Ohara masih tidak bersuara. Awalnya, dia sudah mencapai kesepakatan dengan wanita tua itu dan mengira tidak akan ada masalah lagi. Mulai sekarang, Kelly tidak akan menargetkan Lillia lagi, sedangkan Lillia juga akan tinggal di Kota Pinang selama sisa hidupnya.Namun, setelah Leon ditikam di depan umum, Ohara akhirnya mengerti bahwa perlawanannya memang sia-sia saja. Bagaimanapun juga, Keluarga Jaspel bisa mengingkari janji mereka dengan semudah ini. Apabila Lillia tewas, tidak ada artinya lagi dia membeberkan rahasia yang disimpannya. Selama ini, dia hanya berharap Lillia bisa bertumbuh besar di sisinya dengan baik.“Claude, kalau Nenek memberitahumu, apa kamu bisa janji untuk nggak kasih tahu Lillia? Nenek nggak ingin kehilangan dia .... Dia adalah anak yang aku besarkan. Nasibnya sudah cukup buruk, aku nggak mau dia menderita lagi ...,” ujar Ohara sambil menatap Claude dengan berlinang air mata.Setelah mendengar kata-kata ini, mana mungkin Claude masih tidak mengerti? Dia menggengga
Moonela menyesap alkohol dengan perlahan, lalu mulai memutar otaknya.“Nenek hanya memedulikanmu saja. Dia bisa ke ibu kota juga karena kamu. Sementara, di ibu kota cuma ada Keluarga Widodo dan Keluarga Jaspal yang kita kenal. Mengenai Keluarga Widodo, sepertinya nggak ada yang perlu dibahas, mereka nggak melakukan konflik secara langsung. Satu-satunya yang berani menentangmu secara langsung hanyalah Kelly,” analisis Moonela dengan perlahan.Lillia mengangguk, lalu berkata, “Coba lanjutkan ….”“Hanya saja, dengan identitas dia, dia malah mencari Keluarga Jaspal di ibu kota, sepertinya dia bahkan nggak akan bisa masuk ke Kediaman Jaspal.” Moonela menatap Lillia, lalu melanjutkan.“Apa menurutmu, nenekku itu adalah orang yang nggak tahu diri?” tanya Lillia.“Bukan, dia sudah berumur, pola pikirnya akan lebih banyak daripada kita. Jangan-jangan Nenek menyembunyikan rahasia dari kita? Aku sudah menonton rekaman. Penjahat itu langsung menyerbu kalian, jelas-jelas target mereka sudah sangat
Karena gerakan Claude, Lillia spontan menatap dirinya sendiri. Dia langsung membalikkan tubuhnya dengan canggung. “Nggak begitu sakit, kok. Asalkan nggak membungkuk, aku nggak merasakan apa-apa.”“Di kamar atau di sini?” Claude menatap Lillia dengan muram. “Aku akan suruh Moonela untuk membantuku. Lebih baik kamu pulang saja. Aku sungguh berterima kasih atas masalah di ibu kota, begitu pula dengan Nenek. Tapi nggak bagus kalau kamu membantuku mengoleskan obat.”Claude menatapnya. Nada bicaranya sangat datar. “Apa kamu takut aku akan melakukan sesuatu kepadamu?”“Jelas-jelas kamu tahu aku nggak bermaksud seperti itu,” ucap Lillia dengan tenang.Tatapan Claude seketika menjadi muram. “Aku nggak akan melakukan apa-apa. Aku juga akan segera pulang setelah mengoles obat.”Lillia mengalihkan pandangannya. “Kamu pulang dulu. Hari ini kamu pasti sangat capek. Masih ada Nenek yang bisa membantuku.”Usai berbicara, Lillia berjalan ke sisi kamar.Claude berdiri, lalu berkata dengan suara serius,
Moonela semakin emosi ketika melihat komentar netizen. Dia menjilat ujung bibirnya, lalu berkata dengan emosi, “Mereka nggak tahu apa-apa. Kenapa mereka malah mengatakanmu seperti itu?”Lillia menyadari arah komentar berjalan ke arah yang tidak bisa dikendalikan. Dia pun berkata dengan serius, “Mungkin ada yang membayar untuk menulis komentar ini. Tujuannya supaya orang-orang mengorek identitasku. Kemudian, mereka akan melempar tanggung jawab kepadaku.”Masalah ini adalah masalah Keluarga Jaspal dengan Moonela.Keluarga Jaspal tidak akan membuat laporan secara resmi. Mereka akan memanfaatkan internet untuk memojokkan Lillia.Moonela menatap Lillia dengan khawatir.“Kita harus menyelidiki apakah semuanya seperti yang dikatakan pelaku atau bukan,” ucap Lillia dengan datar.“Oke, aku akan segera mencari orang untuk membantumu!” Moonela segera berdiri untuk menghubungi temannya.Hanya saja, belum sempat anggota Moonela menyelidiki, Liman duluan maju untuk menge-tag akun tersebut.[ @MediaH
