Share

Lima Tahun Kemudian

Author: Kim_Nana
last update Last Updated: 2024-12-06 12:30:03

Lima tahun kemudian, Aurora kembali ke Jakarta dengan penampilan baru yang memukau. Rambut panjangnya kini telah dipotong sebahu, memberikan kesan yang lebih segar. Matanya berbinar, langkahnya lebih mantap dan percaya diri.

Aurora menurunkan kaca mobilnya sedikit, ia menghirup udara malam dan sambil menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan itu. Ia merasa Jakarta, kota yang pernah membuatnya merasa sakit, kini terasa seperti kanvas kosong yang siap ia lukis dengan warna-warna hidupnya yang baru.

"Nona, Jasmine. Kenapa kita belum

sampai juga? Di mana kita sekarang?"

Aurora menoleh ke arah bocah laki-laki berusia 5 tahun itu. Namanya Ethan. Ia duduk di kursi belakang mobil. Ethan adalah anak Aurora dan Jonny.

Rambut Ethan yang keemasan terlihat lebih panjang dan mata birunya semakin bersinar. Ethan mewarisi gen neneknya yaitu Emiliana yang merupakan orang Inggris.

Aurora menggelengkan kepala. Karena Ethan lebih sering memanggil namanya daripada memanggilnya ibu.

"Sebentar lagi sayang, sekarang kita berada di Jakarta," jawab Aurora, tersenyum.

Ethan menatap ke luar jendela mobil. "Jakarta?" tanya Ethan dengan suara yang penuh pertanyaan.

"Ya, Jakarta," jawab Aurora. "Ini adalah kota tempat Ibu lahir dan besar."

"Apakah kita akan tinggal di sini selamanya?" tanya Ethan.

"Tidak, Ethan," jawab Aurora. "Kita akan tinggal di sini selama beberapa waktu."

Ethan terdiam sejenak, mencoba mencerna informasi itu.

"Kapan kita akan kembali ke Inggris?" tanya Ethan dengan polosnya.

"Kita akan kembali ke Inggris nanti," jawab Aurora. "Tapi untuk sekarang, kita akan tinggal di Inggris."

Aurora memandang Ethan dengan tatapan yang penuh kasih sayang. Ethan adalah segalanya bagi Aurora. Ethan adalah harapan dan kebahagiaan dalam hidupnya.

Mobil Aurora berhenti di depan sebuah rumah mewahnya yang berada di kawasan Elit jakarta Selatan.

"Ethan, kita sudah sampai. Ayo turun!" kata Aurora.

Ethan yang mulai mengantuk merasa enggan turun dari mobil. Aurora pun langsung menggendongnya.

Para pelayan membantu Aurora dengan membawa semua koper Aurora dan Ethan. Mereka senang melihat anak majikan mereka tinggal di rumah yang sudah lama tidak dihuni sama pemiliknya itu.

Keesokan paginya, asisten sekaligus sahabat Aurora saat berada di Inggris, datang.

"Silvia. Akhirnya kamu datang juga,"kata Aurora sambil tersenyum manis.

"Saat kamu menghubungiku semalam, aku menjadi tidak sabar untuk kesini. Sudah setahun sejak aku kembali ke Jakarta, aku sangat merindukan kamu dan anak angkat ku, Ethan,"kata Silvia dengan penuh semangat.

Aurora tersenyum lebar, ia juga sangat merindukan sahabatnya itu. Tapi, ada hal penting yang harus ia lakukan saat ini dibandingkan melepaskan kerinduannya pada Silvia.

"Apa jadwalku hari ini?"tanya Aurora.

Silvia menghela nafas berat, ia masih ingin melepaskan rindu, tapi ia sudah diajak membahas pekerjaan. Silvia sudah menjadi asisten Aurora sejak mereka masih bekerja di perusahaan Santoso yang ada di Inggris.

Silvia kembali ke Jakarta lebih dulu, untuk mewakili Aurora, mengurus Santoso Fashion yang tidak stabil.

"Kamu harus mengecek email mu. Karena sudah banyak perusahaan yang mengirim email, mereka ingin kamu bekerjasama dengan perusahaan mereka. Ini semua karena rancanganmu di musim semi tahun kemarin, memenangkan kontes Internasional. Salah satu perusahaan yang mengincar mu adalah SM Group,"jelas Silvia.

