Frederick langsung memahami maksud Lillia.“Idemu bagus juga.”Mereka berdua kembali ke hotel. Frederick langsung mengutus anggotanya untuk mencari tahu.Tak sampai dua jam, anggota Frederick datang dengan kabar baru.“Aku sudah bertanya pada penduduk setempat. Semalam sekitar jam 12.30, katanya ada seorang lelaki paruh baya bersama sekelompok orang menculik seorang pemuda ke kapal penyelundupan.” Anggota Frederick menjelaskan apa yang diketahuinya.Frederick pun merasa agak kaget. Begitu pula dengan Lillia. Apa Claude telah diculik? Makanya dia tidak bisa dihubungi?“Apa kamu yakin? Selain saksi mata, apa kamu menemukan bukti?” tanya Frederick.“Masih dalam penyelidikan,” balas si bawahan.“Beri tahu mereka, uang bukanlah masalah. Asalkan mereka bisa memberikan bukti yang bermanfaat, aku pasti nggak akan merugikan mereka.” Frederick menatap pundak si bawahan, lalu tersenyum lebar.Frederick duduk di sofa, lalu mengambil kipas kesayangannya. “Dengan adanya turun tangan anggotaku, kamu
Proses penyelidikan ini jauh lebih lancar dari bayangan Lillia. Dia segera menyerahkan video itu kepada pihak kepolisian Jirlandia. Kemudian, pihak polisi langsung menangkap beberapa orang yang membantu penyelundupan ini dan mengeluarkan pemberitahuan.“Kamu benar-benar hebat!” puji Lillia begitu mendengar kabar mengenai pelakunya yang sudah tertangkap.Frederick pun tersenyum malu dan menjawab, “Pamanku bilang, kita nggak boleh menyembunyikan apa-apa waktu bertemu masalah seperti ini. Orang yang membantu melakukan penyelundupan harus ditangkap semuanya. Dengan begitu, kita baru bisa mengurangi korban penyelundupan.”“Tindakanmu benar,” kata Lillia.Pemberitahuan yang dikeluarkan pihak kepolisian Jirlandia langsung menjadi trending topic. Bagaimanapun juga, presiden direktur Grup Hutomo diculik ke perbatasan dan hendak dikirim ke luar negeri. Apalagi, hal ini juga berhubungan dengan Keluarga Jaspal. Berita ini tentu saja sangat menggemparkan.Meskipun sudah larut malam, perhatian warga
Setelah Hans dan Frederick pergi, Claude baru berkata, “Aku nggak berharap kamu memaafkanku. Aku sudah merencanakan semua ini dari awal. Hanya saja, aku nggak nyangka kamu akan mengkhawatirkanku.”Lillia memahami maksud tersirat dari ucapan Claude. Berhubung merasa dirinya tidak mungkin khawatir, Claude pun tidak terpikirkan untuk memberitahunya mengenai rencana ini.“Kalau masalah ini nggak berkaitan dengan aku atau Nenek, aku memang nggak akan peduli padamu,” ujar Lillia dengan acuh tak acuh.Claude tentu saja merasa sedih setelah mendengar kata-kata itu. Namun, dia tidak menunjukkannya. Dia berkata, “Sebenarnya, aku menghadapi Keluarga Jaspal juga karena Leon. Situasinya di kalangan atas ibu kota berbeda. Kalau aku nggak kasih pelajaran pada Keluarga Jaspal, posisinya di keluarganya akan terancam.”Claude tidak berharap Lillia terus merasa berutang budi atas bantuannya. Selain merasa tidak nyaman, dia juga merasa seperti sedang membebani Lillia. Padahal, dia melakukan semua ini buka
Tidak sampai seminggu kemudian, Louis pun menelepon Lillia. Awalnya, dia hendak menemui Lillia secara langsung, tetapi Lillia menolaknya.“Yang mentransfer uang dari rekeningku adalah pembantu rumahku. Dia juga sudah disuap oleh Paman Harvey dan sengaja mengirim uang dengan nominal begitu untuk membuatmu kesal. Tapi, Kelly memang tulus mau memesan gaun darimu. Dia mendengar dari pembantu bahwa aku sudah mentransferkan uangnya padamu, makanya dia baru meneleponmu. Mungkin dia kurang pandai berbicara sehingga menyinggungmu. Tapi, dia bukan melakukannya dengan sengaja.”Setelah Louis selesai berbicara, Lillia masih tidak menjawab. Jadi, Louis melanjutkan, “Kelly baru kembali dan Paman Harvey masih belum bisa menerimanya. Berhubung hal ini melibatkan pertunangan di antara Keluarga Jaspal dengan Keluarga Widodo, dia merasa kepulangan Kelly sudah merampas kesempatan putrinya menikah dengan keturunan Keluarga Widodo. Oleh karena itu, dia baru diam-diam melakukan perbuatan seperti ini.”“Semua
