Wajah Shania berangsur memucat. Dia berkata, "Zayden, tolong hentikan, jangan dilanjutkan lagi."Zayden merasa agak bersalah saat melihat ekspresi Shania yang seperti itu. Bagaimanapun, dia terlalu membebaskan wanita ini sehingga menaruh harapan padanya. Zayden membalas, "Maafkan aku, tapi kenyataannya memang begitu. Aku tidak pernah melupakannya selama ini. Aku harus memperjelasnya atau waktumu akan terbuang sia-sia."Zayden mengeluarkan sebuah kontrak dari meja kerjanya, lalu meneruskan, "Ini kontrak ganti rugi yang sudah lama kubuat. Bacalah, kamu boleh mengajukan apa pun kalau merasa ada yang kurang puas."Shania terus melangkah mundur, seolah-olah telah melihat hantu. Dengan secercah harapan terakhir di hatinya, dia bertanya dengan nada tinggi, "Kamu terus bilang mencintai Audrey, tapi wanita ini sama sekali nggak mencintaimu! Yang dicintainya adalah Christian! Dia bahkan mengandung anak Christian! Kamu nggak keberatan dengan semua ini? Seluruh dunia akan mentertawakanmu!"Perkata
Felya tahu persis apa yang terjadi waktu itu. Bagi Keluarga Moore, keberadaan Audrey adalah suatu hal yang sangat memalukan. Parahnya, wanita ini bahkan memalsukan kematiannya, membuat Zayden menderita begitu lama. Felya tidak akan membiarkan Zayden memiliki hubungan dengan Audrey lagi."Shania, kamu nggak perlu pergi, justru wanita itu yang harus pergi. Dia sudah membuat pilihan waktu itu, jadi nggak berhak untuk kembali lagi. Aku akan membahas masalah ini dengan Zayden nanti," ujar Felya. Kemudian, dia langsung mengakhiri panggilan untuk menelepon Zayden.Zayden sedang duduk di kursi kerjanya sembari memikirkan cara supaya Shania bisa menerima realita ini. Ketika ponselnya berdering dan melihat sang ibu yang menelepon, dia segera mengangkatnya."Zayden, ada hal penting yang ingin kubahas denganmu. Cepat kemari," ujar Felya tanpa bertele-tele. Dia langsung menyuruh Zayden datang ke negaranya. Di satu sisi, akan lebih mudah bagi Felya untuk meluluhkan hati Zayden. Di sisi lain, dia tid
Namun, bukankah Zayden telah menjelaskan semuanya hari ini? Audrey benar-benar bingung saat memikirkannya. Hanya saja, dia tidak boleh terlalu peduli pada gosip jika ingin bekerja di perusahaan ini. Yang paling penting adalah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.Audrey tidak memikirkan masalah ini lagi. Setelah memeriksa waktu, dia menaiki mobil untuk pulang. Setibanya di bawah apartemen Emilia, Audrey pergi ke minimarket sebelah untuk membeli beberapa sayur dan buah. Begitu masuk, beberapa orang langsung mengamatinya sambil berbisik, "Kenapa aku merasa dia mirip sekali dengan wanita di unggahan itu?"Ketika mendengar suara bisikan yang tiada henti itu, Audrey baru sadar bahwa orang-orang sepertinya sedang membicarakannya. Dia tak kuasa mengernyit mendengarnya. Unggahan apa? Dia baru pulang 2 hari lalu.Audrey segera mengeluarkan ponsel dan mencari namanya di internet. Tidak berselang lama, terlihat sebuah unggahan populer.[ Mengungkap Masa Lalu Kelam Desainer Wanita yang Baru Kemb
Beberapa wanita itu tidak mengira Audrey masih berani membantah. Mereka tertegun sejenak dan saling bertatapan, tetapi segera menemukan keberanian kembali."Kamu sudah melakukan hal yang begitu memalukan, tapi masih berani menegur kami? Salah sendiri, siapa suruh kamu begitu nggak tahu malu? Kamu mau menyalahkan kami?""Benar! Sudah melakukan hal yang begitu menjijikkan, tapi masih berteriak di sini! Kalau itu aku, aku pasti sudah bersembunyi sejak awal!"Lantaran jumlah mereka lebih banyak, mereka pun berani memaki Audrey dengan sombong. Melihat ini, tatapan Audrey seketika menjadi dingin. Ketika dia hendak berdebat lagi, salah satu wanita itu tiba-tiba mengangkat ponsel dan berkata, "Foto wajahnya! Pasti ada yang tahu alamat spesifiknya!"Audrey terkejut melihatnya. Dia tahu bahwa kecaman netizen sangat mengerikan sekarang. Jika orang-orang ini sembarangan berbicara di internet, mungkin alamatnya benar-benar akan terbongkar. Ketika saat itu tiba, Emilia hanya akan terlibat karenanya.
