Share

Anak Yang Cerdas

Penulis: Kim_Nana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-06 12:35:07

"Maafkan Ibu sayang, tapi kamu harus bersama Tante Silvia dulu."

Ethan menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Aku akan melaporkan Nona muda Jasmine kepada Nona tua. Kalau Nona sudah mengabaikan anak Nona. Sekarang, aku tidak mau bicara denganmu lagi."

Ethan sangat kesal sehingga ia mematikan panggilan itu secara sepihak lalu melempar ponselnya ke bawah.

Silvia hanya bisa menarik nafas sembari mengambil ponsel Ethan dengan hati-hati.

Mall megah di pusat kota Jakarta bergema dengan suara tawa anak-anak, alunan musik lembut, dan deru langkah para pengunjung. Ethan, yang baru berusia lima tahun itu, berjalan pelan dengan tas merah di punggungnya diikuti oleh Silvia.

"Ethan, apa kamu mau ke tempat permainan dulu?" tanya Silvia dengan hati-hati.

Ethan meliriknya dengan tajam. "Astaga, Tante Silvia, aku ini bukan anak kecil yang lebih suka bermain."

"Oke. Jadi, kamu mau ke mana dulu?" tanya Silvia lagi sembari menahan tawanya.

"Nona Jasmine akan ulang tahun minggu depan. Jadi, aku ingin membelikannya hadiah. Kebetulan ia suka gonta-ganti baju, jadi aku akan memberikannya baju. Tapi, Tante asisten tidak boleh memberitahunya."

Silvia mengangguk setuju. Setelah itu, ia membawa Ethan ke toko baju branded.

"Ethan, Tante mau ke toilet sebentar. Kamu pilih yang terbaik untuk Ibu, ya. Tante akan segera kembali."

Silvia tersenyum dan meninggalkan Ethan sendirian di depan toko baju. Namun, Silvia tidak lupa menitip Ethan kepada salah satu karyawan toko agar melayaninya dengan baik.

Ethan menelusuri toko itu untuk mencari baju yang sesuai dengan kesukaan ibunya. Tidak butuh waktu lama, matanya langsung tertuju pada gaun merah yang tergantung di manekin. Gaun itu cantik.

"Saya mau gaun ini," kata Ethan sembari menunjuk ke arah manekin itu.

"Oke. Saya akan mengambilnya untukmu," kata si pegawai.

Tiba-tiba, sebuah tangan besar menggapai gaun itu lebih dulu.

"Aku juga ingin membeli gaun ini," kata pria itu.

Ethan mengerutkan kening lalu berjalan menghampiri pria itu. "Tapi aku yang lebih dulu melihatnya."

Si pegawai segera menengahi."Anak ini benar, Tuan Jonny." kata pegawai itu dengan hati-hati sebab ia tidak berani menyinggung pemilik SM Fashion yang terkenal.

"Aku tahu. Tapi aku yang lebih dulu mengambilnya," kata Jonny yang tidak mau kalah.

Ethan juga tidak mau kalah. "Ibuku akan ulang tahun minggu depan. Dan ia sangat suka gaun model ini. Kenapa Paman harus berebut sama anak kecil?"

"Siapa yang mau berebut sama anak kecil?" tanya Jonny sembari mengerutkan keningnya.

Sementara itu, si pegawai toko dibuat pusing oleh dua laki-laki yang beda usia itu. "Apakah kalian Ayah dan anak?" tanyanya.

Pertanyaan pegawai itu membuat Ethan dan Jonny menatapnya dengan heran. "Bukan!" jawab mereka bersamaan.

Pegawai toko itu tersenyum kecil. "Lagian wajah kalian mirip. Kalian juga sangat kompak."

Jonny dan Ethan langsung saling pandang. Untuk sesaat, Jonny membenarkan ucapan pegawai itu.

"Kalau saja aku punya anak laki-laki, mungkin aku akan sangat bahagia dan ibuku berhenti mengomel karena ingin memiliki cucu laki-laki. Andai saja Clara tidak keguguran dan memilih karirnya, mungkin aku akan memiliki anak seusia bocah ini. "gumam Jonny, ia sangat berharap bisa memiliki anak laki-laki.

Tepat saat itu, Silvia datang. Ia terkejut melihat Ethan sedang beradu pandang dengan Jonny.

"Ethan, ada apa?" tanya Silvia dengan cemas.

