Hasil seperti ini benar-benar di luar dugaan semua orang. Sementara itu, Rosabel dan lainnya juga mendapat peringatan atas masalah ini.Nikita gagal mencari tahu alasan Idris dan Adelio tidak jadi diusir sehingga suasana hatinya menjadi kurang baik. Dia menebak bahwa hal ini berhubungan dengan Lillia, tetapi juga menghibur diri sendiri bahwa Lorraine yang memintanya untuk Lillia.Keesokan sore, tim produksi mengadakan piknik di halaman hotel. Halaman ini tidak termasuk luas, tetapi rerumputan yang hijau membuat siapa pun yang melihatnya merasa senang.Kali ini, Nikita tidak terlambat lagi. Dia membuat persiapan awal sehingga sudah tiba di lokasi untuk mengambil tempat duduk. Sayangnya, Claude tidak datang secepat itu.Selagi masih sepi, Rosabel duduk di samping Nikita untuk mengobrol dengannya. "Menurutmu, apa mungkin Adelio masih dipertahankan karena Lillia?"Suasana hati Nikita memang sedang buruk. Begitu mendengar pertanyaan ini, dia sontak mengernyit seraya membalas, "Lillia hanya
Begitu ucapan ini dilontarkan, Idris langsung menyahut, "Oh, Adelio kasihan melihatnya. Dia sudah terluka, tapi masih disuruh-suruh seperti pelayan. Kenapa malah dituduh yang aneh-aneh? Memang nggak heran lagi, orang yang berhati jahat pasti selalu menilai sesuatu dari sudut pandang negatif."Perselisihan sekelompok orang ini seketika membuat acara makin populer. Kolom komentar sampai dibombardir para netizen.[ Ini menarik sekali. Sebelumnya semua perhatian hanya tertuju pada Claude dan asisten itu. Tapi, sekarang muncul konflik baru. Aku rasa acara ini makin seru saja! ][ Sebelumnya, Idris dan Rosabel cukup dekat. Kenapa mereka sudah berselisih, padahal baru nggak bertemu beberapa hari? ][ Apa hanya aku yang memperhatikan Lillia ditindas oleh seseorang? Jangan-jangan pelakunya Nikita? Hanya dia yang berani memanfaatkan hubungannya dengan Claude untuk menindas orang. Pantasan, Rosabel terus berusaha mendekati Nikita. ][ Jangan bicara omong kosong kalau nggak punya bukti. Buat malu
Nikita sontak menarik tangannya. Dia dikelilingi begitu banyak orang sehingga tidak bisa melihat apa yang dilakukan Claude dan Lillia. Seketika, matanya pun memerah karena panik.Moonela berkata, "Biar aku yang potong buah kalau kamu nggak bisa. Kamu pergi istirahat saja."Cedron segera menyahut, "Tim medis akan segera tiba. Jangan panik, lukamu akan didisinfeksi nanti."Melihat situasi mulai tenang, Idris membawa Adelio untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Moonela melanjutkan pekerjaan Nikita, sedangkan Cedron membawa Nikita untuk beristirahat. Pria ini bahkan meniup tangan Nikita, terlihat sangat perhatian padanya.Selesai mencuci mata pisau, Claude baru menghampiri Nikita dan berkata dengan nada datar seperti biasa, "Coba kulihat tanganmu."Nikita mengangkat tangan untuk menunjukkan lukanya, tetapi darahnya sudah berhenti dan lukanya juga tidak terlihat dalam. Dia telah melewatkan kesempatan emas sebelumnya. Lukanya ini tidak lagi terlihat mengkhawatirkan. Yang terlihat hanya goresan
