Felya tahu persis apa yang terjadi waktu itu. Bagi Keluarga Moore, keberadaan Audrey adalah suatu hal yang sangat memalukan. Parahnya, wanita ini bahkan memalsukan kematiannya, membuat Zayden menderita begitu lama. Felya tidak akan membiarkan Zayden memiliki hubungan dengan Audrey lagi."Shania, kamu nggak perlu pergi, justru wanita itu yang harus pergi. Dia sudah membuat pilihan waktu itu, jadi nggak berhak untuk kembali lagi. Aku akan membahas masalah ini dengan Zayden nanti," ujar Felya. Kemudian, dia langsung mengakhiri panggilan untuk menelepon Zayden.Zayden sedang duduk di kursi kerjanya sembari memikirkan cara supaya Shania bisa menerima realita ini. Ketika ponselnya berdering dan melihat sang ibu yang menelepon, dia segera mengangkatnya."Zayden, ada hal penting yang ingin kubahas denganmu. Cepat kemari," ujar Felya tanpa bertele-tele. Dia langsung menyuruh Zayden datang ke negaranya. Di satu sisi, akan lebih mudah bagi Felya untuk meluluhkan hati Zayden. Di sisi lain, dia tid
Namun, bukankah Zayden telah menjelaskan semuanya hari ini? Audrey benar-benar bingung saat memikirkannya. Hanya saja, dia tidak boleh terlalu peduli pada gosip jika ingin bekerja di perusahaan ini. Yang paling penting adalah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.Audrey tidak memikirkan masalah ini lagi. Setelah memeriksa waktu, dia menaiki mobil untuk pulang. Setibanya di bawah apartemen Emilia, Audrey pergi ke minimarket sebelah untuk membeli beberapa sayur dan buah. Begitu masuk, beberapa orang langsung mengamatinya sambil berbisik, "Kenapa aku merasa dia mirip sekali dengan wanita di unggahan itu?"Ketika mendengar suara bisikan yang tiada henti itu, Audrey baru sadar bahwa orang-orang sepertinya sedang membicarakannya. Dia tak kuasa mengernyit mendengarnya. Unggahan apa? Dia baru pulang 2 hari lalu.Audrey segera mengeluarkan ponsel dan mencari namanya di internet. Tidak berselang lama, terlihat sebuah unggahan populer.[ Mengungkap Masa Lalu Kelam Desainer Wanita yang Baru Kemb
Beberapa wanita itu tidak mengira Audrey masih berani membantah. Mereka tertegun sejenak dan saling bertatapan, tetapi segera menemukan keberanian kembali."Kamu sudah melakukan hal yang begitu memalukan, tapi masih berani menegur kami? Salah sendiri, siapa suruh kamu begitu nggak tahu malu? Kamu mau menyalahkan kami?""Benar! Sudah melakukan hal yang begitu menjijikkan, tapi masih berteriak di sini! Kalau itu aku, aku pasti sudah bersembunyi sejak awal!"Lantaran jumlah mereka lebih banyak, mereka pun berani memaki Audrey dengan sombong. Melihat ini, tatapan Audrey seketika menjadi dingin. Ketika dia hendak berdebat lagi, salah satu wanita itu tiba-tiba mengangkat ponsel dan berkata, "Foto wajahnya! Pasti ada yang tahu alamat spesifiknya!"Audrey terkejut melihatnya. Dia tahu bahwa kecaman netizen sangat mengerikan sekarang. Jika orang-orang ini sembarangan berbicara di internet, mungkin alamatnya benar-benar akan terbongkar. Ketika saat itu tiba, Emilia hanya akan terlibat karenanya.