Ethan menunjuk ke arah Jonny. "Pria tua itu mau merebut gaun yang akan aku belikan untuk ibuku."

Ekspresi Jonny menjadi aneh saat mendengar Ethan menyebutnya pria tua. Apakah dia terlihat setua itu padahal ia baru berusia 32 tahun?

Silvia mencoba membujuk Ethan karena ia tidak ingin mencari masalah dengan Jonny. "Tadi, Tante lihat ada gaun yang sangat bagus di toko sebelah. Bagaimana kalau kita ke sana saja?"

Ethan berpikir sejenak sembari menatap sinis ke arah Jonny. Setelah itu, Ethan menghampirinya. "Jangan sampai kita bertemu lagi!"

Jonny tersenyum melihat ekspresi Ethan yang menggemaskan. Entah kenapa, ia berharap bisa bertemu Ethan lagi, ada keinginan untuk memeluknya.

Tiba-tiba, sebuah suara memanggil Ethan. "Ethan, sayang!"

Aurora segera meluncur ke Mall setelah menerima pesan dari Silvia. Untungnya mereka masih ada di Mall itu. Silvia tersenyum melihat Aurora datang, sedangkan Ethan masih cemberut karena kesal.

Merasa akrab dengan suara itu, Jonny langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia tertegun melihat penampilan baru mantan istrinya yang lebih menawan dan cantik. Hampir saja ia tidak mengenalinya.

"Bagaimana belanjanya sayang? Apakah kamu sudah menemukan apa yang kamu cari?"

Ethan menggelengkan kepalanya sambil cemberut. Aurora menjadi bingung sehingga ia melirik Silvia. Tapi Silvia hanya mengangkat bahunya dengan cemas.

"Kamu kenapa cemberut terus, sayang?"tanya Aurora dengan cemas.

Ethan menghela nafas. "Aku kesal karena pria tua itu merebut apa yang ingin aku beli. Padahal aku yang melihatnya duluan."

"Lelaki tua?" tanya Aurora dengan bingung.

Ethan tidak menjawab pertanyaan Anya, ia malah menunjuk ke arah lelaki yang berdiri tidak jauh dari mereka. Perlahan Aurora menoleh ke arah mana yang di tunjuk oleh Ethan. Seketika, jantungnya berdebar hebat saat menemukan sosok yang sangat ia benci itu.

"Jonny?" gumam Aurora dengan mata terbelalak.

Perlahan, Jonny berjalan mendekati Aurora dan Ethan. Langkahnya tertatih dan salah tingkah.

"Aurora?" ucap Jonny dengan suara gemetar.

Ethan mengerutkan kening, ia bingung kenapa Jonny memanggil ibunya Aurora. "Paman, nama ibuku bukan Aurora tapi Jasmine," jelas Ethan.

Mendengar Ethan menyebutnya Ibu, Aurora menjadi khawatir kalau Jonny akan menduga kalau Ethan anaknya.

"Silvia, tolong bawa Ethan ke mobil, aku akan segera menyusul," kata Aurora.

Silvia mengangguk lalu segera membawa Ethan pergi dari sana. Walaupun penasaran, tapi Ethan tetap mengikuti Silvia dengan patuh.

"Bukankah kamu Aurora? Mantan istriku yang miskin itu? Kenapa kamu bisa disini? Apakah kamu sudah menjadi simpanan lelaki hidung belang sehingga kamu bisa berubah seperti ini?" tanya Jonny. Ia masih sama seperti dulu, suka sekali merendahkan Aurora.

Bab terkait

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Salah Orang

    Aurora tersenyum sinis, hatinya dipenuhi rasa jijik mendengar pertanyaan Jonny. Ia sekarang merasa menyesal pernah memberikan cinta dan hatinya sepenuhnya untuk Jonny."Nama saya Jasmine bukan Aurora. Jadi, Anda salah orang, Tuan," jawab Aurora dengan tenang.Jonny tersenyum mengejek, yakin bahwa di hadapannya adalah Aurora."Kita pernah hidup bersama selama dua tahun. Kamu tidak bisa menipuku. Aku tahu betul kamu adalah Aurora," kata Jonny dengan percaya diri.Aurora mengepal tangan dengan erat, berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu cepat."Akui saja bahwa kamu adalah Aurora, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk kembali bersamamu," kata Jonny sambil meraih tangan Aurora. Aurora tercengang. Ia tidak percaya Jonny adalah pria yang tidak tahu malu, sangat menjijikkan."Lepaskan saya, Tuan!" Aurora berusaha melepaskan diri. "Saya bukan wanita yang kamu maksud. Selain itu, saya sudah menikah dan memiliki seorang anak."Aurora menatap Jonny dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Hari Pertama Kerja

