แชร์

Kecemburuan Hurraim

ผู้เขียน: NihayatuZain
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-08 18:08:22

Jam makan siang telah tiba. Sandrina meregangkan otot-ototnya setelah berjam-jam duduk menghadap monitor. Pekerjaan ini sangat Sandrina nikmati. Selain mendapatkan pekerjaan baru, dia juga mendapatkan teman-teman baru di sana.

"Hallo, Sandrina," sapa seorang lelaki yang tak lain adalah staf personalia di sana.

Sandrina menyunggingkan senyuman ramah. "Hai, Juna."

"Mau makan siang bersama ke kantin?" tanya lelaki bernama Juna itu.

Sandrina terdiam sejenak seolah sedang berpikir keras. Beberapa detik kemudian, dia pun mengangguk mengiyakan. "Boleh. Kebetulan aku juga mau makan."

"Ya sudah, ayo. Asyik banget nih punya rekan kerja seperti kamu, Sandrina," ucap Juna sembari berjalan berdampingan dengan Sandrina.

"Baru juga kenal, Juna. Bay the way, kamu tinggal di mana, Jun?" tanya Sandrina.

"Aku tinggal di Cengkareng, Sandrina. Tapi aku masih single, jadi aku ngekost sendiri," jawab Juna.

Perbincangan pun terasa asyik di antara keduanya. Sandrina memang terbilang cepat akrab dan selal
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Bayi Tua

    Sandrina menelan salivanya kasar. Ucapan Hurraim sukses membuatnya salah tingkah. Apa maksudnya? Tentu saja Sandrina dibuat bingung oleh CEO tampan di hadapannya ini. Dari awal bertemu, sikap Hurraim memang sangat membingungkan dan random. Namun, kali ini Sandrina bukan hanya sekedar bingung, tapi juga salah tingkah dan mendadak canggung. Masih penasaran dengan luka di bibir Hurraim, Sandrina mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia tidak ingin bertindak gegabah. Bisa saja Hurraim hanya sedang bercanda dan sengaja mengetes dirinya. "Apakah benar Michael yang melakukannya? Kenapa bisa terjadi?" tanya Sandrina sembari memalingkan wajahnya dan merapikan kotak obat kembali. Hurraim menarik tangan Sandrina sehingga membuat wanita cantik itu refleks menoleh. "Apakah kamu tidak mendengar ucapanku tadi?" Ia menatap dengan tajam dan penuh ancaman. Sandrina menatap ngeri sekaligus kikuk. "I–iya, saya dengar, Pak. Tapi ... mengapa demikian?""Jangan banyak tanya! Pokoknya aku nggak mau melihatmu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-09
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Sekretaris Bandel

    "San, mau pulang bareng aku nggak?" tanya Juna saat Sandrina baru keluar dari ruangan Hurraim. Sandrina tersenyum simpul lantas menggeleng pelan. "Aku sudah dewasa, bisa pulang sendiri. Jangan khawatir, ok!" Ia bicara dengan santai. Juna menyeringai sembari menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak terasa gatal. "Aku cuma mau antarkan kamu pulang. Sesama rekan kerja, kita harus saling tolong menolong. Bukan begitu, sekretaris CEO?""Terima kasih atas niat baiknya, Juna. Tapi kumohon jangan sekarang, ya," ucap Sandrina meminta pengertian dari lawan bicaranya. Juna mengusap wajahnya kasar. Dia sungguh merasa kesulitan mendekati Sandrina. Saat pertama kali bertemu, Juna langsung tertarik pada Sandrina yang begitu positif vibes. Sekarang, mereka berjalan berdampingan menuju lantai bawah. Jam pulang kantor telah tiba. Sandrina berniat mampir ke San Kitchen sebelum benar-benar pulang ke rumahnya. Saat tiba di pintu utama perusahaan, Sandrina berpapasan dengan Hurraim. Lelaki tampan i

