Share

Lima Tahun Kemudian

Penulis: Kim_Nana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 12:30:03

Lima tahun kemudian, Aurora kembali ke Jakarta dengan penampilan baru yang memukau. Rambut panjangnya kini telah dipotong sebahu, memberikan kesan yang lebih segar. Matanya berbinar, langkahnya lebih mantap dan percaya diri.

Aurora menurunkan kaca mobilnya sedikit, ia menghirup udara malam dan sambil menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan itu. Ia merasa Jakarta, kota yang pernah membuatnya merasa sakit, kini terasa seperti kanvas kosong yang siap ia lukis dengan warna-warna hidupnya yang baru.

"Nona, Jasmine. Kenapa kita belum

sampai juga? Di mana kita sekarang?"

Aurora menoleh ke arah bocah laki-laki berusia 5 tahun itu. Namanya Ethan. Ia duduk di kursi belakang mobil. Ethan adalah anak Aurora dan Jonny.

Rambut Ethan yang keemasan terlihat lebih panjang dan mata birunya semakin bersinar. Ethan mewarisi gen neneknya yaitu Emiliana yang merupakan orang Inggris.

Aurora menggelengkan kepala. Karena Ethan lebih sering memanggil namanya daripada memanggilnya ibu.

"Sebentar lagi sayang, sekarang kita berada di Jakarta," jawab Aurora, tersenyum.

Ethan menatap ke luar jendela mobil. "Jakarta?" tanya Ethan dengan suara yang penuh pertanyaan.

"Ya, Jakarta," jawab Aurora. "Ini adalah kota tempat Ibu lahir dan besar."

"Apakah kita akan tinggal di sini selamanya?" tanya Ethan.

"Tidak, Ethan," jawab Aurora. "Kita akan tinggal di sini selama beberapa waktu."

Ethan terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi itu.

"Kapan kita akan kembali ke Inggris?" tanya Ethan dengan polosnya.

"Kita akan kembali ke Inggris nanti," jawab Aurora. "Tapi untuk sekarang, kita akan tinggal di Inggris."

Aurora memandang Ethan dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Ethan adalah segalanya bagi Aurora. Ethan adalah harapan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Mobil Aurora berhenti di depan sebuah rumah mewahnya yang berada di kawasan Elit jakarta Selatan.

"Ethan, kita sudah sampai. Ayo turun!" kata Aurora.

Ethan yang mulai mengantuk merasa enggan turun dari mobil. Aurora pun langsung menggendongnya.

Para pelayan membantu Aurora dengan membawa semua koper Aurora dan Ethan. Mereka senang melihat anak majikan mereka tinggal di rumah yang sudah lama tidak dihuni sama pemiliknya itu.

Keesokan paginya, asisten sekaligus sahabat Aurora saat berada di Inggris, datang.

"Silvia. Akhirnya kamu datang juga,"kata Aurora sambil tersenyum manis.

"Saat kamu menghubungiku semalam, aku menjadi tidak sabar untuk kesini. Sudah setahun sejak aku kembali ke Jakarta, aku sangat merindukan kamu dan anak angkat ku, Ethan,"kata Silvia dengan penuh semangat.

Aurora tersenyum lebar, ia juga sangat merindukan sahabatnya itu. Tapi, ada hal penting yang harus ia lakukan saat ini dibandingkan melepaskan kerinduannya pada Silvia.

"Apa jadwalku hari ini?"tanya Aurora.

Silvia menghela nafas berat, ia masih ingin melepaskan rindu, tapi ia sudah diajak membahas pekerjaan. Silvia sudah menjadi asisten Aurora sejak mereka masih bekerja di perusahaan Santoso yang ada di Inggris.

Silvia kembali ke Jakarta lebih dulu, untuk mewakili Aurora, mengurus Santoso Fashion yang tidak stabil.

"Kamu harus mengecek email mu. Karena sudah banyak perusahaan yang mengirim email, mereka ingin kamu bekerjasama dengan perusahaan mereka. Ini semua karena rancanganmu di musim semi tahun kemarin, memenangkan kontes Internasional. Salah satu perusahaan yang mengincar mu adalah SM Group,"jelas Silvia.

