Share

Anak Yang Cerdas

Author: Kim_Nana
last update Last Updated: 2024-12-06 12:35:07

"Maafkan Ibu sayang, tapi kamu harus bersama Tante Silvia dulu."

Ethan menghela nafas panjang, ia menggelengkan kepalanya beberapa kali.

"Aku akan melaporkan Nona muda Jasmine kepada Nona tua. Kalau Nona sudah mengabaikan anak Nona. Sekarang, aku tidak mau bicara denganmu lagi."

Ethan sangat kesal sehingga ia mematikan panggilan itu secara sepihak lalu melempar ponselnya ke bawah.

Silvia hanya bisa menarik nafas sembari mengambil ponsel Ethan dengan hati-hati.

Mall megah di pusat kota Jakarta bergema dengan suara tawa anak-anak, alunan musik lembut, dan deru langkah para pengunjung. Ethan, yang baru berusia lima tahun itu, berjalan pelan dengan tas merah di punggungnya diikuti oleh Silvia.

"Ethan, apa kamu mau ke tempat permainan dulu?" tanya Silvia dengan hati-hati.

Ethan meliriknya dengan tajam. "Astaga, Tante Silvia, aku ini bukan anak kecil yang lebih suka bermain."

"Oke. Jadi, kamu mau ke mana dulu?" tanya Silvia lagi sembari menahan tawanya.

"Nona Jasmine akan ulang tahun minggu depan. Jadi, aku ingin membelikannya hadiah. Kebetulan ia suka gonta-ganti baju, jadi aku akan memberikannya baju. Tapi, Tante asisten tidak boleh memberitahunya."

Silvia mengangguk setuju. Setelah itu, ia membawa Ethan ke toko baju branded.

"Ethan, Tante mau ke toilet sebentar. Kamu pilih yang terbaik untuk Ibu, ya. Tante akan segera kembali."

Silvia tersenyum dan meninggalkan Ethan sendirian di depan toko baju. Namun, Silvia tidak lupa menitip Ethan kepada salah satu karyawan toko agar melayaninya dengan baik.

Ethan menelusuri toko itu untuk mencari baju yang sesuai dengan kesukaan ibunya. Tidak butuh waktu lama, matanya langsung tertuju pada gaun merah yang tergantung di manekin. Gaun itu cantik.

"Saya mau gaun ini," kata Ethan sembari menunjuk ke arah manekin itu.

"Oke. Saya akan mengambilnya untukmu," kata si pegawai.

Tiba-tiba, sebuah tangan besar menggapai gaun itu lebih dulu.

"Aku juga ingin membeli gaun ini," kata pria itu.

Ethan mengerutkan kening lalu berjalan menghampiri pria itu. "Tapi aku yang lebih dulu melihatnya."

Si pegawai segera menengahi."Anak ini benar, Tuan Jonny." kata pegawai itu dengan hati-hati sebab ia tidak berani menyinggung pemilik SM Fashion yang terkenal.

"Aku tahu. Tapi aku yang lebih dulu mengambilnya," kata Jonny yang tidak mau kalah.

Ethan juga tidak mau kalah. "Ibuku akan ulang tahun minggu depan. Dan ia sangat suka gaun model ini. Kenapa Paman harus berebut sama anak kecil?"

"Siapa yang mau berebut sama anak kecil?" tanya Jonny sembari mengerutkan keningnya.

Sementara itu, si pegawai toko dibuat pusing oleh dua laki-laki yang beda usia itu. "Apakah kalian Ayah dan anak?" tanyanya.

Pertanyaan pegawai itu membuat Ethan dan Jonny menatapnya dengan heran. "Bukan!" jawab mereka bersamaan.

Pegawai toko itu tersenyum kecil. "Lagian wajah kalian mirip. Kalian juga sangat kompak."

Jonny dan Ethan langsung saling pandang. Untuk sesaat, Jonny membenarkan ucapan pegawai itu.

"Kalau saja aku punya anak laki-laki, mungkin aku akan sangat bahagia dan ibuku berhenti mengomel karena ingin memiliki cucu laki-laki. Andai saja Clara tidak keguguran dan memilih karirnya, mungkin aku akan memiliki anak seusia bocah ini. "gumam Jonny, ia sangat berharap bisa memiliki anak laki-laki.

