Beberapa hari ini, Christian sangat sibuk. Hari ini, dia akhirnya mengoperasi pasien dengan penyakit kompleks itu sehingga punya waktu untuk berinteraksi dengan Dash.Meskipun Audrey hanya pergi beberapa hari, Christian yang berada di luar negeri merasa sudah lama tidak bertemu dengan wanita ini.Setelah terus bekerja lembur, Christian akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya. Tanpa disangka, ketika dia ingin beristirahat, Dash tiba-tiba menghampirinya dengan ekspresi panik."Kenapa, Dash? Apa yang terjadi?" tanya Christian yang terkejut dibuatnya. Setelah merenungkannya, Dash pun menjelaskan semuanya secara rinci.Christian sontak merasa gelisah saat mendengar Audrey mengalami masalah seperti itu. Dia bergegas menenangkan Dash, "Kamu nggak salah, pasti ada orang yang sengaja mengarahkan opini publik. Yang kamu lakukan sudah benar. Suruh mamamu jangan gegabah, aku akan kembali ke Slastin secepatnya.""Baiklah, aku mengerti," timpal Dash sembari mengangguk. Christian tidak sempat memed
Begitu mendengar suara Dash, Audrey langsung tertegun. Bukankah anaknya seharusnya berada di luar negeri? Kenapa tiba-tiba .... Setelah bereaksi, Audrey buru-buru membuka pintu untuk mereka."Kenapa kalian kemari?" tanya Audrey.Melihat keterkejutan Audrey, Christian tersenyum sembari menimpali, "Tentu saja, kami dengar kamu dalam masalah."Audrey seketika merasa tidak enak hati mendengarnya. Christian sangat sibuk, tetapi masih harus naik pesawat untuk datang ke tempatnya. Dash juga sampai datang kemari. Jangan-jangan, mereka berdua telah melihat rumor di internet?"Mama, maafkan aku, aku sudah memperburuk situasi," ujar Dash. Sesudah menceritakan semuanya, Dash menunduk dengan mata berkaca-kaca dan ekspresi bersalah.Audrey merasa sangat sedih melihatnya seperti ini. Dia membalas, "Nggak apa-apa, kamu nggak salah. Kamu hanya ingin melindungi Mama. Semua ini salah orang yang membuat rumor."Ketika melihat ibu dan anak ini sedih, Christian mengulurkan tangan untuk memeluk Audrey sembar
Setelah mengatakan itu, Christian menatap Audrey dengan tajam. Saat Audrey kembali ke dalam negeri selama beberapa hari ini, Christian selalu merasa ketakutan setiap hari. Dia takut Audrey akan berubah pikiran bersama Zayden kembali. Dia bergegas kembali kali ini bukan hanya untuk membantu Audrey menyelesaikan masalahnya, tetapi untuk menciptakan kesempatan bagi dirinya untuk mengejar Audrey. Dia ingin berdiri di samping Audrey secara terang-terangan.Christian tahu mengajukan usulan itu di saat seperti ini terasa seperti sedang memanfaatkan kesempatan, tetapi dia juga tidak peduli lagi. Dia lebih memilih untuk egois kali ini daripada harus melihat wanita yang dicintainya meninggalkannya.Mendengar perkataan Christian itu, Audrey menggigit bibirnya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi Christian berkata dengan lembut lagi, "Audrey, hal ini nggak boleh ditunda lagi. Kamu tetap bersikap jujur, tapi orang-orang itu nggak tahu batasannya. Kalau mereka terus menggali identitasmu, mungkin ak