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-10
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Karpet dan Tenda

    "Terima kasih ya, Pak," ucap Sandrina pada sopir grab car. Ya, malam ini Sandrina memilih menggunakan grab car. Hal itu dia lakukan karena malas menyetir. Lagipula, jarak dari rumahnya ke danau tidak terlalu jauh. Penjaga danau tersenyum melihat Sandrina. Setelah tahu bahwa hanya Sandrina yang diperbolehkan masuk ke danau itu, penjaga itu mulai mengerti jika Sandrina adalah wanita spesial bagi Hurraim. Saat ini Hurraim sudah menunggu di tepi danau. Lelaki tampan itu menatap danau yang bergelombang terhempas angin malam. Kegelapan membawanya masuk ke dalam sebuah hayalan. Ya, dia menghayal bisa menikah dengan wanita yang tepat. Wanita yang bisa menerima segala kekurangannya. "Selamat malam, Pak Hurraim," sapa Sandrina dengan suara anggun. Hurraim tidak menyahuti. Tentu saja karena dia tidak fokus. Hal itu membuat Sandrina mengerutkan dahi. Wanita cantik itu pun mencoba melangkah lebih dekat. Lalu, berdiri di hadapan Hurraim yang termangu tanpa kata. "Hei, serius amat ngelamunnya!"

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-11
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Piknik Dadakan

    Bintang di langit malam ini bersembunyi di balik awan hitam. Bulan pun sama seperti bintang, tidak menampakan wujudnya. Angin sepoi-sepoi semakin dingin dan kian mengencang. Ranting pohon bergoyang-goyang dan membuat dedaunan saling berdesakan. Di atas tikar, menghadap sebuah danau buatan, dua manusia tengah menikmati malam dengan sepasang cangkir kopi hangat dan mie instan dalam cup. Berbagai macam olahan seafood yang sudah dibakar, tersedia di hadapan keduanya. Malam ini, Hurraim sengaja menyiapkan semua ini untuk dinikmati dengan Sandrina. Awalnya Sandrina sedikit kaget sekaligus heran. Mengapa lelaki aneh seperti Hurraim tiba-tiba mau menikmati pop mie dan sate obong seperti ini. Namun, saat tahu alasannya, Sandrina pun akhirnya bisa memahami. "Aku tidak pernah pergi piknik seperti kebanyakan orang," ucap Hurraim sembari menatap danau yang tenang. Sandrina menoleh, sedikit tidak percaya. Namun, mengingat semua orang tidaklah mengalami kehidupan yang sama, akhirnya dia pun coba

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-12
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Kedinginan

    Hurraim membawa Sandrina ke dalam tenda. Hujan di luar semakin deras, dan angin pun lumayan bertiup kencang. Sandrina meringis kesakitan, hal itu membuat Hurraim kebingungan sekaligus khawatir padanya. "Apa yang harus aku lakukan?" tanya Hurraim sembari menatap cemas.Sandrina melipat bibirnya ke dalam, menahan sakit di kakinya. Sebenarnya tidak terlalu sakit, tapi jika digerakkan, rasanya ngilu dan berdenyut. "Jangan khawatir. Ini hanya sakit biasa.""Yang benar saja? Aku nggak mau kamu kenapa-napa. Apa perlu telepon dokter?" tanya Hurraim semakin cemas. Kedua matanya kini melirik pada kaki kanan Sandrina yang mungkin sedikit terkilir. Sandrina refleks menggeleng. "Eh, nggak perlu. Ini cuma sakit biasa aja, Pak CEO. Nanti tinggal diurut sama ibu di rumah.""Oh, begini saja, biar aku bantu urut," ucap Hurraim yang kemudian memegang kaki Sandrina. Sontak saja Sandrina terperanjat kaget. Kakinya hendak ia tarik, tapi Hurraim menggenggamnya dengan erat. Tentu saja Sandrina merasa cang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-13
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Diantar Pulang