    "Jasmine, sepertinya ada acara di dalam. Banyak mobil mewah parkir di sini," kata Silvia setelah mengamati restoran itu dari dalam mobil.Aurora tersadar dari lamunannya."Kamu benar. Sebaiknya kita cari tempat makan yang lain. Aku ingat, ada restaurant seafood yang enak di dekat perumahan kita. Bagaimana kalau kita makan disana saja?"Walaupun merasa sangat lapar, tapi Ethan tetap mengangguk karena dia tidak suka makan di tempat yang ramai."Oke," ucap Ethan.Setelah itu, mereka segera meninggalkan restoran itu. Di sepanjang jalan, Aurora merasa tidak nyaman. Ia masih ingat pertemuannya dengan Jonny yang secara tiba-tiba. Lain kali, ia harus berhati-hati agar Jonny dan Ethan tidak bertemu lagi.Keesokan harinya, Aurora tiba di kantor Maverick Group. Dulu, saat kuliah, ia bercita-cita menjadi desainer utama di perusahaan bergengsi ini. Namun, mimpinya kandas setelah ia berhenti kuliah dan menikah.Kini, ia adalah desainer terkenal di Inggris dengan nama Jasmine Santoso. Namun, kali ini

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Seperti Biasanya

    Ana menunduk, jantungnya berdebar kencang. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan gemetar, menunjukkan rasa gugup yang tak tertahankan. Ia tak berani menatap mata Archen, pria yang sudah terkenal kejam dan tak kenal ampun di perusahaan ini."Manager Mona yang membuat keputusan, Bos," jawab Ana lirih, suaranya bergetar seperti daun kering ditiup angin.Archen mengerutkan kening. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang siap menusuk. Ia tidak menyangka kalau Manager Disain perusahannya sangat tidak kompeten. "Mona tidak berhak menolak pelamar yang memiliki kemampuan," ucapnya, nada suaranya dingin dan penuh penolakan. Tepat saat itu, Roni, asisten Archen, muncul di belakangnya, wajahnya dipenuhi keringat dingin. "Ada apa, Bos?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar, ia menyadari ketegangan yang mencekam di udara."Katakan pada pelamar ini, kalau besok dia boleh bekerja!" kata Archen, suaranya tegas, seraya menyerahkan dokumen pelamar yang dimaksud.Roni tercengang. Matanya terbela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Pengkhianatan

    "Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku akan segera menceraikan wanita jelek itu!" Di rumah mewahnya, Aurora berdiri di pintu kamar tidur sambil memegang perutnya yang masih terasa ngilu setelah keguguran kemarin. Aurora mendengar suara seorang lelaki dan seorang perempuan dari balik pintu. Suara itu membuat Aurora menghentikan langkahnya. Suara yang sangat ia kenal. Suara Jonny, suami yang sangat ia cintai. "Keputusanmu untuk menceraikannya adalah tepat. Lagi pula, dia tidak bisa memberi kamu anak," suara lembut penuh bujuk rayu itu masuk ke telinga Aurora. Aurora berdiri di pintu, seluruh tubuhnya bergetar. Kemarahan hampir membuatnya kehilangan pikirannya. "Brak," Dengan mata yang memerah, Aurora mendorong pintu dengan kedua tangannya. Di kamar itu, ia menemukan suaminya sedang bersama wanita yang ia kenak. Clara, teman kuliahnya dulu, sekaligus Disainer utama di perusahaan Jonny. Bukannya terkejut saat melihat Aurora datang, perempuan itu malah bersandar di bahu Jonny samb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Diusir