Ekspresi Dash seketika menjadi suram saat melihat orang-orang mencela Audrey. Tangan mungilnya mengetuk keyboard dengan cepat. Dalam sekejap, dia menemukan bahwa akun-akun yang menghina Audrey memiliki alamat IP yang sama.Dash pun tahu bahwa ada orang yang ingin mencelakai ibunya. "Benar-benar trik rendahan." Sesudah itu, dia tersenyum sinis sambil memasukkan sederet kode untuk mengunci komputer dengan alamat IP yang sama.Setelah semuanya beres, Dash mencolok sebuah USB yang terbuat dari logam dan bergumam, "Virus ini baru kukembangkan belakangan ini. Aku akan menjadikan kalian kelinci percobaanku."Terlihat kegembiraan pada wajah mungil Dash. Dia segera mengatur program agar virus bisa otomatis menyerang komputer orang-orang yang menyebarkan rumor.....Di sisi lain, Liam sedang sibuk mengerahkan orang-orang untuk meningkatkan rumor tersebut. Dia tahu bahwa kesuksesan yang didapatkannya hari ini berkat Shania. Itu sebabnya, dia akan selalu menuruti perintah Shania dan tidak berani b
Dash tahu bahwa orang dewasa tidak ingin anak kecil melihat kata-kata kotor di internet, khawatir mereka mendapatkan pengaruh negatif. Itu sebabnya, dia selalu bertindak secara diam-diam karena tidak ingin ibunya merasa sedih.....Audrey membuat pengaturan di ponselnya supaya hanya beberapa orang yang bisa mengirim pesan atau meneleponnya. Sesudah semuanya tenang, dia segera menelepon Christian untuk menanyakan kondisi Dash."Dash sangat baik, gimana denganmu? Apa semuanya lancar di sana?" tanya Christian balik. Audrey seketika merasa lega saat mengetahui putranya baik-baik saja. Namun, dia tidak ingin memberi tahu Christian tentang masalah yang dihadapinya.Christian sangat sibuk belakangan ini. Kalau tahu dirinya dalam masalah, pekerjaan pria ini pasti akan terganggu karena ingin datang untuk membantunya. Audrey tidak ingin terus merepotkan Christian.Lagi pula, Audrey sudah menghubungi pengacara dan menyuruh detektif menyelidiki dalang di balik masalah ini. Seharusnya, dia akan seg
Zayden menatap ibunya yang terlihat sedih dan tidak tahu harus mengatakan apa. Kini, dia akhirnya mengerti mengapa ibunya meninggalkannya saat bayi, mengapa ibunya tidak pernah mengunjunginya, dan mengapa ibunya begitu membenci ayahnya.Jika itu hal lain, Zayden akan menyetujuinya tanpa rasa ragu sedikit pun. Namun, lantaran masalah ini berkaitan dengan Audrey, dia tidak bisa bersikap setegas itu."Audrey memang pernah punya hubungan dengan Christian, tapi dia sangat baik hati. Dia nggak akan menyakiti siapa pun," ujar Zayden.Felya terkekeh-kekeh saat mendengarnya. Kemudian, dia menimpali, "Kalaupun memang seperti itu, dia telah memilih pergi dengan Christian. Apa kamu yakin dia akan memilihmu daripada orang lain?"Zayden terdiam sejenak sebelum menjelaskan, "Aku sudah salah tahun itu. Dia pergi juga karena tidak berdaya. Aku tidak bisa menyalahkannya atas hal ini. Selain itu, bagaimana aku bisa tahu dia memilih siapa kalau tidak mencobanya?"Zayden tahu bahwa dirinya tidak memiliki p
