Oh !” Lalu melepaskan headset dari telinganya,” Kenapa bapak tidak bilang kalau masuk ruang kerja saya?”
Terdengar lagu denting piano dari ponsel Ghea, “ Fur Elize”, cepat-cepat Ghea mengambil ponselnya yang agak jauh dari laptopnya.
Sebuah tangan besar meraup ponselnya, Ghea berusaha merebut dari tangan bos tapi tangan bos yang cepat, kokoh dan kuat berhasil meraih ponsel Ghea lalu membantingnya ke lantai. Ghea menatap ponselnya yang berantakan di lantai, ada air mata di ujung matanya karena baru bulan lalu dia membeli ponsel yang agak mahal untuk menunjang pekerjaannya sebagai sekretaris pribadi.
“ Lagu sampah ! Lagu ini yang membuatmu tidak konsentrasi ! Mana laptopmu !” teriak bos , matanya berubah kejam dan menakutkan.
Perlahan Ghea mengangsurkan laptop ke arah bos, ada keinginan untuk melarikan diri dari hadapan bos yang menatapnya tanpa berkedip, mata hitamnya semakin pekat , wajahnya kemerahan karena marah, belum lagi rambutnya yang ikal terlihat berantakan membuat Ghea ketakutan,” Hmm.. kenapa bos berubah jadi zombie?” batin Ghea.
Sekian detik mereka bertatapan, akhirnya Ghea kalah , menundukkan kepalanya dengan rasa panik yang melanda hati dan pikirannya, jantungnya berdebar kencang , rasa panik membuatnya sulit bernafas.
“ Aku memang kejam , tapi aku bukan iblis ! Ke ruang kerjaku !” kata bos langsung menuju ruang kerjanya sambil membawa laptop milik Ghea.
Ghea tidak mampu berdiri, kakinya lemas karena rasa takut, panik dan jengkel karena ponselnya dibanting hanya mampu melihat bos yang keluar dari ruang kerjanya.
“Tuhan bantu aku menghadapi bos yang arogan plus galak," Batin Ghea, berusaha mengatur detak jantungnya agar lebih tenang serta berusaha tidak melakukan kesalahan supaya bosnya tidak marah lagi.
Perlahan Ghea beringsut dari kursi , menuju ruang kerja bos duduk di depan bos yang sedang membaca proposal dalam bentuk power point.
" Excellent ! Tidak percuma aku memarahimu, ternyata kalau dimarahi kamu kerja lebih bagus daripada biasanya." kata bos memberikan laptop kepada Ghea.
Ghea mengambil laptop dari tangan bos , entah disengaja atau tidak, bos mengelus tangan Ghea, menatap Ghea yang langsung tertunduk malu.
Bos menatap gadis di depannya, " Kirim yang baru kamu kerjakan ke tabletku, Senin kamu atur jadwal rapat dengan divisi operasional membahas proposal yang baru kita buat." katanya.
" Baik pak. Setelah itu boleh saya pulang?" tanya Ghea.
" Mmm.. tidak !"
Ghea menatap bosnya, ada perasaan jengkel yang ditahan.' Apalagi maunya? ' batinnya.
" Saya mengajak kamu ke gerai ponsel , saya akan gantikan ponselmu yang saya banting," kata bos.
" Maaf pak, saya tidak bisa ikut, karena jam lima saya ada janji dengan teman." Bohong Ghea.
" Janji dengan pacar karenanyamenolak ajakan saya, atasanmu ?" ada nada menggoda dari bos.
Sejenak bos dan Ghea menatap satu sama lain. Tatapan yang bisa menimbulkan percikan api . Mata Ghea menatap bos penuh kebencian dan bos menatapnya dengan tatapan arogan, kejam khas Galang. Cukup lama mereka bertatapan.
" Tidak! Di samping ada janji , saya tidak ingin kita terlihat berdua dengan bapak di luar jam kerja, apalagi ini hari Sabtu, bos dan saya jalan-jalan ke mall ......" kata Ghea tegas.
