Share

BAB LIMA

Penulis: sugi ria
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-27 13:50:57

Bertempat di sebuah ruangan privat di satu restoran. Beberapa orang tengah bertemu, pembicaraan serius sepertinya sedang terjadi.

"Pastikan semua aman, aku ingin semua berjalan lancar macam biasa." Seorang pria bertitah dengan lelaki lain membungkuk mengiyakan perintah atasannya.

"Dia pandai sekali menyembunyikan diri."

"Berandalan itu, sangat tidak bertanggung jawab, tapi Kakek malah mewariskan semua padanya. Kita harus bisa menyingkirkannya."

Dua orang itu saling pandang untuk kemudian kompak mengangguk. "Stempel itu, kita harus mendapatkannya, sebelum anak itu menikah. Syaratnya akan terpenuhi jika dia sudah menikah, kedudukannya tidak akan bisa kita singkirkan dengan mudah jika sudah begitu."

"Jangan lupa. Dia masih harus melawan ayahnya, jika membangkang."

"Bukankah dia sudah menunjukkannya saat ini. Tenang saja, andai dia kembali, kita sudah punya alat untuk menjeratnya."

Dua pria tersebut tersenyum bersamaan. Senyum itu makin lebar ketika satu lelaki masuk sembari mengatakan pengiriman berhasil. "Lihat, tempat itu memang paling cocok untuk bisnis kita. Kita harus mendapatkannya bagaimanapun caranya. Jangan sampai dia memilikinya."

"Lakukan apa pun untuk menyingkirkan siapa saja yang menghalangi kita."

***

Pagi menjelang.

"Raf, bangun." Nadine menggoyang lengan Rafael yang tidur tertelungkup memakai kaos lusuh dan celana pendek senada. Setelah drama ala pengantin baru versi Rafael dan Nadine, mereka tidur di kasur yang sama dengan perjanjian no sentuh-sentuh.

Rafael bangkit dari tidurnya sambil menatap Nadine dengan datar.

"Kasurmu sangat nyaman."

Nadine tertegun mendengar jawaban Rafael. Pasal kasur pun, lelaki itu tampak menyedihkan.

Padahal maksud Rafael, kasur Nadine enak karena ada aroma wanita itu. Aroma Nadine mampu membuat tidur Rafael kembali nyenyak, setelah insomia hebat melanda lelaki itu.

Nadine menggelengkan kepala. Sepertinya dia harus berusaha menerima Rafael meski susah. Wanita itu tampak sudah mandi, beberapa kali tatapan matanya menatap cincin di tangannya, jika KW kenapa kilaunya begitu jernih, persis seperti berlian asli.

Cincin itu terlihat manis di tangannya, sama dengan milik Rafael yang entah kenapa tampak cocok di jari panjang sang pria. Helaan napas terdengar, dia sudah menikah sekarang. Meski benci karena caranya, Nadine seolah tak punya alasan untuk menyesalinya. Semua sudah terjadi.

Atensi Nadine teralihkan pada tas usang Rafael, juga beberapa benda yang rupanya lelaki itu berikan untuknya sebagai hantaran. Lumayan terkejut ketika Rafael memberinya mahar dalam bentuk euro yang jumlahnya cukup membuat semua orang terkejut.

Meski kemudian mereka kembali menghina Rafael. "Sudah miskin saja, sok-sokan kasih mahar banyak. Pasti utangnya di mana-mana."

"Raf, kamu gak kerja?" Punggung lebar lelaki itu menggeliat.

"Enggak. Aku hanya berangkat jika mereka memerlukan pengganti."

Suara serak Rafael membuat Nadine merinding. Suaranya sekilas sama dengan waktu lelaki tersebut minta maaf, meski terus menerobos masuk saat melecehkannya saat itu.

"Bilang aja pengacara. Pengangguran banyak acara."

Mengingat hal tersebut, kemarahan Nadine muncul kembali. Hingga dia menemukan obyek untuk melampiaskannya. Tak berapa lama teriakan Rafael terdengar ngilu dari dalam kamar Nadine.

"Kalau kamu gak kerja, kamu yang ngurusin kerjaanku di rumah."

Rafael Mendongak. Wajahnya tampak dingin.

Melihat wajah suaminya itu, dada Nadine bergemuruh. Namun, ia berusaha menguasai dirinya lagi dan memasang wajah jutek.