Beberapa hari ini, Christian sangat sibuk. Hari ini, dia akhirnya mengoperasi pasien dengan penyakit kompleks itu sehingga punya waktu untuk berinteraksi dengan Dash.Meskipun Audrey hanya pergi beberapa hari, Christian yang berada di luar negeri merasa sudah lama tidak bertemu dengan wanita ini.Setelah terus bekerja lembur, Christian akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya. Tanpa disangka, ketika dia ingin beristirahat, Dash tiba-tiba menghampirinya dengan ekspresi panik."Kenapa, Dash? Apa yang terjadi?" tanya Christian yang terkejut dibuatnya. Setelah merenungkannya, Dash pun menjelaskan semuanya secara rinci.Christian sontak merasa gelisah saat mendengar Audrey mengalami masalah seperti itu. Dia bergegas menenangkan Dash, "Kamu nggak salah, pasti ada orang yang sengaja mengarahkan opini publik. Yang kamu lakukan sudah benar. Suruh mamamu jangan gegabah, aku akan kembali ke Slastin secepatnya.""Baiklah, aku mengerti," timpal Dash sembari mengangguk. Christian tidak sempat memed
Begitu mendengar suara Dash, Audrey langsung tertegun. Bukankah anaknya seharusnya berada di luar negeri? Kenapa tiba-tiba .... Setelah bereaksi, Audrey buru-buru membuka pintu untuk mereka."Kenapa kalian kemari?" tanya Audrey.Melihat keterkejutan Audrey, Christian tersenyum sembari menimpali, "Tentu saja, kami dengar kamu dalam masalah."Audrey seketika merasa tidak enak hati mendengarnya. Christian sangat sibuk, tetapi masih harus naik pesawat untuk datang ke tempatnya. Dash juga sampai datang kemari. Jangan-jangan, mereka berdua telah melihat rumor di internet?"Mama, maafkan aku, aku sudah memperburuk situasi," ujar Dash. Sesudah menceritakan semuanya, Dash menunduk dengan mata berkaca-kaca dan ekspresi bersalah.Audrey merasa sangat sedih melihatnya seperti ini. Dia membalas, "Nggak apa-apa, kamu nggak salah. Kamu hanya ingin melindungi Mama. Semua ini salah orang yang membuat rumor."Ketika melihat ibu dan anak ini sedih, Christian mengulurkan tangan untuk memeluk Audrey sembar
Sesudah menimbang pro dan kontranya, Dash segera membuat keputusan. Lara yang sudah selesai mengobrol pun kembali, lalu melihat Dash melamun di atas ranjangnya.Dash berinisiatif untuk berkata, "Nenek, aku sudah mengerti maksudmu. Mulai hari ini, aku akan jaga jarak dengan Paman Zayden. Mama sudah memilih untuk pergi, jadi aku nggak boleh menyusahkannya. Aku ingin Mama bahagia."Ketika melihat cucunya begitu pengertian, Lara mengecup pipinya dan membalas, "Kalau begitu, kamu harus membantu Papa Chris saat dia melamar mamamu nanti. Oke?""Oke," sahut Dash sambil memberi isyarat tangan. Setelah mendapatkan jawaban dari Dash, Lara pun mengabari Christian tentang hal ini. Christian sangat terharu saat mengetahui Dash lebih memilihnya daripada ayah kandungnya sendiri.Christian segera pergi ke toko perhiasan untuk mengambil cincin berlian yang telah lama disiapkannya. Sebenarnya dia sudah lama ingin melamar Audrey, tetapi tidak menemukan momen yang pas. Dia pun khawatir Audrey akan menjauhi
Sesudah Zayden pergi, Lara memasuki bangsal. Dia tak kuasa menghela napas saat melihat cucunya memegang mainan Transformers baru yang dibawakan oleh Zayden. Bagaimanapun, Dash masih kecil. Dia pasti senang dengan orang yang memberinya mainan baru."Dash, jangan main lagi, Nenek mau bicara," ujar Lara.Begitu mendengar suara Lara, Dash meletakkan mainannya. Sejak dulu, dia memang selalu menuruti perkataan neneknya. "Nenek mau bilang apa?""Dash, Nenek mau tanya. Kamu sangat menyukai Paman Zayden, ya?" tanya Lara langsung.Dash ragu-ragu sejenak sebelum mengangguk. Beberapa hari ini, Zayden selalu datang menemaninya. Selain menemaninya bermain game dan catur, Zayden juga membeli banyak mainan, bahkan memasak untuknya.Dash bukanlah anak yang keras kepala. Dengan berbagai perlakuan ini, dia tentu mulai memiliki kesan baik terhadap Zayden."Kalau harus memilih di antara Papa Chris dan Paman Zayden, kamu lebih suka siapa?" tanya Lara lagi.Dash tertegun sejenak, tidak menduga dirinya akan d
