Lillia tidak menunggu Claude lagi. Saat Claude sudah berhasil menenangkan neneknya dan keluar, hanya tersisa Cedron dan Nikita di koridor.Melihat Claude keluar, Nikita maju dan bertanya dengan ekspresi penuh perhatian, "Bagaimana dengan keadaan Nenek?"Ekspresi Claude tidak terlihat ramah dan nada bicaranya tetap tenang seperti biasanya. "Nggak ada masalah besar. Tapi, kelak kamu nggak boleh berhubungan dengan nenekku lagi."Mendengar perkataan itu, Nikita langsung terlihat sedih. "Claude, Nenek sudah tua dan mungkin butuh seseorang untuk diajak bicara, aku hanya menemaninya mengobrol."Nikita baru saja mengatakan perkataan itu, Claude langsung menatapnya. Tatapan Claude yang serius, membuat hati Nikita merasa gelisah. Dia menggigit bibirnya dan mengalihkan pandangannya sebentar, lalu bertanya dengan nada yang lembut, "Kenapa?"Cedron yang berdiri di dekat sana, menyaksikan semua kejadian itu dengan tenang."Aku nggak suka orang yang melewati batasannya," kata Claude dengan nada tenan
Lillia dan Elgan sama sekali tidak menyadari keberadaan Claude. Elgan berkata sambil tersenyum, "Kalau kamu berkata seperti ini, aku merasa aneh. Aku juga sudah berinvestasi banyak di drama ini, tentu saja berharap mendapat hasil bagus setelah tayang nanti."Merasa sudah mendapat banyak keuntungan hari ini, ekspresi Lillia terlihat sangat lega. "Nanti aku akan mentraktirmu makan.""Kalau begitu, kamu sudah berutang dua kali makan denganku. Besok malam kamu harus mentraktirku makan beberapa camilan yang pedas."Setelah mengatakan itu, Elgan berjalan menuju tangga di depan pintu hotel. "Ayo, aku antar kamu pulang. Hari ini aku sengaja nggak minum, jadi kamu nggak usah khawatir.""Nggak, aku naik taksi saja," kata Lillia sambil berjalan mengikuti Elgan dan nadanya terdengar ragu.Elgan menyelipkan jarinya ke cincin gantungan kunci dan memutar kunci itu dengan santai dan mahir. "Lillia, kenapa kamu begitu sungkan lagi?"Lillia tersenyum dengan agak canggung. Dia tidak memahami jalan pemiki
Malam itu, untuk pertama kalinya Claude tidak berhubungan intim dengan Lillia. Hingga pukul tiga subuh pun, dia masih tidak mengerti mengapa Lillia bisa berubah menjadi seperti itu. Selama tiga tahun ini, Lillia selalu memakai nama Lorraine untuk bekerja, sehingga dia tidak mungkin berubah karena pekerjaan ini. Setelah direnungkan, Lillia perlahan-lahan berubah setelah Nikita muncul dan Lillia memilih untuk bekerja. Apakah Lillia merasa cemburu pada Nikita? Claude tiba-tiba merasa seperti sudah mengerti. Dia memandang wajah Lillia yang sedang tidur dan mendekat.Merasa dipeluk oleh Claude, Lillia tidak mendorong Claude, tetapi memilih untuk membiarkannya.Keesokan paginya, Lillia keluar dari kamar dan menyadari Claude sedang duduk untuk menemani neneknya sarapan. Sikap Claude sangat lembut, seolah-olah tidak terjadi apa pun semalam. Begitu dia duduk dan melihat neneknya menyajikan semangkuk bubur untuknya sambil tersenyum, dia berkata, "Terima kasih, Nenek.""Melihat hubungan kalian ba
Mobil segera tiba di studio, tetapi Claude tidak membuka kunci pintunya. Dia menoleh dan berkata kepada Lillia, "Segera hentikan kerja sama antara studiomu dan Elgan, kalian nggak perlu membayar denda pelanggaran kontrak kepada Cedron.""Kalau kamu harus menambah syarat tambahan untuk kompromi denganku, kamu nggak usah membahasnya lagi." Setelah mengatakan itu, Lillia ingin membuka pintu mobil, tetapi pintunya tidak bisa dibuka. Dia menatap Claude dengan marah.Claude menatap Lillia dengan tenang. "Lillia, nggak menarik lagi kalau kamu keterlaluan seperti ini. Sebelumnya, kamu terus bilang mau bercerai, lalu mencari berbagai alasan untuk nggak bercerai. Sekarang apa yang kamu inginkan lagi?"Lillia berkata, "Buka pintunya, aku mau pergi bekerja.""Kerja sama dengan Elgan ....""Itu bukan keputusanku, aku hanya seorang karyawan." Lillia memotong perkataan Claude dengan tenang.Claude menatap Lillia dengan tajam."Buka pintunya." Lillia mendorong pintu mobilnya.Claude membuka pintu mobi