Aurora terdiam sejenak mendengar nama SM Group. Ia seakan menemukan titik terang untuk balas dendamnya.

"Nanti malam, kamu punya jadwal untuk makan malam bersama Presiden Direktur Maverick Group. Jadwal ini di masukkan oleh Ayahmu yang sudah lama menjodohkan kamu dengannya."kata Silvia sambil tersenyum, ia menggoda Aurora.

Aurora menghela nafas pelan, ia tidak menyangka kalau Ayahnya masih menjodohkannya dengan lelaki yang tidak ia kenal. Sangat menyebalkan.

"Baik, aku akan memeriksa emailnya nanti. Soal makan malam, sepertinya aku harus menyelidiki calon suamiku. Aku akan melamar sebagai karyawan di Maverick Group. Dan kamu harus menyembunyikan identitasku. Bagaimana?"

Silvia mengerutkan kening karena bingung. Ia tidak mengerti jalan pikiran Aurora."Kenapa harus ke Maverick Group? Harusnya kamu langsung memimpin Santoso Fashion dan memilih satu partner yang akan bekerjasama denganmu. Bukan membuang-buang waktu di Maverick Group!"

Aurora tersenyum licik, ia memiliki ide dan alasan tersendiri .

"Keputusanku sudah bulat. Kamu cukup membantuku menjalankan semua rencanaku!"

"Tapi ...." Silvia sedikit khawatir.

"Tidak perlu khawatir aku akan baik-baik saja. Aku percayakan Santoso Fashion padamu."

Pada akhirnya, Silvia setuju dengan ide Aurora. Silvia percaya kalau Aurora mampu bertanggung jawab dengan keputusan yang ia ambil.

"Baiklah, aku akan mendukung semua keputusan mu!"

"Terima kasih!" Aurora tersenyum lebar. "Oh iya, hari ini aku harus pergi ke suatu tempat. Jadi, selagi aku pergi, tolong temani Ethan jalan-jalan setelah ia bangun. Katakan padanya kalau aku akan segera menyusulnya," kata Aurora.

Silvia mengangguk patuh. Aurora mempercayakan putranya kepada Silvia, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah.

Di dalam mobil Rolls-Royce berwarna hitam itu, terlihat bocah kecil menggunakan baju kaos berwarna merah, celana kain selutut berwarna hitam dan sepatu berwarna putih. Ia sedang menggerutu dengan kesal.

"Nona Jasmine itu sangat keterlaluan. Kenapa dia pergi tanpa pamit pada anaknya? Bukannya menemani aku jalan-jalan, ia malah sibuk dengan urusannya. Harusnya, aku tidak ikut pulang ke Jakarta," ucap Ethan dengan kesal.

Silvia terlihat mengerutkan keningnya. Ia merasa gemas pada Ethan yang semakin cerdas dan sedikit lebih dewasa dari usianya.

"Kenapa harus mencari ibumu, bukankan ada tante disini? Tante akan menemanimu jalan-jalan kemanapun kamu mau."

Anak kecil itu cemberut, ia mengabaikan Silvia lalu membuat panggilan kepada ibunya.

"Halo Ethan, sayangku?" terdengar suara lembut Aurora dari seberang telpon setelah panggilan tersambung.

"Nona Jasmine yang terhormat. Apakah Anda tahu kalau anak anda sedang kesal?" Ethan cemberut.

Terdengar tawa renyah Aurora dari seberang telpon.

