Bibir Claude mencium leher putih Lillia, sementara tangannya juga mulai beraksi. Namun, Lillia tidak menolaknya. Gairahnya telah terpancing oleh ciuman tersebut.Lillia menatap pria yang ada di depannya, lalu bertanya dengan suara gemetar, "Kenapa kamu mengenakan setelan putih hari ini?" Akan tetapi, Claude hanya mencium bibirnya tanpa menjawab apa pun.Keesokan paginya, Claude telah pergi saat Lillia bangun. Setelah mandi, Lillia pun keluar dari kamar. Ohara yang kebetulan sedang membersihkan daun bawang di ruang tamu menoleh ke arahnya, lalu bertanya, "Claude sudah pergi sejak tadi. Dia bahkan nggak sarapan. Apa kamu membuatnya marah semalam?""Nggak. Hari ini, aku akan menemui kakek dan nenek Claude. Nenek nggak perlu menyiapkan makan siangku," jawab Lillia sembari berjalan ke dapur.Ohara pun mengiakan. Ketika Lillia membawa sarapan dari dapur, Ohara berpesan, "Aku membuat beberapa bakpao dan pangsit untuk kalian. Simpan saja di freezer. Nanti, kalau kalian lagi malas masak, panas
Lillia pun bergegas ke studio setelah dari rumah kakek Claude. Setelah menyerahkan akta tanahnya kepada Moonela, Lillia langsung sibuk mengerjakan hal lainnya. Jaivyn harus mencari data karena sedang syuting film yang menceritakan tentang kekacauan zaman dahulu. Lantaran tidak punya data yang relevan saat ini, Lillia terpaksa menanyakannya kepada profesor sejarah di universitas terdekat.Setelah bertanya pada profesor itu sekian lama, Lillia juga telah mendapatkan banyak informasi. Hanya saja, semua ini masih belum cukup. Profesor itu menyuruhnya mencari buku di perpustakaan untuk menelitinya perlahan-lahan.Setelah keluar dari universitas, Lillia menerima sebuah panggilan dari Claude. Saat menekan tombol menerima panggilan, terdengar suara Claude yang marah, "Kamu pulang dan membuat Nenek kesal demi menjadikan rumah yang kubelikan untukmu itu sebagai agunan? Kamu sekarang benar-benar nggak peduli dengan hal lain lagi selain pekerjaan!"Lillia langsung bertanya, "Bagaimana kondisi Nene
Claude mengatupkan bibirnya dengan erat sambil menatap Lillia. Lillia memandangnya dengan tak sabaran. "Kalau kamu sudah menyelidikinya, bawa dokter berengsek itu ke hadapan Nenek, semuanya sudah selesai!""Nenek sedang di rumah sakit, kamu bahkan nggak mau melihatnya. Untuk apa aku sia-sia meneleponmu tadi?" tanya Claude."Apa kamu merasa dia ingin melihatku? Gara-gara dokter yang dicarinya, aku hampir saja mati. Kamu nggak mau bicarakan dengannya, dia malah mengatakan aku mengadu padamu dan bertengkar denganku. Claude, memangnya aku nggak sedih?" tanya Lillia dengan nada dingin sambil berdiri.Tanpa memberi kesempatan bicara bagi Claude, dia berkata, "Kamu sama sekali nggak mau menghadapi semua masalah di rumah dan menyelesaikannya. Setelah terjadi sesuatu, sekarang kamu menyalahkanku? Apakah harus sampai aku mati dulu saat itu, dia baru mau mengakui dokter itu bermasalah?""Jangan bicara seburuk itu," kata Claude yang mulai meredam amarahnya."Gara-gara siapa masalah ini bisa terjad
Claude menatap neneknya cukup lama sebelum berkata dengan lembut, "Nenek, apa kamu nggak sayang padaku lagi?"Begitu ucapan ini dilontarkan, Priya langsung memegang tangan Claude dan berkata dengan wajah sedih, "Nenek yang merawatmu sampai dewasa, mana mungkin Nenek nggak sayang padamu? Memangnya Nenek mencelakaimu karena menyuruhnya melahirkan anak? Nenek hanya ingin membantu menjaga anakmu selagi masih sehat sekarang. Kalau Nenek nanti sudah nggak bisa membantu lagi, siapa yang kamu harapkan untuk merawat anakmu?""Masalah anak, apakah kita bisa kita bicarakan lagi nanti?" tanya Claude sambil menatap neneknya dengan tenang. Lillia melihat Claude sekilas, sebenarnya dalam hatinya tidak terlalu mengerti mengapa Claude saat itu menolak untuk melahirkan anak.Namun, Lillia juga tidak banyak berpikir lagi. Kalaupun Claude menginginkan anak sekarang, Lillia juga tidak menginginkannya lagi."Sudah tiga tahun! Masih saja mau pelan-pelan?" kata Priya sambil memelototinya."Pokoknya, masalah a