"Cuci bajuku sama seterika. Aku gak sempat melakukannya. Aku harus kerja."

"Nanti aku kerjakan." Secepat itu Rafael mengiyakan perintah Nadine.

Nadine keluar kamar, setelah membiarkan Rafael kembali rebahan di ranjang sang istri. Tidak kalah dengan miliknya di kontrakan tapi kasur Nadine bikin Rafael betah.

Dia melirik kristal pemberiannya yang disimpan Nadine di dalam laci meja riasnya. "Sampai waktunya, kamu akan sangat berguna untukku. Harus."

Lelaki itu memejamkan mata, hingga dering ponsel membangunkannya. Rafael berdecih pelan membaca pesan di ponsel Nadine. Setelahnya dia meraih ponsel yang dia sembunyikan di bawah bantal.

Satu laporan membuat lelaki itu mengubah mode wajahnya jadi serius. "Halo, berikan aku datanya." Dalam sekejap, laptop Nadine sudah Rafael otak atik, sengaja dia melakukan hal itu. Akan lebih mudah login dengan ID Nadine.

"Sangat mencurigakan."

"Heh! Kamu mau apa dengan laptopku?"

"Pinjam sebentar." Rafael sempat menutup data yang sedang dia periksa ketika Nadine sudah kembali menyerangnya. Amboi, hari pertama Rafael jadi suami Nadine berakhir macam pesakitan di rumah sakit.

"Awas saja sampai laptopku kenapa-kenapa! Kamu harus ganti nanti!" bentak Nadine sambil menarik paksa laptopnya setelah diutak-utik oleh Rafael.

Rafael hanya mengangguk seraya berdiri mendekati Nadine yang sudah bersiap untuk pergi kerja.

Tiba-tiba...

Nadine membeku tatkala keningnya disambar oleh Rafael dengan lembut. Eh! Apa-apaan orang ini!

Wanita itu langsung mendorong Rafael menjauh dari jangkauannya dan menatapnya tajam, "Jangan coba-coba melakukan itu lagi!"

Nadine, dengan wajah yang sudah memerah, langsung beranjak pergi dari tempat itu, sedangkan Rafael hanya menatapnya datar saat Nadine meninggalkannya.

Beberapa jam kemudian, di tempat kerja Nadine.

Wanita itu baru selesai menyiapkan bahan untuk meeting. Ketika dia mendengus kesal, dia perlu tanda tangan Eva sebagai atasannya untuk mengesahkan laporannya. Dia sedang enggan bertemu Eva secara personal.

Jabatan Eva memang lebih tinggi dari Nadine, tapi semua orang tahu, kinerja Nadine berlipat lebih baik dari Eva. Hanya karena Eva putri salah seorang pengusaha di negeri ini, perusahaan memberikan posisi bagus untuk wanita itu.

Langkah malas mengiringi Nadine menuju ruangan Eva. Cukup sepi ketika semua orang sedang sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Wanita itu memutar handle pintu ruang kerja Eva, ketika dia mendengar satu suara yang membuat Nadine urung masuk.

Dari celah pintu, bola mata Nadine membulat sempurna melihat apa yang terjadi di dalam sana. "C’mon baby, puaskan aku, setengah jam lagi meetingnya di mulai."

Degup jantung Nadine berlomba ketika dia mendengar siapa partner bercinta Eva. Nadine mundur dari ruangan Eva dengan dada berkecamuk penuh amarah dan kecewa. "Jadi ini yang selama ini terjadi?"

Bersamaan dengan itu, ponsel Nadine berkedip. Satu pesan masuk. "Nad, aku pikir kita dijebak hari itu." Wanita itu menoleh kembali ke ruangan Eva. Mungkinkah?