Bab terkait

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Anak Yang Cerdas

    "Maafkan Ibu sayang, tapi kamu harus bersama Tante Silvia dulu."Ethan menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku akan melaporkan Nona muda Jasmine kepada Nona tua. Kalau Nona sudah mengabaikan anak Nona. Sekarang, aku tidak mau bicara denganmu lagi." Ethan sangat kesal sehingga ia mematikan panggilan itu secara sepihak lalu melempar ponselnya ke bawah. Silvia hanya bisa menarik nafas sembari mengambil ponsel Ethan dengan hati-hati. Mall megah di pusat kota Jakarta bergema dengan suara tawa anak-anak, alunan musik lembut, dan deru langkah para pengunjung. Ethan, yang baru berusia lima tahun itu, berjalan pelan dengan tas merah di punggungnya diikuti oleh Silvia."Ethan, apa kamu mau ke tempat permainan dulu?" tanya Silvia dengan hati-hati.Ethan meliriknya dengan tajam. "Astaga, Tante Silvia, aku ini bukan anak kecil yang lebih suka bermain.""Oke. Jadi, kamu mau ke mana dulu?" tanya Silvia lagi sembari menahan tawanya."Nona Jasmine akan ulang tahun mi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Salah Orang

    Aurora tersenyum sinis, hatinya dipenuhi rasa jijik mendengar pertanyaan Jonny. Ia sekarang merasa menyesal pernah memberikan cinta dan hatinya sepenuhnya untuk Jonny."Nama saya Jasmine bukan Aurora. Jadi, Anda salah orang, Tuan," jawab Aurora dengan tenang.Jonny tersenyum mengejek, yakin bahwa di hadapannya adalah Aurora."Kita pernah hidup bersama selama dua tahun. Kamu tidak bisa menipuku. Aku tahu betul kamu adalah Aurora," kata Jonny dengan percaya diri.Aurora mengepal tangan dengan erat, berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu cepat."Akui saja bahwa kamu adalah Aurora, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk kembali bersamamu," kata Jonny sambil meraih tangan Aurora. Aurora tercengang. Ia tidak percaya Jonny adalah pria yang tidak tahu malu, sangat menjijikkan."Lepaskan saya, Tuan!" Aurora berusaha melepaskan diri. "Saya bukan wanita yang kamu maksud. Selain itu, saya sudah menikah dan memiliki seorang anak."Aurora menatap Jonny dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Hari Pertama Kerja

    "Jasmine, sepertinya ada acara di dalam. Banyak mobil mewah parkir di sini," kata Silvia setelah mengamati restoran itu dari dalam mobil.Aurora tersadar dari lamunannya."Kamu benar. Sebaiknya kita cari tempat makan yang lain. Aku ingat, ada restaurant seafood yang enak di dekat perumahan kita. Bagaimana kalau kita makan disana saja?"Walaupun merasa sangat lapar, tapi Ethan tetap mengangguk karena dia tidak suka makan di tempat yang ramai."Oke," ucap Ethan.Setelah itu, mereka segera meninggalkan restoran itu. Di sepanjang jalan, Aurora merasa tidak nyaman. Ia masih ingat pertemuannya dengan Jonny yang secara tiba-tiba. Lain kali, ia harus berhati-hati agar Jonny dan Ethan tidak bertemu lagi.Keesokan harinya, Aurora tiba di kantor Maverick Group. Dulu, saat kuliah, ia bercita-cita menjadi desainer utama di perusahaan bergengsi ini. Namun, mimpinya kandas setelah ia berhenti kuliah dan menikah.Kini, ia adalah desainer terkenal di Inggris dengan nama Jasmine Santoso. Namun, kali ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Seperti Biasanya

    Ana menunduk, jantungnya berdebar kencang. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan gemetar, menunjukkan rasa gugup yang tak tertahankan. Ia tak berani menatap mata Archen, pria yang sudah terkenal kejam dan tak kenal ampun di perusahaan ini. "Manager Mona yang membuat keputusan, Bos," jawab Ana lirih, suaranya bergetar seperti daun kering ditiup angin. Archen mengerutkan kening. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang siap menusuk. Ia tidak menyangka kalau Manager Disain perusahannya sangat tidak kompeten. "Mona tidak berhak menolak pelamar yang memiliki kemampuan," ucapnya, nada suaranya dingin dan penuh penolakan. Tepat saat itu, Roni, asisten Archen, muncul di belakangnya, wajahnya dipenuhi keringat dingin. "Ada apa, Bos?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar, ia menyadari ketegangan yang mencekam di udara. "Katakan pada pelamar ini, kalau besok dia boleh bekerja!" kata Archen, suaranya tegas, seraya menyerahkan dokumen pelamar yang dimaksud. Roni tercengang. Matanya te

