Keesokan hari, ketika Lillia bangun, dia mendapati pria yang tidur di sampingnya sudah pergi."Lillia, kamu sudah bangun?" Ohara yang mendengar pintu kamar terbuka pun bergegas bangkit dari sofa, lalu pergi ke dapur untuk menghangatkan sarapan cucu kesayangannya itu."Mana Claude?" tanya Lillia sambil menyisir rambutnya yang berantakan. Dia tidak melihat sepatu kulit pria itu lagi."Claude bangun pagi-pagi untuk beli sarapan. Setelah itu, dia langsung pergi. Sebelum pergi, dia titip pesan bahwa kamu harus sarapan," sahut Ohara sambil menyajikan sandwich. Setelah mengambilkan segelas susu hangat, dia menatap Lillia dengan penuh penantian sambil bertanya, "Gimana hubungan kalian berdua?"'Wow! Sejak kapan pria ini menjadi begitu perhatian?' batin Lillia. Melihat cucunya diam saja, Ohara pun mengulangi pertanyaannya lagi. Lillia yang tersadar kembali pun menggigit sandwich di tangannya sebelum menjawab, "Ya ... begitulah.""Claude perhatian sekali padamu. Kalian sudah menikah 3 tahun, kap
Makin ramai kolom komentar, pengikut akun Nikita pun menjadi makin banyak. Mereka mengira bahwa Nikita adalah calon istri Claude. Bahkan, beberapa model Queen yang kurang populer turut menyanjung. Pesan mereka tidak terlalu eksplisit, tetapi jelas mendoakan hubungan Nikita dengan Claude.Di foto bersama itu, Lillia mendapati bahwa kemeja yang dikenakan Claude adalah kemeja yang kancingnya dibuat rusak olehnya semalam. Sementara itu, Moonela bisa melihat wajah Lillia menjadi makin murung. Dia merebut ponselnya, lalu menelusuri akun Nikita. Dalam sekejap, amarah pun berkecamuk dalam hatinya."Cedron dan Claude bekerja sama untuk membuat kita marah, ya? Mereka kira kita bodoh? Mereka ingin membuat siapa cemburu sih? Acara ini nggak seharusnya dinamai Top Designer, lebih cocok disebut Sanjungan Wanita Simpanan!" maki Moonela.Melihat ini, Lillia buru-buru merebut ponselnya kembali karena khawatir dilempar oleh Moonela. Bagaimanapun, ini ponselnya."Kenapa semarah ini? Aku saja nggak marah,
Selesai mandi, Lillia berjalan keluar sambil menyeka rambutnya dengan handuk. Ketika hendak mengeringkan rambutnya, tiba-tiba terdengar suara Ohara dari ruang tamu. "Lillia, ini sudah malam, kenapa Claude belum pulang? Apa dia minum terlalu banyak di pertemuan bisnis, jadi nggak bisa pulang?"Lillia terkesiap mendengarnya. Dia segera meletakkan kembali pengering rambut, lalu menjulurkan kepala untuk melihat jam di dinding ruang tamu. Ternyata, sekarang sudah pukul 22.40. Dia pun tidak menduga Ohara akan begitu mengkhawatirkan Claude."Nenek, kenapa belum tidur? Sudah kubilang, Claude sangat sibuk belakangan ini. Dia mungkin tidur di kantornya," sahut Lillia yang memegang dahinya dengan pusing. Biasanya, Ohara selalu tidur cepat. Dia sengaja berlama-lamaan di kamar mandi supaya tidak diganggu oleh neneknya ini."Cepat telepon Claude, tanya dia perlu dijemput nggak?" instruksi Ohara sambil mengambil ponsel Lillia yang ada di meja dengan tangan gemetaran, lalu menyerahkannya. Nada bicaran
Ketika Cedron mengira Claude sudah mengakhiri panggilan, tiba-tiba terdengar suara dingin dari ujung telepon. "Aku akan berinvestasi 400 miliar, cari orang hebat untuk mengelola program ini."Perubahan sikap Claude yang mendadak ini membuat Cedron mengira dirinya sudah mabuk. Begitu mendengar nominal 400 miliar, matanya sontak berbinar-binar. Dia menimpali, "Oke, aku jamin semuanya akan berjalan lancar."Sesudah mengakhiri panggilan, beberapa teman Cedron menariknya dan memaksanya untuk minum. Mereka bersenang-senang sampai pukul 03.00 dini hari.Keesokan harinya, Cedron dibangunkan oleh suara alarm. Dia menjulurkan tangan untuk mengambil ponselnya, lalu menelepon asistennya yang bernama Aluma."Pak Cedron, apa ada yang bisa kubantu?" Terdengar suara merdu seorang wanita dari ujung telepon."Apa kita sudah menerima investasi untuk program acara?" tanya Cedron sambil memijat pelipisnya tanpa membuka mata.Aluma menjawab dengan penuh semangat, "Kita menerima investasi sebesar 400 miliar