    Hurraim membuka pintu tenda. Melihat sosok lelaki berpakaian hitam dan mengenakan mantel di sana. Sedikit kesal pada kedatangan asisten pribadinya itu. Namun, dia juga sekarang tidak akan bisa mengulang kejadian itu. Jikalau pun Hurraim kembali melakukan itu setelah Bastian pergi, pasti Sandrina akan langsung menolak atau menjauh. Ingat kata pepatah, kesempatan tidak datang dua kali. "Mau apa kau kemari, sialan!?" bentak Hurraim dengan ekspresi kesal. "Saya bawakan mantel, jaket, dan pakaian ganti untuk Anda dan Bu Sandrina," jawab Bastian sedikit berteriak karena hujan masih deras. Sontak saja Hurraim membuang napasnya kasar dan mengusap wajah asal. Benar, saat hujan tiba, dia sempat mengirim pesan pada Bastian untuk membawakan pakaian ganti. Entah apa alasannya, dia bisa sampai lupa. Mungkin saja keindahan dan kenyamanan dengan Sandrina lah yang membuatnya lupa akan hal itu. Sandrina sendiri kini merasa lega dan bersyukur Bastian datang membawa pakaian ganti. Dia sendiri sudah s

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-14
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Makan Bersama Lagi

    Hurraim telah sampai di kediaman Sandrina. Betapa senangnya dia karena bisa mengantarkan sekretarisnya itu pulang. Sekarang, dia sudah tahu di mana alamat rumah Sandrina. Itu akan membuatnya lebih mudah menemui Sandrina sesuka hatinya di rumah itu. "Terima kasih ya, Pak CEO," ucap Sandrina sembari membuka seat belt nya. Hurraim mengangguk singkat. Dia buru-buru keluar dari mobil, padahal Sandrina tidak meminta Hurraim untuk ikut turun. Dengan sigap, Hurraim membukakan pintu mobil untuk Sandrina. Dia benar-benar perhatian dan berlagak seperti Romeo pada Juliet. Sandrina sampai dibikin melongo oleh perhatiannya itu. "Silakan," ucap Hurraim. Sandrina tertegun sesaat. Dia hanya diam dan melongo sambil menatap tidak percaya pada Hurraim. Namun setelah beberapa detik kemudian, dia pun mengangguk lantas keluar dari mobil itu. "Ini terlalu berlebih-lebihan, Pak CEO. Aku nggak minta dibukain pintu kayak gini," ucap Sandrina sedikit merasa tidak enak. Hurraim tersenyum miring. "No problem

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-15
  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Memelukmu

    Sandrina terbangun dalam keadaan tidak enak badan. Kepalanya terasa pusing, hidungnya tersumbat dan tubuhnya sedikit menggigil. Masih pagi ini, sang Ibu pun membuatkan ramuan tradisional untuk putrinya. Awalnya Marlinda menyarankan Sandrina untuk izin tidak bekerja. Tentu saja karena Sandrina sedang tidak enak badan. Mungkin efek semalam dia sempat hujan-hujanan dan terlalu lama memakai baju basah. Namun, Sandrina menolak. Dia ingat kalau hari ini ada sebuah meeting yang tidak bisa dilewatkan. Hurraim juga pasti akan marah jika tiba-tiba Sandrina tidak masuk kerja. "Hachim!" Sandrina kembali bersin. Sekarang dia sudah sampai di perusahaan. Pagi ini cuaca sedikit mendung. Sandrina yang sedang meriang pun harus memakai mantel cukup tebal dan celana panjang. Selain itu, Sandrina selalu menggenggam minyak tetapi untuk dioleskan di dahi, bahu, dan dihirup aromanya. "San, kenapa kamu bersin terus? Apakah kamu sakit?" tanya Juna. Dia tampak menatap khawatir pada Sandrina. Sandrina tersen

