Setelah kembali ke hotel, Lillia pun melihat gambar desain Candy. Candy pandai memadukan warna, tetapi kreativitasnya biasa-biasa saja. Setelah meletakkan gambar-gambar itu di meja, Lillia pun mengirim sebuah pesan pada Christian.[ Apa kamu bisa membantuku menyelidiki dua orang? ]Bagaimanapun juga, Christian adalah penduduk asli ibu kota. Menyelidiki latar belakang Candy dan Anita seharusnya bukanlah masalah sulit baginya.[ Oke. Siapa dan informasi spesifik apa yang mau kamu selidiki? ][ Dua murid yang mengikutiku, Anita dan Candy. Mereka berdua ingin bekerja di Studio LMOON setelah tamat kuliah. Aku harap kamu bisa membantuku menyelidiki latar belakang mereka. ]Lillia berharap bisa membimbing 2 orang murid. Namun, latar belakang mereka harus bersih. Jika terjadi lagi masalah pembajakan seperti sebelumnya, dia akan sangat kerepotan. Selain itu, memberikan mereka sebuah kesempatan juga merupakan bagian dari rencananya untuk menghadapi Edbert.[ Nggak masalah. ]Setelah mendapat ba
Liman menggeleng sambil menjawab, “Aku nggak terlalu menyelidiki masalah kali ini. Tapi dengar-dengar, kali ini ada murid yang harus menyerahkan uang untuk masuk kru.”Awalnya, Lillia mengira Liman yang menelepon Edbert sehingga Edbert berubah pikiran. Ternyata, tebakannya salah .... Namun, Lillia bisa menebak siapa yang melakukannya.“Benar, Anita dan Candy masing-masing membayar 400 juta,” jawab Lillia sambil mengangguk.“Nicholas yang dipindahkan ke Regu C seharusnya membayar lebih banyak lagi,” tebak Liman.“Mungkin saja,” jawab Lillia. Saat ini, dia lebih ingin mengetahui hukuman apa yang akan disiapkan Edbert besok. Sangat jelas bahwa Edbert hendak memberinya pelajaran. Berhubung niatnya gagal hari ini, Edbert pasti akan melakukannya besok.Setelah menyadari Lillia tidak begitu tertarik untuk membicarakan masalah ini lagi, Liman memanggilnya dengan nada yang agak malu, “Lillia!” Begitu mendengar nada Liman yang aneh, Lillia yang berencana untuk beristirahat di kamar pun menoleh
Saat makan, Lillia menyadari bahwa Listya tidak berhenti menatapnya. Sejujurnya, Lillia merasa agak malu karena ditatap seperti itu.“Apa gaun yang kamu kenakan ini hasil desainmu sendiri?” tanya Listya dengan nada lembut ketika mereka hampir selesai makan.“Benar,” jawab Lillia sambil mengangguk.Gaun yang dipakai Lillia terbuat dari bahan yang sangat nyaman dan berwarna pastel. Gaun ini dipadukan dengan sulaman yang sangat cantik dan terlihat seperti baju tradisional yang versinya lebih baik.Listya menunjukkan ekspresi menyesal dan berkata, “Tahu begitu, seharusnya aku bersikeras menyuruhmu menjual gaun itu kepadaku dulu. Hasil desainmu benar-benar bagus.”Lillia tidak tahu apakah Listya hanya sedang berbasa-basi atau bukan, tetapi tetap menjawab sambil tersenyum, “Terima kasih.”“Nenek, ayo aku antar kamu ke mobil,” ujar Liman untuk mengalihkan pembicaraan.“Oke,” jawab Listya dengan ekspresi penuh kasih sayang. Dia merasa Liman sangat khawatir dirinya salah berbicara dan membuat L
Dibandingkan dengan orang-orang lain yang pernah melawan Edbert, Edbert sudah cukup menunjukkan belas kasihan dengan hanya melumpuhkan sebelah tangan Lillia yang digunakannya untuk menggambar desain. Jika bukan karena peringatan Benny, dia bahkan bisa membuat nyawa Lillia malayang....Saat tersadar kembali, lengan Lillia sudah tidak terasa sakit. Begitu melihat Liman yang berlinang air mata di sisi tempat tidur, dia pun bertanya, “Apa tanganku sudah lumpuh?”“Tanganmu baik-baik saja. Untungnya, kamu dilarikan ke rumah sakit tepat waktu dan nggak ada otot ataupun tulang yang cedera. Syukurlah! Kamu punya hati yang baik, makanya Tuhan juga melindungimu,” jawab Anita sebelum Liman sempat berbicara.“Jahitannya membuat tanganmu terlihat sangat jelek,” kata Liman dengan suara tercekat.Berhubung seluruh lengan Lillia robek akibat terlilit tali pengaman, jahitannya pun terlihat seperti seekor kelabang yang melingkari lengannya.“Jahitannya akan sembuh. Apa kamu sudah menyelidiki lokasi insi