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Aku Bukan Yang Dulu Lagi

    Roni, mengabaikan protes Mona lalu keluar dari ruang wawancara itu bersama Ana.Wajah Mona memerah menahan amarah, ia segera pergi dari ruangan itu menyusul Ana dan Roni."Kenapa kamu muncul lagi setelah lima tahun dan langsung membawa masalah untukku? Apakah kamu kembali untuk merebut suamiku dan balas dendam?" Mona menatap Aurora dengan tatapan tajam yang penuh amarah.Langkah Aurora terhenti ketika mendengar pertanyaan Clara. Aurora membalas tatapan Clara yang menghalangi jalannya menuju pintu keluar. "Bagaimana kalau itu benar? Apa kamu takut dia akan meninggalkan kamu seperti yang dia lakukan padaku dulu?"Clara mengepal tangannya karena kesal. "Jonny tidak mungkin meninggalkan aku demi wanita jelek dan miskin sepertimu. Selain itu, kami sudah memiliki anak yang mengikat kami. Dan selama ini kami hidup bahagia!"Aurora sedikit terpancing, ia mengingat masih anaknya yang selama lima tahun tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya. Sedangkan Ayahnya, tidak mengetahui kebe

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terlalu Percaya Diri

    Menyadari keberadaan Jonny, Aurora segera pamit dari hadapan Archen. Ia tak ingin kebohongannya terbongkar jika Jonny melihat Archen. Archen membiarkan Aurora pergi, karena ia harus menghubungi seseorang di dalam mobilnya."Aurora?" Suara itu, tegas dan dingin, memanggil namanya. Aurora terhenti, jantungnya berdebar kencang. Tak ada yang bisa menyembunyikan identitasnya dari Jonny."Ternyata kamu masih hidup!" Jonny berdiri di hadapannya, tatapannya menusuk.Aurora mencoba bersikap tenang, seolah-olah tidak mengenal Jonny. "Apa kamu kecewa melihatku masih hidup?"Jonny tersenyum sinis, memperhatikan Aurora dari atas hingga bawah. "Sepertinya kamu belum bisa melupakan aku, sehingga kamu memilih untuk tetap hidup!"Aurora tersenyum geli mendengar pertanyaan Jonny. Lelaki ini terlalu percaya diri."Kamu tersenyum, apa untuk menggodaku?" tanya Jonny, suaranya berbisik. "Maaf, aku tidak akan pernah tergoda olehmu!" Aurora mengangkat dagunya, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Jika tu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Bersikap Sombong

    "Apa kamu tahu siapa Presiden Direktur Maverick Group?" tanya Archen, matanya menyipit tajam, menatap Jonny dengan tatapan sinis yang membuat bulu kuduk Jonny berdiri.Aurora sedikit berdebar, karena ia dengar kalau Presiden Maverick sangat dingin dan kejam. Itulah sebabnya ia tidak mau di jodohkan dengannya.Ada Rumor mengatakan, kalau Presiden Maverick Group itu terlalu introvert sehingga ia tidak suka di sorot kamera atau berada di keramaian sehingga tidak ada yang tahu pasti seperti apa wajahnya. "Tentu saja aku kenal baik dengannya. Maverick Group menjadi yang nomer dua di dunia karena sentuhan tangan dinginnya. Hanya orang-orang sepertiku yang bisa bertemu dengannya!" jawab Jonny dengan percaya diri, senyum lebar mengembang di wajahnya, berusaha menyembunyikan sedikit kegugupan di matanya.Archen terkekeh pelan, "Oh, begitu? " gumamnya, alisnya terangkat sinis.Archen benar-benar geli mendengar kebohongan dan sikap percaya diri Jonny. Bagaimana mungkin ia kenal baik dengan Pres