Para penonton di ruang siaran heboh sampai sibuk memberi hadiah. Seluruh layar tidak terlihat jelas karena dipenuhi ledakan hadiah.Claude makan dengan pelan, bahkan sesekali mengernyit. Dia tidak pernah makan makanan seperti ini, juga tidak pernah memanggang barbeku. Meskipun begitu, dia justru memiliki bakat memasak.Claude merasa aroma barbeku ini sangat wangi, tetapi tidak selezat seafood yang biasa dimakannya. Mungkin, karena rempahnya terlalu banyak.Lillia melihat Claude sepertinya tidak terlalu menyukai makanan ini. Dia pun menjelaskan, "Barbeku memang seperti ini. Bumbunya banyak, jadi nggak sesegar seafood yang biasa kamu makan. Tapi, orang biasa justru sangat menyukainya. Makan barbeku bisa meredakan stres.""Kamu suka?" tanya Claude dengan nada datar sambil mengamati barbeku di tangannya.Lillia tertegun sejenak sebelum membalas, "Lumayan.""Kamu suka yang mana? Biar kupanggang lebih banyak," tanya Claude dengan santai dan menunduk.Sebuah perasaan aneh seketika bergejolak
Saat melihat ekspresi Claude berbicara dengan Cedron dari kejauhan, tebersit kekejaman pada sorot mata Nikita. Kalau dua kali sebelumnya hanya kebetulan, lantas bagaimana dengan kali ini? Kepedulian Claude terhadap Lillia telah jauh melampaui perhatian Claude terhadapnya.Nikita selalu beranggapan bahwa hanya dirinya yang dipedulikan oleh Claude. Kini dia tidak menyangka dirinya disaingi oleh seorang asisten kecil. Nikita mengatupkan bibirnya dengan perlahan. Saat melihat luka di jarinya, tatapan Nikita terlihat muram.Pada saat ini, Rosabel tiba-tiba berkata, "Apa kamu nggak merasa ... Pak Claude terlalu peduli dengan Lillia? Setiap kali afternoon tea, dia selalu berada di sisi Lillia. Bahkan kamar mereka juga bersebelahan."Ucapan Rosabel ini membuat Nikita menjadi waswas. Padahal dia mengaku-ngaku memiliki hubungan yang dekat dengan Claude, tapi semua orang bisa melihat bahwa Claude mengatur kamarnya bersebelahan dengan Lillia. Bahkan saat afternoon tea pun mereka terus bersamaan.L
Begitu keluar dari kamar mandi, Lillia terkejut melihat Claude sedang memperhatikan sketsa desain yang diletakkannya di meja. Seketika, Lillia merasa gugup. Karena panik, pertanyaannya terhadap Claude malah terdengar seperti sedang menginterogasi, "Bagaimana kamu bisa masuk?"Lamunan Claude langsung terbuyarkan. Dia melihat ke arah Lillia sambil berjalan ke arah meja untuk mengambil sketsa desain. "Cedron memberiku kartu kamar, jadi aku masuk saja. Kenapa? Aku nggak boleh masuk?"Lillia berusaha menenangkan diri agar tidak kelabakan. Dengan nada tenang, dia berkata, "Oh, kenapa dia tiba-tiba memberimu kartu kamar? Takut aku nggak akan membiarkanmu masuk?"Claude tidak menjawab pertanyaannya, melainkan mengambil sketsa desain itu dan mulai melihatnya dengan saksama. Lillia yang masih dalam balutan handuk, berjalan mendekati Claude. Tanpa terlihat gugup sama sekali, dia berkata, "Revisinya nggak cocok?""Kenapa di sketsa ini semua tulisanmu?" tanya Claude sambil memegang sketsa desain. S
Lillia mendapat firasat buruk. Rosabel pasti melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kompetisi ini. Begitu tiba di kamar, Lillia berjalan mondar-mandir sambil menggaruk kepalanya."Bagaimana ini? Aku agak panik." Kecemasan akan sesuatu yang tidak bisa diprediksi ini membuat Moonela tidak tenang."Masih ada dua hari sebelum pertunjukan dimulai, kita nggak punya waktu untuk menyelidiki apa yang dilakukannya lagi." Lillia masih cukup tenang menganalisis masalah ini. "Kita hanya bisa menghadapi apa pun yang akan terjadi, nggak perlu ditakutkan. Bukankah saat ini semua berjalan sesuai dengan rencana?"Moonela melihat ke arah Lillia sekilas, lalu berkata, "Tindakan Rosabel pagi ini adalah sesuatu yang nggak bisa kita prediksi.""Kita nggak tahu apa yang dilakukan Rosabel, jadi nggak ada gunanya kita merasa waswas sekarang. Yang harus kita lakukan adalah merevisi pakaian ini sampai selesai, jangan sampai memengaruhi hasil kompetisi." Lillia paling khawatir ada yang mengganggunya menyelesaikan