    Clara semakin bersemangat melihat Aurora meringis, ia semakin berani saat melihat Jonny yang tidak memperdulikan apa yang dia lakukan pada Aurora. "Sungguh kasihan, baru kehilangan anak kemarin, sekarang sudah kehilangan suami. Sebaiknya kamu segera pergi jika kamu masih punya malu!" kata Clara.Aurora yang lemah secara fisik, tidak sepadan dengan Clara. Rasa sakit yang intens di perutnya hampir membuat Aurora tidak bisa berdiri. Clara melepaskan Aurora, ia membersihkan tangannya dengan tisu karena merasa jijik sudah memegang rambut Aurora."Cepat keluar dari kamarku!" teriak Jonny dengan tidak sabar.Aurora tidak tahu harus kemana setelah ini. Ia tidak memiliki keluarga dan rumah neneknya pun sudah di jual."Jonny, kamu akan menyesal," gumam Aurora dengan dingin.Aurora menghapus darah dari sudut mulutnya, setelah itu ia keluar dari kamar itu. Langkahnya sempoyongan karena kehilangan tenaga, namun ia tetap berusaha tegar.Tepat saat ia sampai di depan pintu keluar, ia kebetulan b

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Keluarga Baru

    Aurora meneteskan air mata. Ini adalah takdir baik untuknya. Ia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar pewaris dari keluarga Santoso."Kenapa mereka baru mencari ku sekarang? Dan kenapa aku bisa diasuh oleh nenek Julia?" tanya Aurora setelah menyeka air matanya."Maaf, Nona. Saya belum bisa memberikan penjelasan lebih detail. Nona akan mendapatkan semua informasi saat kita tiba di rumah," kata Julian.Aurora terdiam sejenak, mencoba mencerna sedikit informasi yang diberikan Julian. Aurora bercampur bingung, kecewa, dan sedikit ketakutan. Ia tidak tahu harus senang atau sedih karena rasa sakitnya masih menganga hebat. Aurora terkejut saat memasuki kawanan Central Business Distric yang dijuluki segitiga emas. Harga tanah disana rata-rata Rp 60-200 juta per meter persegi.Akhirnya, Aurora sampai di rumah mewah keluarga Santoso. Julian memarkir mobilnya di depan pintu utama."Rumahnya mewah banget. Lebih mewah dua kali lipat dari rumah mewah keluarga Smith. Apakah ini rumah keluarga S

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun kemudian, Aurora kembali ke Jakarta dengan penampilan baru yang memukau. Rambut panjangnya kini telah dipotong sebahu, memberikan kesan yang lebih segar. Matanya berbinar, langkahnya lebih mantap dan percaya diri.Aurora menurunkan kaca mobilnya sedikit, ia menghirup udara malam dan sambil menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan itu. Ia merasa Jakarta, kota yang pernah membuatnya merasa sakit, kini terasa seperti kanvas kosong yang siap ia lukis dengan warna-warna hidupnya yang baru."Nona, Jasmine. Kenapa kita belum sampai juga? Di mana kita sekarang?"Aurora menoleh ke arah bocah laki-laki berusia 5 tahun itu. Namanya Ethan. Ia duduk di kursi belakang mobil. Ethan adalah anak Aurora dan Jonny.Rambut Ethan yang keemasan terlihat lebih panjang dan mata birunya semakin bersinar. Ethan mewarisi gen neneknya yaitu Emiliana yang merupakan orang Inggris. Aurora menggelengkan kepala. Karena Ethan lebih sering memanggil namanya daripada memanggilnya ibu."Sebentar lagi sayan

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06

Bab terbaru

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Seperti Biasanya

    Ana menunduk, jantungnya berdebar kencang. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan gemetar, menunjukkan rasa gugup yang tak tertahankan. Ia tak berani menatap mata Archen, pria yang sudah terkenal kejam dan tak kenal ampun di perusahaan ini."Manager Mona yang membuat keputusan, Bos," jawab Ana lirih, suaranya bergetar seperti daun kering ditiup angin.Archen mengerutkan kening. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang siap menusuk. Ia tidak menyangka kalau Manager Disain perusahannya sangat tidak kompeten. "Mona tidak berhak menolak pelamar yang memiliki kemampuan," ucapnya, nada suaranya dingin dan penuh penolakan. Tepat saat itu, Roni, asisten Archen, muncul di belakangnya, wajahnya dipenuhi keringat dingin. "Ada apa, Bos?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar, ia menyadari ketegangan yang mencekam di udara."Katakan pada pelamar ini, kalau besok dia boleh bekerja!" kata Archen, suaranya tegas, seraya menyerahkan dokumen pelamar yang dimaksud.Roni tercengang. Matanya terbela