Ketika melihat putranya meraba-raba kepala sendiri, Audrey mengira Dash sakit kepala. Dia segera menghampiri, lalu bertanya, "Dash, kenapa? Sakit kepala, ya? Atau bagian mana yang sakit?""Mama, aku nggak apa-apa," jawab Dash sembari menggeleng. Kemudian, dia teringat pada sesuatu sehingga bertanya lagi, "Bibi tadi teman Mama, ya?""Bukan, anaknya juga sakit. Dia hanya mengobrol denganku tadi," timpal Audrey dengan jujur.Dash pun tampak bingung, merasa ada yang tidak beres. Akan tetapi, dia tidak terlalu memikirkannya karena mereka mungkin tidak akan bertemu lagi.....Sementara itu, wanita yang mengobrol dengan Audrey barusan buru-buru mencari tempat yang tidak diperhatikan siapa pun. Dia memasukkan beberapa helai rambut Dash ke sebuah kantong kecil dengan hati-hati.Kemudian, wanita itu mengamati sekelilingnya. Setelah memastikan tidak ada siapa pun, dia bergegas keluar dari rumah sakit dan mendekati sebuah mobil yang terparkir di sana.Begitu jendela mobil diturunkan, si wanita men
Apakah hubungannya dengan Zayden akan retak karena wanita itu? Felya duduk sendirian di ruang kantor, merasa sangat kesepian.Beberapa saat kemudian, Felya bangkit dan menyuruh orang memesan tiket ke luar negeri. Dia harus memastikan bahwa anak itu memang darah daging Zayden. Mengingat obsesi Zayden terhadap wanita itu, putranya mungkin saja tertipu.Kalau Dash memang cucunya, Felya pun harus mencari cara untuk membawanya pulang. Dia tidak bisa membiarkan cucunya tinggal di luar negeri bersama orang lain. Setelah bertekad, Felya berkemas dan menaiki penerbangan terdekat untuk ke luar negeri.....Selesai memasak beberapa lauk, Audrey ingin membawanya ke rumah sakit. Sejak tadi, Zayden terus menunggunya di ruang tamu. Dia tahu Audrey tidak akan mengajaknya pergi, jadi hanya bisa duduk di sini karena takut ditinggal.Ketika melihat Audrey hendak keluar, Zayden segera bangkit dan berucap, "Aku ikut." Dengan begitu, keduanya sama-sama menuruni tangga dan berangkat ke rumah sakit.Di dalam
Setelah Zayden membalut lukanya, dia mencari tisu untuk menyeka noda darah di lantai. Dia tahu Audrey adalah wanita berhati lembut. Kalau bukan karena membenci seseorang, Audrey pasti selalu bertanya untuk sekadar memberi perhatian.Kini, Zayden pun mengerti. Begitu seorang wanita berhati lembut membulatkan tekadnya, tidak akan ada yang bisa membuatnya goyah.Namun, Zayden tidak berhak untuk mengeluh karena semua ini terjadi gara-gara dirinya. Kebodohan dan kesombongannya yang membuat hubungan mereka menjadi begitu buruk.Tidak peduli secuek apa Audrey padanya, Zayden harus bisa menerima dan bertahan. Dia yakin, suatu hari nanti dirinya akan memiliki posisi lagi di hati Audrey.Sesudah memikirkan semua ini, Zayden tidak terlihat murung lagi. Dia membereskan semua barang, lalu berdiri di depan dapur sambil menatap Audrey yang sibuk memasak. Kali ini, dia tidak masuk dan mengganggu lagi, melainkan hanya memperhatikan Audrey.Sementara itu, Audrey merasa sangat tidak nyaman ditatap oleh Z
Zayden tidak memperhatikan keraguan Audrey. Dia meletakkan barang-barangnya di samping, lalu membawa bahan makanan ke dapur.Audrey mengira Zayden ingin memasukkan bahan makanan ke kulkas, tetapi pria ini malah memakai celemek seperti ingin masak.Audrey tidak pernah melihat Zayden masak sehingga menghampiri untuk bertanya, "Kamu ngapain?"Zayden menoleh meliriknya sekilas, lalu menjawab, "Dash bilang ingin makan beberapa masakan, jadi aku mau masak untuknya."Audrey mengernyit dengan makin kuat mendengarnya. Dia melirik sekilas resep yang ditulis khusus oleh Zayden, lalu mendapati semua itu memang makanan favorit Dash. Namun, sejak kapan keduanya menjadi begitu akrab?Audrey seketika menjadi berwaspada. Dash tidak tahu motif Zayden, tetapi Audrey tahu jelas. Pria ini hanya ingin menggunakan trik kecil untuk membuat Dash menyukainya. Dengan begitu, dia mungkin bisa balikan dengan Audrey. Huh! Jangan mimpi!"Tuan Zayden yang terhormat, kamu sudah terbiasa hidup bergelimang harta sejak k