"Oh, oke. Kalau begitu, kamu potret ulang. Pakaianku harus bagus," ujar Moonela. Kemudian, dia mengeluarkan bedak untuk memperbaiki riasannya. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk memamerkan pakaiannya.Kameramen itu pun agak bingung dengan sikapnya. Namun, dia tidak berani menolak karena kedua wanita ini adalah tamu istimewa yang diundang oleh tim produksi.Setengah jam kemudian, mobil mereka akhirnya tiba di sebuah vila yang terletak di pinggiran kota. Lillia melihat ada beberapa mobil yang sudah terparkir di depan sana, sepertinya mereka bukan yang pertama tiba.Tim produksi sudah mengatur set terlebih dahulu. Di halaman yang luas, terlihat beberapa peralatan yang sudah disiapkan. Masing-masing staf pun tampak sibuk. Selain para model, masih terlihat artis-artis Queen Entertainment di sana. Suasana terkesan ramai."Eh, lihat, lihat, apa itu mobil Lorraine?""Sepertinya begitu, mobil mereka berbeda dengan mobil kita."Karena merupakan tamu istimewa, mobil yang ditumpangi Lilli
Bagian dalam vila terang benderang. Selesai makan, para tamu pun dibawa ke halaman belakang vila oleh tim produksi.Menurut rumor, tempat ini adalah kastil yang diwariskan dari generasi ke generasi. Pengelolaan yang buruk membuat keluarga ini bangkrut sehingga tempat ini dibeli oleh orang lain. Setelah direnovasi, tempat ini pun dijadikan hotel.Pintu masuk kastil ini ditopang oleh beberapa pilar kokoh dan megah, bahkan terdapat ukiran indah di atasnya. Terlihat pula menara lonceng di atas atap berwarna merah marun. Bagian depannya adalah halaman rumput yang asri. Pintu yang dikelilingi bunga mawar dan tanaman merambat menambah nuansa romantis tempat ini."Dekorasi tempat ini luar biasa. Tsk tsk, pasti biayanya sangat mahal," ujar Moonela dengan lirih. Dia berhenti berjalan, memandang seluruh tempat ini."Dengar-dengar, tempat ini sudah dibeli oleh Keluarga Hutomo. Keluarga Rusli dan Keluarga Hutomo sama-sama mengembangkan tempat ini. Tapi, sebelum kita, nggak pernah ada yang datang ke
Kring, kring, kring ....Keesokan pagi, keduanya terbangun karena nada dering ponsel. Lillia mengambil ponselnya dengan mengantuk. Begitu melihat jam, dia sontak bangkit dari ranjangnya dan bertanya, "Kamu nggak setel alarm, ya?""Halo." Lillia melihat bahwa nomor asing yang meneleponnya. Dia tertegun sesaat sebelum menekan tombol menjawab panggilan."Halo, Nona. Kami staf yang bertanggung jawab untuk membantu kalian selama acara berlangsung. Kita akan memulai acara sebentar lagi, kamu dan Nona Moonela nggak turun untuk sarapan?" tanya staf itu dengan lembut. Terdengar suara bising dari ujung telepon."Ah, maaf sekali. Kami nggak sarapan lagi, kami akan segera turun," sahut Lillia dengan canggung. Ini hari pertama, tetapi mereka sudah terlambat. Seusai mengatakan itu, Lillia pun mengakhiri panggilan.Sebenarnya, Lillia sempat bangun sekali pagi ini. Akan tetapi, langit belum terang sehingga dia tidur kembali. Begitu bangun, dia baru menyadari tirai jendela ditutup dengan begitu rapat.
"Kenapa kompetisi ini kedengarannya rumit sekali? Pantatku sampai kebas." Moonela jelas sudah tidak tahan lagi. Sejak kecil, dia paling tidak suka mengikuti pelajaran."Yang terakhir adalah hal yang paling dinantikan semua orang, yaitu hadiah bagi pemenang!" Ketika Moonela hendak berpura-pura pergi ke kamar mandi, perkataan pembawa acara ini seketika menarik perhatiannya."Pemenang akan menjadi kapten tim desainer Peris Fashion Week. Semua biaya pun ditanggung oleh Queen Entertainment dan Grup Hutomo," jelas Suvi setelah bersikap sok misterius sesaat.Begitu mendengar hadiah ini, seluruh hadirin mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Wajah setiap orang dipenuhi penantian.Asal tahu saja, jika bisa mendapatkan kesempatan ini, posisi mereka di kalangan industri sudah pasti akan meningkat pesat. Apalagi, mereka pergi ke Peris dengan status kapten tim desainer!Ketika orang-orang mengira hanya ini hadiahnya, Suvi kembali meletakkan mikrofon di depan mulut dan meneruskan, "Masih ada Oceani