Share

BAB SERATUS EMPAT BELAS

"Oh, ya Tuhan!"

Paramita membekap mulut dengan netra berkaca-kaca. Perempuan itu segera melangkah cepat ke brankar pasien di mana Atma terbaring di sana. "Ayah!" Peluk Paramita.

Wanita itu pikir tidak akan lagi melihat sang ayah. Siapa sangka jika Atma justru bersama Reva. "Kakak memintaku pulang untuk merawat kakek. Dia tidak percaya sama orang rumah sakit. Kakak takut kakek dicelakai lagi. Untungnya waktu itu ada kak Nadine yang menolong kakek. Kalau tidak."

Reva menjeda kalimatnya, dadanya mendadak sesak jika teringat sang kakak. Tidak! Dia tidak mau mengingatnya. Reva sudah berjanji untuk hidup lebih baik di depan nisan Lio.

Beberapa kali Reva menarik napas, berusaha menenangkan diri. Hingga dia berbalik, lalu menatap Nadine yang masih berdiri di ambang pintu. Enggan untuk masuk lebih dalam.

"Mari, Kak. Yang aku tahu, kakak orang terakhir yang menjenguk kakek."

Reva menggandeng Nadine untuk mendekat ke arah Atma yang satu tangannya digenggam Paramita. "Aku harap, mulai saat ini k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ghaitsa Indrie
makin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status