" Apa jalan-jalan ke mall? "
" Iya, kan bapak mau ke gerai ponsel, kan banyak di mall?" segah Ghea.
" Siapa bilang saya ajak ke mall. Gerai ponsel banyak di jalan. Baiklah, pakai saja ponselmu yang sudah tidak berwujud!" kata bos , langsung meninggalkan Ghea yang terpaku di ruang kerja bos.
" Tuhan, kuatkan diriku. Apakah adakah jalan lain untuk keluar dari kungkungan bos yang kejam dan tidak mempunyai perasaan," gerutu Ghea ,kemudian mengambil tas ranselnya memasukkan laptop, mematikan lampu di ruang kerja bos dan ruang kerjanya.
Turun di lobbi, sekuriti meyambutnya ," Mbak ditunggu bapak bos di mobil."
" Bilang ke bos, rumahku dekat tidak perlu diantar !" l kata Ghea ketus, langsung setengah berlari menghindari mobil bos yang terparkir di depan pintu gerbang .
Galang memandang Ghea yang sedang setengah berlari untuk menghindari dirinya," Hmm.. galak juga dia, kurang ajar lagi beraninya dia menolak ! Siapa dia? " gerundel Galang.
Rio melihat bosnya menggerundel, " Bagaimana pak, perlu saya kejar mbak Ghea?" tanyanya.
" Tidak usah, saya mau ajak dia makan siang , ditolak. Makan tuh sombongmu !" geram Galang.
" Rio ! Kamu tahu rumahnya sekpri sombong?" tanya Galang.
" Mbak Ghea, pernah saya antar waktu pulang dari Jayapura. Tempat kosnya dekat -dekat sini, kost khusus putri. Mbak Ghea minta diturunkan di ujung jalan. Saya mau antar sampai tempat kostnya tapi dia bilang gangnya kecil takut nanti mobil bos kena srempet."
" Hum, ikuti dia, saya ingin tahu tempat kostnya." Kata Galang.
Dari jauh mobil bos mengikuti Ghea yang berjalan santai, singgah di mini market beli sesuatu, tidak lama dia memasuki pekarangan rumah berlantai tiga.
" Lanjut ke Grand Indonesia, " perintah Galang.
" Oh, saya kira bapak mau jemput mbak Ghea."
Galang tidak menjawab , sibuk dengan pikirannya. Ada kegelisahan merayap ke hatinya. Mengapa aku peduli pada dia? Mmm.. mungkin rasa bersalahku karena membanting ponselnya, batih Galang.
Teringat wajah Ghea yang melihat ponselnya berantakan, " Siapa suruh dengar lagu yang membuat luka lamaku terbuka lagi?' bisik Galang.
" Ada apa pak?" tanya Rio.
" Mmm.. kamu ikut saya masuk ke Grand Indonesia, saya mau mencari ponsel."
" Siap pak !" jawab Rio.
