Pukul 15.00, tim produksi mengumumkan bahwa mereka memiliki waktu 3 jam untuk santai. Lillia awalnya masih memikirkan cara untuk mendekati Claude. Begitu mendengar kabar ini, matanya pun langsung berbinar-binar.Lillia mengganti pakaian dengan kaus putih longgar dan celana jeans yang membuat kedua kakinya terlihat makin panjang dan ramping. Sebenarnya, penampilan seperti ini terlihat sangat buruk di mata para desainer."Begini saja? Aku kira kamu mau berdandan secantik apa untuk memikat Cedron," ujar Moonela yang membelalak. Dia sungguh tidak percaya pada nilai estetika wanita ini.Begitu mendengarnya, Lillia pun membatin, 'Kenapa malah jadi Cedron? Yang ingin kutaklukkan jelas-jelas adalah Claude!'Setibanya di ruang perkumpulan, Lillia langsung melihat Claude yang duduk di samping Cedron. Sorot mata Claude tampak datar, seolah-olah tidak tertarik dengan acara afternoon tea ini.Setelah melihat Lillia, tatapan Cedron pun dipenuhi antusiasme. Dia berbisik pada Claude, "Aku nggak meliha
Lillia mengambil sekaleng soda, lalu membukanya dan meletakkannya di samping gelas Claude. Di sisi lain, Moonela terus menggaruk-garuk lengan Lillia. Lillia tidak melihatnya, tetapi merentangkan telapak tangannya agar wanita ini bisa menyampaikan pesan.Moonela menuliskan sesuatu yang menyuruh Lillia untuk jangan hanya mengambil air soda. Air soda yang dipersiapkan oleh tim produksi ini sangat murah.Lillia pun memahaminya. Produk yang muncul selama siaran langsung termasuk iklan. Skandal antara Claude dan Nikita membuat popularitas acara ini meningkat pesat. Lillia hanya akan menyia-nyiakan peluang iklan jika hanya mengambil soda murahan itu.Namun, Lillia tahu Claude hanya menyukai air soda. Pria ini tidak menyukai minuman lainnya. Setelah berpikir sejenak, Lillia menggeser air mineral yang diminumnya, lalu mengambil minuman energi dan membukanya untuk diminum. Dia meletakkan minuman energi itu di samping air soda.Di sisi lain, Claude yang melihat tingkah Lillia ini pun mengetuk mej
Cedron tak bisa menahan tawanya. Dia berkata, "Kamu memang pintar mengajukan pertanyaan."Cedron tentu berharap ada keseruan seperti ini. Usai berbicara, dia bahkan diam-diam melirik Claude.Terlihat Claude bersandar di kursi sambil menoleh sedikit untuk menatap Lillia. Tatapannya terlihat datar, tetapi ekspresinya tampak tegang. Kurang jelas apakah pria ini merasa penasaran atau tidak peduli.Telinga dan leher Lillia seketika memerah. Dia tidak menyangka Nikita akan mengajukan pertanyaan seperti ini di depan kamera. Setelah ragu-ragu sejenak, dia pun bertanya dengan lirih, "Gimana kalau ganti pertanyaannya saja?"Awalnya, semua orang menatapnya dengan gugup. Begitu mendengar pertanyaan ini, semua orang pun bertatapan, seolah-olah menyampaikan makna lain ke kamera.Tatapan Nikita seketika tampak mendalam. Namun, dia tetap menyahut dengan ramah, "Kamu boleh minum kalau nggak mau jawab kok. Kami nggak akan menyulitkanmu."Begitu ucapan ini dilontarkan, seorang desainer pria tiba-tiba men
Lillia mengiakan. Dengan demikian, salah satu kamera mengikuti Claude dan Lillia. Setelah mereka berdua masuk, kamera berhenti di depan pintu. Tidak ada yang mengikuti keduanya masuk. Lagi pula, 5 menit ini adalah waktu pribadi mereka.Claude menutup pintu, lalu menguncinya dan menoleh menatap Lillia. Terlihat wajah Lillia yang agak merah karena mabuk. Ketika ditatap oleh Claude, Lillia tiba-tiba maju dan meraih tangannya. Sembari menggoyangkannya, dia bertanya, "Kenapa kamu kejam sekali?"Claude khawatir orang-orang di luar bisa mendengarnya. Dia menarik Lillia ke sofa yang dekat jendela dan bertanya, "Kejam apanya?"Nada bicaranya tetap terdengar datar seperti biasa. Akan tetapi, tanpa disadari Claude, dia terdengar lebih lembut kali ini.Lillia memberanikan diri untuk menatap pria di depannya lekat-lekat. Dia berkata dengan agak sedih, "Kamu nggak bisa lihat aku sangat membutuhkanmu? Aku tahu kamu harus adil dalam acara ini, tapi sketsa itu bisa ketinggalan karena Nikita. Kalau kamu