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-16

บทล่าสุด

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   2 Minggu Lagi

    Michael menatap nyalang. Sekarang dia benar-benar kesal dan tak habis pikir pada mantan istrinya itu. Sial sekali dia bertemu dengan wanita yang telah menghancurkan seluruh hidupnya. "Apa yang kamu lakukan? Keluar!" bentak Michael dengan tampang penuh emosi. Clara menatap setengah sinis, tapi sepertinya dia sedang mengincar sesuatu dari Michael. Beberapa hari ini Clara baru mengetahui perihal bisnis dan kebangkitan Michael. Wanita licik dan jahat seperti Clara pasti tidak akan puas dan tidak punya malu. Dia bahkan kembali mendekati Michael karena merasa jika Michael telah kembali jaya. "Nggak mau. Aku mau ikut sama kamu." Clara bicara ketus. Dia memalingkan wajah dan seolah tidak peduli pada raut wajah Michael saat ini. "Sudah gila ya kamu!" Michael bicara dengan nada tinggi. "Turun sekarang juga. Aku tidak sudi pergi denganmu. Sekarang aku tidak ingin lagi mengenal kamu, Clara. Lebih baik kamu turun dan jangan menggangguku!" Kemudian dia membuka pintu dan mendorong tubuh Clara de

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Hurraim Tidak Sabar

    "Aku berjanji akan menikahi kamu. Menjadikan kamu wanita satu-satunya dalam hidupku. Aku akan tetap menemani di dalam susah maupun senang. Sandrina, maukah kamu menjadi istriku? Belahan jiwaku. Penyejuk hatiku?" ucap Hurraim sebelum benar-benar memasangkan cincin di jari manis Sandrina. Sandrina nyaris menangis. Kedua bola mata sudah mulai berkaca-kaca. Wanita cantik itu menutupi mulutnya, agar tangisan tidak pecah saat itu juga. Sepersekian detik kemudian, Sandrina mengangguk pelan. "Ya. Aku mau menjadi istrimu. Menjadi belahan jiwamu. Menjadi penyejuk hatimu. Aku akan tetap setia padamu. Menemani dalam suka maupun duka," jawab Sandrina dengan suara yang bergetar menahan tangis. Cincin pun dipasangkan. Semua orang menatap penuh haru dan bahagia. Dua insan sedang mengikat cinta. Setelah ini, perjalan mereka akan terus dilakukan. "Kita beri tepuk tangan yang meriah!" ucap MC dengan penuh gembira. Prok prok prok!Sorak sorai tepuk tangan menggema di rumah itu. Semua orang bahagia.

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Lamaran

    Hari demi hari terus berlalu. Seperti yang Hurraim katakan pada Sandrina, bahwa dia akan datang ke rumah Sandrina untuk melamar. Maka pada hari ini juga, Hurraim beserta kedua orang tua dan Kakeknya datang ke kediaman Sandrina. Hari yang Sandrina dan Hurraim tunggu-tunggu. Mereka akan segera melaksanakan lamaran. Segala persiapan sudah dilakukan. Sandrina tampak cantik mengenakan kebaya modern dan riasan natural di wajahnya. "Apakah kamu sudah siap?" tanya Marlinda. Sandrina tersenyum hangat. "Sudah, Bu. Ini akan menjadi moment terindah sebelum kami menikah.""Kalian adalah pasangan yang serasi. Semoga saja kalian berjodoh sampai kakek nenek," ucap sang ayah. "Aamiin. Semoga seperti ayah dan ibu. Selalu saling setia dan mampu memaafkan setiap kesalahan yang diperbuat," balas Sandrina. Padahal ini bukan pengalaman pertama bagi Sandrina, sebelum mengenal Hurraim, tentunya dia sudah pernah menikah dan melakukan sesi lamaran. Akan tetapi, kali ini rasanya sungguh berbeda. Sandrina san

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Maukah Kamu Menikah Denganku?

