Setelah siaran langsung berakhir, Claude akhirnya bersuara, "Kamu yakin ingin seperti ini?"Pertanyaannya ini ditujukan untuk Lillia. Lantaran ada begitu banyak orang di sini, Lillia terpaksa diam dan menatap orang-orang di sekelilingnya.Melihat ini, Cedron segera menegur, "Kenapa kalian bengong di sini? Cepat keluar!"Moonela mengernyit dengan kesal. Sementara itu, Cedron berkata sembari tersenyum, "Bu Moonela, silakan. Ada yang ingin kubicarakan denganmu. Acaraku rugi besar karena tindakan kalian ini lho."Moonela tersenyum dingin, lalu membawa kopernya keluar. Pintu ruangan akhirnya ditutup. Ekspresi Claude menjadi sangat suram saat berucap, "Kita ini suami istri, masalah apa yang nggak bisa dibahas dengan kepala dingin?"Lillia meliriknya sinis sembari menyahut, "Claude, kita hanya suami istri jika berada di depan keluarga kita. Selain itu, kita nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu ingin melindungi Nikita, hubungan ini dianggap berakhir.""Kamu ingin bernegosiasi denganku? Asa
Setelah kembali ke LMOON, asisten mereka segera membantu mengangkat koper. Lillia berjalan masuk, lalu berpesan kepada asisten itu dengan lembut, "Giling biji kopi, ada tamu yang akan datang nanti."Moonela mengikuti Lillia masuk. Dia berjalan ke arah sofa dan melepaskan kacamata hitamnya, lalu langsung duduk lemas seperti tidak punya tulang.Lillia duduk di depan meja kerja sambil berucap, "Jangan bermalas-malasan, cepat bereskan semua datamu untuk mengajukan pinjaman ke bank. Setelah kesibukan ini berakhir, kita pergi jalan-jalan."Moonela sontak bangkit dari sofanya. Dia menyibakkan rambut dan mengangkat alisnya, lalu berkata, "Demi seorang pelakor, dia sampai tega mencampakkan istrinya."Moonela merasa sangat jengkel setelah mengatakan ini. Lillia dan Claude adalah suami istri, tetapi Claude malah lebih memihak Nikita.Lillia tidak menanggapinya, melainkan memperingatkan, "Buat janji dengan pihak bank, tapi jangan langsung menandatangani surat perjanjian. Kalau memenuhi syarat, ber
Sesudah Cedron selesai menangani kekacauan acara ini, dia duduk untuk beristirahat. Kebetulan sekali, dia melihat foto yang diunggah oleh asisten itu.Cedron awalnya mengira itu adalah pemberitahuan dari LMOON. Namun, begitu mengekliknya, dia sontak terkejut.Cedron tersenyum nakal dan menyimpan foto tersebut. Kemudian, dia langsung mengirimkan pesan kepada Claude.[ Aku punya foto yang sangat berharga. Kalau kamu menambahkan 20 miliar sebagai investasi, aku baru akan mengirimkannya kepadamu. ]Claude hanya membalasnya dengan sebuah tanda tanya. Melihat ini, Cedron pun merasa jengkel. Dia langsung mengetik pesan dengan geram.[ Kalian pergi begitu saja dan meninggalkan kekacauan seperti ini. Sekarang, kamu malah membalas pesanku hanya dengan sebuah tanda tanya? ]Claude yang merasa tidak berdaya pun membalas.[ Kirimkan dulu, harganya ditentukan setelah aku melihat fotonya. ]Cedron pun mengumpat dalam hati bahwa Claude benar-benar berengsek. Setelah ragu-ragu sesaat, dia membalas.[ A
Lillia tentu senang dengan jawaban ini. Dia mengambil bawang putih lagi, lalu perlahan-lahan mengupasnya sambil menyahut, "Oke, kamu urus saja pekerjaanmu, aku akan menggantikanmu menjenguk Kakek dan Nenek sekaligus berbakti kepada mereka.""Sepertinya kamu nggak keberatan lagi kalau kita bertengkar, ya? Nada bicaramu kasar sekali," ujar Claude seraya mengernyit."Masa? Bukannya aku berbaik hati membantumu menutupi masalah ini?" tanya Lillia dengan raut wajah lugu.Ketika mulai memasak, Ohara bilang ikan yang dimasak Claude sangat lezat sehingga menyuruhnya bantu memasak. Selain itu, Ohara juga menyuruh Lillia untuk membantu Claude.Lillia pun berjongkok di samping tong sampah sembari mengupas bawang putih. Keduanya terlihat seperti orang asing.Ohara dan Jilly menguping di depan pintu, tetapi tidak mendengar suara apa pun. Jadi, mereka pun bertatapan dan akhirnya duduk di sofa."Mereka pasti berpisah terlalu lama, jadi bertengkar," bisik Jilly. Namun, Ohara tidak sependapat. Dia yakin
