Claude mengakhiri panggilan. Seketika terlintas rasa kecewa di dalam matanya.Leon dapat merasakan perubahan ekspresi di wajah Claude. Dia pun tersenyum jahat. “Kenapa? Setelah tolak tawarannya, kamu malah jadi kecewa? Kalau kamu benar-benar merindukannya, kamu bisa pulang ke Kota Pinang. Cukup aku saja yang tinggal di ibu kota.”“Coba kamu lihat diri kamu sendiri, bukannya kamu masih berbaring di ranjang?” Claude sungguh tidak berdaya.“Tapi aku bisa bantu kamu selidiki apa pun yang kamu inginkan.” Terlihat senyuman santai di wajah Leon.Claude menekan-nekan pundaknya. “Semua yang kamu lakukan sudah lebih dari cukup. Sisanya, cukup serahkan kepadaku saja.”Wajah Leon masih kelihatan pucat lantaran kehilangan banyak darah. Setelah mendengar ucapan Claude, Leon spontan berkata, “Apa kamu merasa aku sangat nggak berguna? Kalau aku lebih hati-hati, nggak bakal terjadi hal seperti ini. Sekarang kamu malah mesti datang ke ibu kota untuk mengatasi hal ini.”Claude memperlakukan Leon bagai ad
Claude menyadari omongan Lillia terbata-bata. Dia pun spontan bertanya, “Apa yang ingin kamu katakan? Katakan saja, aku akan mendengarmu.”Jantung Lillia berdegup kencang. Dia berusaha menenangkan dirinya, lalu berkata pada Claude, “Nenek menerima panggilan dari Keluarga Jaspal di ibu kota. Mereka ingin kamu menghentikan aksimu.”Lillia mengatakan ucapan Ohara tadi kepada Claude. Namun, malah terdengar suara dengus dingin Claude. “Kenapa? Karena nggak sanggup menghadapiku, jadi malah mengancam orang tua? Kamu bilang sama nenekmu untuk tenang. Berhubung aku sudah memulai, aku nggak akan mengakhirinya.”Menyadari sikap tegas Claude, Lillia juga tidak membujuknya lagi.Claude berpesan kepada Lillia untuk mendengar apa katanya. Lillia juga tidak pasti akan mendengarnya. Hanya saja, Lillia tidak mungkin akan memaksa Claude untuk mendengar omongannya.“Claude, Nenek bukan penakut. Dia bahkan nggak pernah takut sewaktu di Desa Nova, kecuali kondisi memang nggak optimis.” Lillia masih saja men
Internet pada empat tahun silam tidak seramai sekarang. Jadi, meski ada berita kematian atau unggahan di sosial media, tidak banyak yang memperhatikannya. Berita itu pada akhirnya tenggelam hingga … baru kembali diketahui banyak orang sekarang. [ Apa kamu merasa berita ini benar? ]Moonela mengirim pesan kepada Lillia.Lillia menggigit bibirnya dengan erat. Dia mengetik membalas Moonela.[ Lagi diverifikasi. Nixon bukanlah orang baik. Jika benar semuanya seperti yang diberitakan, kenapa dia nggak mengatakannya ketika ditangkap waktu itu. Sekarang kebetulan Keluarga Jaspal sedang memiliki konflik dengan Claude, dia malah keluar untuk mengatakan hal ini? ]Selesai mengirim pesan, Lillia pun menghubungi Claude.Sayangnya, tidak ada yang mengangkat panggilan. Sejak mereka berdua bercerai, saat Lillia menghubungi Claude, Claude selalu mengangkatnya. Hari ini pesan tidak dibalas, panggilan juga tidak diangkat …. Wajar jika Lillia merasa cemas.Jangan-jangan Lillia terlalu memercayai Claud
Lillia sibuk hingga jam dua dini hari. Dia juga berusaha menemukan orang yang bersangkutan dengan rekor tindak kriminal Claude.Saat Lillia sedang kewalahan, dia menerima panggilan dari Frederick.Tak disangka Frederick juga masih belum tidur. Lillia yang merasa syok pun mengangkat panggilan.“Berdasarkan informasi orang dalam, Claude melakukan penyelundupan …. Sebenarnya apa yang terjadi? Apa dia benar-benar menyuruh Nixon untuk menjadi kambing hitam?” Nada bicara Frederick sangatlah syok.“Penyeludupan apa?” tanya Lillia.“Aku sudah menemukan riwayat penyelundupan yang dilakukan Claude dari pihak kepolisian. Aku nggak lagi memfitnahnya.” Frederick membalas Lillia.“Pak Frederick, aku ingin pergi ke Jirlandia untuk mencari tahu apa yang terjadi. Apa kamu bisa membantuku?” tanya Lillia. Dia tidak berani pergi ke perbatasan Jirlandia sendirian.“Tentu saja bisa. Aku bisa pergi bersamamu.” Frederick langsung menyetujuinya. Dia bahkan merasa agak riang.“Perbatasan Jirlandia sangatlah ber