Begitu mendengar Audrey dalam masalah, ekspresi Zayden yang awalnya terlihat tenang segera menjadi serius. "Apa yang terjadi?"Caleb segera menceritakan seluruh kejadiannya kepada Zayden.Saat tahu Audrey sedang diserang rumor kejam, Zayden tidak bersemangat untuk tetap tinggal di sana dan makan dengan santai. Dia segera bangkit. "Ibu, ada masalah mendadak, aku kembali dulu. Kalau senggang nanti, aku akan datang menemanimu lagi.""Zayden, kamu ...." Kata-kata Felya belum selesai, Zayden sudah bergegas pergi.Melihat ekspresi Zayden yang panik, hati Felya juga merasa khawatir. Kepribadian Zayden selalu tenang. Jika ekspresi Zayden terlihat seperti itu, takutnya masalah ini tidak sederhana. Setelah berpikir sejenak, dia juga memesan tiket pesawat dan mengejar Zayden. Sebagai seorang ibu, mana mungkin bisa diam dan tidak peduli saat putranya dalam masalah.Saat duduk di dalam mobil, Zayden melihat pemandangan di luar jendela dan menelepon Audrey sambil terus mendesak sopir untuk lebih cep
Nada Zayden terdengar sangat hati-hati, bahkan bisa dibilang merendahkan dirinya. Namun, Audrey tidak tersentuh dan tersenyum dingin. "Nggak perlu, Tuan Zayden. Sungguh nggak perlu repot-repot. Kamu tahu, hidupku selalu sial sejak bertemu denganmu. Tak perlu membantuku, aku hanya berharap kamu menjauh dariku, makin jauh makin baik. Jangan pernah muncul di kehidupanku lagi selamanya, itu sudah sangat membantuku."Setelah mengatakan kata-kata yang kejam itu, Audrey langsung menutup teleponnya. Dia menarik napas dalam-dalam dan memaksa dirinya untuk menjadi tenang. Setiap kali bertemu dengan Zayden, dia selalu tidak bisa mengendalikan emosinya dan amarahnya meledak. Namun, Dash masih menunggunya dan dia tidak ingin Dash merasa ada yang aneh. Dia tidak tahu Dash sudah bersandar di pintu dan mendengar semua pembicaraannya dengan serius.Mendengar Audrey sudah menutup teleponnya, Dash segera bergegas kembali ke tempat tidur dan berpura-pura sedang membaca buku dongengnya. Namun, otaknya teru
Dash berpikir bagaimana membuat ayah berengseknya itu menyerah karena dia tidak akan pergi bersamanya. Apalagi, ayahnya begitu berengsek, jangan harap akan diampuni ibunya.Pada saat ini, Audrey berguling di tempat tidur dan menyadari anak yang tidur di sampingnya menghilang. Dia langsung terkejut dan bangun. "Dash?"Dash langsung tersadar dan segera mematikan komputernya, lalu kembali ke tempat tidur. "Aku ke kamar tidur, Mama."Audrey merasa lega saat mengetahui Dash masih baik-baik saja di sisinya. Dia lalu memeluk anaknya dan melanjutkan tidurnya.Saat dipeluk Audrey, Dash tidak membuat keonaran lagi, tetapi otaknya terus berpikir harus bagaimana bertindak. Setidaknya dia ingin Zayden membayar tunjangan untuk dia dan ibunya selama beberapa tahun ini. Setelah memiliki sebuah rencana dalam pikirannya, dia baru bisa menutup matanya dengan tenang dan perlahan-lahan tertidur.Keesokan harinya, setelah sarapan dan mengantar Dash ke taman kanak-kanak, Audrey dan Christian langsung pergi k
Konferensi pers itu akhirnya selesai dan para wartawan juga segera menyebarkan semua informasi yang terkait. Saat mengetahui telah dikerjai oleh sebuah perusahaan selama ini, para netizen mulai mengungkapkan amarah mereka.Akun Instagram perusahaan Liam dibanjiri komentar negatif. Beberapa orang yang membacanya juga ikut membeberkan perusahaan ini sering melakukan tindakan tidak bermoral seperti ini. Liam juga sering membuat masalah dengan mengandalkan hubungannya dengan Shania. Dalam sekejap, Shania juga menjadi sasaran amarah netizen dan menuduhnya memanfaatkan dukungan Keluarga Moore untuk bertindak sewenang-wenang.Shania awalnya merasa sangat senang saat melihat Audrey tidak sanggup memberikan balasan di media sosial. Dia sangat berharap citra Audrey hancur dan terpaksa melarikan diri ke luar negeri. Namun tak disangka, begitu kembali, Christian langsung membantu Audrey membereskan masalahnya."Wanita jalang ini benar-benar beruntung, selalu ada yang membantunya."Saat memikirkan