Claude melihat ekspresi kesakitan Lillia, lalu menjerit ke sisi pintu. “Apa dokter nggak suntik anestesi?”Hans segera membuka pintu kamar. Dia menjawab dengan hormat, “Aku akan panggil dokter.”“Keluar dari sini! Sekarang!” teriak Lillia dengan gusar. Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke sisi Hans. “Jangan panggil dokter! Cukup bawa dia pergi. Aku nggak akan merasa sakit selama ada nggak lihat dia!”Hans sungguh tidak habis pikir. Kenapa dalam waktu sesingkat ini, Claude malah membuat Lillia marah lagi? Bukannya maksud kedatangan Claude adalah demi mengambil hati Lillia?Claude diusir keluar kamar pasien. Dia menatap Liman yang memasuki kamar dengan penuh emosi. Saat pintu kamar tertutup, Claude baru mengalihkan pandangannya dengan kesal.Saat ini, Hans diam-diam meliriknya sekilas.“Katakanlah.” Claude melihat ke sisi Hans.“Aku merasa nggak seharusnya Pak Claude berantem sama Bu Lillia. Kamu seharusnya merawatnya dengan baik di kondisi seperti ini. Dengan begitu, hubungan kalia
Kening Lillia tampak berkerut. Ekspresinya kelihatan dingin. “Apa aku perlu persetujuan darimu?”“Lillia, aku nggak lagi bercanda. Kalau kamu nggak ingin diincar oleh orang di belakang Keluarga Jaspal, aku sarankan kamu untuk jauhi Liman!” balas Claude dengan serius.“Aku memang cukup berterima kasih karena kamu sudah membantuku mengatasi masalah Keluarga Jaspal, tapi bukan berarti kamu bisa ikut campur dalam urusan pribadiku.” Raut Lillia semakin dingin lagi. Dia sungguh tidak sanggup menerima sikap dominan Claude.Claude menatapnya, lalu berucap dengan serius, “Kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih kepadaku. Kamu cukup ingat kata-kataku!”Lillia memejamkan matanya. “Aku ingin tidur.”Claude melihat Lillia memejamkan matanya tidak bersedia untuk berbicara dengannya lagi. Dia pun terpaksa mengurus urusannya saja. Lillia hanya tidur selama 2 jam saja. Begitu membuka matanya, tampak Claude sedang berdiri di ujung jendela. Laptopnya diletakkan di atas meja samping jendela.Tangan
Mereka berdua tak berhenti berseteru. Sementara, Lillia hanya mengamati dari samping saja.Telinga Edbert terasa berdengung. Mukanya terasa kebas lantaran dipukul.Claude berjalan ke hadapan Edbert yang sedang telungkup di lantai. Sepatu kulitnya menginjak jari tangan Edbert. Baru saja Edbert hendak berteriak, terdengar suara dingin Claude. “Kalau kamu ribut lagi, bisa jadi lidahmu akan dipotong!”Kali ini, Edbert yang kesakitan juga tidak berani menjerit. Dia hanya meronta saja.Hans menggenggam pergelangan tangannya yang tadi menggampar Edbert sembari memutarnya. Dia menunduk menatap Edbert dengan geram, bagai seekor serigala buas yang hendak menerkam dan mencabik-cabiknya saja.“Katakanlah, ada apa dengan tali pengaman itu?” Claude melihat ke sisi Rangga.Kedua kaki Rangga terasa lemas. Dia membuka mulutnya, tidak bersuara sama sekali.Lillia berkata, “Claude, biarkan aku selesaikan masalah ini sendiri.”“Aku beri pelajaran kepada Edbert karena perlakuannya tadi sudah menyinggungku.
Rangga tidak mengikuti Edbert lantaran dihalangi oleh Hans.“Polisi akan segera tiba. Aku rasa kamu akan lebih aman di penjara daripada bekerja dengan Edbert,” ucap Hans terhadap Rangga dengan dingin.Sekarang Rangga sungguh menyesal telah menyetujui Edbert untuk menghadapi Lillia.Tak lama setelah Edbert pergi, dia menerima panggilan dari bosnya.Baru saja panggilan tersambung, terdengar pertanyaan bos dengan nada menekan, “Kenapa tangan Lillia bisa terluka? Sepertinya aku pernah peringati kamu sebelumnya, jangan keterlaluan di saat syuting acara. Kalau kamu ingin turun tangan, kamu juga mesti selidiki latar belakangnya.”“Aku akan mengatasi masalah ini dengan baik,” balas Edbert dengan segera.Bos langsung memutuskan panggilan.Edbert membuka Instagram, lalu melihat rekaman video yang diunggah Lillia sedang viral. Dia segera menutup Instagram-nya, lalu menghubungi departemen humas perusahaan.“Kalian bisa kerja nggak sih? Kenapa kalian nggak tangani masalah video di Instagram? Kalian
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per