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Lelaki Aneh

    Aurora terkejut, ia tidak menyangka kalau Archen akan menganggap serius ucapannya. "Aku cuma bercanda, terima kasih atas bantuannya!""Kau sudah mengakui aku sebagai pasanganmu, dua kali?" Archen mendekat, matanya menatap dalam ke mata Aurora. "Bagaimana kamu bisa bercanda disaat aku menganggapnya serius?"Aurora tertegun. Pikirannya berputar cepat. Ia belum siap untuk menjalani hidup baru lagi, apalagi dengan pria yang baru ia kenal. Namun, tatapan Archen menunjukkan kepastian dan keinginan yang kuat. Apakah ia akan menolak lelaki yang sudah membantunya?"Begini," akhirnya Aurora angkat bicara, suaranya berbisik pelan, "Aku butuh waktu untuk berpikir. Aku tidak bisa memutuskan begitu saja. Apalagi aku ini seorang Ibu tunggal!""Anakmu akan menjadi anakku. Jadi, aku akan menunggu kamu di depan kantor catatan sipil, besok!"tegas Archen tanpa ekspresi.Aurora tersentuh sekaligus heran. Archen mau menerimanya dengan satu anak. Ethan sudah lama menginginkan seorang Ayah, tapi apakah ini w

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Menunjukkan Kemesraan

    Sinar matahari pagi menerobos jendela kaca besar, menyorot meja kayu di sudut Restaurant. Archen, dengan kemeja berwarna hitam, rapi dan senyum manis yang terukir di wajahnya, menatap Aurora dengan tatapan yang penuh kelembutan. Kecanggungan masih terasa di udara, seperti asap tipis yang mengepul dari cangkir kopi di hadapan mereka.“Kamu mau pesan apa, Sayang?” tanya Archen, suaranya lembut seperti alunan melodi yang menenangkan.Aurora, dengan rambutnya yang panjang terurai di bahu dan mata yang berkilauan seperti embun pagi, mengelus menu di tangannya. "Nasi goreng seafood saja, minumnya air putih saja," jawabnya, matanya berbinar-binar. "Kalau kamu mau pesan apa? Biar sekalian aku pesankan?"Archen mengangguk dengan senyum yang tulus. "Samakan saja denganmu!"Aurora mengerutkan keningnya, jari-jarinya bertaut di bawah meja. Sekilas ia merasa Archen amat berbeda-beda hari ini, sedikit berlebihan.“Baiklah, nasi goreng seafood dua!” setelah membuat pesanan, Aurora kembali merasa

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Fitnah Yang Memakan Tuannya

    "Ini videonya," kata Archen sambil menyerahkan ponselnya pada satpam.Satpam menerima ponsel itu dan memperlihatkan video tersebut pada Clara dan Aurora. Video itu menunjukkan dengan jelas bagaimana Clara yang duluan ingin mendorong. Aurora hanya menghindar dan Clara malah terjatuh sendiri.Clara mencoba mengelak, "Itu editan. Bukan aku yang mendorong wanita ini, tapi dia yang sudah mendorongku!""Tidak bisa dibantah, vidio ini asli dan. menunjukkan dengan jelas kejadian sebenarnya," ujar satpam dengan tegas. "Saya meminta anda berhenti memfitnah orang, apalagi ini masih di lingkungan sekolah sekolah. Tidak baik jika ada. anak yang melihatnya."" lanjut satpam itu sambil menatap Clara dengan sinis. Clara langsung terdiam malu. Ia menatap tajam kearah Archen karena sekali lagi rencana jahatnya terbongkar oleh Archen. "Kenapa kamu selalu mencampuri urusan kami?"Archen tersenyum sinis, "Karena aku tidak suka melihat orang baik dirugikan oleh orang licik sepertimu!"Clara mencibir dan