Ghea menghempaskan tubuhnya di tempat tidur, airmatanya langsung mengucur ke pipinya yang putih mulus. Kejadian tadi di kantor ketika bos membanting ponselnya terjadi secara tiba-tiba , berlalu cepat, kayaknya pernah dialami Ghea. " Kejadian ponsel dibanting pernah aku alami, kapan ya?" bisik Ghea. Ghea seolah-olah merasakan pernah mengalaminya serta berusaha mengingat kembali, entah berapa puluh tahun yang lalu ,diingatnya papa dan mamanya bertengkar karena mama tidak mengijinkan papa menikah lagi. “ Aku harus mempertanggungjawabkan kehamilannya, anak yang dikandungnya adalah anakku.” Teriak papa. “ Aku tidak perduli dia mengandung anakmu, aku tidak mau dimadu !” mama balas berteriak. " Kalau anaknya lahir, papa akan menceraikannya . Apa yang terjadi karena aku khilaf ma.. " Kata papa , ada nada menyesal ketika mengatakannya. " Mana mungkin si Joani mau diceraikan, dia tidak akan mengeluarkan sendok emas yang sudah dimasukkan ke mulutnya. Anak dalam kandungannya hanya
Hari Minggu adalah hari memanjakan diri, bangun agak telat, sarapan mie instan, diseduh langsung dari dispenser , minum kopi instan sambil melamun memikirkan ponsel yang dibanting bos, meskipun Ghea melihat di paper bag berisi ponsel flip merk terkenal yang diberikan bos . Ghea enggan membukanya, dibiarkan paper bag tergeletak di bawah meja. Makanan cepat saji yang dikirim bos, telah dilahapnya, sayang kalau dibuang , kebetulan perutnya sedang lapar-laparnya dihabiskan tanpa sisa. Setelah membersihkan kamar , Ghea menuju ke samping tempat kost mencuci baju yang bertumpuk , seprei , bedcover serta handuk yang dicucinya setiap minggu di laundry coin milik ibu kost. Ghea lebih suka memakai laundry coin, setelah kering dia menyetrika sendiri. Setelah selesai dia memanjakan dirinya, makan siang pesan melalui online , melulur badannya , creambath sendiri setelah selesai dia membalur seluruh tubuhnya dengan handbody, kemudian menghempaskan dirinya di tempat tidur . “ Uhm, nikma
Pagi-pagi sekali Ghea sudah berada di kantor, dia berangkat lebih pagi karena selain ingin mengembalikan paper bag berisi ponsel, dia akan menyelesaikan pekerjaannya yang masih menumpuk jika sewaktu-waktu dikondisikan akan resign dari kantor. Terdengar pintu ruang kerja bos terbuka, ternyata bos juga datang pagi-pagi. Deg..! Dada Ghea berdetak kencang, mengapa bos juga datang pagi-pagi? batinnya. Ghea terus mengumpulkan berkas , mengetik jadwal bos selama seminggu, kemudian mengirim ke tablet bos. Terdengar pintu penghubung terbuka, Ghea mendongak dilihatnya bos menatapnya keheranan. “ Kenapa kamu masuk pagi-pagi, belum jam kantor.” Kata bos sedikit ramah. Ghea tidak menjawab hanya menatap bosnya dengan tatapan datar. “ Saya tidak mau terima ponsel bapak, terlalu mahal , terlalu mewah bagi saya. Ada di meja kerja bapak.” Kata Ghea berusaha terlihat garang. “ Kamu tidak menjawab pertanyaan saya!” geram bos. “ Pertanyaan yang sama untuk bapak.” Kata Ghea. Terkejut bos mendenga