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Hari Pertama Kerja

    "Jasmine, sepertinya ada acara di dalam. Banyak mobil mewah parkir di sini," kata Silvia setelah mengamati restoran itu dari dalam mobil.Aurora tersadar dari lamunannya."Kamu benar. Sebaiknya kita cari tempat makan yang lain. Aku ingat, ada restaurant seafood yang enak di dekat perumahan kita. Bagaimana kalau kita makan disana saja?"Walaupun merasa sangat lapar, tapi Ethan tetap mengangguk karena dia tidak suka makan di tempat yang ramai."Oke," ucap Ethan.Setelah itu, mereka segera meninggalkan restoran itu. Di sepanjang jalan, Aurora merasa tidak nyaman. Ia masih ingat pertemuannya dengan Jonny yang secara tiba-tiba. Lain kali, ia harus berhati-hati agar Jonny dan Ethan tidak bertemu lagi.Keesokan harinya, Aurora tiba di kantor Maverick Group. Dulu, saat kuliah, ia bercita-cita menjadi desainer utama di perusahaan bergengsi ini. Namun, mimpinya kandas setelah ia berhenti kuliah dan menikah.Kini, ia adalah desainer terkenal di Inggris dengan nama Jasmine Santoso. Namun, kali ini

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Salah Orang

    Aurora tersenyum sinis, hatinya dipenuhi rasa jijik mendengar pertanyaan Jonny. Ia sekarang merasa menyesal pernah memberikan cinta dan hatinya sepenuhnya untuk Jonny."Nama saya Jasmine bukan Aurora. Jadi, Anda salah orang, Tuan," jawab Aurora dengan tenang.Jonny tersenyum mengejek, yakin bahwa di hadapannya adalah Aurora."Kita pernah hidup bersama selama dua tahun. Kamu tidak bisa menipuku. Aku tahu betul kamu adalah Aurora," kata Jonny dengan percaya diri.Aurora mengepal tangan dengan erat, berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu cepat."Akui saja bahwa kamu adalah Aurora, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk kembali bersamamu," kata Jonny sambil meraih tangan Aurora. Aurora tercengang. Ia tidak percaya Jonny adalah pria yang tidak tahu malu, sangat menjijikkan."Lepaskan saya, Tuan!" Aurora berusaha melepaskan diri. "Saya bukan wanita yang kamu maksud. Selain itu, saya sudah menikah dan memiliki seorang anak."Aurora menatap Jonny dengan

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Anak Yang Cerdas

    "Maafkan Ibu sayang, tapi kamu harus bersama Tante Silvia dulu."Ethan menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Aku akan melaporkan Nona muda Jasmine kepada Nona tua. Kalau Nona sudah mengabaikan anak Nona. Sekarang, aku tidak mau bicara denganmu lagi." Ethan sangat kesal sehingga ia mematikan panggilan itu secara sepihak lalu melempar ponselnya ke bawah. Silvia hanya bisa menarik nafas sembari mengambil ponsel Ethan dengan hati-hati. Mall megah di pusat kota Jakarta bergema dengan suara tawa anak-anak, alunan musik lembut, dan deru langkah para pengunjung. Ethan, yang baru berusia lima tahun itu, berjalan pelan dengan tas merah di punggungnya diikuti oleh Silvia."Ethan, apa kamu mau ke tempat permainan dulu?" tanya Silvia dengan hati-hati.Ethan meliriknya dengan tajam. "Astaga, Tante Silvia, aku ini bukan anak kecil yang lebih suka bermain.""Oke. Jadi, kamu mau ke mana dulu?" tanya Silvia lagi sembari menahan tawanya."Nona Jasmine akan ulang tahun mi

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Lima Tahun Kemudian

    Lima tahun kemudian, Aurora kembali ke Jakarta dengan penampilan baru yang memukau. Rambut panjangnya kini telah dipotong sebahu, memberikan kesan yang lebih segar. Matanya berbinar, langkahnya lebih mantap dan percaya diri.Aurora menurunkan kaca mobilnya sedikit, ia menghirup udara malam dan sambil menatap kota yang sudah lama ia tinggalkan itu. Ia merasa Jakarta, kota yang pernah membuatnya merasa sakit, kini terasa seperti kanvas kosong yang siap ia lukis dengan warna-warna hidupnya yang baru."Nona, Jasmine. Kenapa kita belum sampai juga? Di mana kita sekarang?"Aurora menoleh ke arah bocah laki-laki berusia 5 tahun itu. Namanya Ethan. Ia duduk di kursi belakang mobil. Ethan adalah anak Aurora dan Jonny.Rambut Ethan yang keemasan terlihat lebih panjang dan mata birunya semakin bersinar. Ethan mewarisi gen neneknya yaitu Emiliana yang merupakan orang Inggris. Aurora menggelengkan kepala. Karena Ethan lebih sering memanggil namanya daripada memanggilnya ibu."Sebentar lagi sayan