    "Loe la loe loe!" semprot Hurraim sembari menatap tajam. Michael menatap tak habis pikir. Sekarang dia benar-benar kebingungan. Kenapa bisa ada Hurraim di rumah ini? Tentu saja Michael tidak tahu kalau Hurraim adalah kakak tirinya. "Loe ngapain di sini?" tanya Michael dengan ekspresi galak. "Ini rumah bokap dan nyokap gue. Loe mau apa!" jawab Hurraim nyolot. "Apa!?" Sontak saja Michael melebarkan kedua mata dan menatap setengah tidak percaya. "Kamu pasti kaget. Tapi memang inilah kenyataannya. Kamu dan Hurraim adalah kakak beradik. Jadi, berusahalah untuk tetap akur dan jangan saling menjatuhkan satu sama lain," imbuh Pristilla yang tampak menekan setiap ucapannya. "Astaga! Jadi, loe anak papi gue?" tanya Michael yang masih sulit percaya. "Ya. Kenapa emangnya? Loe nggak terima!?" sosor Hurraim."Ya Tuhan, ini benar-benar sulit dipercaya," desis Michael sembari mengacak rambutnya asal. "Michael, bersikaplah yang baik dan jangan pernah ungkit masa lalu kamu dengan Sandrina. Kare

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Michael Bertemu Hurraim

    Hari demi hari terus berlalu. Sandrina telah menjalani hubungan dengan Hurraim secara manis dan penuh cinta. Tidak ada lagi Naima atau wanita mana pun yang mengganggu hubungan mereka. Hurraim juga sudah mendapatkan restu dari kedua orang tuanya. Mulanya memang tidak mudah, tapi Hurraim terus mencoba dan berusaha. Alhasil, Pristilla pun mulai membuka hati dan menerima takdir bahwa putranya sangat mencintai Sandrina. "Papi, Kak Michael sudah datang!" teriak Eleanor. Dia tampak antusias menyambut kedatangan kakak kandungnya. Michael tampak sedikit canggung. Baru kali ini dia datang ke rumah papi dan bundanya. Michael juga belum pernah bertemu dengan sang bunda, maka hal itu akan membuatnya semakin canggung dan sedikit malu. Bagaimana reaksi Michael saat tahu sosok putra tiri papinya?"Selamat datang, Michael. Dari tadi kamu tunggu-tunggu," ucap Fery yang baru saja turun tangga. "Tadi ada kegiatan yang padat, Pi. Maklumlah, baru mau mulai usaha lagi," kata Michael dengan santai. Sekar

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Bertemu Clara

    Hurraim mengangguk. Dia ikut tersenyum simpul mendengar pertanyaan adik tirinya itu. "Selamat, kamu pasti pusing dan kaget. Akhirnya kamu dan Sandrina tetap akan menjadi keluarga.""Ya ampun. Ini sih kabar bahagia buat aku," seru Eleanor. "Kamu menyukai Kak San?" tanya Hurraim. "Tentu saja. Kak San wanita yang baik dan positif vibes," jawab Eleanor. "Maka belajar banyaklah padanya," ucap Hurraim yang kemudian melangkahkan kakinya. Eleanor tersenyum samar. "Ternyata Kak San bisa dapatkan pria yang jauh lebih baik dari Kak Michael, Pi." Ia bicara pada sang Papi. "Semua tergantung kualitas diri, sayang. Makanya kamu kalau mau punya suami yang baik dan positif, kamu harus jadi pribadi yang baik. Jodoh itu ibarat cerminan diri," tutur Fery dengan jelas tapi lembut. Eleanor mengangguk singkat. "Semoga aja, Pi. Tapi Ele masih muda. Ele belum mikirin jodoh. Hehe.""Papi juga nggak akan izinin kamu nikah muda, sayang. Kalau karier dan mentalmu sudah mapan, baru boleh menikah," ujar Fery