Aurora terdiam sejenak mendengar nama SM Group. Ia seakan menemukan titik terang untuk balas dendamnya.

"Nanti malam, kamu punya jadwal untuk makan malam bersama Presiden Direktur Maverick Group. Jadwal ini di masukkan oleh Ayahmu yang sudah lama menjodohkan kamu dengannya."kata Silvia sambil tersenyum, ia menggoda Aurora.

Aurora menghela nafas pelan, ia tidak menyangka kalau Ayahnya masih menjodohkannya dengan lelaki yang tidak ia kenal. Sangat menyebalkan.

"Baik, aku akan memeriksa emailnya nanti. Soal makan malam, sepertinya aku harus menyelidiki calon suamiku. Aku akan melamar sebagai karyawan di Maverick Group. Dan kamu harus menyembunyikan identitasku. Bagaimana?"

Silvia mengerutkan kening karena bingung. Ia tidak mengerti jalan pikiran Aurora."Kenapa harus ke Maverick Group? Harusnya kamu langsung memimpin Santoso Fashion dan memilih satu partner yang akan bekerjasama denganmu. Bukan membuang-buang waktu di Maverick Group!"

Aurora tersenyum licik, ia memiliki ide dan alasan tersendiri .

"Keputusanku sudah bulat. Kamu cukup membantuku menjalankan semua rencanaku!"

"Tapi ...." Silvia sedikit khawatir.

"Tidak perlu khawatir aku akan baik-baik saja. Aku percayakan Santoso Fashion padamu."

Pada akhirnya, Silvia setuju dengan ide Aurora. Silvia percaya kalau Aurora mampu bertanggung jawab dengan keputusan yang ia ambil.

"Baiklah, aku akan mendukung semua keputusan mu!"

"Terima kasih!" Aurora tersenyum lebar. "Oh iya, hari ini aku harus pergi ke suatu tempat. Jadi, selagi aku pergi, tolong temani Ethan jalan-jalan setelah ia bangun. Katakan padanya kalau aku akan segera menyusulnya," kata Aurora.

Silvia mengangguk patuh. Aurora mempercayakan putranya kepada Silvia, setelah itu ia pergi meninggalkan rumah.

Di dalam mobil Rolls-Royce berwarna hitam itu, terlihat bocah kecil menggunakan baju kaos berwarna merah, celana kain selutut berwarna hitam dan sepatu berwarna putih. Ia sedang menggerutu dengan kesal.

"Nona Jasmine itu sangat keterlaluan. Kenapa dia pergi tanpa pamit pada anaknya? Bukannya menemani aku jalan-jalan, ia malah sibuk dengan urusannya. Harusnya, aku tidak ikut pulang ke Jakarta," ucap Ethan dengan kesal.

Silvia terlihat mengerutkan keningnya. Ia merasa gemas pada Ethan yang semakin cerdas dan sedikit lebih dewasa dari usianya.

"Kenapa harus mencari ibumu, bukankan ada tante disini? Tante akan menemanimu jalan-jalan kemanapun kamu mau."

Anak kecil itu cemberut, ia mengabaikan Silvia lalu membuat panggilan kepada ibunya.

"Halo Ethan, sayangku?" terdengar suara lembut Aurora dari seberang telpon setelah panggilan tersambung.

"Nona Jasmine yang terhormat. Apakah Anda tahu kalau anak anda sedang kesal?" Ethan cemberut.

Terdengar tawa renyah Aurora dari seberang telpon.

Related chapters

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Anak Yang Cerdas

    "Maafkan Ibu sayang, tapi kamu harus bersama Tante Silvia dulu."Ethan menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku akan melaporkan Nona muda Jasmine kepada Nona tua. Kalau Nona sudah mengabaikan anak Nona. Sekarang, aku tidak mau bicara denganmu lagi." Ethan sangat kesal sehingga ia mematikan panggilan itu secara sepihak lalu melempar ponselnya ke bawah. Silvia hanya bisa menarik nafas sembari mengambil ponsel Ethan dengan hati-hati. Mall megah di pusat kota Jakarta bergema dengan suara tawa anak-anak, alunan musik lembut, dan deru langkah para pengunjung. Ethan, yang baru berusia lima tahun itu, berjalan pelan dengan tas merah di punggungnya diikuti oleh Silvia."Ethan, apa kamu mau ke tempat permainan dulu?" tanya Silvia dengan hati-hati.Ethan meliriknya dengan tajam. "Astaga, Tante Silvia, aku ini bukan anak kecil yang lebih suka bermain.""Oke. Jadi, kamu mau ke mana dulu?" tanya Silvia lagi sembari menahan tawanya."Nona Jasmine akan ulang tahun mi