Pulang kerja , Ghea membuka paper bag , melihat dos ponsel yang mereknya terkenal , modelnya sedang ngetred ,ponsel lipat yang sudah diidam-idamkan sejak lama. Ternyata segelnya sudah terbuka, ponsel mungil warna silver yang bisa dilipat pada bagian tengahnya, dimana layar utamanya menampilkan bunga yang indah jika dibuka. Ponsel itu selalu dilihatnya ketika nonton drama Korea membuat Ghea bertekat akan mewujudkan impiannya memiliki ponsel model lipat berwarna silver. Dipandangnya ponsel itu bagaikan memandang kekasih. “ Kau yang kuinginkan telah hadir di depanku , “ bisiknya sambil meletakkan ponsel di dadanya. Dadanya bergemuruh senang , terasa ada aliran hangat merasuk ke dadanya , sebuah wajah tampan dengan matanya bagaikan permata black opal menatapnya dengan kejam. Ghea berusaha memejamkan matanya untuk menghilangkan wajah yang sangat dibencinya , bukannya menghilang wajah itu semakin melekat tidak ingin keluar dari matanya yang terpejam, malah di sudut hatinya ada sedikit k
Keesokan harinya, Ghea bangun dengan perasaan malas. Ada keengganan berangkat ke kantor, takut menghadapi rekan-rekan kantor membicarakan HOT GOSSIP yang kemarin terjadi. Setelah menarik badannya kuat-kuat, disingkapkannya bedcover langsung duduk berdoa . Setelah berdoa ada sedikit harapan di hatinya, semoga HOT GOSSIP segera berlalu. Sesampai di lobbi perusahaan, sekuriti yang biasanya cuek menyambutnya, menyambutnya dengan hangat,” Selamat pagi mbak Ghea, tidur nyenyak semalam?” Dengan muka datar dan dingin, Ghea tidak menjawab pertanyaan sekuriti , cepat-cepat melangkahkan kakinya menuju ke lift. Di depan lif sejumlah karyawan bergerombol , riuh membicarakan sesuatu, Ghea cuek saja memasang topeng muka datar, dingin dengan gestur tubuh , jangan sentuh aku. “ Wah ini dia si frigid yang bisa mengalahkan monster perusahaan .” terdengar suara perempuan dengan nada iri. “ Frid, bagaimana rasanya dicium bos ? Hangat, panas, manis, kecut, asam atau pahit bibirnya?” tanya Roland tert
Setelah pertemuan yang melelahkan karena sepanjang pertemuan, presentasi bos dicecar dengan pertanyaan pak Hartono ,Person In Charge , bertanggungjawab atas semua proyek yang dikerjakan PT Griya Artha Langgeng Jaya. Pak Hartono, berkepribadian agresif , suka mendominasi dan ambisius , berusaha terlihat percaya diri , arogan , sangat tidak menghargai orang lain. Karakter yang sama dimiliki bos , meskipun tidak nampak di permukaan. Lain halnya dengan bos tidak menyembunyikan karakternya. Semua staf tahu karakteer bos, sedangkan pak Hartono para staf harus mereka-reka karakternya. Pak Hartono diam-diam bersaing dengan bos. Menurut Nyali , bos tahu bahwa pak Hartono selalu ingin menjegal bos, ingin bersaing merebut hati bapak Pringgodihardjo, apalagi kedudukan bos sedang diincar pak Hartono. Begitu bos menceraikan Yasmin , maka kedudukan bisa lepas sebagai CEO. Pihak yang dekat dengan mereka tahu bahwa sering terjadi persaingan tidak sehat yang dilakukan pak Hartono. Karena tidak ada
Masuk dalam taxi , ponselnya berdering, Nyali menelponnya. “ Kenapa kau tutup telepon?” “ Oh My God, kamu tahu siapa yang ada di belakangku ketika aku ceritaiin bos? Ir. Galang Juda Saputra, MSc. ! Dia rupanya dengar aku ceritaain dia, mungkin sangking asyik ceritain kejelekannya , bos kesel lalu mendehem, aku kaget karena aku kenal dehemnya langsung aku membalikkan badan kulihat bos memandangku dengan matanya yang bersinar terang seolah-olah akan menerkamku, bagaikan diburu singa aku lari cepat-cepat keluar lobbi. Untung ada taxi. Selamatlah diriku.” Cerita Ghea , setelahnya dia menghembuskan nafasnya. “ Matilah kau Ghea ! Besok kau akan dieksekusi ! “ kata Nyali dengan aksen Bataknya. “ Bah, tidaklah ! Besok kan bos tidak masuk, aku tunggu teleponnya atau tunggu tiga hari lagi, pasti sudah cooldown .” kata Ghea berusaha menghibur hatinya. “ Mudah-mudahan, dia juga lupa.” Kata Nyali berusaha menghibur temannya. Mendekati rumah kost, ponselnya berdering , dari oom Gatot,