“Kamu mau mewakili siapa untuk mendiskusikan hal ini dengan CoolMe? Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka mau. Ini memang adalah kesalahan studio kami. Berhubung sudah menimbulkan masalah untuk mereka, aku juga nggak bisa menyalahkan perbuatan mereka itu,” jawab Lillia. Setelah itu, dia pun terbatuk beberapa kali.“Kalau tenggorokanmu nggak enak, jangan bicara lagi. Oh iya, Nenek menyuruhku pergi ke rumah kalian untuk makan malam bersama hari ini. Apa kamu keberatan?” tanya Claude dengan penuh perhatian.Selain mengkhawatirkan keadaan Lillia, Claude juga ingin bertanya soal makan malam ini. Jika langsung pergi ke rumah Lillia, dia khawatir Lillia akan merasa kesal padanya.“Nenek punya kuasa yang lebih tinggi dari aku, memangnya ada gunanya aku membantah?” tanya balik Lillia.“Kamu bahkan nggak bersedia naik pesawat untuk kembali ke Kota Pinang bersamaku. Aku juga nggak enak kalau langsung pergi ke rumahmu,” jawab Claude dengan santai. Sebenarnya, dia sedang diam-diam menguji L
Di meja makan, Lillia menuangkan segelas alkohol untuk Claude. Setelah berbasa-basi sejenak, Lillia mengangkat gelas alkoholnya dan berkata, “Kita sudah bercerai. Aku harap Pak Claude nggak terlalu terpaku pada masa lalu. Yang namanya orang itu harus terus maju. Tentu saja, aku juga merasa sangat berterima kasih atas bantuanmu selama ini.”Claude mengangguk, lalu mengangkat gelas alkoholnya dan bersulang dengan Lillia. Kemudian, dia langsung menghabiskan alkohol dalam gelasnya itu.Alkohol yang dipersiapkan Ohara adalah arak putih. Bagaimanapun juga, orang tua pada dasarnya tidak begitu romantis dan kurang mengerti tentang anggur merah. Arak putih itu pun langsung membakar tenggorokan Claude hingga semua sarafnya terasa berdenyut.Claude bahkan memiliki dorongan untuk langsung melontarkan pertanyaan seperti apa yang harus dilakukannya agar Lillia memberikannya sebuah kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dulu. Namun, dia menahannya. Lillia memiliki kebebasan untuk memberikan atau m
Setelah Lillia membagikan postingan Instagram itu dan mendapat simpati dari para penggemar, CoolMe pun memosting ulang postingan Lillia itu dan melampirkan kata-kata yang terkesan sangat munafik.[ Tak disangka, karyawan perusahaanmu begitu jahat. Kami salah paham padamu karena merasa terlalu panik. Maafkan kami, ya. Kami juga merasa sangat kasihan padamu. ]Begitu melihat postingan CoolMe, Claude juga ikut memosting ulang postingannya.[ Lorraine sudah menelepon semua mitra kerja sama untuk menjelaskan situasinya. Hanya CoolMe yang langsung membagikan postingan di Instagram untuk mengkritik Lorraine mengenai plagiarisme. Apa kalian merasa Lorraine nggak punya bukti untuk membuktikan ketidakbersalahannya, makanya kalian langsung bersikap layaknya korban supaya bisa cari sensasi? ]Begitu postingan itu dibagikan, semua penggemar Lillia langsung meninggalkan makian di postingan CoolMe.[ Ternyata kalian sudah dapat telepon penjelasan dari Lorraine! Dari sekian banyak mitra kerja sama, b
Hal yang paling mengejutkan Lillia adalah, bahkan ada warganet yang menulis fiksi penggemar mengenai dirinya dan Claude. Isi ceritanya lumayan panas hingga Lillia pun merasa malu setelah membacanya.“Kak Lillia, apa AC-nya kurang dingin? Kenapa wajahmu begitu merah?” tanya Nadia yang berjalan mendekat untuk mengantarkan dokumen.“Iya, panas juga ya,” jawab Lillia dengan sok serius. Setelah mengeklik mouse beberapa kali dengan panik, dia baru berhasil menutup halaman web itu dengan aplikasi menggambar.Nadia meletakkan dokumen itu di meja Lillia, lalu bertanya, “Apa aku perlu menurunkan suhu AC-nya?”“Nggak usah, tolong ambilkan saja segelas air es untukku,” jawab Lillia. Dia merasa sangat haus setelah membaca fiksi penggemar yang isinya lumayan panas itu. Membaca sesuatu seperti ini di siang hari benar-benar adalah sebuah kesalahan.Saat Nadia pergi mengambilkan air untuknya, Lillia buru-buru menutup halaman web itu, lalu mengesampingkan semuanya dan lanjut menggambar dengan penuh kons