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Ancaman Dibalas Ancaman

    "Jangan merasa hebat dulu karena satu kemenangan. Aku akan pastikan kalau hidupmu hancur untuk kesekian kalinya. Mudah bagiku kalau aku ingin menyingkirkan kamu dari Maverick Group lewat Tante Amanda, Ibu dari Presiden Maverick!" kata Clara sambil tersenyum angkuh, berusaha keras untuk menunjukkan dominasi.Aurora terdiam sejenak, mengingat pesan ibunya tentang Tante Amanda. Senyum sinis terkembang di bibirnya."Bukan aku yang akan hancur, tapi kamu yang akan hancur sampai ke akar-akarnya akibat ulahmu sendiri,"ucap Aurora pelan, tetapi suaranya beresonansi dengan kekuatan yang tak terduga. "Ingat, aku memegang kartu asmu. Dengan itu, aku bisa membuat keluarga Smith menyingkirkan kamu. Dan percayalah, mereka tidak suka sampah."Kata-kata Aurora bagaikan panah yang menusuk hati Clara. Amarah menguasainya sepenuhnya, matanya menyala membara. Ia ingin mendorong Aurora, membalas perkataannya yang menyakitkan. Sebelum tangannya mencapai bahu Aurora, ia sudah menghindar dengan cepat. Clara

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Menghadapi Wanita Licik

    "Bagaimana kalau nenek suapi?" tanya Emeliana sambil menatap lembut kearah Ethan.Ethan menggelengkan kepalanya, "Ethan sudah besar nenek. Ethan bisa makan sendiri.""Anak pintar. Tapi, kali ini saja nenek ingin menyuapi-mu. Boleh kan?" Emiliana memohon dengan raut wajah yang memelas.Ethan menarik nafas dalam, lalu mengangguk sambil tersenyum. Ia tidak mau mengecewakan neneknya. Emiliana langsung menyuapi Ethan dengan semangat dan gembira. Aurora memperhatikan interaksi hangat antara ibunya dan Ethan. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba melupakan rasa tidak nyaman di hatinya. Sesaat kemudian. "Ethan, Mama sudah siapkan bekalmu. Mama akan mengganti pakaian dulu baru berangkat," kata Aurora setelah melihat Ethan selesai sarapan."Oke, Ma," jawab Ethan tanpa menoleh kearah Aurora. Setelah itu, Aurora meninggalkan Ethan yang tengah asyik ngobrol dengan neneknya.Aurora berganti pakaian. Ia memilih baju berwarna pastel, berusaha terlihat elegan namun tidak terlalu mencolok. Ia mena

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Rencana Yang Bagus

    "Begini rencanaku," Jonny memulai dengan senyum licik, "Pertama, kita perlu membuat Aurora gagal total di Jakarta Fashion Week. Tanpa panggung ini, dia akan kehilangan kredibilitas dan bisa jadi Maverick akan menyingkirkannya.""Tapi bagaimana kita bisa melakukannya?" tanya Clara, sedikit penasaran."Jangan khawatir, Clara," jawab Jonny, "Aku punya kontak di backstage Jakarta Fashion Week. Dia akan membantu kita merusak karya Aurora sebelum dia tampil. Dengan begitu, dia akan terlihat tidak profesional dan merusak nama baik Maverick Fashion.""Itu ide bagus," kata Delina, "Tapi bagaimana dengan orang-orang di luar sana? Bagaimana kita membuat mereka percaya bahwa Aurora memang pantas dipecat?""Mama tenang saja," jawab Jonny, "Kita akan menyebarkan rumor tentang Aurora. Kita akan membuat semua orang percaya bahwa dia mencuri desain Clara. Kita akan menyebarkan video-video manipulatif yang seolah-olah dia melakukan plagiat dan menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan pekerjaan di Maveric

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Amarah Keluarga Smith

    Walaupun tidak nyaman dengan pengaturan Aurora, tapi Archen hanya bisa mengatakan, "Baiklah.""Oh iya, besok aku ada acara, mungkin tidak akan ada di rumah saat kamu dan Ethan pulang." kata Archen dengan."Aku juga ada acara besok. Jadi, kamu tidak perlu khawatir. Sementara, kita selesaikan dulu urusan kita masing-masing baru berkumpul lagi," jawab Aurora dengan nada datar, berusaha menyembunyikan kekhawatirannya."Oke. Kalau ada apa-apa, segera hubungi aku!" kata Archen dengan nada khawatir."Iya." Aurora menutup panggilan, seolah ingin menghindari pertanyaan lebih lanjut dari Archen.Dengan langkah lemas, Aurora kembali ke kamar Ethan. Ia memilih untuk tidur bersama putranya untuk menenangkan dirinya. "Besok akan menjadi hari yang panjang. Aku harus mengajak Tuan Muda Maverick untuk negosiasi agar dia yang membatalkan perjodohan ini," gumam Aurora, seakan mencari penghidupan di dalam gelapnya malam.Di suatu tempat, tepatnya di ruang tamu keluarga Smith terasa menyesakkan, setelah