Claude menyerahkan Lillia kepada Moonela. Tindakan lembutnya ini tidak disengaja. Begitu Lillia bersandar di tubuhnya, Moonela pun baru menyadari bahwa wanita ini benar-benar mabuk.Dalam hatinya, Moonela berdoa semoga Lillia tidak menyinggung Claude barusan. Meskipun begitu, dia tetap berkata dengan sopan, "Terima kasih sudah menjaganya."Claude mengiakan dengan singkat. Tatapannya tertuju pada wajah Moonela. Tiba-tiba, dia bertanya, "Kamu bisa membawanya sendirian?""Bisa," sahut Moonela sembari tersenyum sopan. Pada saat yang sama, dia cukup terkejut dengan pertanyaan Claude ini. Namun, dia tidak berpikir terlalu banyak dan segera membawa Lillia ke kamar.[ Claude jelas-jelas nggak rela melepaskan pelukannya. Lima menit terlalu singkat untuk seorang pria. Seharusnya 50 menit! Hahaha! ][ Wah, ini gila! Aku ingin meliihat apa yang mereka lakukan di dalam sana. Masa nggak ada kamera di ruangan itu! ][ Apa Lorraine begitu suka promosi? Dia gagal merayu Claude, jadi menyuruh asistennya
Kenapa dirinya melakukan hal seperti itu? Sepertinya, Claude bukan menyuruhnya menciumnya, melainkan memberi tahu bahwa dirinya sama sekali tidak tergerak. Kenapa malah ....Lillia menundukkan kepala, menarik-narik rambutnya. Dia harus bersembunyi kalau bertemu dengan Claude. Dia harus terus bersembunyi sampai Claude melupakan kejadian kemarin!Sesudah pembawa acara mengumumkan acara sudah selesai, Lillia pun mencari alasan untuk keluar sebentar dan meninggalkan Moonela.Setelah menenangkan diri di luar, jantung Lillia yang berdebar-debar berangsur tenang kembali. Suhu tubuhnya yang tinggi juga perlahan menurun.Lillia menepuk-nepuk wajahnya untuk mengembalikan ekspresinya yang acuh tak acuh. Sesudah itu, dia baru berbalik dan kembali ke penginapan.Kejadian kemarin bukan apa-apa. Lillia bisa membantah karena dirinya memang mabuk. Dia juga akan bercerai dengan Claude sehingga tidak perlu memikirkannya lagi.Setelah keluar dari lift, Lillia yang sudah tenang malah bertemu Claude saat be
Lillia bersembunyi di taman untuk membuat sketsa. Setelah matahari terbenam, dia baru diam-diam kembali ke kamarnya. Selama waktu ini, dia telah membuat banyak dugaan, tetapi tidak yakin apakah sketsa tersebut benar-benar diganti oleh Claude untuknya.Selanjutnya, Lillia perlu membuat sketsa final. Setelah sketsa final selesai, proses pembuatan pakaian akan dimulai.Afternoon tea yang dijadwalkan setiap 3 hari sekali kembali diadakan. Lillia baru saja melupakan kemeriahan acara sebelumnya. Tidak disangka, tema acara hari ini telah berubah lagi. Mereka berkumpul di ruang bersantai yang ada di lantai paling atas untuk makan bersama. Tema acara hari ini adalah seni teh dan dessert.Lillia dan Moonela sudah datang lebih awal. Setelah duduk, dia berbisik pelan, "Claude nggak suka makanan manis, jadi seharusnya nggak akan datang."Usai berkata demikian, Claude dan Cedron malah muncul bersama. Begitu Cedron masuk, dia menyapa semua orang dengan ramah, "Hari ini kalian juga bersantai saja. Ngg
Cedron memperkenalkan budaya teh, sekaligus menyebutkan nama perusahaan investor sebagai iklan. Saat membuat dessert, Cedron berdiri di samping Lillia sembari berkata ke arah layar, "Dessert ini dinamakan buah saat zaman dulu. Bukankah kedengarannya menarik sekali?"Dipadukan dengan penampilannya yang tampan, senyuman Cedron terlihat sangat menawan. Seketika para komentar penonton terus-menerus memujinya.Cedron mengalihkan pandangannya dan berkata pada Lillia, "Lillia, buatkan dessert ini dengan baik untuk ditunjukkan pada semua orang."Lillia menebak bahwa ini adalah misi yang diberikan oleh perusahaan investor, sehingga dia mengangguk setuju. "Baik."Cedron awalnya bermaksud membantu Lillia, tapi entah sejak kapan Claude telah berjalan ke sisi mereka. Dia menatap Cedron sekilas, lalu Cedron mengangguk dan menyingkir ke samping. "Baiklah, kamu yang bantu dia saja."Moonela menarik napas saat melihat adegan ini, dalam hatinya membatin, 'Entah apa lagi yang salah dengan Claude ini? Ken