Dua orang dengan pikiran berbeda tapi sama tujuan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rosnini Samawil
bagus kalau dapat baca sampai akhir kisah .Menilai seseorang jangan mudah saja dg penampilan seseorang bisajadi ,itu test bagi seseorang.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB ENAM

    Nadine hanya bisa bengong sepanjang sisa hari. Dia sama sekali tak bisa fokus. Otaknya dipenuhi oleh adegan saat Eva mendesah nikmat sembari membuka lebar dua kakinya di atas meja, sementara seorang pria tengah menghentaknya."Dasar brengsek!" Baru kemarin dia menikah, dan kini dia dihadapkan pada kenyataan pahit kalau dirinya sudah dikhianati oleh sahabat dan tunangannya sendiri.Iya, pria yang sudah membuat Eva memberikan akses penuh pada area pribadinya adalah David, pria yang selama ini dia anggap baik.Karena berpikir demikian maka Nadine tidak banyak membantah ketika David memutuskan pertunangan mereka. Dia pikir David terlalu baik untuk dirinya yang kini hanya seonggok sampah.Namun sekarang, Nadine berpikir kalau David dan dirinya lebih kurang sama. Sama kotornya. Bedanya Nadine dipaksa sedang David dengan senang hati melakukannya. Lebih sakit lagi ketika tahu perempuan itu adalah Eva, sahabatnya sendiri."Ahh, sialan!" Maki Nadine kemudian. Hatinya tak henti mengumpat perbuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-27
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB TUJUH

    "Aku tidak mau tahu!" Kalimat itu diiringi desisan penuh peringatan. Paras Rafael tampak menegang dengan ekspresi serius kentara di sana. Namun raut wajah itu berubah secepat detik bergulir, kala suara Nadine terdengar memanggil.Lelaki itu mencabut ear phone yang menempel di telinga, memasukkannya ke dalam saku celana pendek. "Raf, kamu ngapain?" Nadine berteriak heboh melihat Rafael berjongkok di area belakang rumah yang berumput tinggi. Ada tumpukan rumput di samping pria tersebut."Potong rumput.""Itu bukan potong rumput tapi cabut rumput. Ibu ini bagaimana sih? Keterlaluan sekali, masak disuruh cabut rumput." Nadine berbalik masuk rumah, ingin protes.Namun Rafael lebih dulu menarik sang istri, hingga perempuan itu berakhir duduk di samping Rafael. "Tidak perlu.""Raf, jangan pasrah-pasrah amat. Lawan dong sesekali." Nadine benci melihat diamnya Rafael saat dikerjai ibu dan adiknya. "Kan bukan kerjaan berat." Nadine mencebik kesal mendengar ucapan Rafael yang terkesan membiarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB DELAPAN

    "Serius?" Tia bertanya dengan mata membulat sempurna. "Ishh, jangan melotot begitu, serem." Tia buru-buru menormalkan netranya lagi. Mereka sedang berada di kantin, makan siang seperti biasa. Kali ini hanya ada mereka berdua. Sebab Eva lebih memilih bergabung dengan barisan manager yang makan di tempat itu."Dasar muna! Kemarin baik-baikin kamu itu sebab ada maunya ya." Nadine mengedikkan bahu, melihat ke arah Eva yang tersenyum sinis padanya. "Dasar murahan!" Batin Nadine kesal. Sungguh, perempuan itu seperti baru saja dihantam dengan kenyataan perih.Tunangannya direbut temannya, tunangannya juga tega menjebak dirinya, membuat dia dan Rafael harus menikah. Meski ya dalam pandangan Nadine, Rafael punya nilai plus lebih sedikit. Pria itu, entahlah Nadine bingung menjabarkan. Sangat dingin, datar, misterius, tapi ... Rafael seperti punya perhatian untuknya. "Maaf, boleh minta tolong. Kerjakan ini untuk meeting besok, harus sudah selesai hari ini."Nadine menggeram, ingin rasanya men

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB SEMBILAN

    "Ibu dari mana saja?" Hermawan bertanya pada Heni yang baru kembali entah dari mana. "Dari rumah bu Surti, biasa arisan. Bapak sudah pulang?" Hermawan mengangguk. Lelaki itu lantas melihat ke arah Rafael, lalu memanggilnya."Sudah, hentikan itu. Bapak tahu kamu baru balik kerja." Rafael mengangguk santun, berujar kalau sebentar lagi dia akan selesai. Hermawan masuk ke kamar diikuti Heni, biasanya perempuan itu akan memijit kaki Hermawan setelah kerja. Rafael pernah melihatnya.Setelah Hermawan dan Heni tak terlihat lagi, Rafael gegas meraih ponselnya. Dia bicara melalui benda kecil di telinga. Rafael tampak terlibat pembicaraan serius. Sembari duduk membelakangi teras belakang. Tangannya iseng bergerak, agar terlihat bekerja.Hampir lima belas menit Rafael berdebat melalui benda pipih miliknya. Sampai dia tiba-tiba berdiri, hanya memberi perintah "bereskan." Rafael masuk ke dalam rumah, mengganti pakaiannya lantas mengetuk kamar mertuanya. Meminta izin keluar. Tak ada jawaban, Rafae