Sampai di tempat kost, Ghea langsung melepaskan pakaiannya, memasukkan dalam keranjang pakaian kotor. Tanpa sengaja dia memandang ke cermin berdiri di sampingnya menampakkan keseluruhan tubuhnya yang tipis, ramping diselimuti kulitnya yang putih seputih susu. Teringat bagaimana oom Gatot memeluknya, tangannya yang kasar, kuat dan kokoh serasa masih melekat di tubuhnya. Aroma tubuh lelaki tanpa parfum masih tersisa di ujung hidungnya membuat sesuatu di tubuhnya menggeliat manja. Dibelainya tubuhnya ingin menikmati sisa pelukan oom Gatot , memejam matanya kemudian berdesah,” Apakah aku menganggap pelukan oom Gatot sebagai pelukan lelaki seperti yang kudambakan ataukah seperti aku dipeluk papa ? Dipeluk oom Gatot tadi serasa aku memeluk papa. " bisiknya. “ Rasanya sayang kalau aku mandi sekarang, masih terasa pelukan hangat oom Gatot, “ bisiknya kemudian tanpa disadari dia melepaskan bra dan painties , mengurai rambutnya ke depan , berpose seksi. “ Apakah aku kalah cantik dan seksi
Satu tahun kemudian. Ghea sibuk menyiapkan makan malam, ibu Imelda Hutomo , Yasmin dan Oscar diundang Ghea makan malam di rukan . Ibu Imelda Hutomo, Yasmin dan Oscar ke Sendawar untuk menjemput Sinar liburan akhir tahun ke Jakarta. Untuk mengungkapkan dibutuhkan kesabaran dan kebijakan agar Sinar bisa menerimanya. Sinar perlahan-lahan diperkenalkan dengan keluarga biologisnya, awalnya dengan mengadakan komunikasi jarak jauh Sinar dengan Oscar. Sinar kagum ketika Oscar menunjukkan beberapa lukisan yang memenangkan perlombaan Internasional. “ Sinar ingin oom jadi guru menggambarku,” “ Baik, Sinar ke Jakarta nanti oom akan ajar melukis, agar Sinar bisa mewarisi seni melukis oom Oscar.” Kata Oscar. “ Betul, kapan Sinar bisa ke Jakarta?” “ Kalau mama Ghea dan papa Galang mengijinkan.” Jawab Oscar. Ghea dan Galang mendengar pembicaraan Sinar dengan Oscar melalui speaker handphone milik Galang, menyembunyikan wajah ketidak relaan mereka karena Sinar akan diambil dari kehidupan mereka.
Sampai di Balikpapan, Galang menyewa cleaning service untuk membersihkan rumah, mengepak barang-barang yang akan dibawa ke Sendawar. Beberapa barang yang tidak dipakai , ibu Marni dibantu ibu RT ,menanyakan ke tetangga membuat daftar siapa yang akan mengambilnya. Langsung nama Ghea meroket naik, dari perempuan sombong menjadi perempuan murah hati. Ghea tersenyum mendengar laporan ibu Marni, “ Itulah ibu, mereka tidak paham, hanya melihat dari luar.” Kata Ghea. Tiba-tiba Ghea merasa mual kembali, keinginan muntahnya semakin hebat disertai rasa pening, “ Mbak bisa buatkan saya teh manis hangat. Rasanya saya sering mual dan ingin muntah.” Kata Ghea. “ Apakah aku hamil?” bisik Ghea. Ghea mengingat kapan dia terakhir haid. Karena siklusnya tidak teratur diapun lupa kapan terakhir haid. “ Ibu, kapan ya haid saya yang terakhir? Ibu mungkin tahu?” tanya Ghea. “ Hmm.. waktu nak Galang pulang dari proyek, ibu sempat dengar dia ngedumel, “ Lagi PM, aku so tidak tahan.” Jawab ibu Marni samb
