Beberapa wanita itu tidak mengira Audrey masih berani membantah. Mereka tertegun sejenak dan saling bertatapan, tetapi segera menemukan keberanian kembali."Kamu sudah melakukan hal yang begitu memalukan, tapi masih berani menegur kami? Salah sendiri, siapa suruh kamu begitu nggak tahu malu? Kamu mau menyalahkan kami?""Benar! Sudah melakukan hal yang begitu menjijikkan, tapi masih berteriak di sini! Kalau itu aku, aku pasti sudah bersembunyi sejak awal!"Lantaran jumlah mereka lebih banyak, mereka pun berani memaki Audrey dengan sombong. Melihat ini, tatapan Audrey seketika menjadi dingin. Ketika dia hendak berdebat lagi, salah satu wanita itu tiba-tiba mengangkat ponsel dan berkata, "Foto wajahnya! Pasti ada yang tahu alamat spesifiknya!"Audrey terkejut melihatnya. Dia tahu bahwa kecaman netizen sangat mengerikan sekarang. Jika orang-orang ini sembarangan berbicara di internet, mungkin alamatnya benar-benar akan terbongkar. Ketika saat itu tiba, Emilia hanya akan terlibat karenanya.
Ekspresi Dash seketika menjadi suram saat melihat orang-orang mencela Audrey. Tangan mungilnya mengetuk keyboard dengan cepat. Dalam sekejap, dia menemukan bahwa akun-akun yang menghina Audrey memiliki alamat IP yang sama.Dash pun tahu bahwa ada orang yang ingin mencelakai ibunya. "Benar-benar trik rendahan." Sesudah itu, dia tersenyum sinis sambil memasukkan sederet kode untuk mengunci komputer dengan alamat IP yang sama.Setelah semuanya beres, Dash mencolok sebuah USB yang terbuat dari logam dan bergumam, "Virus ini baru kukembangkan belakangan ini. Aku akan menjadikan kalian kelinci percobaanku."Terlihat kegembiraan pada wajah mungil Dash. Dia segera mengatur program agar virus bisa otomatis menyerang komputer orang-orang yang menyebarkan rumor.....Di sisi lain, Liam sedang sibuk mengerahkan orang-orang untuk meningkatkan rumor tersebut. Dia tahu bahwa kesuksesan yang didapatkannya hari ini berkat Shania. Itu sebabnya, dia akan selalu menuruti perintah Shania dan tidak berani b
Dash tahu bahwa orang dewasa tidak ingin anak kecil melihat kata-kata kotor di internet, khawatir mereka mendapatkan pengaruh negatif. Itu sebabnya, dia selalu bertindak secara diam-diam karena tidak ingin ibunya merasa sedih.....Audrey membuat pengaturan di ponselnya supaya hanya beberapa orang yang bisa mengirim pesan atau meneleponnya. Sesudah semuanya tenang, dia segera menelepon Christian untuk menanyakan kondisi Dash."Dash sangat baik, gimana denganmu? Apa semuanya lancar di sana?" tanya Christian balik. Audrey seketika merasa lega saat mengetahui putranya baik-baik saja. Namun, dia tidak ingin memberi tahu Christian tentang masalah yang dihadapinya.Christian sangat sibuk belakangan ini. Kalau tahu dirinya dalam masalah, pekerjaan pria ini pasti akan terganggu karena ingin datang untuk membantunya. Audrey tidak ingin terus merepotkan Christian.Lagi pula, Audrey sudah menghubungi pengacara dan menyuruh detektif menyelidiki dalang di balik masalah ini. Seharusnya, dia akan seg
Zayden menatap ibunya yang terlihat sedih dan tidak tahu harus mengatakan apa. Kini, dia akhirnya mengerti mengapa ibunya meninggalkannya saat bayi, mengapa ibunya tidak pernah mengunjunginya, dan mengapa ibunya begitu membenci ayahnya.Jika itu hal lain, Zayden akan menyetujuinya tanpa rasa ragu sedikit pun. Namun, lantaran masalah ini berkaitan dengan Audrey, dia tidak bisa bersikap setegas itu."Audrey memang pernah punya hubungan dengan Christian, tapi dia sangat baik hati. Dia nggak akan menyakiti siapa pun," ujar Zayden.Felya terkekeh-kekeh saat mendengarnya. Kemudian, dia menimpali, "Kalaupun memang seperti itu, dia telah memilih pergi dengan Christian. Apa kamu yakin dia akan memilihmu daripada orang lain?"Zayden terdiam sejenak sebelum menjelaskan, "Aku sudah salah tahun itu. Dia pergi juga karena tidak berdaya. Aku tidak bisa menyalahkannya atas hal ini. Selain itu, bagaimana aku bisa tahu dia memilih siapa kalau tidak mencobanya?"Zayden tahu bahwa dirinya tidak memiliki p