Pertunjukan pertama akan dimulai besok. Demi mencegah terjadinya hal tak terduga, Lillia membawa pakaian itu ke kamarnya untuk melakukan pemeriksaan untuk terakhir kalinya. Tak disangka saat membuka pintu kamar, Lillia dikejutkan oleh Claude yang sedang duduk di kamarnya.Dua hari lalu Claude kembali ke perusahaan, sehingga Lillia mengira dia baru akan pulang besok. Kemunculan Claude yang mendadak ini membuat hati Lillia yang tadinya merasa tegang, kini semakin ketakutan."Kaget sekali ya melihatku?" tanya Claude seraya meletakkan kembali catatan yang sering digunakan oleh Lillia. Lillia menuangkan semua ide desain yang tiba-tiba terpikirkan olehnya ke dalam catatan itu. Dia tidak menyangka Claude yang biasanya tidak tertarik dengan dirinya ini tiba-tiba membuka catatan itu."Katanya kamu kembali ke perusahaan. Melihatmu tiba-tiba di kamarku sekarang memang membuatku agak terkejut." Lillia mencari alasan untuk menenangkan dirinya, lalu membawa pakaian itu masuk ke kamar dan menutup pin
Claude menatap Lillia dan berkata, “Kalau mereka datang mencari masalah lagi, teleponlah aku. Untung saja hari ini asistenmu juga sedang lembur dan meneleponku tepat waktu. Kalau nggak, aku nggak tahu akan sekacau apa tempat ini sekarang.”Bagaimanapun juga, Edward benar-benar akan menghancurkan Perusahaan LMOON.Lillia menggigit bibirnya tanpa mengatakan apa-apa. Malam ini, dia memang merasa marah. Namun, dia sebenarnya juga merasakan kesedihan yang tidak dapat dimengerti.“Kamu pulang saja dulu. Aku mau istirahat,” kata Lillia dengan nada yang agak dingin.Claude meliriknya, lalu bertanya, “Kamu sedih?”“Nggak,” jawab Lillia dengan ekspresi cemberut.“Kalau begitu, istirahatlah yang baik. Ingat, kalau mereka datang untuk mempersulitmu lagi, kamu harus meneleponku,” hibur Claude dengan nada lembut.Claude tahu dari mana datangnya kesedihan Lillia. Bagaimanapun juga, Edward dan Imelda adalah orang tua kandung Lillia. Namun, mereka malah datang untuk menindas Lillia. Mana mungkin Lillia
Ohara memegang sapunya erat-erat, lalu memelototi Edward dan Imelda sambil berseru, “Suatu hari nanti, kalian pasti akan menyesal!”Edward hanya mendengus. Dia mengira Ohara sedang berbicara tentang opini publik. Dia pun menjawab dengan tampang mengejek, “Aku nggak akan menyesal. Biarpun Kelly berbuat salah, kami akan tetap mendukungnya!”Imelda menatap Lillia dan berkata, “Kamu memang berbakat, tapi karaktermu malah begitu buruk. Kelly sudah berulang kali menyanjungmu, tapi kamu bukan hanya nggak menanggapinya, malah bekerja sama dengan Claude untuk mempermalukannya. Sebenarnya, kamu sudah tahu dari awal kalau kamu tetap nggak akan kalah meski Claude menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal, ‘kan?”“Kamu tahu Claude menyukaimu, makanya kamu bisa membiarkannya tunangan sama Kelly dengan tenang. Selain bisa menyelesaikan krisis LMOON, kamu juga bisa menertawakan Kelly!”Lillia sama sekali tidak ingin menjelaskan apa-apa. Saat ini, pipinya sudah bengkak. Sangat jelas bahwa
