Dash tahu bahwa orang dewasa tidak ingin anak kecil melihat kata-kata kotor di internet, khawatir mereka mendapatkan pengaruh negatif. Itu sebabnya, dia selalu bertindak secara diam-diam karena tidak ingin ibunya merasa sedih.....Audrey membuat pengaturan di ponselnya supaya hanya beberapa orang yang bisa mengirim pesan atau meneleponnya. Sesudah semuanya tenang, dia segera menelepon Christian untuk menanyakan kondisi Dash."Dash sangat baik, gimana denganmu? Apa semuanya lancar di sana?" tanya Christian balik. Audrey seketika merasa lega saat mengetahui putranya baik-baik saja. Namun, dia tidak ingin memberi tahu Christian tentang masalah yang dihadapinya.Christian sangat sibuk belakangan ini. Kalau tahu dirinya dalam masalah, pekerjaan pria ini pasti akan terganggu karena ingin datang untuk membantunya. Audrey tidak ingin terus merepotkan Christian.Lagi pula, Audrey sudah menghubungi pengacara dan menyuruh detektif menyelidiki dalang di balik masalah ini. Seharusnya, dia akan seg
Zayden menatap ibunya yang terlihat sedih dan tidak tahu harus mengatakan apa. Kini, dia akhirnya mengerti mengapa ibunya meninggalkannya saat bayi, mengapa ibunya tidak pernah mengunjunginya, dan mengapa ibunya begitu membenci ayahnya.Jika itu hal lain, Zayden akan menyetujuinya tanpa rasa ragu sedikit pun. Namun, lantaran masalah ini berkaitan dengan Audrey, dia tidak bisa bersikap setegas itu."Audrey memang pernah punya hubungan dengan Christian, tapi dia sangat baik hati. Dia nggak akan menyakiti siapa pun," ujar Zayden.Felya terkekeh-kekeh saat mendengarnya. Kemudian, dia menimpali, "Kalaupun memang seperti itu, dia telah memilih pergi dengan Christian. Apa kamu yakin dia akan memilihmu daripada orang lain?"Zayden terdiam sejenak sebelum menjelaskan, "Aku sudah salah tahun itu. Dia pergi juga karena tidak berdaya. Aku tidak bisa menyalahkannya atas hal ini. Selain itu, bagaimana aku bisa tahu dia memilih siapa kalau tidak mencobanya?"Zayden tahu bahwa dirinya tidak memiliki p
Beberapa hari ini, Christian sangat sibuk. Hari ini, dia akhirnya mengoperasi pasien dengan penyakit kompleks itu sehingga punya waktu untuk berinteraksi dengan Dash.Meskipun Audrey hanya pergi beberapa hari, Christian yang berada di luar negeri merasa sudah lama tidak bertemu dengan wanita ini.Setelah terus bekerja lembur, Christian akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya. Tanpa disangka, ketika dia ingin beristirahat, Dash tiba-tiba menghampirinya dengan ekspresi panik."Kenapa, Dash? Apa yang terjadi?" tanya Christian yang terkejut dibuatnya. Setelah merenungkannya, Dash pun menjelaskan semuanya secara rinci.Christian sontak merasa gelisah saat mendengar Audrey mengalami masalah seperti itu. Dia bergegas menenangkan Dash, "Kamu nggak salah, pasti ada orang yang sengaja mengarahkan opini publik. Yang kamu lakukan sudah benar. Suruh mamamu jangan gegabah, aku akan kembali ke Slastin secepatnya.""Baiklah, aku mengerti," timpal Dash sembari mengangguk. Christian tidak sempat memed
Begitu mendengar suara Dash, Audrey langsung tertegun. Bukankah anaknya seharusnya berada di luar negeri? Kenapa tiba-tiba .... Setelah bereaksi, Audrey buru-buru membuka pintu untuk mereka."Kenapa kalian kemari?" tanya Audrey.Melihat keterkejutan Audrey, Christian tersenyum sembari menimpali, "Tentu saja, kami dengar kamu dalam masalah."Audrey seketika merasa tidak enak hati mendengarnya. Christian sangat sibuk, tetapi masih harus naik pesawat untuk datang ke tempatnya. Dash juga sampai datang kemari. Jangan-jangan, mereka berdua telah melihat rumor di internet?"Mama, maafkan aku, aku sudah memperburuk situasi," ujar Dash. Sesudah menceritakan semuanya, Dash menunduk dengan mata berkaca-kaca dan ekspresi bersalah.Audrey merasa sangat sedih melihatnya seperti ini. Dia membalas, "Nggak apa-apa, kamu nggak salah. Kamu hanya ingin melindungi Mama. Semua ini salah orang yang membuat rumor."Ketika melihat ibu dan anak ini sedih, Christian mengulurkan tangan untuk memeluk Audrey sembar