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Salah Orang

    Aurora tersenyum sinis, hatinya dipenuhi rasa jijik mendengar pertanyaan Jonny. Ia sekarang merasa menyesal pernah memberikan cinta dan hatinya sepenuhnya untuk Jonny."Nama saya Jasmine bukan Aurora. Jadi, Anda salah orang, Tuan," jawab Aurora dengan tenang.Jonny tersenyum mengejek, yakin bahwa di hadapannya adalah Aurora."Kita pernah hidup bersama selama dua tahun. Kamu tidak bisa menipuku. Aku tahu betul kamu adalah Aurora," kata Jonny dengan percaya diri.Aurora mengepal tangan dengan erat, berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu cepat."Akui saja bahwa kamu adalah Aurora, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk kembali bersamamu," kata Jonny sambil meraih tangan Aurora. Aurora tercengang. Ia tidak percaya Jonny adalah pria yang tidak tahu malu, sangat menjijikkan."Lepaskan saya, Tuan!" Aurora berusaha melepaskan diri. "Saya bukan wanita yang kamu maksud. Selain itu, saya sudah menikah dan memiliki seorang anak."Aurora menatap Jonny dengan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Hari Pertama Kerja

    "Jasmine, sepertinya ada acara di dalam. Banyak mobil mewah parkir di sini," kata Silvia setelah mengamati restoran itu dari dalam mobil.Aurora tersadar dari lamunannya."Kamu benar. Sebaiknya kita cari tempat makan yang lain. Aku ingat, ada restaurant seafood yang enak di dekat perumahan kita. Bagaimana kalau kita makan disana saja?"Walaupun merasa sangat lapar, tapi Ethan tetap mengangguk karena dia tidak suka makan di tempat yang ramai."Oke," ucap Ethan.Setelah itu, mereka segera meninggalkan restoran itu. Di sepanjang jalan, Aurora merasa tidak nyaman. Ia masih ingat pertemuannya dengan Jonny yang secara tiba-tiba. Lain kali, ia harus berhati-hati agar Jonny dan Ethan tidak bertemu lagi.Keesokan harinya, Aurora tiba di kantor Maverick Group. Dulu, saat kuliah, ia bercita-cita menjadi desainer utama di perusahaan bergengsi ini. Namun, mimpinya kandas setelah ia berhenti kuliah dan menikah.Kini, ia adalah desainer terkenal di Inggris dengan nama Jasmine Santoso. Namun, kali ini

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Seperti Biasanya

    Ana menunduk, jantungnya berdebar kencang. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan gemetar, menunjukkan rasa gugup yang tak tertahankan. Ia tak berani menatap mata Archen, pria yang sudah terkenal kejam dan tak kenal ampun di perusahaan ini."Manager Mona yang membuat keputusan, Bos," jawab Ana lirih, suaranya bergetar seperti daun kering ditiup angin.Archen mengerutkan kening. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang siap menusuk. Ia tidak menyangka kalau Manager Disain perusahannya sangat tidak kompeten. "Mona tidak berhak menolak pelamar yang memiliki kemampuan," ucapnya, nada suaranya dingin dan penuh penolakan. Tepat saat itu, Roni, asisten Archen, muncul di belakangnya, wajahnya dipenuhi keringat dingin. "Ada apa, Bos?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar, ia menyadari ketegangan yang mencekam di udara."Katakan pada pelamar ini, kalau besok dia boleh bekerja!" kata Archen, suaranya tegas, seraya menyerahkan dokumen pelamar yang dimaksud.Roni tercengang. Matanya terbela

    Last Updated : 2024-12-24
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Pengkhianatan