Tepat saat itu, Silvia datang. Ia terkejut melihat Ethan sedang beradu pandang dengan Jonny.

"Ethan, ada apa?" tanya Silvia dengan cemas.

Ethan menunjuk ke arah Jonny. "Pria tua itu mau merebut gaun yang akan aku belikan untuk ibuku."

Ekspresi Jonny menjadi aneh saat mendengar Ethan menyebutnya pria tua. Apakah dia terlihat setua itu padahal ia baru berusia 32 tahun?

Silvia mencoba membujuk Ethan karena ia tidak ingin mencari masalah dengan Jonny. "Tadi, Tante lihat ada gaun yang sangat bagus di toko sebelah. Bagaimana kalau kita ke sana saja?"

Ethan berpikir sejenak sembari menatap sinis ke arah Jonny. Setelah itu, Ethan menghampirinya. "Jangan sampai kita bertemu lagi!"

Jonny tersenyum melihat ekspresi Ethan yang menggemaskan. Entah kenapa, ia berharap bisa bertemu Ethan lagi, ada keinginan untuk memeluknya.

Tiba-tiba, sebuah suara memanggil Ethan. "Ethan, sayang!"

Aurora segera meluncur ke Mall setelah menerima pesan dari Silvia. Untungnya mereka masih ada di Mall itu. Silvia tersenyum melihat Aurora datang, sedangkan Ethan masih cemberut karena kesal.

Merasa akrab dengan suara itu, Jonny langsung menoleh ke arah sumber suara. Ia tertegun melihat penampilan baru mantan istrinya yang lebih menawan dan cantik. Hampir saja ia tidak mengenalinya.

"Bagaimana belanjanya sayang? Apakah kamu sudah menemukan apa yang kamu cari?"

Ethan menggelengkan kepalanya sambil cemberut. Aurora menjadi bingung sehingga ia melirik Silvia. Tapi Silvia hanya mengangkat bahunya dengan cemas.

"Kamu kenapa cemberut terus, sayang?"tanya Aurora dengan cemas.

Ethan menghela nafas. "Aku kesal karena pria tua itu merebut apa yang ingin aku beli. Padahal aku yang melihatnya duluan."

"Lelaki tua?" tanya Aurora dengan bingung.

Ethan tidak menjawab pertanyaan Anya, ia malah menunjuk ke arah lelaki yang berdiri tidak jauh dari mereka. Perlahan Aurora menoleh ke arah mana yang di tunjuk oleh Ethan. Seketika, jantungnya berdebar hebat saat menemukan sosok yang sangat ia benci itu.

"Jonny?" gumam Aurora dengan mata terbelalak.

Perlahan, Jonny berjalan mendekati Aurora dan Ethan. Langkahnya tertatih dan salah tingkah.

"Aurora?" ucap Jonny dengan suara gemetar.

Ethan mengerutkan kening, ia bingung kenapa Jonny memanggil ibunya Aurora. "Paman, nama ibuku bukan Aurora tapi Jasmine," jelas Ethan.

Mendengar Ethan menyebutnya Ibu, Aurora menjadi khawatir kalau Jonny akan menduga kalau Ethan anaknya.

"Silvia, tolong bawa Ethan ke mobil, aku akan segera menyusul," kata Aurora.

Silvia mengangguk lalu segera membawa Ethan pergi dari sana. Walaupun penasaran, tapi Ethan tetap mengikuti Silvia dengan patuh.

"Bukankah kamu Aurora? Mantan istriku yang miskin itu? Kenapa kamu bisa disini? Apakah kamu sudah menjadi simpanan lelaki hidung belang sehingga kamu bisa berubah seperti ini?" tanya Jonny. Ia masih sama seperti dulu, suka sekali merendahkan Aurora.