Di salah satu restoran terbuka yang paling terkenal di pusat kota, tampak Lillia dan Jaivyn yang membahas masalah pekerjaan. Sesaat kemudian, Jaivyn sibuk membahas naskah dengan orang lain.Lillia pun merasa dirinya tidak diperlukan lagi di sini. Saat ini, Elgan datang dan duduk di samping Lillia. Dia menyerahkan gelas di tangan sambil memperkenalkan, "Nama minuman ini Passion Coast. Ayo dicicipi.""Sepertinya Pak Jaivyn sudah selesai membahas masalah pekerjaan denganku, jadi sebaiknya aku pulang. Lain kali, kamu hubungi aku di siang hari saja. Nenekku sudah tua, dia pasti cemas kalau aku belum pulang," ujar Lillia yang mengambil gelas tersebut sambil tersenyum.Elgan mengangkat tangannya yang memakai arloji bertatahkan berlian, lalu menyahut, "Ini baru jam 8.30 malam, gimana kalau aku mengantarmu pulang jam 9.30 malam?"Lillia tampak agak kesulitan. Dia berucap, "Aku ....""Pak Elgan!" sela seseorang dengan penuh semangat.Lillia dan Elgan sama-sama menatap pria paruh baya yang memega
Tampak Bugatti berhenti di depan Lillia. Kemudian, Lillia menghampiri dengan ekspresi tenang. Setelah pintu dibuka, dia menatap Claude dan bertanya, "Kamu nggak pulang?""Masuk," sahut Claude dengan nada bicara tidak sabar.Lillia pun masuk. Begitu pintu mobil ditutup, Claude sontak meraih pergelangan tangannya. Lillia yang hendak melepaskan diri pun bertanya, "Apa yang kamu lakukan?"Tatapan Claude tampak luar biasa dingin. Dia menatap Lillia lekat-lekat tanpa berbicara, membiarkan Lillia berangsur tenang.Ruang di dalam mobil sangat sempit. Cahaya dari lampu pinggir jalan menyinari masuk. Raut wajah Claude yang suram tampak bertolak belakang dengan lingkungan luar yang terang benderang. Hal ini pun membuat auranya tampak makin mengerikan.Jantung Lillia sontak berdetak kencang. Dia menatap Claude sembari menggigit bibirnya. Sementara itu, Claude menyadari wanita ini agak takut padanya. Dia meregangkan genggamannya dan bertanya, "Kalian bahas pekerjaan apa tadi?""Memangnya aku harus
Bibir Claude mencium leher putih Lillia, sementara tangannya juga mulai beraksi. Namun, Lillia tidak menolaknya. Gairahnya telah terpancing oleh ciuman tersebut.Lillia menatap pria yang ada di depannya, lalu bertanya dengan suara gemetar, "Kenapa kamu mengenakan setelan putih hari ini?" Akan tetapi, Claude hanya mencium bibirnya tanpa menjawab apa pun.Keesokan paginya, Claude telah pergi saat Lillia bangun. Setelah mandi, Lillia pun keluar dari kamar. Ohara yang kebetulan sedang membersihkan daun bawang di ruang tamu menoleh ke arahnya, lalu bertanya, "Claude sudah pergi sejak tadi. Dia bahkan nggak sarapan. Apa kamu membuatnya marah semalam?""Nggak. Hari ini, aku akan menemui kakek dan nenek Claude. Nenek nggak perlu menyiapkan makan siangku," jawab Lillia sembari berjalan ke dapur.Ohara pun mengiakan. Ketika Lillia membawa sarapan dari dapur, Ohara berpesan, "Aku membuat beberapa bakpao dan pangsit untuk kalian. Simpan saja di freezer. Nanti, kalau kalian lagi malas masak, panas
Lillia pun bergegas ke studio setelah dari rumah kakek Claude. Setelah menyerahkan akta tanahnya kepada Moonela, Lillia langsung sibuk mengerjakan hal lainnya. Jaivyn harus mencari data karena sedang syuting film yang menceritakan tentang kekacauan zaman dahulu. Lantaran tidak punya data yang relevan saat ini, Lillia terpaksa menanyakannya kepada profesor sejarah di universitas terdekat.Setelah bertanya pada profesor itu sekian lama, Lillia juga telah mendapatkan banyak informasi. Hanya saja, semua ini masih belum cukup. Profesor itu menyuruhnya mencari buku di perpustakaan untuk menelitinya perlahan-lahan.Setelah keluar dari universitas, Lillia menerima sebuah panggilan dari Claude. Saat menekan tombol menerima panggilan, terdengar suara Claude yang marah, "Kamu pulang dan membuat Nenek kesal demi menjadikan rumah yang kubelikan untukmu itu sebagai agunan? Kamu sekarang benar-benar nggak peduli dengan hal lain lagi selain pekerjaan!"Lillia langsung bertanya, "Bagaimana kondisi Nene