Christian awalnya masih ragu apakah harus menggandeng tangan Audrey, karena dia tidak ingin terlalu terburu-buru dan membuat Audrey merasa tidak nyaman. Namun, saat mendengar perkataan Zayden, keraguannya langsung hilang dan segera menggenggam tangan Audrey dengan sangat erat. Dia sengaja kembali demi Audrey. Jadi, dia harus lebih menegaskan posisinya karena Zayden sudah datang, agar Zayden jangan berharap lagi.Audrey tiba-tiba merasa canggung dan diam-diam memberontak sejenak. Namun, genggaman Christian sangat kuat. Saat merasakan perlawanan Audrey, Christian bukan hanya melepaskan genggamannya, dia malah menggenggam dengan lebih erat.Saat melihat tangan mereka yang saling bergandengan dan teringat isi berita yang tadi dia lihat, Zayden perlahan-lahan mengepalkan tangannya. Dia maju dan meraih kerah baju Christian. Tatapannya terlihat dingin dan suaranya terdengar sinis. "Sudah lama tidak bertemu, kamu makin hebat dibandingkan dulu. Trik memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan ini
Sesudah menimbang pro dan kontranya, Dash segera membuat keputusan. Lara yang sudah selesai mengobrol pun kembali, lalu melihat Dash melamun di atas ranjangnya.Dash berinisiatif untuk berkata, "Nenek, aku sudah mengerti maksudmu. Mulai hari ini, aku akan jaga jarak dengan Paman Zayden. Mama sudah memilih untuk pergi, jadi aku nggak boleh menyusahkannya. Aku ingin Mama bahagia."Ketika melihat cucunya begitu pengertian, Lara mengecup pipinya dan membalas, "Kalau begitu, kamu harus membantu Papa Chris saat dia melamar mamamu nanti. Oke?""Oke," sahut Dash sambil memberi isyarat tangan. Setelah mendapatkan jawaban dari Dash, Lara pun mengabari Christian tentang hal ini. Christian sangat terharu saat mengetahui Dash lebih memilihnya daripada ayah kandungnya sendiri.Christian segera pergi ke toko perhiasan untuk mengambil cincin berlian yang telah lama disiapkannya. Sebenarnya dia sudah lama ingin melamar Audrey, tetapi tidak menemukan momen yang pas. Dia pun khawatir Audrey akan menjauhi
Sesudah Zayden pergi, Lara memasuki bangsal. Dia tak kuasa menghela napas saat melihat cucunya memegang mainan Transformers baru yang dibawakan oleh Zayden. Bagaimanapun, Dash masih kecil. Dia pasti senang dengan orang yang memberinya mainan baru."Dash, jangan main lagi, Nenek mau bicara," ujar Lara.Begitu mendengar suara Lara, Dash meletakkan mainannya. Sejak dulu, dia memang selalu menuruti perkataan neneknya. "Nenek mau bilang apa?""Dash, Nenek mau tanya. Kamu sangat menyukai Paman Zayden, ya?" tanya Lara langsung.Dash ragu-ragu sejenak sebelum mengangguk. Beberapa hari ini, Zayden selalu datang menemaninya. Selain menemaninya bermain game dan catur, Zayden juga membeli banyak mainan, bahkan memasak untuknya.Dash bukanlah anak yang keras kepala. Dengan berbagai perlakuan ini, dia tentu mulai memiliki kesan baik terhadap Zayden."Kalau harus memilih di antara Papa Chris dan Paman Zayden, kamu lebih suka siapa?" tanya Lara lagi.Dash tertegun sejenak, tidak menduga dirinya akan d