    "Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku akan segera menceraikan wanita jelek itu!" Di rumah mewahnya, Aurora berdiri di pintu kamar tidur sambil memegang perutnya yang masih terasa ngilu setelah keguguran kemarin. Aurora mendengar suara seorang lelaki dan seorang perempuan dari balik pintu. Suara itu membuat Aurora menghentikan langkahnya. Suara yang sangat ia kenal. Suara Jonny, suami yang sangat ia cintai. "Keputusanmu untuk menceraikannya adalah tepat. Lagi pula, dia tidak bisa memberi kamu anak," suara lembut penuh bujuk rayu itu masuk ke telinga Aurora. Aurora berdiri di pintu, seluruh tubuhnya bergetar. Kemarahan hampir membuatnya kehilangan pikirannya. "Brak," Dengan mata yang memerah, Aurora mendorong pintu dengan kedua tangannya. Di kamar itu, ia menemukan suaminya sedang bersama wanita yang ia kenak. Clara, teman kuliahnya dulu, sekaligus Disainer utama di perusahaan Jonny. Bukannya terkejut saat melihat Aurora datang, perempuan itu malah bersandar di bahu Jonny samb

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Diusir

    Clara semakin bersemangat melihat Aurora meringis, ia semakin berani saat melihat Jonny yang tidak memperdulikan apa yang dia lakukan pada Aurora. "Sungguh kasihan, baru kehilangan anak kemarin, sekarang sudah kehilangan suami. Sebaiknya kamu segera pergi jika kamu masih punya malu!" kata Clara.Aurora yang lemah secara fisik, tidak sepadan dengan Clara. Rasa sakit yang intens di perutnya hampir membuat Aurora tidak bisa berdiri. Clara melepaskan Aurora, ia membersihkan tangannya dengan tisu karena merasa jijik sudah memegang rambut Aurora."Cepat keluar dari kamarku!" teriak Jonny dengan tidak sabar.Aurora tidak tahu harus kemana setelah ini. Ia tidak memiliki keluarga dan rumah neneknya pun sudah di jual."Jonny, kamu akan menyesal," gumam Aurora dengan dingin.Aurora menghapus darah dari sudut mulutnya, setelah itu ia keluar dari kamar itu. Langkahnya sempoyongan karena kehilangan tenaga, namun ia tetap berusaha tegar.Tepat saat ia sampai di depan pintu keluar, ia kebetulan b

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Keluarga Baru

    Aurora meneteskan air mata. Ini adalah takdir baik untuknya. Ia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar pewaris dari keluarga Santoso."Kenapa mereka baru mencari ku sekarang? Dan kenapa aku bisa diasuh oleh nenek Julia?" tanya Aurora setelah menyeka air matanya."Maaf, Nona. Saya belum bisa memberikan penjelasan lebih detail. Nona akan mendapatkan semua informasi saat kita tiba di rumah," kata Julian.Aurora terdiam sejenak, mencoba mencerna sedikit informasi yang diberikan Julian. Aurora bercampur bingung, kecewa, dan sedikit ketakutan. Ia tidak tahu harus senang atau sedih karena rasa sakitnya masih menganga hebat. Aurora terkejut saat memasuki kawanan Central Business Distric yang dijuluki segitiga emas. Harga tanah disana rata-rata Rp 60-200 juta per meter persegi.Akhirnya, Aurora sampai di rumah mewah keluarga Santoso. Julian memarkir mobilnya di depan pintu utama."Rumahnya mewah banget. Lebih mewah dua kali lipat dari rumah mewah keluarga Smith. Apakah ini rumah keluarga S

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Seperti Biasanya

    Ana menunduk, jantungnya berdebar kencang. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan gemetar, menunjukkan rasa gugup yang tak tertahankan. Ia tak berani menatap mata Archen, pria yang sudah terkenal kejam dan tak kenal ampun di perusahaan ini."Manager Mona yang membuat keputusan, Bos," jawab Ana lirih, suaranya bergetar seperti daun kering ditiup angin.Archen mengerutkan kening. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang siap menusuk. Ia tidak menyangka kalau Manager Disain perusahannya sangat tidak kompeten. "Mona tidak berhak menolak pelamar yang memiliki kemampuan," ucapnya, nada suaranya dingin dan penuh penolakan. Tepat saat itu, Roni, asisten Archen, muncul di belakangnya, wajahnya dipenuhi keringat dingin. "Ada apa, Bos?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar, ia menyadari ketegangan yang mencekam di udara."Katakan pada pelamar ini, kalau besok dia boleh bekerja!" kata Archen, suaranya tegas, seraya menyerahkan dokumen pelamar yang dimaksud.Roni tercengang. Matanya terbela