Related chapters

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Salah Orang

    Aurora tersenyum sinis, hatinya dipenuhi rasa jijik mendengar pertanyaan Jonny. Ia sekarang merasa menyesal pernah memberikan cinta dan hatinya sepenuhnya untuk Jonny."Nama saya Jasmine bukan Aurora. Jadi, Anda salah orang, Tuan," jawab Aurora dengan tenang.Jonny tersenyum mengejek, yakin bahwa di hadapannya adalah Aurora."Kita pernah hidup bersama selama dua tahun. Kamu tidak bisa menipuku. Aku tahu betul kamu adalah Aurora," kata Jonny dengan percaya diri.Aurora mengepal tangan dengan erat, berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin mengungkapkan identitasnya terlalu cepat."Akui saja bahwa kamu adalah Aurora, mungkin aku bisa mempertimbangkan untuk kembali bersamamu," kata Jonny sambil meraih tangan Aurora. Aurora tercengang. Ia tidak percaya Jonny adalah pria yang tidak tahu malu, sangat menjijikkan."Lepaskan saya, Tuan!" Aurora berusaha melepaskan diri. "Saya bukan wanita yang kamu maksud. Selain itu, saya sudah menikah dan memiliki seorang anak."Aurora menatap Jonny dengan

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Hari Pertama Kerja

    "Jasmine, sepertinya ada acara di dalam. Banyak mobil mewah parkir di sini," kata Silvia setelah mengamati restoran itu dari dalam mobil.Aurora tersadar dari lamunannya."Kamu benar. Sebaiknya kita cari tempat makan yang lain. Aku ingat, ada restaurant seafood yang enak di dekat perumahan kita. Bagaimana kalau kita makan disana saja?"Walaupun merasa sangat lapar, tapi Ethan tetap mengangguk karena dia tidak suka makan di tempat yang ramai."Oke," ucap Ethan.Setelah itu, mereka segera meninggalkan restoran itu. Di sepanjang jalan, Aurora merasa tidak nyaman. Ia masih ingat pertemuannya dengan Jonny yang secara tiba-tiba. Lain kali, ia harus berhati-hati agar Jonny dan Ethan tidak bertemu lagi.Keesokan harinya, Aurora tiba di kantor Maverick Group. Dulu, saat kuliah, ia bercita-cita menjadi desainer utama di perusahaan bergengsi ini. Namun, mimpinya kandas setelah ia berhenti kuliah dan menikah.Kini, ia adalah desainer terkenal di Inggris dengan nama Jasmine Santoso. Namun, kali ini

    Last Updated : 2024-12-06
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Seperti Biasanya

    Ana menunduk, jantungnya berdebar kencang. Jari-jarinya memainkan ujung bajunya dengan gemetar, menunjukkan rasa gugup yang tak tertahankan. Ia tak berani menatap mata Archen, pria yang sudah terkenal kejam dan tak kenal ampun di perusahaan ini. "Manager Mona yang membuat keputusan, Bos," jawab Ana lirih, suaranya bergetar seperti daun kering ditiup angin. Archen mengerutkan kening. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang siap menusuk. Ia tidak menyangka kalau Manager Disain perusahannya sangat tidak kompeten. "Mona tidak berhak menolak pelamar yang memiliki kemampuan," ucapnya, nada suaranya dingin dan penuh penolakan. Tepat saat itu, Roni, asisten Archen, muncul di belakangnya, wajahnya dipenuhi keringat dingin. "Ada apa, Bos?" tanyanya, suaranya sedikit gemetar, ia menyadari ketegangan yang mencekam di udara. "Katakan pada pelamar ini, kalau besok dia boleh bekerja!" kata Archen, suaranya tegas, seraya menyerahkan dokumen pelamar yang dimaksud. Roni tercengang. Matanya te

    Last Updated : 2024-12-24
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Aku Bukan Yang Dulu Lagi

    Roni, mengabaikan protes Mona lalu keluar dari ruang wawancara itu bersama Ana.Wajah Mona memerah menahan amarah, ia segera pergi dari ruangan itu menyusul Ana dan Roni."Kenapa kamu muncul lagi setelah lima tahun dan langsung membawa masalah untukku? Apakah kamu kembali untuk merebut suamiku dan balas dendam?" Mona menatap Aurora dengan tatapan tajam yang penuh amarah.Langkah Aurora terhenti ketika mendengar pertanyaan Clara. Aurora membalas tatapan Clara yang menghalangi jalannya menuju pintu keluar. "Bagaimana kalau itu benar? Apa kamu takut dia akan meninggalkan kamu seperti yang dia lakukan padaku dulu?"Clara mengepal tangannya karena kesal. "Jonny tidak mungkin meninggalkan aku demi wanita jelek dan miskin sepertimu. Selain itu, kami sudah memiliki anak yang mengikat kami. Dan selama ini kami hidup bahagia!"Aurora sedikit terpancing, ia mengingat masih anaknya yang selama lima tahun tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Ayahnya. Sedangkan Ayahnya, tidak mengetahui kebe