Setelah menutup telepon Lillia, asisten itu menggelengkan kepalanya dan bergumam, "Kak Lillia masih belum menikah, kenapa dia sembarangan memanggilnya?"Setelah mengatakan itu, asisten itu memandang Elgan yang sedang mengobrol dengan Lillia di dalam kantor dan langsung tersenyum. Lillia memang terlihat sangat dekat dengan Claude saat berada di acara itu, tetapi dia adalah penggemar yang polos. Saat Claude membelikan tas untuk Nikita selama acara itu berlangsung, dia menjadi benci dengan Claude. Dia memutuskan untuk mendukung hubungan Elgan dengan Lillia. Saat mendengar Elgan adalah kakak kelas Lillia, dia langsung membayangkan adegan romantis tentang cinta sepihak yang polos di sekolah.Telepon Lillia berdering lagi, asisten itu mengambil ponselnya dan menyadari nomor itu adalah nomor yang menelepon tadi. Dia menjawab teleponnya dengan nada yang tidak sabar. "Kakak iparku!" Terdengar suara Cedron dengan nada khawatir dari ponsel itu."Siapa kamu? Kak Lillia belum menikah, jangan sembar
Pada saat itu, Cedron tiba-tiba berkata, "Kak Claude, bagaimana kalau Kak Lillia ikut dengan mobil Elgan? Bagaimanapun juga, mereka yang traktir, agar mereka bisa membahasnya."Saat menatap Cedron, Claude melihat Cedron berusaha memberikan isyarat.Setelah melepaskan genggaman Claude, Lillia menatap Claude dengan dingin dan langsung pergi.Cedron tidak menyangka Lillia akan pergi begitu saja dan secara refleks menatap Claude. Ekspresi Claude terlihat dingin dan sulit untuk melihat perubahan suasana hatinya sekarang, tetapi Cedron masih merasa khawatir."Kak Claude …," bisik Cedron."Bicarakan di dalam mobil saja." Setelah mengatakan itu, Claude berjalan keluar.Saat tiba di sisi mobil dan melihat logo mobil Elgan, Lillia berpikir mobil Elgan benar-benar mencolok.Melihat Lillia mendekat, Elgan terkejut, "Bukankah Pak Claude ingin pergi bersamamu? Kenapa kamu ke sini?""Nggak tahu." Lillia mendekat dan membuka pintu mobil.Elgan tersenyum. "Pak Claude tampaknya ingin mengejarmu ya?"Saa
Lillia berdiri sambil memegang piringnya dan ekspresinya terlihat dingin. "Karena aku sudah bilang banyak kepadamu selama tiga tahun ini, tapi kamu nggak peduli. Aku nggak ingin bilang lagi. Kamu ingin tahu sekarang, aku juga merasa nggak berarti lagi."Lillia pergi ke dapur dan mulai mencuci piring. Setelah selesai mencuci piring, Claude memeluknya dari belakang dan mencium telinganya. "Lillia, ceritakan kepadaku. Tiga tahun yang lalu ....""Kalau ingin bercinta, cepatlah. Jangan menggangguku tidur, besok aku harus cepat bangun." Lillia memotong rayuan Claude.Claude meremas pinggang Lillia. "Kenapa kamu harus begini?"Lillia yang kesakitan karena diremas Claude, mengernyitkan alisnya. "Kamu ingin bercinta, nggak? Kalau nggak, keluarlah. Lagi pula, aku nggak pulang selama seminggu, kamu juga nggak datang ke rumah ini. Setelah bosan dengan Nikita, jadi mau pulang mencariku ya?""Aku pulang ke rumah keluarga selama seminggu ini, kenapa kamu malah sembarangan berspekulasi? Kamu terus ber
Lillia benar-benar tidak takut lagi sekarang. Bukan hanya tidak menjaga harga diri Claude, dia juga tidak peduli pada ucapan Priya."Wanita itu nggak bisa apa-apa, ngapain dia bekerja di luar? Suaminya sudah begitu hebat dan kaya, tapi dia masih mau pergi mencari uang. Dasar wanita kampungan, benar-benar picik!" gerutu Priya.Claude tidak menyukai Lillia dulu. Jadi, dia tidak pernah peduli pada omelan seperti ini. Sekarang, dia justru merasa setiap patah kata Priya sungguh menyayat hati."Nek, kamu selalu bicara seperti ini pada Lillia?" tanya Claude tiba-tiba."Kenapa? Yang kubilang ini kenyataan, 'kan? Selama 3 tahun ini, kita yang membiayainya, tapi wanita itu masih belum hamil sampai sekarang," sahut Priya.Claude berkata dengan dingin, "Sudah kubilang, aku yang nggak mau punya anak. Kenapa kamu terus menyulitkannya? Untuk apa kamu menyuruhnya pulang hari ini?"Priya bisa mendengar amarah dari nada bicara Claude. Dalam sekejap, dia menjadi terbata-bata saat membalas, "A ... aku ...