Share

22. Sebuah Pengakuan

"Kak Nui!" Salsa langsung berlari ke ruangan di mana Kafizah tengah istirahat.

"Kak! Kak Nui kenapa?" tanyanya saat melihat Kafizah duduk di tempat tidurnya sambil memeluk lutut dengan gemetaran.

"I-itu, o-orang itu pergi, di-dia jahat, a-aku benci orang itu," ucap Kafizah terbata sambil menggigit kedua kuku jari kelingkingnya.

Salsa langsung mendekat dan memeluknya. "Kak Nui tenang ya! Istighfar! Orang itu gak ada, Kak! Kakak harus lawan rasa takut itu."

"Ta-tapi, ga-gambar itu sama persis," balas Kafizah dengan bola mata yang bergerak ke kiri dan ke kanan. Menatap dengan waspada.

"Itu hanyalah gambar, Kak. Gak akan bisa menyakiti Kakak," ucap Salsa menjelaskan.

"Ha-hatiku yang sakit," ujar Kafizah lirih dan menangis, sedangkan Salsa langsung membisikkan doa-doa dan kalimat Allah agar Kafizah lebih tenang.

Perlahan Kafizah memejamkan mata dan menikmati lantunan surah dari bibir Salsa. "Lawan, Kak! Perbanyak istighfar dan Zikir!"

Kafizah mengangguk dan mulai beristigfar meski
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status