Setelah pesta ulang tahun Ghea serasa reunian, Galang dan Ghea mengantar tamu mereka yang langsung menuju ke lift. Mereka terlihat sumringah karena masing-masing membawa paper bag berisi kain tenun khas Dayak. Kesemuanya adalah ide Galang memperkenalkan kain khas Kalimantan, selain batik yang sudah go Internasional. “ Aku mau lihat anak-anak dulu.” Kata Ghea ketika mereka sampai ke kamar yang bersebelahan dengan kamar Ghea dan Galang, mengetuk pintu perlahan, ibu Marni keluar berbisik, “ Anak-anak sudah tidur, mereka capek nunggu mama dan papanya.” “ Oh… “ bisik Ghea penuh penyesalan. “ Besok aku akan melihat mereka, “ bisik Ghea. Galang melihat ke mata sendu Ghea yang penuh penyesalan, “ Besok pagi-pagi kita ajak jalan-jalan sebelum ke bandara.” Ghea merasa tenang mendengar janji Galang, memeluk Galang.Galang memperketat pelukannya, memasukkan kartu ke kamar mereka. “ Papa, terima kasih atas pesta ulang tahunnya, atas semua yang telah papa buat untuk mama.” “ Mama senang?” ta
Sore hari Galang menyatakan bahwa dia akan membuat pesta ulang tahun untuk Ghea. Ghea protes ,” Pa, ngapain bikin pesta ulang tahun?” “ Selama kita menikah, aku tidak pernah bikin pesta untukmu. Ayolah, papa sudah reservasi resto di hotel ini.” “ Hanya keluarga kita kan?” “ Beberapa teman, papa panggil.” Kata Galang sambil memberikan boks. “ Bukalah.” Ghea membuka pita , kemudian membuka boks,sebuah gaun hijau dengan potongan dada Sabrina dihiasi taburan berlian sepanjang leher, sepatu heels slingback warna perak dan clutch bag warna silver. “ Papa..” “ Kamu pakai untuk pesta ulang tahunmu nanti malam.” “ Aku, tidak biasa pakai yang beginian,” “ Kamu harus biasa, apakah kamu mau pakai tanktop dan celana pendek?” Sore menjelang malam, diantar ibu Marni, Ghea ke salon yang ada di hotel, itupun atas perintah Galang. Setelah mandi Galang telah mempersiapkan gaun, sepatu dan clutch bag di ranjang. Galang sudah memakai celana panjang, kemeja dan dasi tinggal memakai jas Armani
Jam menunjukkan pukul dua belas malam, Galang terbangun dari tidur lelap setelah berpacu nikmat dengan Ghea. Ghea nampak pulas tidur dalam lekukan lengan Galang. Perlahan Galang membebaskan kepala Ghea dari lekukan lengannya, menelpon seseorang. “ Saya ada di depan pintu kamar,” jawab Dipta. Galang cepat memakai bathrobe, membuka pintu , Dipta memegang kue tart kecil dengan lilin yang sudah menyala. “ Terima kasih Dipta, silah tidur kembali.” Tetap memegang kue tart, Galang mencium bibir Ghea, mengulum membuat Ghea membuka matanya. Melihat lilin yang menyala di depan wajahnya, Ghea bangkit, “ Happy birthday my wife, my angel, my love.” Kata Galang memeluk Ghea. “ Tiup lilinnya, tapi sebelumnya make a wish.” Ghea dengan mata terpejam karena melawan ngantuk meniup lilin, kemudian memeluk Galang,” Thanks, my darling. I love you.” Lalu jemarinya mencolek cream menaruhnya di hidung Galang. Galang membalas mencolek cream menaruhnya di bibir Ghea. Kue tart kecil dimakan bersama, seper
Sidang kedua hak asuh anak, sesuai permintaan penasehat hukum Galang sebagai tergugat, atas permintaan Ghea sebagai saksi, pada agenda sidang pemeriksaan saksi, sidang perebutan anak dilakukan secara tertutup bagi umum. Kuasa hukum Yasmin sebagai penggugat, menyatakan keberatannya terhadap larangan hakim karena menyangkut masa depan anak yang diperebutkan hak asuhnya. Kuasa hukum Galang sebagai tergugat, pak Susetyo menjelaskan karena menyangkut kasus dalam ranah hukum keluarga dan mental anak yang diperebutkan hendaknya sidang tertutup untuk umum. Akhirnya hakim memutuskan sidang tertutup untuk umum dan menyatakan bahwa semua putusan pengadilan hanya sah dan mempunyai kekuatan hukum apabila diucapkan di sidang berbuka untuk umum. Suasana sidang penuh ketegangan karena adanya protes dari keluarga Pringgodihardjo karena mereka ingin menutup fakta yang sebenarnya terjadinya gugat cerai oleh Galang . Sidang berjalan alot, akhirnya atas permintaan kuasa hukum tergugat meminta Ghe