Ketika melihat putranya meraba-raba kepala sendiri, Audrey mengira Dash sakit kepala. Dia segera menghampiri, lalu bertanya, "Dash, kenapa? Sakit kepala, ya? Atau bagian mana yang sakit?""Mama, aku nggak apa-apa," jawab Dash sembari menggeleng. Kemudian, dia teringat pada sesuatu sehingga bertanya lagi, "Bibi tadi teman Mama, ya?""Bukan, anaknya juga sakit. Dia hanya mengobrol denganku tadi," timpal Audrey dengan jujur.Dash pun tampak bingung, merasa ada yang tidak beres. Akan tetapi, dia tidak terlalu memikirkannya karena mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.....Sementara itu, wanita yang mengobrol dengan Audrey barusan buru-buru mencari tempat yang tidak diperhatikan siapa pun. Dia memasukkan beberapa helai rambut Dash ke sebuah kantong kecil dengan hati-hati.Kemudian, wanita itu mengamati sekelilingnya. Setelah memastikan tidak ada siapa pun, dia bergegas keluar dari rumah sakit dan mendekati sebuah mobil yang terparkir di sana.Begitu jendela mobil diturunkan, si wanita men
Apakah hubungannya dengan Zayden akan retak karena wanita itu? Felya duduk sendirian di ruang kantor, merasa sangat kesepian.Beberapa saat kemudian, Felya bangkit dan menyuruh orang memesan tiket ke luar negeri. Dia harus memastikan bahwa anak itu memang darah daging Zayden. Mengingat obsesi Zayden terhadap wanita itu, putranya mungkin saja tertipu.Kalau Dash memang cucunya, Felya pun harus mencari cara untuk membawanya pulang. Dia tidak bisa membiarkan cucunya tinggal di luar negeri bersama orang lain. Setelah bertekad, Felya berkemas dan menaiki penerbangan terdekat untuk ke luar negeri.....Selesai memasak beberapa lauk, Audrey ingin membawanya ke rumah sakit. Sejak tadi, Zayden terus menunggunya di ruang tamu. Dia tahu Audrey tidak akan mengajaknya pergi, jadi hanya bisa duduk di sini karena takut ditinggal.Ketika melihat Audrey hendak keluar, Zayden segera bangkit dan berucap, "Aku ikut." Dengan begitu, keduanya sama-sama menuruni tangga dan berangkat ke rumah sakit.Di dalam
Setelah Zayden membalut lukanya, dia mencari tisu untuk menyeka noda darah di lantai. Dia tahu Audrey adalah wanita berhati lembut. Kalau bukan karena membenci seseorang, Audrey pasti selalu bertanya untuk sekadar memberi perhatian.Kini, Zayden pun mengerti. Begitu seorang wanita berhati lembut membulatkan tekadnya, tidak akan ada yang bisa membuatnya goyah.Namun, Zayden tidak berhak untuk mengeluh karena semua ini terjadi gara-gara dirinya. Kebodohan dan kesombongannya yang membuat hubungan mereka menjadi begitu buruk.Tidak peduli secuek apa Audrey padanya, Zayden harus bisa menerima dan bertahan. Dia yakin, suatu hari nanti dirinya akan memiliki posisi lagi di hati Audrey.Sesudah memikirkan semua ini, Zayden tidak terlihat murung lagi. Dia membereskan semua barang, lalu berdiri di depan dapur sambil menatap Audrey yang sibuk memasak. Kali ini, dia tidak masuk dan mengganggu lagi, melainkan hanya memperhatikan Audrey.Sementara itu, Audrey merasa sangat tidak nyaman ditatap oleh Z
Zayden tidak memperhatikan keraguan Audrey. Dia meletakkan barang-barangnya di samping, lalu membawa bahan makanan ke dapur.Audrey mengira Zayden ingin memasukkan bahan makanan ke kulkas, tetapi pria ini malah memakai celemek seperti ingin masak.Audrey tidak pernah melihat Zayden masak sehingga menghampiri untuk bertanya, "Kamu ngapain?"Zayden menoleh meliriknya sekilas, lalu menjawab, "Dash bilang ingin makan beberapa masakan, jadi aku mau masak untuknya."Audrey mengernyit dengan makin kuat mendengarnya. Dia melirik sekilas resep yang ditulis khusus oleh Zayden, lalu mendapati semua itu memang makanan favorit Dash. Namun, sejak kapan keduanya menjadi begitu akrab?Audrey seketika menjadi berwaspada. Dash tidak tahu motif Zayden, tetapi Audrey tahu jelas. Pria ini hanya ingin menggunakan trik kecil untuk membuat Dash menyukainya. Dengan begitu, dia mungkin bisa balikan dengan Audrey. Huh! Jangan mimpi!"Tuan Zayden yang terhormat, kamu sudah terbiasa hidup bergelimang harta sejak k