Setelah mengatakan itu, Christian menatap Audrey dengan tajam. Saat Audrey kembali ke dalam negeri selama beberapa hari ini, Christian selalu merasa ketakutan setiap hari. Dia takut Audrey akan berubah pikiran bersama Zayden kembali. Dia bergegas kembali kali ini bukan hanya untuk membantu Audrey menyelesaikan masalahnya, tetapi untuk menciptakan kesempatan bagi dirinya untuk mengejar Audrey. Dia ingin berdiri di samping Audrey secara terang-terangan.Christian tahu mengajukan usulan itu di saat seperti ini terasa seperti sedang memanfaatkan kesempatan, tetapi dia juga tidak peduli lagi. Dia lebih memilih untuk egois kali ini daripada harus melihat wanita yang dicintainya meninggalkannya.Mendengar perkataan Christian itu, Audrey menggigit bibirnya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi Christian berkata dengan lembut lagi, "Audrey, hal ini nggak boleh ditunda lagi. Kamu tetap bersikap jujur, tapi orang-orang itu nggak tahu batasannya. Kalau mereka terus menggali identitasmu, mungkin ak
Begitu mendengar Audrey dalam masalah, ekspresi Zayden yang awalnya terlihat tenang segera menjadi serius. "Apa yang terjadi?"Caleb segera menceritakan seluruh kejadiannya kepada Zayden.Saat tahu Audrey sedang diserang rumor kejam, Zayden tidak bersemangat untuk tetap tinggal di sana dan makan dengan santai. Dia segera bangkit. "Ibu, ada masalah mendadak, aku kembali dulu. Kalau senggang nanti, aku akan datang menemanimu lagi.""Zayden, kamu ...." Kata-kata Felya belum selesai, Zayden sudah bergegas pergi.Melihat ekspresi Zayden yang panik, hati Felya juga merasa khawatir. Kepribadian Zayden selalu tenang. Jika ekspresi Zayden terlihat seperti itu, takutnya masalah ini tidak sederhana. Setelah berpikir sejenak, dia juga memesan tiket pesawat dan mengejar Zayden. Sebagai seorang ibu, mana mungkin bisa diam dan tidak peduli saat putranya dalam masalah.Saat duduk di dalam mobil, Zayden melihat pemandangan di luar jendela dan menelepon Audrey sambil terus mendesak sopir untuk lebih cep
Nada Zayden terdengar sangat hati-hati, bahkan bisa dibilang merendahkan dirinya. Namun, Audrey tidak tersentuh dan tersenyum dingin. "Nggak perlu, Tuan Zayden. Sungguh nggak perlu repot-repot. Kamu tahu, hidupku selalu sial sejak bertemu denganmu. Tak perlu membantuku, aku hanya berharap kamu menjauh dariku, makin jauh makin baik. Jangan pernah muncul di kehidupanku lagi selamanya, itu sudah sangat membantuku."Setelah mengatakan kata-kata yang kejam itu, Audrey langsung menutup teleponnya. Dia menarik napas dalam-dalam dan memaksa dirinya untuk menjadi tenang. Setiap kali bertemu dengan Zayden, dia selalu tidak bisa mengendalikan emosinya dan amarahnya meledak. Namun, Dash masih menunggunya dan dia tidak ingin Dash merasa ada yang aneh. Dia tidak tahu Dash sudah bersandar di pintu dan mendengar semua pembicaraannya dengan serius.Mendengar Audrey sudah menutup teleponnya, Dash segera bergegas kembali ke tempat tidur dan berpura-pura sedang membaca buku dongengnya. Namun, otaknya teru
Dash berpikir bagaimana membuat ayah berengseknya itu menyerah karena dia tidak akan pergi bersamanya. Apalagi, ayahnya begitu berengsek, jangan harap akan diampuni ibunya.Pada saat ini, Audrey berguling di tempat tidur dan menyadari anak yang tidur di sampingnya menghilang. Dia langsung terkejut dan bangun. "Dash?"Dash langsung tersadar dan segera mematikan komputernya, lalu kembali ke tempat tidur. "Aku ke kamar tidur, Mama."Audrey merasa lega saat mengetahui Dash masih baik-baik saja di sisinya. Dia lalu memeluk anaknya dan melanjutkan tidurnya.Saat dipeluk Audrey, Dash tidak membuat keonaran lagi, tetapi otaknya terus berpikir harus bagaimana bertindak. Setidaknya dia ingin Zayden membayar tunjangan untuk dia dan ibunya selama beberapa tahun ini. Setelah memiliki sebuah rencana dalam pikirannya, dia baru bisa menutup matanya dengan tenang dan perlahan-lahan tertidur.Keesokan harinya, setelah sarapan dan mengantar Dash ke taman kanak-kanak, Audrey dan Christian langsung pergi k