Ghea sedang memasak ketika ponselnya berbunyi, dibacanya log panggilan dari Poppy. “ Hai aku dengar dari dokter Budi kamu mencari mantan suamimu?” “ Dia bukan mantan suamiku, suamiku .” jawab Ghea. “ Dia kan ceraikan kamu?” “ Iya. Di atas kertas, tapi belum di pengadilan agama. Kami sudah menyalurkan gairah seksual kami.” “ Bagaimana, asyik, putar ke kanan, ke kiri, melompat setelah empat tahun selibat?” tanya Poppy. “ Simpan pikiran mirismu!” kata Ghea sambil tertawa. “ Woaaahh! Berarti tebakanku benar.” “ Tumben menelponku di jam segini, biasanya kamu sibuk di salon.” “ Hmm.. apa kau sudah baca berita ?” tanya Poppy sambil menyebutkan salah satu portal yang terkenal dengan gosip hot. “ Mengenai apa?” tanya Ghea. “ Perebutan hak asuh Yasmin Pringgodirgo dengan mantannya, Galang.” “ Apa? “ kata Ghea langsung mematikan kompor, menutup ponselnya dengan tangan kemudian memanggil ibu Marni,” Ibu tolong selesaikan.” “ Pop, aku putuskan dulu, mau mencari beritanya.” Kata Ghea .
Begitu tamu tidak diundang keluar rukan dengan bersungut-sungut, Ghea dengan langkah cepat menaiki anak tangga mencari Haikel dan Sinar. Haikel sedang dibujuk oleh ibu Marni, “ Mama , Haikel takut nanti papa dipukul .” kata Haikel sambil menangis tersedu-sedu. “ Haikel, mereka tidak akan memukul papa, ada oom Dipta yang jaga papa,” kata Ghea, lalu bertanya ke ibu Marni , “ Di mana Sinar?” “ Sinar di kamar sedang melukis,” “ Sinar,” panggil Ghea. Tidak ada sahutan, Ghea mulai cemas, takut kalau Sinar mendengar keributan di bawah dan mengetahui jati dirinya. Dibukanya pintu kamar Ghea, Ghea sibuk di depan papan melukis, sambil tubuhnya bergoyang-goyang mengikuti irama musik, sekali-sekali dia bersenandung. Ah, dia pakai headset, batin Ghea. “ Sinar ! “ teriak Ghea. Sinar bergeming, tetap fokus di depan papan melukis, Ghea mendekati Simar memeluknya, Sinar melihat ke arah Ghea,” Mom , aku kaget !” “ Kamu terlalu asyik melukis sampai tidak tahu bahwa papa sudah pulang dari proyekn
Seminggu kemudian. Ghea menunggu Galang yang sedang bekerja di kantornya. Meskipun rumah dan kantor dalam satu lokasi, Ghea tidak pernah memunculkan dirinya di kantor Galang. Pintu penghubung dengan rukan sebelah tempat ibu Marni dan anak-anaknya, Sinar dan Haikel tinggal Ghea dilalaui Ghea jika akan bertemu dengan mereka. Galang hanya ingin kamarnya untuk dia dan Ghea, Galang tidak ingin privasinya terbagai dengan yang lain, meskipun mereka adalah anak-anaknya, itulah keegoisan yang dimiliki Galang. Ghea baru saja meninggalkan anak-anaknya, Sinar dan Haikel setelah mengajari Haikel belajar mengenal huruf , mendampingi Sinar melukis. Masih terbayang wajah Sinar yang tidak menampakkan satupun dari wajahnya yang bisa diandalkan sebagai anak Galang. Yasmin? Ghea tidak tahu garis wajah Yasmin, yang diketahuinya hanya kecantikan dan kemolekan tubuhnya. Sinar memiliki wajah yang cantik. Berbeda dengan Haikel, melihat rupanya orang bisa menebak bahwa Haikel adalah anak Galang, Haikel bagaik