Beberapa hari ini, Christian sangat sibuk. Hari ini, dia akhirnya mengoperasi pasien dengan penyakit kompleks itu sehingga punya waktu untuk berinteraksi dengan Dash.Meskipun Audrey hanya pergi beberapa hari, Christian yang berada di luar negeri merasa sudah lama tidak bertemu dengan wanita ini.Setelah terus bekerja lembur, Christian akhirnya menyelesaikan semua pekerjaannya. Tanpa disangka, ketika dia ingin beristirahat, Dash tiba-tiba menghampirinya dengan ekspresi panik."Kenapa, Dash? Apa yang terjadi?" tanya Christian yang terkejut dibuatnya. Setelah merenungkannya, Dash pun menjelaskan semuanya secara rinci.Christian sontak merasa gelisah saat mendengar Audrey mengalami masalah seperti itu. Dia bergegas menenangkan Dash, "Kamu nggak salah, pasti ada orang yang sengaja mengarahkan opini publik. Yang kamu lakukan sudah benar. Suruh mamamu jangan gegabah, aku akan kembali ke Slastin secepatnya.""Baiklah, aku mengerti," timpal Dash sembari mengangguk. Christian tidak sempat memed
Begitu mendengar suara Dash, Audrey langsung tertegun. Bukankah anaknya seharusnya berada di luar negeri? Kenapa tiba-tiba .... Setelah bereaksi, Audrey buru-buru membuka pintu untuk mereka."Kenapa kalian kemari?" tanya Audrey.Melihat keterkejutan Audrey, Christian tersenyum sembari menimpali, "Tentu saja, kami dengar kamu dalam masalah."Audrey seketika merasa tidak enak hati mendengarnya. Christian sangat sibuk, tetapi masih harus naik pesawat untuk datang ke tempatnya. Dash juga sampai datang kemari. Jangan-jangan, mereka berdua telah melihat rumor di internet?"Mama, maafkan aku, aku sudah memperburuk situasi," ujar Dash. Sesudah menceritakan semuanya, Dash menunduk dengan mata berkaca-kaca dan ekspresi bersalah.Audrey merasa sangat sedih melihatnya seperti ini. Dia membalas, "Nggak apa-apa, kamu nggak salah. Kamu hanya ingin melindungi Mama. Semua ini salah orang yang membuat rumor."Ketika melihat ibu dan anak ini sedih, Christian mengulurkan tangan untuk memeluk Audrey sembar
Setelah mengatakan itu, Christian menatap Audrey dengan tajam. Saat Audrey kembali ke dalam negeri selama beberapa hari ini, Christian selalu merasa ketakutan setiap hari. Dia takut Audrey akan berubah pikiran bersama Zayden kembali. Dia bergegas kembali kali ini bukan hanya untuk membantu Audrey menyelesaikan masalahnya, tetapi untuk menciptakan kesempatan bagi dirinya untuk mengejar Audrey. Dia ingin berdiri di samping Audrey secara terang-terangan.Christian tahu mengajukan usulan itu di saat seperti ini terasa seperti sedang memanfaatkan kesempatan, tetapi dia juga tidak peduli lagi. Dia lebih memilih untuk egois kali ini daripada harus melihat wanita yang dicintainya meninggalkannya.Mendengar perkataan Christian itu, Audrey menggigit bibirnya. Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi Christian berkata dengan lembut lagi, "Audrey, hal ini nggak boleh ditunda lagi. Kamu tetap bersikap jujur, tapi orang-orang itu nggak tahu batasannya. Kalau mereka terus menggali identitasmu, mungkin ak
Begitu mendengar Audrey dalam masalah, ekspresi Zayden yang awalnya terlihat tenang segera menjadi serius. "Apa yang terjadi?"Caleb segera menceritakan seluruh kejadiannya kepada Zayden.Saat tahu Audrey sedang diserang rumor kejam, Zayden tidak bersemangat untuk tetap tinggal di sana dan makan dengan santai. Dia segera bangkit. "Ibu, ada masalah mendadak, aku kembali dulu. Kalau senggang nanti, aku akan datang menemanimu lagi.""Zayden, kamu ...." Kata-kata Felya belum selesai, Zayden sudah bergegas pergi.Melihat ekspresi Zayden yang panik, hati Felya juga merasa khawatir. Kepribadian Zayden selalu tenang. Jika ekspresi Zayden terlihat seperti itu, takutnya masalah ini tidak sederhana. Setelah berpikir sejenak, dia juga memesan tiket pesawat dan mengejar Zayden. Sebagai seorang ibu, mana mungkin bisa diam dan tidak peduli saat putranya dalam masalah.Saat duduk di dalam mobil, Zayden melihat pemandangan di luar jendela dan menelepon Audrey sambil terus mendesak sopir untuk lebih cep