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB SEPULUH

    Rafael keluar dari kamar mandi. Mereka baru sampai rumah naik motor, meninggalkan David begitu saja. Tentu setelah Nadine menghubungi bengkel langganannya untuk mengambil mobilnya. Nadine jelas senang sekali melihat Rafael datang tepat waktu. Hingga dia tidak perlu menghadapi mantan tunangan yang sedang tidak waras.Rafael melihat Nadine yang masih berkutat dengan laptopnya. "Kamu tahu adikmu punya pacar?" Dia ingat kejadian dua hari lalu.Nadine menoleh, melihat Rafael sedang mengeringkan rambut. "Sepertinya begitu. Aku dengar ibu beberapa kali menyebut namanya, tapi aku lupa. Kenapa?" "Pernah melihat mengantar Sita. Orang kaya?" Nadine mengedikkan bahu, tidak tahu."Memangnya kenapa?" Nadine mengetahui kalau ibunya dan adiknya sering menghina Rafael."Kamu dibanding-bandingkan sama dia?""Tidak juga, memang kenyataannya begitu. Aku ini pengangguran," balas Rafael santai. Pria itu merebahkan tubuh di kasur Nadine. Tempat itu sungguh nyaman. Rafael mengurungkan niat memejamkan mata k

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-07
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB SEBELAS

    Sinar mentari pagi menerobos masuk melalui tirai jendela kamar yang terbuka. Suara ribut dari luar kamar membuat Nadine membuka mata. Wanita itu meringis, merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Terutama area intinya, terasa perih."Semalam itu ...." Nadine menggigit bibir bawahnya, teringat kejadian tadi malam. Saat Rafael sungguh memasukinya. Sakit luar biasa. Nadine ingat Rafael sempat berucap, "Kamu bisa lakukan apa pun padaku, jika ini menyakitimu." Alhasil Nadine menggigit bahu, juga mencakar punggung suaminya. "Jadi rasanya seperti itu," gumam Nadine. Dia tidak merasakan ini semua saat dipergoki tidur telanjang berdua dengan Rafael oleh David hari itu.Nadine mengepalkan tangan, berarti dia dan Rafael hanya dijebak tidur bersama tanpa melakukan apa pun. "Dasar David sialan!" Maki Nadine. Perempuan itu menaikkan selimutnya sampai ke dada, menyadari kalau tubuhnya polos tanpa pakaian. Pikiran Nadine melayang, otaknya dipenuhi oleh semua yang Rafael lakukan padanya. Nadine belum pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB DUA BELAS

    Suasana panik menyelimuti lorong ruangan tempat Hermawan di rawat. Semua orang tampak cemas. Pun dengan Nadine, perempuan itu duduk di ujung kursi tunggu, berjarak dari Sita dan Heni yang terlihat berpelukan untuk saling menguatkan."Jangan khawatir, bapak tidak akan apa-apa." Hibur Rafael yang tiba-tiba muncul di dekat Nadine. Menggenggam tangan wanita cantik itu. "Tapi Raf, wajah bapak pucat banget, takut kalau hal buruk terjadi.""Percaya sama aku. Semua akan baik-baik saja." Mungkin tak ada yang tahu, Rafael terus membuat Hermawan mendongak meski posisi berbaring. Lelaki itu berusaha membuka jalan pernapasan ayah Nadine agar tetap terbuka. Menghindari sesak yang biasa terjadi akibat serangan jantung."Kamu lihat! Ini semua karena ulah suami pengangguranmu itu. Gara-gara kamu terus membelanya, bapakmu jadi begini."Kalimat Heni hampir saja dibalas oleh Nadine, jika saja Rafael tidak gegas menahannya. Pria itu menggeleng. "Ini rumah sakit," peringat Rafael. Nadine hanya bisa menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08
  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB TIGA BELAS