    Last Updated : 2024-12-25
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terlalu Percaya Diri

    Menyadari keberadaan Jonny, Aurora segera pamit dari hadapan Archen. Ia tak ingin kebohongannya terbongkar jika Jonny melihat Archen. Archen membiarkan Aurora pergi, karena ia harus menghubungi seseorang di dalam mobilnya."Aurora?" Suara itu, tegas dan dingin, memanggil namanya. Aurora terhenti, jantungnya berdebar kencang. Tak ada yang bisa menyembunyikan identitasnya dari Jonny."Ternyata kamu masih hidup!" Jonny berdiri di hadapannya, tatapannya menusuk.Aurora mencoba bersikap tenang, seolah-olah tidak mengenal Jonny. "Apa kamu kecewa melihatku masih hidup?"Jonny tersenyum sinis, memperhatikan Aurora dari atas hingga bawah. "Sepertinya kamu belum bisa melupakan aku, sehingga kamu memilih untuk tetap hidup!"Aurora tersenyum geli mendengar pertanyaan Jonny. Lelaki ini terlalu percaya diri."Kamu tersenyum, apa untuk menggodaku?" tanya Jonny, suaranya berbisik. "Maaf, aku tidak akan pernah tergoda olehmu!" Aurora mengangkat dagunya, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Jika tu

    Last Updated : 2024-12-26
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Bersikap Sombong

    "Apa kamu tahu siapa Presiden Direktur Maverick Group?" tanya Archen, matanya menyipit tajam, menatap Jonny dengan tatapan sinis yang membuat bulu kuduk Jonny berdiri.Aurora sedikit berdebar, karena ia dengar kalau Presiden Maverick sangat dingin dan kejam. Itulah sebabnya ia tidak mau di jodohkan dengannya.Ada Rumor mengatakan, kalau Presiden Maverick Group itu terlalu introvert sehingga ia tidak suka di sorot kamera atau berada di keramaian sehingga tidak ada yang tahu pasti seperti apa wajahnya. "Tentu saja aku kenal baik dengannya. Maverick Group menjadi yang nomer dua di dunia karena sentuhan tangan dinginnya. Hanya orang-orang sepertiku yang bisa bertemu dengannya!" jawab Jonny dengan percaya diri, senyum lebar mengembang di wajahnya, berusaha menyembunyikan sedikit kegugupan di matanya.Archen terkekeh pelan, "Oh, begitu? " gumamnya, alisnya terangkat sinis.Archen benar-benar geli mendengar kebohongan dan sikap percaya diri Jonny. Bagaimana mungkin ia kenal baik dengan Pres

    Last Updated : 2024-12-28
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Lelaki Aneh

    Aurora terkejut, ia tidak menyangka kalau Archen akan menganggap serius ucapannya. "Aku cuma bercanda, terima kasih atas bantuannya!""Kau sudah mengakui aku sebagai pasanganmu, dua kali?" Archen mendekat, matanya menatap dalam ke mata Aurora. "Bagaimana kamu bisa bercanda disaat aku menganggapnya serius?"Aurora tertegun. Pikirannya berputar cepat. Ia belum siap untuk menjalani hidup baru lagi, apalagi dengan pria yang baru ia kenal. Namun, tatapan Archen menunjukkan kepastian dan keinginan yang kuat. Apakah ia akan menolak lelaki yang sudah membantunya?"Begini," akhirnya Aurora angkat bicara, suaranya berbisik pelan, "Aku butuh waktu untuk berpikir. Aku tidak bisa memutuskan begitu saja. Apalagi aku ini seorang Ibu tunggal!""Anakmu akan menjadi anakku. Jadi, aku akan menunggu kamu di depan kantor catatan sipil, besok!"tegas Archen tanpa ekspresi.Aurora tersentuh sekaligus heran. Archen mau menerimanya dengan satu anak. Ethan sudah lama menginginkan seorang Ayah, tapi apakah ini w