Ekspresi Dash seketika menjadi suram saat melihat orang-orang mencela Audrey. Tangan mungilnya mengetuk keyboard dengan cepat. Dalam sekejap, dia menemukan bahwa akun-akun yang menghina Audrey memiliki alamat IP yang sama.Dash pun tahu bahwa ada orang yang ingin mencelakai ibunya. "Benar-benar trik rendahan." Sesudah itu, dia tersenyum sinis sambil memasukkan sederet kode untuk mengunci komputer dengan alamat IP yang sama.Setelah semuanya beres, Dash mencolok sebuah USB yang terbuat dari logam dan bergumam, "Virus ini baru kukembangkan belakangan ini. Aku akan menjadikan kalian kelinci percobaanku."Terlihat kegembiraan pada wajah mungil Dash. Dia segera mengatur program agar virus bisa otomatis menyerang komputer orang-orang yang menyebarkan rumor.....Di sisi lain, Liam sedang sibuk mengerahkan orang-orang untuk meningkatkan rumor tersebut. Dia tahu bahwa kesuksesan yang didapatkannya hari ini berkat Shania. Itu sebabnya, dia akan selalu menuruti perintah Shania dan tidak berani b
Dash tahu bahwa orang dewasa tidak ingin anak kecil melihat kata-kata kotor di internet, khawatir mereka mendapatkan pengaruh negatif. Itu sebabnya, dia selalu bertindak secara diam-diam karena tidak ingin ibunya merasa sedih.....Audrey membuat pengaturan di ponselnya supaya hanya beberapa orang yang bisa mengirim pesan atau meneleponnya. Sesudah semuanya tenang, dia segera menelepon Christian untuk menanyakan kondisi Dash."Dash sangat baik, gimana denganmu? Apa semuanya lancar di sana?" tanya Christian balik. Audrey seketika merasa lega saat mengetahui putranya baik-baik saja. Namun, dia tidak ingin memberi tahu Christian tentang masalah yang dihadapinya.Christian sangat sibuk belakangan ini. Kalau tahu dirinya dalam masalah, pekerjaan pria ini pasti akan terganggu karena ingin datang untuk membantunya. Audrey tidak ingin terus merepotkan Christian.Lagi pula, Audrey sudah menghubungi pengacara dan menyuruh detektif menyelidiki dalang di balik masalah ini. Seharusnya, dia akan seg
Zayden menatap ibunya yang terlihat sedih dan tidak tahu harus mengatakan apa. Kini, dia akhirnya mengerti mengapa ibunya meninggalkannya saat bayi, mengapa ibunya tidak pernah mengunjunginya, dan mengapa ibunya begitu membenci ayahnya.Jika itu hal lain, Zayden akan menyetujuinya tanpa rasa ragu sedikit pun. Namun, lantaran masalah ini berkaitan dengan Audrey, dia tidak bisa bersikap setegas itu."Audrey memang pernah punya hubungan dengan Christian, tapi dia sangat baik hati. Dia nggak akan menyakiti siapa pun," ujar Zayden.Felya terkekeh-kekeh saat mendengarnya. Kemudian, dia menimpali, "Kalaupun memang seperti itu, dia telah memilih pergi dengan Christian. Apa kamu yakin dia akan memilihmu daripada orang lain?"Zayden terdiam sejenak sebelum menjelaskan, "Aku sudah salah tahun itu. Dia pergi juga karena tidak berdaya. Aku tidak bisa menyalahkannya atas hal ini. Selain itu, bagaimana aku bisa tahu dia memilih siapa kalau tidak mencobanya?"Zayden tahu bahwa dirinya tidak memiliki p
Beberapa hari ini, Christian sangat sibuk. Hari ini, dia akhirnya mengoperasi pasien dengan penyakit kompleks itu sehingga punya waktu untuk berinteraksi dengan Dash.Meskipun Audrey hanya pergi beberapa hari, Christian yang berada di luar negeri merasa sudah lama tidak bertemu dengan wanita ini.Setelah terus bekerja lembur, Christian akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya. Tanpa disangka, ketika dia ingin beristirahat, Dash tiba-tiba menghampirinya dengan ekspresi panik."Kenapa, Dash? Apa yang terjadi?" tanya Christian yang terkejut dibuatnya. Setelah merenungkannya, Dash pun menjelaskan semuanya secara rinci.Christian sontak merasa gelisah saat mendengar Audrey mengalami masalah seperti itu. Dia bergegas menenangkan Dash, "Kamu nggak salah, pasti ada orang yang sengaja mengarahkan opini publik. Yang kamu lakukan sudah benar. Suruh mamamu jangan gegabah, aku akan kembali ke Slastin secepatnya.""Baiklah, aku mengerti," timpal Dash sembari mengangguk. Christian tidak sempat memed