Begitu pulang ke Kediaman Jaspal, Kelly langsung tidak berhenti menangis di ruang tamu.Edward oun buru-buru turun ke lantai bawah. Setelah melihat tampang Kelly yang begitu sedih, dia segera bertanya, “Sayang, ada apa?”“Mantan istrinya Claude itu Lillia. Apa kalian tahu, tapi nggak memberitahuku?” tanya Kelly pada Edward dengan berlinang air mata.Edward duduk di sisi Kelly dan hendak menjawab. Namun, begitu melihat pipi Kelly yang merah dan bengkak, dia segera bertanya, “Siapa yang memukulmu?”Kelly menjawab sambil menangis, “Lillia melihat aku dan Claude makan di restoran, lalu juga sengaja membawa beberapa pria makan di sana dan menggoda mereka untuk membuat Claude marah. Waktu aku berdebat dengan Lillia, Claude menamparku deminya.”Seusai berbicara, Kelly menangis makin kencang.Edward pun berdiri dengan marah, lalu segera mencari ponselnya dan hendak menelepon Claude untuk memakinya. Begitu melihat Kelly yang menangis tersedu-sedu, Imelda yang baru turun juga buru-buru memelukny
Lillia juga melihat Claude dan Kelly meninggalkan restoran. Setelah para bos itu selesai makan, Lillia pun memanggilkan mobil untuk mengantar mereka kembali ke hotel sebelum masuk ke mobilnya sendiri. Hanya saja, sebelum mobilnya sempat keluar dari tempat parkir, mobil Claude pun memblokir jalannya.Claude duduk di dalam mobil dan menatap Lillia dengan ekspresi tidak senang. Sementara itu, Lillia mengerutkan kening, tetapi tidak mengatakan apa-apa.Setelah saling bertatapan dari dalam mobil untuk sesaat, Claude baru turun dari mobil. Pada akhirnya, Lillia mau tak mau turun dari mobil setelah Claude mengetuk kaca jendelanya 3 kali.“Ada apa?” tanya Lillia dengan kening berkerut.“Aku nggak langsung memberitahumu aku sudah kembali ke ibu kota karena Hans bilang kamu sedang rapat. Makanya, aku pergi ke Kediaman Jaspal dulu,” jelas Claude dengan sikap mendominasi. Dia juga memerangkapi Lillia di antara tubuhnya dengan mobil.Lillia menjawab dengan ekspresi datar, “Pak Claude, kenapa kamu h
Edward pun menjawab dengan tidak senang, “Aku tahu kamu sama sekali nggak menyukai Kelly.”Claude hanya tersenyum dan tidak menjawab.Begitu mendengar percakapan mereka, Imelda juga merasa sangat sedih.“Aku pada dasarnya memang nggak bersedia menikahinya, tapi dia sendiri yang memaksa. Aku ini orang yang selalu memegang janjiku. Berhubung kalian sudah melepaskan Perusahaan LMOON, aku akan memenuhi janjiku dengan menyetujui perjanjian pernikahan dengan Keluarga Jaspal,” jawab Claude dengan ekspresi acuh tak acuh.Edward tidak lagi berbicara. Dia bangkit dari tempat duduk dan mengisyaratkan Imelda untuk naik ke lantai atas bersamanya.Malam ini, Lillia mengajak beberapa bos besar ke Xennington. Baru saja mereka semua duduk, dia langsung melihat Kelly dan Claude berjalan masuk ke restoran. Dia pun merasa agak terkejut karena tidak tahu bahwa Claude telah kembali ke ibu kota ....Namun, setelah teringat kembali ucapan Claude sebelumnya, Lillia pun tidak memikirkannya lagi. Claude pernah m
“Apa kamu masih marah sama Kelly? Hari ini, aku sudah menegurnya sebelum datang. Pokoknya, aku akan selalu berpihak padamu. Percayalah padaku,” ujar Louis dengan nada yang terdengar sangat memelas.Moonela menjawab, “Aku nggak marah, cuma ingin jalan-jalan sendiri!”“Tapi, tetanggamu bilang kakimu cedera dan dia juga sempat menggantikanmu untuk lapor polisi. Kalau kakimu cedera, kenapa kamu masih bisa berkeluyuran?” tanya Louis dengan sengaja.Kali ini, Moonela tidak bisa menjawab dengan begitu cepat. Setelah terdiam sejenak, dia baru berkata, “Cedera kakiku nggak parah, kok .... Kamu pergi ke rumahku?”“Emm, aku rindu banget sama kamu. Aku datang mencarimu, tapi kamu nggak menyahut. Jadi, aku tanya ke tetanggamu,” jawab Louis dengan nada lembut.“Aku lagi nggak ada di rumah. Jangan mencariku lagi! Aku sedang jalan-jalan di luar. Kalau suasana hatiku sudah baikan, aku akan meneleponmu,” jawab Moonela. Intinya, dia menolak untuk bertemu dengan Louis.Louis pun merasa agak marah dan berk