    Last Updated : 2024-12-30
  • Diceraikan Setelah Keguguran    Putra Kesayangan

    Tepat saat itu, Aurora tersentak dari lamunannya saat ia melihat Silvia sudah berada di ruang makan."Selamat pagi, buk Bos!"ucap Silvia sambil tersenyum lebar.Aurora menarik nafas dalam lalu berjalan pelan menghampiri meja makan bersama Ethan."Selamat pagi juga Silvia!"sahut Aurora setelah ia duduk di seberang kursi Silvia bersama Ethan."Selamat pagi Tante Asisten!"ucap Ethan dengan suaranya yang menggemaskan."Pagi juga Ethan sayang!" Silvia melebarkan senyumnya kearah Ethan yang membuatnya gemas itu.Mereka bertiga langsung menyantap makanan yang sudah tersedia di meja makan.Setelah selesai sarapan, Silvia menyerahkan beberapa dokumen kepada Aurora. "Apa ini?"tanya Aurora sembari mengerutkan keningnya."Karena kamu belum memeriksa email-mu, makanya aku berikan dokumen ini. Salah satunya adalah kontrak kerjasama dari SM Group. Mereka ingin kita memasukkan merek untuk mendobrak pasar yang lebih luas lagi.!'jelas Silvia.Aurora tersenyum sinis. "Kalian akan merasakan akibatnya. Ter

    Last Updated : 2024-12-31

Latest chapter

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Khawatir

    Untuk beberapa saat, suasana hening, hanya desiran angin yang menembus celah kaca dan suara mesin mobil yang menjadi teman perjalanan mereka. Delina menatap keluar jendela, wajahnya muram. Tatapannya kosong, pikirannya masih terpaku pada sosok Ethan yang mirip dengan Jonny."Mama, tenanglah. Ethan itu bukan anakku. Dia anak Archen dan Aurora. Mama harus percaya padaku," kata Jonny pelan, berusaha menenangkan ibunya. Ia bisa merasakan kecemasan yang merayap di hati ibunya.Delina menoleh ke arah Jonny, matanya berkaca-kaca. "Bagaimana mungkin Jonny? Anak itu sangat mirip denganmu! Bahkan anak itu lebih mirip daripada Adrian."Jonny menghela napas. "Mama, memang benar, Ethan mirip denganku. Tapi itu hanya kebetulan. Tidak mungkin Aurora punya anak dariku. Dia keguguran. Sedangkan Adrian, lebih mirip Clara, jadi itu wajah, " jawab Jonny, suaranya bergetar."Tapi ...," Delina terdiam, kata-kata yang ingin diucapkannya terhenti. Hatinya masih dipenuhi keraguan dan kebingungan.Di sisi l

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Merasa Yakin

    Delina menahan napas, matanya tak lepas dari Ethan. Jantungnya berdebar kencang, keringat dingin menetes di pelipisnya. Pertanyaan itu terus berputar di kepalanya, mendesak untuk terjawab. "Apakah anak ini ... anakmu?" tanyanya pelan, jari-jarinya dengan ragu menyentuh pipi Ethan. Kegentingan dan keraguan terpancar dari matanya.Ethan menepis tangan Delina dengan kasar. "Mama, ayo kita pulang!" raungnya, matanya menatap ibunya dengan amarah.Aurora mengangguk sembari memegang tangan putranya. Ia lalu menatap Delina kembali sembari berkata, "Maaf, Nyonya Smith. Kami harus segera pulang!" katanya, menghindar tatapan Delina yang tajam.Delina yang keras kepala tidak mau menyerah, ia memegang erat pergelangan tangan Aurora. "Jawab dulu pertanyaanku!"Aurora mengerutkan kening, ia tahu betul bagaimana kerasnya mantan ibu mertuanya itu."Dia..." Aurora tidak melanjutkan ucapannya saat Archen menyela."Dia adalah putraku!" kata Archen mendahului Aurora.Delina terdiam sesaat, bagaimana mung