    "Beliau terkena serangan jantung. Mengakibatkan stroke tapi masih ringan. Untuk beberapa hari harus dipantau. Bagian tubuh sebelah kiri yang terkena dampaknya. Tidak sampai lumpuh, hanya terasa lemas dan kaku. Dalam beberapa hari ke depan akan ada terapis yang melakukan terapi pada beliau. Supaya kakunya tidak berkelanjutan."Penjelasan panjang lebar dari dokter membuat Nadine dan Rafael mengangguk. Keduanya paham dengan perkataan lelaki dengan snelli melekat di badan.Tampak hormat dan sungkan pada Rafael. Raut wajah lelaki itu padahal terlihat biasa saja. "Loh Raf, kok dikasih yang VIP sih. Kelas tiga tidak apa-apa." Nadine protes ketika tahu Hermawan ditempatkan di kamar VIP."Tidak apa-apa." Lelaki itu mendekat ke arah Hermawan yamg masih memejamkan mata. Tadi Rafael yang mengurus administrasi Hermawan."Tidak apa-apa bagaimana? Kan mahal, bayarnya bagaimana?""Tinggal dibayar saja." Nadine membuat gerakan meremas dengan tangannya. Sungguh kesal dengan sikap Rafael yang tampak san

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-08

Bab terbaru

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 339 KEBAHAGIAAN

    "Sah?" "Sah!" Ucapan syukur terdengar melaung di ruang luas kediaman Rafael yang kini disulap jadi sebuah tempat berhias penuh bunga. Area di mana Rionald akhirnya bisa menikahi Dewi kembali. Pria itu tak bisa menahan haru kala melihat Dewi muncul diantar Paramita. "Ingat, Bang. Jangan sia-siakan kesempatan kedua yang sudah diberikan. Jangan sampai kamu sakiti dia lagi. Malu sama cucu yang sudah seabrek dan masih mau nambah lagi." Paramita memperingatkan Rionald yang langsung mengangguk. Diraihnya tangan Dewi, dipandanginya paras perempuan yang kini kembali jadi istrinya. Dalam pandangan Rionald, wajah Dewi masih sama cantiknya seperti tiga puluh tahun lalu. "Ingatkan aku jika aku berbuat salah, pukul kalau perlu." Rionald sungguh ingin memperbaiki semua. Dia hanya ingin menghabiskan sisa hidup bersama Dewi sambil merawat cucu kandung mereka yang lima bulan lagi akan lahir. Dewi mengangguk, dia sangat terharu juga tersentuh, setelah melihat kesungguhan Rionald yang ingin ber

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 338 ORANG TUA YANG BAIK

    "Cedric Laurent De Angelo dan Celine Laura De Angelo. Intinya mereka adalah sumber kebahagiaan, bukankah surga itu tempat di mana semua orang merasa bahagia. Nama mereka juga bermakna pemenang. Walau perjalanan mereka sejujurnya baru saja dimulai." Nadine tak bisa berhenti tersenyum, menatap dua buah hatinya yang sedang tidur pulas, setelah tadi menjerit karena lapar. Seperti kata Rafael, ASI Nadine memang keluar lebih awal, hingga perempuan itu tak kesusahan pasal ASI. Anugerah lain yang tidak semua perempuan dapatkan. Sita contohnya, ASI-nya baru keluar di hari keempat, dan mulai lancar setelah satu minggu. Nadine sendiri langsung bisa duduk dan berjalan ke kamar mandi, persalinan normal memang lebih cepat pulih. Terlebih perempuan itu melahirkan tanpa jahitan sama sekali. Yang Nadine rasakan tinggal rasa perut yang masih tidak nyaman dan kesulitan jika akan ke kamar mandi. Langkahnya juga masih pelan, belum secepat keadaan normal. Karenanya dia masih memakai kursi roda jika

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 337 TERIMA KASIH SUDAH BERTAHAN