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Hari Pertama Kerja

    "Jasmine, sepertinya ada acara di dalam. Banyak mobil mewah parkir di sini," kata Silvia setelah mengamati restoran itu dari dalam mobil.Aurora tersadar dari lamunannya."Kamu benar. Sebaiknya kita cari tempat makan yang lain. Aku ingat, ada restaurant seafood yang enak di dekat perumahan kita. Bagaimana kalau kita makan disana saja?"Walaupun merasa sangat lapar, tapi Ethan tetap mengangguk karena dia tidak suka makan di tempat yang ramai."Oke," ucap Ethan.Setelah itu, mereka segera meninggalkan restoran itu. Di sepanjang jalan, Aurora merasa tidak nyaman. Ia masih ingat pertemuannya dengan Jonny yang secara tiba-tiba. Lain kali, ia harus berhati-hati agar Jonny dan Ethan tidak bertemu lagi.Keesokan harinya, Aurora tiba di kantor Maverick Group. Dulu, saat kuliah, ia bercita-cita menjadi desainer utama di perusahaan bergengsi ini. Namun, mimpinya kandas setelah ia berhenti kuliah dan menikah.Kini, ia adalah desainer terkenal di Inggris dengan nama Jasmine Santoso. Namun, kali ini

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Salah Orang

    Aurora tersenyum sinis, hatinya dipenuhi rasa jijik mendengar pertanyaan Jonny. Ia sekarang merasa menyesal pernah memberikan cinta dan hatinya sepenuhnya untuk Jonny."Nama saya Jasmine bukan Aurora. Jadi, Anda salah orang, Tuan," jawab Aurora dengan tenang.Jonny tersenyum mengejek, yakin bahwa di hadapannya adalah Aurora."Kita pernah hidup bersama selama dua tahun. Kamu tidak bisa menipuku. Aku tahu betul kamu adalah Aurora," kata Jonny dengan percaya diri.Aurora mengepal tangan dengan erat, berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu cepat."Akui saja bahwa kamu adalah Aurora, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk kembali bersamamu," kata Jonny sambil meraih tangan Aurora. Aurora tercengang. Ia tidak percaya Jonny adalah pria yang tidak tahu malu, sangat menjijikkan."Lepaskan saya, Tuan!" Aurora berusaha melepaskan diri. "Saya bukan wanita yang kamu maksud. Selain itu, saya sudah menikah dan memiliki seorang anak."Aurora menatap Jonny dengan

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Anak Yang Cerdas

    "Maafkan Ibu sayang, tapi kamu harus bersama Tante Silvia dulu."Ethan menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku akan melaporkan Nona muda Jasmine kepada Nona tua. Kalau Nona sudah mengabaikan anak Nona. Sekarang, aku tidak mau bicara denganmu lagi." Ethan sangat kesal sehingga ia mematikan panggilan itu secara sepihak lalu melempar ponselnya ke bawah. Silvia hanya bisa menarik nafas sembari mengambil ponsel Ethan dengan hati-hati. Mall megah di pusat kota Jakarta bergema dengan suara tawa anak-anak, alunan musik lembut, dan deru langkah para pengunjung. Ethan, yang baru berusia lima tahun itu, berjalan pelan dengan tas merah di punggungnya diikuti oleh Silvia."Ethan, apa kamu mau ke tempat permainan dulu?" tanya Silvia dengan hati-hati.Ethan meliriknya dengan tajam. "Astaga, Tante Silvia, aku ini bukan anak kecil yang lebih suka bermain.""Oke. Jadi, kamu mau ke mana dulu?" tanya Silvia lagi sembari menahan tawanya."Nona Jasmine akan ulang tahun mi