Selama adiknya hilang, Louis selalu berharap dia bisa segera pulang ke rumah. Sekarang, adiknya memang sudah kembali. Selain itu, dia juga merasa dirinya bersikap sangat baik terhadap Kelly dan selalu menuruti permintaannya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Louis merasa Kelly menjadi makin menyebalkan. Dia bukan hanya suka melakukan trik kotor secara diam-diam, juga sering memicu perselisihan di hadapan orang tuanya. Dia juga berkata dirinya menyukai Lillia, tetapi malah selalu berlagak seperti korban dan mengatakan Lillia sering menindasnya.Kelly tidak menyangka Louis akan menggunakan nada bicara seperti ini untuk berbicara dengannya. Dia pun terisak, lalu bertanya dengan suara gemetar, “Kak, apa kamu sudah bosan denganku? Setelah memiliki orang yang disukai, Kakak jadi membenciku?”Louis menjawab dengan dingin, “Aku juga punya urusanku sendiri. Kamu nggak perlu menggunakan alasan Moonela memukulmu untuk mengikatku. Lagian, aku juga sudah bosan harus menemanimu jalan-jalan s
Di hari ketiga Moonela hilang, Claude masih belum menemukan informasi apa-apa. Saat ini, dia sedang duduk di kantor dan memikirkan bagaimana cara bawahan Kelly memindahkan Moonela. Dia sudah menyelidiki semua CCTV, tetapi tidak menemukan ada yang aneh. Dia hampir tidak pernah bertemu kesulitan seperti ini. Setelah berpikir lama, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan segera menelepon Nelson.“Coba cari kesempatan untuk pergi ke rumah Moonela lagi, lalu periksalah seluruh rumahnya dengan teliti. Aku curiga dia masih berada di dalam rumah,” perintah Claude dengan nada dingin.“Aku rasa Louis yang paling cocok untuk melakukan hal ini,” jawab Nelson. Untuk mengurangi risiko, hanya Louis seorang yang paling cocok untuk melakukan hal ini. Claude pun terdiam sejenak, lalu memutuskan sambungan telepon. Dia sudah secara tidak langsung menyetujui usul Nelson.Tidak lama kemudian, Lillia menerima telepon dari Claude. Baru saja dia menekan tombol menerima panggilan, terdengar Claude yang bertanya, “A
Melihat Moonela yang membagikan foto avatar virtual yang dibuatnya kepadanya setiap hari, Lillia merasa Moonela juga lumayan suka bermain permainan ini. Namun, begitu teringat cedera kaki Moonela, dia mau tak mau mulai merasa khawatir lagi. Dia sedang mempertimbangkan apakah dirinya harus menelepon Moonela untuk menanyakan keadaannya atau tidak.Tepat pada saat ini, Moonela malah meneleponnya terlebih dahulu. Lillia pun segera menjawabnya.“Lillia, aku lagi di ibu kota, nih! Apa kamu lagi senggang? Aku kangen sama kamu,” tanya Moonela dengan gembira.Lillia melihat jadwalnya, lalu menjawab, “Kamu datang ke perusahaan saja, ya? Akhir-akhir ini, aku sibuk banget dan hanya bisa menemuimu di kantor.”Lillia dan Moonela pada dasarnya selalu bersikap jujur pada satu sama lain. Saat ini, ada setumpuk pesanan yang harus ditangani dan rapat tiada akhir yang harus dihadiri Lillia setiap hari. Jadi, dia tidak bisa meluangkan waktu untuk menemui Moonela di luar.“Ya sudah deh. Kamu harus lebih per