Frederick langsung memahami maksud Lillia.“Idemu bagus juga.”Mereka berdua kembali ke hotel. Frederick langsung mengutus anggotanya untuk mencari tahu.Tak sampai dua jam, anggota Frederick datang dengan kabar baru.“Aku sudah bertanya pada penduduk setempat. Semalam sekitar jam 12.30, katanya ada seorang lelaki paruh baya bersama sekelompok orang menculik seorang pemuda ke kapal penyelundupan.” Anggota Frederick menjelaskan apa yang diketahuinya.Frederick pun merasa agak kaget. Begitu pula dengan Lillia. Apa Claude telah diculik? Makanya dia tidak bisa dihubungi?“Apa kamu yakin? Selain saksi mata, apa kamu menemukan bukti?” tanya Frederick.“Masih dalam penyelidikan,” balas si bawahan.“Beri tahu mereka, uang bukanlah masalah. Asalkan mereka bisa memberikan bukti yang bermanfaat, aku pasti nggak akan merugikan mereka.” Frederick menatap pundak si bawahan, lalu tersenyum lebar.Frederick duduk di sofa, lalu mengambil kipas kesayangannya. “Dengan adanya turun tangan anggotaku, kamu
Proses penyelidikan ini jauh lebih lancar dari bayangan Lillia. Dia segera menyerahkan video itu kepada pihak kepolisian Jirlandia. Kemudian, pihak polisi langsung menangkap beberapa orang yang membantu penyelundupan ini dan mengeluarkan pemberitahuan.“Kamu benar-benar hebat!” puji Lillia begitu mendengar kabar mengenai pelakunya yang sudah tertangkap.Frederick pun tersenyum malu dan menjawab, “Pamanku bilang, kita nggak boleh menyembunyikan apa-apa waktu bertemu masalah seperti ini. Orang yang membantu melakukan penyelundupan harus ditangkap semuanya. Dengan begitu, kita baru bisa mengurangi korban penyelundupan.”“Tindakanmu benar,” kata Lillia.Pemberitahuan yang dikeluarkan pihak kepolisian Jirlandia langsung menjadi trending topic. Bagaimanapun juga, presiden direktur Grup Hutomo diculik ke perbatasan dan hendak dikirim ke luar negeri. Apalagi, hal ini juga berhubungan dengan Keluarga Jaspal. Berita ini tentu saja sangat menggemparkan.Meskipun sudah larut malam, perhatian warga
Setelah Hans dan Frederick pergi, Claude baru berkata, “Aku nggak berharap kamu memaafkanku. Aku sudah merencanakan semua ini dari awal. Hanya saja, aku nggak nyangka kamu akan mengkhawatirkanku.”Lillia memahami maksud tersirat dari ucapan Claude. Berhubung merasa dirinya tidak mungkin khawatir, Claude pun tidak terpikirkan untuk memberitahunya mengenai rencana ini.“Kalau masalah ini nggak berkaitan dengan aku atau Nenek, aku memang nggak akan peduli padamu,” ujar Lillia dengan acuh tak acuh.Claude tentu saja merasa sedih setelah mendengar kata-kata itu. Namun, dia tidak menunjukkannya. Dia berkata, “Sebenarnya, aku menghadapi Keluarga Jaspal juga karena Leon. Situasinya di kalangan atas ibu kota berbeda. Kalau aku nggak kasih pelajaran pada Keluarga Jaspal, posisinya di keluarganya akan terancam.”Claude tidak berharap Lillia terus merasa berutang budi atas bantuannya. Selain merasa tidak nyaman, dia juga merasa seperti sedang membebani Lillia. Padahal, dia melakukan semua ini buka
Tidak sampai seminggu kemudian, Louis pun menelepon Lillia. Awalnya, dia hendak menemui Lillia secara langsung, tetapi Lillia menolaknya.“Yang mentransfer uang dari rekeningku adalah pembantu rumahku. Dia juga sudah disuap oleh Paman Harvey dan sengaja mengirim uang dengan nominal begitu untuk membuatmu kesal. Tapi, Kelly memang tulus mau memesan gaun darimu. Dia mendengar dari pembantu bahwa aku sudah mentransferkan uangnya padamu, makanya dia baru meneleponmu. Mungkin dia kurang pandai berbicara sehingga menyinggungmu. Tapi, dia bukan melakukannya dengan sengaja.”Setelah Louis selesai berbicara, Lillia masih tidak menjawab. Jadi, Louis melanjutkan, “Kelly baru kembali dan Paman Harvey masih belum bisa menerimanya. Berhubung hal ini melibatkan pertunangan di antara Keluarga Jaspal dengan Keluarga Widodo, dia merasa kepulangan Kelly sudah merampas kesempatan putrinya menikah dengan keturunan Keluarga Widodo. Oleh karena itu, dia baru diam-diam melakukan perbuatan seperti ini.”“Semua