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kebingungan Aurora

    Senyap-nya malam menyelimuti rumah saat Aurora selesai menidurkan Ethan. Dengan langkah hati-hati, ia keluar dari kamar Ethan. Cahaya redup lampu ruang tamu memantul pada lukisan abstrak di dinding, menciptakan bayangan-bayangan aneh yang menari-nari. Aroma kopi dingin yang membekas di udara membuat Aurora menoleh. Disana, duduklah Emeliana, seolah terbungkus dalam kepulan misteri. Dua cangkir kopi dingin tergeletak di meja di hadapannya, seperti dua mata yang memandang kegelapan."Jasmine sayang,"suara Emeliana terdengar lembut namun penuh makna, "Apakah Ethan sudah terlelap?""Sudah, Ma," jawab Aurora, suaranya nyaris tak terdengar."Kalau begitu, kemari lah!," Emeliana berkata, suaranya kini lebih tegas. "Ada yang ingin Mama bicarakan."Aurora mendekat dan duduk di samping ibunya, tubuhnya masih terasa kaku, seolah terikat oleh rasa khawatir yang tak terdefinisi-kan. Emeliana menatapnya dengan mata tajam yang seolah menembus ke dalam jiwanya. "Anakku sayang," Emeliana memula

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Khawatir

    Aurora terpaku. Napasnya tercekat, tangannya gemetar menggenggam ponsel di dekat telinga. Suara Mamanya yang penuh harap terdengar samar, "Aurora, Mama dihubungi Tante Amanda. Dia mengatakan kamu dan anaknya belum bertemu. Jadi, kami berencana untuk mempertemukan kalian secara langsung. Makanya Mama pulang dadakan sehingga tidak sempat memberitahu kamu."Bayangan pernikahan paksa kembali menghantui Aurora. Entah mengapa, mendengar kata-kata Mamanya, jantungnya berdebar kencang. Ia bukan seorang putri kerajaan yang bisa dipersunting begitu saja. Namun, ia bingung harus berkata apa pada Mamanya. Ia belum siap memberitahu tentang pernikahan kilatnya, tentang Ethan, buah hati yang ia jaga dengan sepenuh hati."Maafkan aku, Ma. Sekarang aku akan pulang. Tapi, aku akan menjemput Ethan dulu di rumah Silvia!" katanya dengan suara serak, berusaha meyakinkan Mamanya bahwa ia tak bermaksud menunda pertemuan itu."Baiklah, jangan lama-lama. Mama sudah sangat rindu pada Ethan!" Mama Aurora menutup

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Gugup dan bingung.

    Clara meninggalkan ruangan dengan langkah gontai. Ia bersumpah akan membalas penghinaan yang dia dapatkan hari ini. Dengan kekuatan keluarga Jhonson, ia akan menyingkirkan mereka yang menindasnya hari ini.Archen dan Aurora terdiam, menatap kepergian Clara. Keheningan menyelimuti ruangan, diiringi oleh deru AC yang seakan berbisik, "Karma itu benar adanya."Clara melangkah keluar dari ruangan, rasa dingin menjalar di sekujur tubuhnya. Ia berjalan gontai, menghindari tatapan mata rekan-rekannya yang menghakimi. Clara membereskan semua berkas dan barang-barangnya di ruangan yang sudah ia tempati selama berada di Maverick sebelum ia benar-benar meninggalkan perusahaan raksasa itu. Beberapa saat kemudian, Clara dan Jonny masuk ke dalam mobil. Jonny melajukan mobil dengan pelan, menghindari jalanan yang ramai. Clara terdiam, matanya menatap kosong ke depan. Jonny sesekali melirik Clara, jari-jarinya menggenggam erat tangan Clara, mencoba memberikan sedikit kehangatan di tengah dinginnya

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status