    "Bayinya tidak menangis," gumam seorang staf tanpa sadar. Dirinya baru menyadari kesalahannya saat sang rekan menyenggol lengannya, dan reflek menutup mulutnya.Sementara Reva serta sang dokter langsung memeriksa, dan wajah keduanya seketika berubah pucat berbalut panik. Leher bayi laki-laki Nadine terlilit tali pusat. Bagaimana bisa, padahal USG terakhir tidak menunjukkan hal tersebut.Pertolongan lekas dilakukan . Tali pusat dipotong dengan oksigen segera diberikan. Namun bayi mungil itu tak jua memberi respon, sedangkan saudarinya terus menjerit melengking.Suaranya terdengar sampai ke ruang tunggu di mana hampir semua anggota keluarga De Angelo plus Hermawan dan Heni ada di sana."Pak, kenapa cuma satu yang menangis?" Heni bertanya dengan kecemasan level tinggi pada sang suami. "Berdoa ya, Bu. Semua mohon doanya. Semoga Nadine dan bayinya diberi keselamatan."Semua orang lantas menundukkan, berdoa dalam hati masing-masing. Bahkan David, orang yang tak kenal kata doa ikut trenyuh

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 336 HAL BURUK

    "La? Malah sudah pecah. Bukaan baru empat.""Kita masih bisa tunggu, Dok." Reva mengangguk paham, sebagai dokter dia tahu kalau mereka punya waktu dua puluh empat jam setelah ketuban pecah untuk melahirkan bayi, tanpa ada efek samping yang membahayakan bayinya.Meski kehamilan Nadine lemah di awal tapi semakin ke sini, kandungan Nadine menunjukkan kekuatannya. Hingga tidak ada masalah jika mereka harus menunggu lagi, tanpa perlu tindakan sesar."Sabar ya, aku tahu rasanya sakit. Tapi percaya deh, yang sedang kamu perjuangkan melalui rasa sakit ini adalah hal yang tak ternilai harganya."Nadine mengangguk mendengar ucapan Reva. Selang oksigen dan infus sudah terpasang, sebab tadi Nadine mengeluh sesak. Saat itulah ponsel Reva berdering. Perempuan itu melihat siapa penelponnya. Hingga dia menjawabnya di situ, tanpa berpindah tempat."Kenapa, Re?" Tanya Rafael dari ujung sana."Abang cepet ke rumah dah, anakmu tidak sabar ingin segera melihat dunia," balas Reva bersamaan dengan Nadine

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 335 PECAH KETUBAN

    "Kok makin kenceng, Re. Aduh sorry." Sita melotot melihat tangannya diremas reflek oleh sang kakak. Suasana mobil berubah panik. Reva yang menyetir bak orang gila turut menambah atmosfer Too Fast Too Furious di dalamnya."Re, slow, Re! Banyak nyawa di dalam sini." Paramita memperingatkan. Perempuan itu mendekap erat dua cucunya. Takut kalau Reva membuat kesalahan fatal."Tenang Ma, Reva punya lisensi balapan F1," Reva menjawab asal. Sebuah wireless blue tooth terpasang di telinganya. Perempuan itu tengah berkoordinasi dengan dokter di rumah sakit."Jangan ngaco kamu. F1 cuma buat kamu doang penumpangnya, ini se-erte penumpangnya." Paramita masih bisa berteriak di sela desis kesakitan Nadine. Perempuan itu dengan cepat kehilangan rona merah di parasnya."Santai Ma. Santai Nad. Jangan jejeritan. Nanti tenaganya habis. Kalau betul kontraksi mungkin itu baru satu atau dua. Aku bisa periksa tapi gak mungkin kan aku lakukan di sini, depan anak-anak pula. Jadi tahan ya, kita cus ke rumah s

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 334 PREDIKSI LAIV

    Meski bahasanya masih belepotan, belum jelas pengucapannya, tapi Maira yang tadinya ditindih Laiv sampai menjerit melengking, bisa paham apa yang Nadine perintahkan. Bocah yang masih memakai baju tidur itu lekas berlari ke arah dapur, di mana Paramita tadi berada. Tak berapa lama perempuan itu datang dengam seorang ART mengikuti. "Bukan kontraksi kan?" Tanya Paramita. Dia dan sang ART memapah Nadine untuk duduk di sofa."Kayaknya bukan, Nadine cuma kaget, Maira di-smack down Laiv."Paramita melotot pada sang cucu sementara yang dimarah malah pasang muka innocent, tidak bersalah. Laiv kadang bisa kalem, kadang bisa ikutan tantrum macam Maira yang memang hobi ngereog."Maira, bisa tolong panggilkan Tante Reva di kamar. Bilang Tante Nadine perutnya sakit. Laiv tunggu di sini.""Peyut atit," kutip Maira sambil melangkah pergi seraya melompat kegirangan.Sepeninggal Maira, giliran Laiv yang ditatar Paramita. "Laiv, Sayang. Lain kali gak boleh kayak gitu lagi. Maira nanti bisa terluka. Bi