Audrey melihat senyuman di wajah Zayden, lalu berkata dengan agak jengkel, "Biar kuperjelas dulu, aku membiarkanmu tinggal di sini hanya untuk memastikan transplantasi sumsum tulang berlangsung dengan lancar. Jangan pikir macam-macam atau aku akan mengusirmu dengan sapu!"Zayden tidak mengatakan apa pun, hanya mengangguk dengan tenang. Sikapnya yang tampak pasrah ini pun membuat Audrey sangat kesal karena amarahnya tidak dapat terlampiaskan.Audrey berusaha untuk menahan emosinya dan kembali ke kamar. Untuk menunjukkan kekesalannya, dia sengaja membanting pintu dengan kuat.Zayden pun tidak bisa apa-apa saat melihat tingkah Audrey. Setelah berpikir sesaat, dia mengeluarkan ponsel untuk mengirim pesan kepada Dash. Pagi ini, Zayden bermain dengan Dash, lalu mendapatkan WhatsApp-nya karena menang.[ Mau makan apa sore ini? Aku akan membawakannya untukmu. ][ Aku nggak boleh makan makanan di luar. ][ Aku akan memasaknya untukmu. ]Dash terkejut membacanya. Zayden bisa memasak? Apakah pria
"Masalah ini nggak bisa dicegah hanya karena kamu nggak mau," ujar Lara dengan tenang. Demi kebahagiaan putrinya, Lara memutuskan untuk bersikap kejam. Dia tidak akan membiarkan siapa pun punya kesempatan untuk melukai putri dan cucunya."Kalaupun kamu mau bersama Audrey, aku nggak percaya ibumu itu akan setuju. Jangan bilang kamu nggak tahu apa saja yang diperbuatnya. Kalau kamu berada di posisiku, apa kamu akan merelakan putrimu disiksa oleh mertua seperti itu?""Aku ...." Zayden terdiam. Perbuatan ibunya memang sangat keterlaluan, Zayden tidak berani mengelak untuk hal ini.Melihat Zayden yang terdiam mendengar perkataannya, Lara berdiri sambil berkata, "Aku sudah bicara sampai seperti ini, aku harap kamu bisa pertimbangkan hubunganmu dengan Audrey. Kalau kamu tetap bersikeras, aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk melindungi keluargaku."Usai bicara, Lara langsung bangkit dan berdiri. Sebelum meninggalkan restoran, dia sudah membayar semua tagihannya terlebih dahulu. Zayden menatap
"Nggak kok! Kalau kamu nggak percaya, kita janji jari kelingking saja," ujar Zayden seraya mengulurkan jari kelingkingnya. Dash langsung menyambut dengan gembira, "Nggak boleh ingkar janji."Setelah itu, Dash baru melepaskan tangannya dengan gembira. Melihat Dash yang begitu senang, Audrey mengernyit dan merasa gusar dalam hatinya. Saat dia sedang berusaha memikirkan bagaimana caranya untuk mengusir Zayden, Lara telah masuk ke ruangan sambil membawa sarapan.Begitu masuk, Lara melihat Zayden yang sedang duduk di samping Dash dan Audrey yang berdiri diam. Dia langsung memahami situasi saat ini, tetapi tidak mengungkapkannya secara langsung."Nenek datang!" sambut Dash dengan gembira saat melihat Lara. Dia tahu bahwa ini adalah saatnya sarapan, sehingga dia langsung berlari ke arah Lara dengan gembira.Berhubung Dash harus selalu rutin suntik dan minum obat beberapa hari ini, selera makannya jadi berkurang. Maka dari itu, Lara harus turun tangan sendiri untuk memasakkan hidangan yang dis