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Terungkapnya Identitas Asli

    "Beraninya kau menyebut dia penipu!" Suara Roni menggelegar, menusuk keheningan ruangan seperti petir yang menggelegar di tengah malam. Roni berdiri tegak di pintu sebelah kanan panggung, sosoknya menjulang bak patung marmer yang siap melepaskan amarah. Semua mata tertuju padanya. Orang-orang saling berbisik, mencoba memahami makna di balik kemunculan Roni. Clara tersenyum kecil, namun matanya berkilat tak menentu. Ia yakin Roni akan mendukungnya, karena ia adalah asisten Presiden Maverick. "Mati kalian berdua, Pak Roni tidak akan pernah memaafkan siapapun yang berpura-pura menjadi bosnya,"gumam Clara.Roni melangkah tegap menghampiri Archen dan Aurora. Ia berdiri di samping mereka, tatapannya tajam menyapu semua orang. "Perkenalkan," Roni berucap dengan suara berat, "Yang di samping saya ini adalah Presiden Direktur Maverick Group, Archen Ludwig Maverick. Salah satu pengusaha muda tersukses di negara ini." Ia menunjuk Archen dengan tegas.Niken terpaku. Mulutnya menganga, matanya

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Berdebar

    Archen, dengan senyum yang memikat, menyerahkan sebuket mawar merah kepada Aurora. "Selamat atas terpilihnya kamu, Aurora. Maverick Fashion beruntung mendapatkan desainer seberbakat seperti kamu."Jantung Aurora berdebar kencang, ia menerima bunga itu dengan tangan gemetar. Aroma mawar itu seperti membuai indranya, namun di balik itu, ada rasa gugup yang menggerogoti hatinya. "Terima kasih, Presedir Archen," ucapnya, suara serak menahan debaran.Archen mengangguk pelan sembari menatap lembut kedalam mata wanita yang ia cintai itu. Seketika, Aurora menjadi salah tingkah.Ethan menurunkan kaca matanya, ia mendongak menatap Archen dan Aurora dengan seksama. "Kenapa aku merasa Ayah dan Ibu canggung? Apakah mereka sedang bertengkar?" gumam Ethan, matanya mengerut heran."Kenapa kamu membawa Ethan?" bisik Aurora setelah mencuri pandang kearah anaknya. Ia khawatir Ethan akan memanggilnya Ibu, sedangkan ditempat itu ada Jonny dan keluarganya. Ia takut identitas Ethan akan terungkap.Archen me

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tampil Memukau

    Tanpa ragu, Aurora menarik kain sutra itu. Dengan gesit, ia segera mengubah desain gaunnya. Ia menggunakan teknik lipatan dan jahitan yang rumit untuk menyatukan kain sutra itu dengan bagian gaun yang masih utuh.Aurora mengatur lipatan kain itu dengan teliti, menciptakan pola yang baru dan lebih berani. Warna biru pastel berpadu harmonis dengan ornamen bunga emas yang masih menempel pada gaun itu.Seiring dengan berjalannya waktu, gaun itu berubah menjadi sebuah karya seni yang indah dan luar biasa unik. Lebih daripada sekedar gaun, itu merupakan pernyataan tekad, kreativitas, dan keindahan yang menakjubkan. Mereka yang menyaksikan terpesona saat melihatnya."Wow, terlihat lebih bagus dari sebelumnya,"kata staf itu dengan takjub. Aurora tersenyum lebar, ia sangat bangga pada dirinya. "Tapi, siapa yang akan menggunakannya?"Aurora terdiam sesaat sembari mengamati gaun itu. Tiba-tiba lampu menyala di kepalanya. Aurora tersenyum sembari melirik staf itu, "Ukuran gaun ini pas dengan tub

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Jakarta Fashion Week

    Keesokan Paginya, Acara Jakarta Fashion Week dimulai dengan meriah. Aurora mengabaikan kejadian semalam, ia sengaja mematikan ponselnya agar ia bisa fokus pada acara hari ini. "Aku harus menyelesaikan acara hari ini dengan baik, setelah itu, baru berurusan dengan Archen," gumam Aurora sembari menatap jalanan yang ramai dari balik jendela mobil.Lampu sorot menyinari panggung megah di ballroom mewah hotel bintang lima di Jakarta. Ballroom dihiasi dengan dekorasi elegan bertema "Garden of Eden", mencerminkan keindahan alam dengan tanaman hijau rimbun, air mancur yang menari, dan cahaya redup yang romantis. Aroma bunga lili putih memenuhi udara, menyegarkan dan menarik perhatian.Para model berlenggak-lenggok dengan anggun, menampilkan koleksi busana terbaru dari desainer-desainer ternama Indonesia. Deretan kursi VIP dipenuhi oleh para selebriti, pebisnis, dan penggemar mode, semuanya terkesima dengan pesona busana yang ditampilkan.Di antara kerumunan itu, terlihat Aurora yang sedang