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Suasana Baru

    Setelah berbelanja banyak keperluan untuk menetap di kediaman sang papi, Eleanor pun kini telah sampai di rumah besar milik papi dan Bunda tirinya. Ternyata Pristilla bukanlah sosok ibu tiri yang jahat. Pristilla sangat baik dan memanjakan Eleanor. Mungkin karena dia benar-benar menyayangi Eleanor dengan tulus seperti dia menyayangi ayahnya. Selain itu, Pristilla juga memang sudah lama menginginkan anak perempuan. Sebenarnya bisa saja dia mengadopsi anak, tapi Fery sering melarangnya. Mungkin inilah hikmah di balik semua itu. Pada akhirnya Pristilla benar-benar punya anak perempuan dan itu adalah anak kandung suaminya. "Bagaimana perasaan kamu, sayang? Ini rumah kami, dan mulai sekarang menjadi rumahmu juga," ucap Fery dengan lembut. "Jangan sungkan-sungkan ya, Ele. Di sini kamu bisa melakukan apa saja. Banyak Mbak-mbak yang bisa bantu kamu melakukan apapun," timpal Pristilla. Eleanor tersenyum hangat lantas mengangguk singkat. "Ele senang banget, Papi. Makasih ya, Pi, Bun, karena

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Aku Hanya Mencintaimu

    Hurraim membawa Sandrina ke danau miliknya. Tentu saja dia harus bicara dengan kekasihnya itu. Mungkin saja Sandrina salah paham dan bisa jadi marah padanya. Selain itu, Hurraim juga harus menenangkan dan memperbaiki perasaan Sandrina. Sudah terlanjut dipermalukan di depan umum, Sandrina pasti sangat merasa kesal dan tidak terima. "Sayang, aku minta maaf atas kejadian ini," ucap Hurraim dengan nada lembut. Sandrina membuang napas kasar. Wajahnya berekspresi marah. Cemberut dan menatap tajam. "Kenapa kamu yang minta maaf? Apakah sepenting itu dia di hidupmu? Kamu mewakilinya?" Sandrina bicara dengan nada ketus. Tatapannya berubah dingin, sepertinya dia memang kesal dan kecewa.Hurraim menggeleng cepat. Kemudian dia meraih tangan kekasihnya dan menggenggam secara lembut. "Bukan begitu, sayang. Aku minta maaf karena saat kejadian aku tidak ada di sampingmu. Dan aku nggak menghandle perempuan itu lebih awal. Atas kejadian ini, aku yakin kamu pasti marah. Aku benar-benar minta maaf, say

  • Diceraikan Suami Toxic, Dibahagiakan CEO Romantis   Naima Merasa Malu

    "Bos, ada keributan di kantor," lapor Bastian pada Bosnya—Hurraim. Hurraim mengerutkan dahi. Dia sama sekali tidak tahu kalau Naima datang ke perusahaan untuk melabrak Sandrina. Sekarang, Hurraim pasti akan terkejut mendengar kabar ini. "Apa yang terjadi?" tanya Hurraim. "Nona Naima datang ke kantor dan melabrak Bu San. Dia membuat semua orang berkumpul dan mencoba mempermalukan Bu San," jawab Bastian yang sukses membuat Hurraim terperanjat kaget dan benar-benar marah. Ponsel yang digenggam itu tiba-tiba saja Hurraim remas dengan kuat dan kasar. Inilah yang Hurraim takutkan. Dia takut Naima akan menemui Sandrina dan berkata yang macam-macam. Salahnya juga tidak bicara jujur dari awal pada Sandrina bahwa dia sempat bertunangan dengan Naima. "Segera antar aku ke sana! Jangan sampai lolos wanita playing victim itu!" perintah Hurraim. Sekarang jantungnya berdetak kencang. Kemarahan sudah berada di atas kepalanya. Bastian mengangguk sigap. Kemudian dia pun segera menancap gas dengan

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status