Audrey melihat senyuman di wajah Zayden, lalu berkata dengan agak jengkel, "Biar kuperjelas dulu, aku membiarkanmu tinggal di sini hanya untuk memastikan transplantasi sumsum tulang berlangsung dengan lancar. Jangan pikir macam-macam atau aku akan mengusirmu dengan sapu!"Zayden tidak mengatakan apa pun, hanya mengangguk dengan tenang. Sikapnya yang tampak pasrah ini pun membuat Audrey sangat kesal karena amarahnya tidak dapat terlampiaskan.Audrey berusaha untuk menahan emosinya dan kembali ke kamar. Untuk menunjukkan kekesalannya, dia sengaja membanting pintu dengan kuat.Zayden pun tidak bisa apa-apa saat melihat tingkah Audrey. Setelah berpikir sesaat, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan kepada Dash. Pagi ini, Zayden bermain dengan Dash, lalu mendapatkan WhatsApp-nya karena menang.[ Mau makan apa sore ini? Aku akan membawakannya untukmu. ][ Aku nggak boleh makan makanan di luar. ][ Aku akan memasaknya untukmu. ]Dash terkejut membacanya. Zayden bisa memasak? Apakah pria
"Masalah ini nggak bisa dicegah hanya karena kamu nggak mau," ujar Lara dengan tenang. Demi kebahagiaan putrinya, Lara memutuskan untuk bersikap kejam. Dia tidak akan membiarkan siapa pun punya kesempatan untuk melukai putri dan cucunya."Kalaupun kamu mau bersama Audrey, aku nggak percaya ibumu itu akan setuju. Jangan bilang kamu nggak tahu apa saja yang diperbuatnya. Kalau kamu berada di posisiku, apa kamu akan merelakan putrimu disiksa oleh mertua seperti itu?""Aku ...." Zayden terdiam. Perbuatan ibunya memang sangat keterlaluan, Zayden tidak berani mengelak untuk hal ini.Melihat Zayden yang terdiam mendengar perkataannya, Lara berdiri sambil berkata, "Aku sudah bicara sampai seperti ini, aku harap kamu bisa pertimbangkan hubunganmu dengan Audrey. Kalau kamu tetap bersikeras, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi keluargaku."Usai bicara, Lara langsung bangkit dan berdiri. Sebelum meninggalkan restoran, dia sudah membayar semua tagihannya terlebih dahulu. Zayden menatap
"Nggak kok! Kalau kamu nggak percaya, kita janji jari kelingking saja," ujar Zayden seraya mengulurkan jari kelingkingnya. Dash langsung menyambut dengan gembira, "Nggak boleh ingkar janji."Setelah itu, Dash baru melepaskan tangannya dengan gembira. Melihat Dash yang begitu senang, Audrey mengernyit dan merasa gusar dalam hatinya. Saat dia sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mengusir Zayden, Lara telah masuk ke ruangan sambil membawa sarapan.Begitu masuk, Lara melihat Zayden yang sedang duduk di samping Dash dan Audrey yang berdiri diam. Dia langsung memahami situasi saat ini, tetapi tidak mengungkapkannya secara langsung."Nenek datang!" sambut Dash dengan gembira saat melihat Lara. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya sarapan, sehingga dia langsung berlari ke arah Lara dengan gembira.Berhubung Dash harus selalu rutin suntik dan minum obat beberapa hari ini, selera makannya jadi berkurang. Maka dari itu, Lara harus turun tangan sendiri untuk memasakkan hidangan yang dis