Semalam sore Louis baru mulai menyelidiki masalah ini. Mana mungkin hasilnya akan secepat ini?Lagi pula, saat Louis menyelidikinya, dia juga merasa ada banyak hal yang menghambatnya.“Nggak tahu,” balas Louis dengan tenang.“Leon. Seharusnya kamu kenal dia? Hubungannya dengan Claude sangatlah dekat. Sekarang dia ditusuk dan masih berbaring di rumah sakit. Sepertinya Keluarga Jaspal akan dikuliti oleh Claude.” Ketika berbicara sampai di sini, Liman baru mulai khawatir dengan Louis.“Leon ….” Tatapan Louis terlihat muram.“Kamu tahu sendiri bagaimana temperamen Claude. Kalau kali ini bukan Leon yang mengadang tusukan itu, orang yang berbaring di rumah sakit sekarang adalah Lillia. Kedua orang itu adalah orang yang sangat penting baginya. Sekarang mereka pun berada di dalam bahaya. Apa kamu merasa dia akan melepaskan masalah ini begitu saja? Kalau Keluarga Jaspal nggak segera memberi penjelasan, sepertinya dia nggak akan melepaskan Keluarga Jaspal,” ucap Liman. Dia merasa marah dengan ap
Claude mengangkat alisnya. Terlintas rasa kagum di dalam tatapannya.“Aku memang ada dugaan seperti itu, tapi aku lebih mengarah ke dugaan pertama kamu.” Claude meletakkan cangkir kopi di tangannya.Lillia duduk di sofa sebelah, lalu menatap Claude dengan tenang. “Masalah kali ini bersangkutan dengan nyawa temanmu. Aku nggak akan menghalangi semua yang ingin kamu lakukan. Lagi pula, aku juga ingin tahu sebenarnya siapa anggota Keluarga Jaspal yang begitu menentangku.”Kelly sudah pasti adalah salah satunya, tetapi seharusnya masih ada orang lain di belakang Kelly.“Aku nggak akan membiarkan masalah Leon begitu saja. Aku beri tahu kamu di awal. Aku tahu kamu akan berterima kasih kepada Liman lantaran dia telah membelamu dengan postingan yang diunggahnya. Tapi kalau dia benar-benar berdiri di pihak yang sama dengan Keluarga Jaspal, aku juga akan beri pelajaran kepadanya.” Tatapan Claude ketika melihat Lillia sangatlah dingin.“Aku tahu,” balas Lillia.Tentu saja Lillia berterima kasih at
Claude mengakhiri panggilan. Seketika terlintas rasa kecewa di dalam matanya.Leon dapat merasakan perubahan ekspresi di wajah Claude. Dia pun tersenyum jahat. “Kenapa? Setelah tolak tawarannya, kamu malah jadi kecewa? Kalau kamu benar-benar merindukannya, kamu bisa pulang ke Kota Pinang. Cukup aku saja yang tinggal di ibu kota.”“Coba kamu lihat diri kamu sendiri, bukannya kamu masih berbaring di ranjang?” Claude sungguh tidak berdaya.“Tapi aku bisa bantu kamu selidiki apa pun yang kamu inginkan.” Terlihat senyuman santai di wajah Leon.Claude menekan-nekan pundaknya. “Semua yang kamu lakukan sudah lebih dari cukup. Sisanya, cukup serahkan kepadaku saja.”Wajah Leon masih kelihatan pucat lantaran kehilangan banyak darah. Setelah mendengar ucapan Claude, Leon spontan berkata, “Apa kamu merasa aku sangat nggak berguna? Kalau aku lebih hati-hati, nggak bakal terjadi hal seperti ini. Sekarang kamu malah mesti datang ke ibu kota untuk mengatasi hal ini.”Claude memperlakukan Leon bagai ad
Claude menyadari omongan Lillia terbata-bata. Dia pun spontan bertanya, “Apa yang ingin kamu katakan? Katakan saja, aku akan mendengarmu.”Jantung Lillia berdegup kencang. Dia berusaha menenangkan dirinya, lalu berkata pada Claude, “Nenek menerima panggilan dari Keluarga Jaspal di ibu kota. Mereka ingin kamu menghentikan aksimu.”Lillia mengatakan ucapan Ohara tadi kepada Claude. Namun, malah terdengar suara dengus dingin Claude. “Kenapa? Karena nggak sanggup menghadapiku, jadi malah mengancam orang tua? Kamu bilang sama nenekmu untuk tenang. Berhubung aku sudah memulai, aku nggak akan mengakhirinya.”Menyadari sikap tegas Claude, Lillia juga tidak membujuknya lagi.Claude berpesan kepada Lillia untuk mendengar apa katanya. Lillia juga tidak pasti akan mendengarnya. Hanya saja, Lillia tidak mungkin akan memaksa Claude untuk mendengar omongannya.“Claude, Nenek bukan penakut. Dia bahkan nggak pernah takut sewaktu di Desa Nova, kecuali kondisi memang nggak optimis.” Lillia masih saja men