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Keluarga Baru

    Aurora meneteskan air mata. Ini adalah takdir baik untuknya. Ia tidak menyangka kalau dirinya benar-benar pewaris dari keluarga Santoso."Kenapa mereka baru mencari ku sekarang? Dan kenapa aku bisa diasuh oleh nenek Julia?" tanya Aurora setelah menyeka air matanya."Maaf, Nona. Saya belum bisa memberikan penjelasan lebih detail. Nona akan mendapatkan semua informasi saat kita tiba di rumah," kata Julian.Aurora terdiam sejenak, mencoba mencerna sedikit informasi yang diberikan Julian. Aurora bercampur bingung, kecewa, dan sedikit ketakutan. Ia tidak tahu harus senang atau sedih karena rasa sakitnya masih menganga hebat. Aurora terkejut saat memasuki kawanan Central Business Distric yang dijuluki segitiga emas. Harga tanah disana rata-rata Rp 60-200 juta per meter persegi.Akhirnya, Aurora sampai di rumah mewah keluarga Santoso. Julian memarkir mobilnya di depan pintu utama."Rumahnya mewah banget. Lebih mewah dua kali lipat dari rumah mewah keluarga Smith. Apakah ini rumah keluarga S

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Diusir

    Clara semakin bersemangat melihat Aurora meringis, ia semakin berani saat melihat Jonny yang tidak memperdulikan apa yang dia lakukan pada Aurora. "Sungguh kasihan, baru kehilangan anak kemarin, sekarang sudah kehilangan suami. Sebaiknya kamu segera pergi jika kamu masih punya malu!" kata Clara.Aurora yang lemah secara fisik, tidak sepadan dengan Clara. Rasa sakit yang intens di perutnya hampir membuat Aurora tidak bisa berdiri. Clara melepaskan Aurora, ia membersihkan tangannya dengan tisu karena merasa jijik sudah memegang rambut Aurora."Cepat keluar dari kamarku!" teriak Jonny dengan tidak sabar.Aurora tidak tahu harus kemana setelah ini. Ia tidak memiliki keluarga dan rumah neneknya pun sudah di jual."Jonny, kamu akan menyesal," gumam Aurora dengan dingin.Aurora menghapus darah dari sudut mulutnya, setelah itu ia keluar dari kamar itu. Langkahnya sempoyongan karena kehilangan tenaga, namun ia tetap berusaha tegar.Tepat saat ia sampai di depan pintu keluar, ia kebetulan b

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Pengkhianatan

    "Sayang, aku sangat mencintaimu. Aku akan segera menceraikan wanita jelek itu!" Di rumah mewahnya, Aurora berdiri di pintu kamar tidur sambil memegang perutnya yang masih terasa ngilu setelah keguguran kemarin. Aurora mendengar suara seorang lelaki dan seorang perempuan dari balik pintu. Suara itu membuat Aurora menghentikan langkahnya. Suara yang sangat ia kenal. Suara Jonny, suami yang sangat ia cintai. "Keputusanmu untuk menceraikannya adalah tepat. Lagi pula, dia tidak bisa memberi kamu anak," suara lembut penuh bujuk rayu itu masuk ke telinga Aurora. Aurora berdiri di pintu, seluruh tubuhnya bergetar. Kemarahan hampir membuatnya kehilangan pikirannya. "Brak," Dengan mata yang memerah, Aurora mendorong pintu dengan kedua tangannya. Di kamar itu, ia menemukan suaminya sedang bersama wanita yang ia kenak. Clara, teman kuliahnya dulu, sekaligus Disainer utama di perusahaan Jonny. Bukannya terkejut saat melihat Aurora datang, perempuan itu malah bersandar di bahu Jonny samb

DMCA.com Protection Status