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun kemudian, Aurora kembali ke Jakarta dengan penampilan baru yang memukau. Rambut panjangnya kini telah dipotong sebahu, memberikan kesan yang lebih segar. Matanya berbinar, langkahnya lebih mantap dan percaya diri.Aurora menurunkan kaca mobilnya sedikit, ia menghirup udara malam dan sambil menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan itu. Ia merasa Jakarta, kota yang pernah membuatnya merasa sakit, kini terasa seperti kanvas kosong yang siap ia lukis dengan warna-warna hidupnya yang baru."Nona, Jasmine. Kenapa kita belum sampai juga? Di mana kita sekarang?"Aurora menoleh ke arah bocah laki-laki berusia 5 tahun itu. Namanya Ethan. Ia duduk di kursi belakang mobil. Ethan adalah anak Aurora dan Jonny.Rambut Ethan yang keemasan terlihat lebih panjang dan mata birunya semakin bersinar. Ethan mewarisi gen neneknya yaitu Emiliana yang merupakan orang Inggris. Aurora menggelengkan kepala. Karena Ethan lebih sering memanggil namanya daripada memanggilnya ibu."Sebentar lagi sayan

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Keluarga Baru

    Aurora meneteskan air mata. Ini adalah takdir baik untuknya. Ia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar pewaris dari keluarga Santoso."Kenapa mereka baru mencari ku sekarang? Dan kenapa aku bisa diasuh oleh nenek Julia?" tanya Aurora setelah menyeka air matanya."Maaf, Nona. Saya belum bisa memberikan penjelasan lebih detail. Nona akan mendapatkan semua informasi saat kita tiba di rumah," kata Julian.Aurora terdiam sejenak, mencoba mencerna sedikit informasi yang diberikan Julian. Aurora bercampur bingung, kecewa, dan sedikit ketakutan. Ia tidak tahu harus senang atau sedih karena rasa sakitnya masih menganga hebat. Aurora terkejut saat memasuki kawanan Central Business Distric yang dijuluki segitiga emas. Harga tanah disana rata-rata Rp 60-200 juta per meter persegi.Akhirnya, Aurora sampai di rumah mewah keluarga Santoso. Julian memarkir mobilnya di depan pintu utama."Rumahnya mewah banget. Lebih mewah dua kali lipat dari rumah mewah keluarga Smith. Apakah ini rumah keluarga S

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Diusir

    Clara semakin bersemangat melihat Aurora meringis, ia semakin berani saat melihat Jonny yang tidak memperdulikan apa yang dia lakukan pada Aurora. "Sungguh kasihan, baru kehilangan anak kemarin, sekarang sudah kehilangan suami. Sebaiknya kamu segera pergi jika kamu masih punya malu!" kata Clara.Aurora yang lemah secara fisik, tidak sepadan dengan Clara. Rasa sakit yang intens di perutnya hampir membuat Aurora tidak bisa berdiri. Clara melepaskan Aurora, ia membersihkan tangannya dengan tisu karena merasa jijik sudah memegang rambut Aurora."Cepat keluar dari kamarku!" teriak Jonny dengan tidak sabar.Aurora tidak tahu harus kemana setelah ini. Ia tidak memiliki keluarga dan rumah neneknya pun sudah di jual."Jonny, kamu akan menyesal," gumam Aurora dengan dingin.Aurora menghapus darah dari sudut mulutnya, setelah itu ia keluar dari kamar itu. Langkahnya sempoyongan karena kehilangan tenaga, namun ia tetap berusaha tegar.Tepat saat ia sampai di depan pintu keluar, ia kebetulan b

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Pengkhianatan

    "Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku akan segera menceraikan wanita jelek itu!" Di rumah mewahnya, Aurora berdiri di pintu kamar tidur sambil memegang perutnya yang masih terasa ngilu setelah keguguran kemarin. Aurora mendengar suara seorang lelaki dan seorang perempuan dari balik pintu. Suara itu membuat Aurora menghentikan langkahnya. Suara yang sangat ia kenal. Suara Jonny, suami yang sangat ia cintai. "Keputusanmu untuk menceraikannya adalah tepat. Lagi pula, dia tidak bisa memberi kamu anak," suara lembut penuh bujuk rayu itu masuk ke telinga Aurora. Aurora berdiri di pintu, seluruh tubuhnya bergetar. Kemarahan hampir membuatnya kehilangan pikirannya. "Brak," Dengan mata yang memerah, Aurora mendorong pintu dengan kedua tangannya. Di kamar itu, ia menemukan suaminya sedang bersama wanita yang ia kenak. Clara, teman kuliahnya dulu, sekaligus Disainer utama di perusahaan Jonny. Bukannya terkejut saat melihat Aurora datang, perempuan itu malah bersandar di bahu Jonny samb

DMCA.com Protection Status