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Tidak Terima Dibohongi

    Emiliana mengangguk, senyum tipis terukir di bibirnya. "Iya, dia putriku satu-satunya. Seorang desainer muda dan pewaris Santoso Group."Archen menoleh ke arah Aurora yang berdiri terpaku di sana, matanya masih berkedip-kedip seakan belum mencerna informasi baru ini. Senyum lembut terukir di wajah tampannya, namun ada secercah kegelisahan yang mengintip dari baliknya. Tak pernah terlintas dalam benaknya bahwa wanita yang di jodohkan dengannya adalah istri dari pernikahan kilatnya."Berarti, kita tetap menjadi besan. Karena mereka sudah menikah tanpa perlu kita paksa lagi," kata Amanda, suaranya bersemangat. Dia menebarkan senyum lebar, matanya berbinar-binar bak anak kecil yang mendapat hadiah.Emeliana mengangguk setuju. "Ya, takdir memang sudah menuntun mereka, tanpa perlu kita paksa lagi.""Tunggu dulu!" Suara Aurora memotong kegembiraan mereka, tajam seperti pecahan kaca."Ada apa sayang?" tanya Emeliana, nada suaranya berubah lembut, penuh kekhawatiran.Aurora menatap Archen, ta

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kesalah Pahaman

    Amanda berjalan menghampiri Aurora dan Emiliana dengan langkah pelan dan anggun."Lia, ini siapa?" tanya Amanda setelah duduk di samping Emeliana.Emiliana mengerutkan keningnya saat melihat Aurora menghadap lain. "Jasmine, kenapa kamu memalingkan wajahmu? Ayo kenalan dengan Tante Amanda!" kata Emeliana.Amanda langsung mengukir senyum termanisnya, namun dalam hatinya, ia merasa geli. Wanita yang akan dijodohkan dengan putranya, ada di depan matanya."Halo Jasmine, akhirnya kita bisa bertemu!" Amanda menyapa dengan suara yang lembut.Emeliana menarik tangan Aurora sembari membujuknya untuk segera menoleh. Merasa terpojok, Aurora akhirnya menoleh dengan gugup. "Halo Tante, saya Jasmine!" kata Aurora sembari menjulurkan tangan kanannya.Mata Amanda membulat sempurna saat melihat wajah Aurora. Ia masih sangat kesal dengan wanita yang dipilih putranya. Dan wanita itu berada di hadapannya sekarang."Kamu?" Amanda menunjuk Aurora dengan kesal. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Emeliana menge

  • Diceraikan Setelah Keguguran    Kekhawatiran Aurora

    Sore menjelang malam, Aurora terlihat letih saat keluar dari kantor Maverick Fashion. Namun, matanya berbinar-binar ketika melihat Archen sudah menunggu di depan kantor, senyum lebar terukir di wajahnya."Apakah semua pekerjaannu sudah elesai?" tanya Archen, matanya memancarkan kelembutan.Aurora mengangguk, "Sudah selesai. Aku sudah siap untuk acara Jakarta Fashion Week. Semua tim juga bersemangat dan tidak sabar untuj acara itu."Archen meraih tangannya, "Aku tahu kalau kamu pasti bisa. Kamu pasti bisa mengalahkan disain Jasmine. Bahkan mungkin kamu bisa lebih dari dia!""Ukhuk ... Ukhuk ... "Aurora langsung terbatuk mendengar ucapan Archen. Bagaimana mungkin ia bersaing dengan dirinya sendiri?"Apa kamu baik-baik saja?" Archen menjadi khawatir melihat Aurira terbatuk.Aurora langsung mengangguk, "Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita segera menemui Mama. Aku khawatir Mama akan benar-benar marah jika aku terlambat pulang!"Archen menghela nafas lega. "Baiklah, ayo berangkat."kata Arch

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status