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 333 SAKIT PERUT

    Seminggu sejak kasus Dewi masuk ke ranah pengadilan, persoalan itu justru merembet ke pihak berwajib. Ternyata si Jojo ini spesialias menikahi wanita untuk dikuras hartanya.Modusnya sama, pria itu akan menjerat janda yang dia nilai kaya, lalu istrinya akan menuntut si perempuan karena sudah mengganggu rumah tangganya. Jelas-jelas di sini Jonathan adalah seorang penipu, tapi para korbannya tidak mau melaporkan kejadian ini pada aparat keamanan. Dengan alasan malu. Mereka lebih suka menyerahkan harta bendanya, menanggung rugi dari pada aibnya tersebar luas.Sepertinya petualangan Jonathan bakal berakhir ketika dia berusaha menjerat Dewi. Bukannya untung, dia malah buntung. Jangan sangka jika Rafael akan diam saja, melihat tantenya ditipu mentah-mentah oleh lelaki yang tampang saja tak lebih baik dari satpam dirumahnya."Aku heran deh, dia pakai pelet apa waktu menipu, Tante."Itu komen Rafael yang masih tak habis pikir. Bagaimana bisa Dewi terjerat lelaki macam Jonathan."Tante pikir

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 332 PEREMPUAN SELALU BENAR

    "Siapa Jonathan?""Rivalnya Om," timpal Rafael cepat atas pertanyaan sang paman.Rionald lekas berdiri untuk mengintip sosok pria yang disebut Rafael sebagai saingannya. Tampak seorang lelaki mengenakan pakaian yang lumayan mahal, melongok dari luar gerbang. Terlihat kepo sekali dengan kediaman Rafael."B aja. Ganas siapa antara aku sama dia?" Selidik Rionald yang seketika membuat Dewi merona. Kenapa juga mantan suaminya malah menyinggung urusan ranjang. Dewi akui, Jonathan tak selihai Rionald, maklumlah, Rionald mantan player, pengalamannya menyenangkan wanita jangan ditanya lagi. Namun ketika membahasnya langsung dihadapan banyak orang, tentu saja Dewi malu setengah mati."Om, itu kan privasi. Tanyanya waktu di kamarlah, jangan di forum terbuka begini. Bikin malu aja," tandas Rafael seolah tahu apa yang Dewi pikirkan."Oke deh, nanti aku tanya kalau kita sudah sekamar lagi. Jadi, apa ni rencana kita?""Kita samperinlah, kita cari tahu apa maunya si Jojo ini."Tak berapa lama, Rafae

  • Dihina Pengangguran Tak Berdaya, Ternyata Suamiku Kaya Raya   BAB 331 JONATHAN

    Ha? Suami baru? Kapan Dewi menikah lagi? Mereka tidak ada yang tahu. Dan kini mendadak wanita ayu yang masih diuber Rionald ini muncul di pintu kediaman Rafael. Minta bantuan untuk disembunyikan dari suami barunya. Kenapa?"Emang Tante kapan nikahnya?" Ceplos Nadine sambil menyuapi Rafael."Emm, dua bulan lalu," balas Dewi malu-malu."Terus kenapa kamu lari ke sini? Maaf, bukannya kami tidak menerimamu. Tapi akan jadi runyam urusannya kalau kamu sudah punya suami." Atma berujar pelan, penuh kehati-hatian agar tidak menyinggung perasaan perempuan yang bagaimanapun adalah ibu dari cucunya. Bahkan Rionald masih tergila-gila pada Dewi sampai detik ini. Rionald tidak mau menerima perempuan lain selain mama David."Maaf, Yah. Tapi aku sudah bingung harus cari perlindungan ke mana." Dewi mulai menangis dengan Paramita lekas mendekat untuk menenangkan."Jangan menangis, cerita dulu. Nanti kita lihat kami bisa bantu atau tidak."Paramita membimbing Dewi duduk di sebuah sofa, Arya mengulurkan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status