Lillia tidak menunggu Claude lagi. Saat Claude sudah berhasil menenangkan neneknya dan keluar, hanya tersisa Cedron dan Nikita di koridor.Melihat Claude keluar, Nikita maju dan bertanya dengan ekspresi penuh perhatian, "Bagaimana dengan keadaan Nenek?"Ekspresi Claude tidak terlihat ramah dan nada bicaranya tetap tenang seperti biasanya. "Nggak ada masalah besar. Tapi, kelak kamu nggak boleh berhubungan dengan nenekku lagi."Mendengar perkataan itu, Nikita langsung terlihat sedih. "Claude, Nenek sudah tua dan mungkin butuh seseorang untuk diajak bicara, aku hanya menemaninya mengobrol."Nikita baru saja mengatakan perkataan itu, Claude langsung menatapnya. Tatapan Claude yang serius, membuat hati Nikita merasa gelisah. Dia menggigit bibirnya dan mengalihkan pandangannya sebentar, lalu bertanya dengan nada yang lembut, "Kenapa?"Cedron yang berdiri di dekat sana, menyaksikan semua kejadian itu dengan tenang."Aku nggak suka orang yang melewati batasannya," kata Claude dengan nada tenan
Lillia dan Elgan sama sekali tidak menyadari keberadaan Claude. Elgan berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu berkata seperti ini, aku merasa aneh. Aku juga sudah berinvestasi banyak di drama ini, tentu saja berharap mendapat hasil bagus setelah tayang nanti."Merasa sudah mendapat banyak keuntungan hari ini, ekspresi Lillia terlihat sangat lega. "Nanti aku akan mentraktirmu makan.""Kalau begitu, kamu sudah berutang dua kali makan denganku. Besok malam kamu harus mentraktirku makan beberapa camilan yang pedas."Setelah mengatakan itu, Elgan berjalan menuju tangga di depan pintu hotel. "Ayo, aku antar kamu pulang. Hari ini aku sengaja nggak minum, jadi kamu nggak usah khawatir.""Nggak, aku naik taksi saja," kata Lillia sambil berjalan mengikuti Elgan dan nadanya terdengar ragu.Elgan menyelipkan jarinya ke cincin gantungan kunci dan memutar kunci itu dengan santai dan mahir. "Lillia, kenapa kamu begitu sungkan lagi?"Lillia tersenyum dengan agak canggung. Dia tidak memahami jalan pemiki
Malam itu, untuk pertama kalinya Claude tidak berhubungan intim dengan Lillia. Hingga pukul tiga subuh pun, dia masih tidak mengerti mengapa Lillia bisa berubah menjadi seperti itu. Selama tiga tahun ini, Lillia selalu memakai nama Lorraine untuk bekerja, sehingga dia tidak mungkin berubah karena pekerjaan ini. Setelah direnungkan, Lillia perlahan-lahan berubah setelah Nikita muncul dan Lillia memilih untuk bekerja. Apakah Lillia merasa cemburu pada Nikita? Claude tiba-tiba merasa seperti sudah mengerti. Dia memandang wajah Lillia yang sedang tidur dan mendekat.Merasa dipeluk oleh Claude, Lillia tidak mendorong Claude, tetapi memilih untuk membiarkannya.Keesokan paginya, Lillia keluar dari kamar dan menyadari Claude sedang duduk untuk menemani neneknya sarapan. Sikap Claude sangat lembut, seolah-olah tidak terjadi apa pun semalam. Begitu dia duduk dan melihat neneknya menyajikan semangkuk bubur untuknya sambil tersenyum, dia berkata, "Terima kasih, Nenek.""Melihat hubungan kalian ba
Mobil segera tiba di studio, tetapi Claude tidak membuka kunci pintunya. Dia menoleh dan berkata kepada Lillia, "Segera hentikan kerja sama antara studiomu dan Elgan, kalian nggak perlu membayar denda pelanggaran kontrak kepada Cedron.""Kalau kamu harus menambah syarat tambahan untuk kompromi denganku, kamu nggak usah membahasnya lagi." Setelah mengatakan itu, Lillia ingin membuka pintu mobil, tetapi pintunya tidak bisa dibuka. Dia menatap Claude dengan marah.Claude menatap Lillia dengan tenang. "Lillia, nggak menarik lagi kalau kamu keterlaluan seperti ini. Sebelumnya, kamu terus bilang mau bercerai, lalu mencari berbagai alasan untuk nggak bercerai. Sekarang apa yang kamu inginkan lagi?"Lillia berkata, "Buka pintunya, aku mau pergi bekerja.""Kerja sama dengan Elgan ....""Itu bukan keputusanku, aku hanya seorang karyawan." Lillia memotong perkataan Claude dengan tenang.Claude menatap Lillia dengan tajam."Buka pintunya." Lillia mendorong pintu mobilnya.Claude membuka pintu mobi
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per