Para penonton di ruang siaran heboh sampai sibuk memberi hadiah. Seluruh layar tidak terlihat jelas karena dipenuhi ledakan hadiah.Claude makan dengan pelan, bahkan sesekali mengernyit. Dia tidak pernah makan makanan seperti ini, juga tidak pernah memanggang barbeku. Meskipun begitu, dia justru memiliki bakat memasak.Claude merasa aroma barbeku ini sangat wangi, tetapi tidak selezat seafood yang biasa dimakannya. Mungkin, karena rempahnya terlalu banyak.Lillia melihat Claude sepertinya tidak terlalu menyukai makanan ini. Dia pun menjelaskan, "Barbeku memang seperti ini. Bumbunya banyak, jadi nggak sesegar seafood yang biasa kamu makan. Tapi, orang biasa justru sangat menyukainya. Makan barbeku bisa meredakan stres.""Kamu suka?" tanya Claude dengan nada datar sambil mengamati barbeku di tangannya.Lillia tertegun sejenak sebelum membalas, "Lumayan.""Kamu suka yang mana? Biar kupanggang lebih banyak," tanya Claude dengan santai dan menunduk.Sebuah perasaan aneh seketika bergejolak
Saat melihat ekspresi Claude berbicara dengan Cedron dari kejauhan, tebersit kekejaman pada sorot mata Nikita. Kalau dua kali sebelumnya hanya kebetulan, lantas bagaimana dengan kali ini? Kepedulian Claude terhadap Lillia telah jauh melampaui perhatian Claude terhadapnya.Nikita selalu beranggapan bahwa hanya dirinya yang dipedulikan oleh Claude. Kini dia tidak menyangka dirinya disaingi oleh seorang asisten kecil. Nikita mengatupkan bibirnya dengan perlahan. Saat melihat luka di jarinya, tatapan Nikita terlihat muram.Pada saat ini, Rosabel tiba-tiba berkata, "Apa kamu nggak merasa ... Pak Claude terlalu peduli dengan Lillia? Setiap kali afternoon tea, dia selalu berada di sisi Lillia. Bahkan kamar mereka juga bersebelahan."Ucapan Rosabel ini membuat Nikita menjadi waswas. Padahal dia mengaku-ngaku memiliki hubungan yang dekat dengan Claude, tapi semua orang bisa melihat bahwa Claude mengatur kamarnya bersebelahan dengan Lillia. Bahkan saat afternoon tea pun mereka terus bersamaan.L
Begitu keluar dari kamar mandi, Lillia terkejut melihat Claude sedang memperhatikan sketsa desain yang diletakkannya di meja. Seketika, Lillia merasa gugup. Karena panik, pertanyaannya terhadap Claude malah terdengar seperti sedang menginterogasi, "Bagaimana kamu bisa masuk?"Lamunan Claude langsung terbuyarkan. Dia melihat ke arah Lillia sambil berjalan ke arah meja untuk mengambil sketsa desain. "Cedron memberiku kartu kamar, jadi aku masuk saja. Kenapa? Aku nggak boleh masuk?"Lillia berusaha menenangkan diri agar tidak kelabakan. Dengan nada tenang, dia berkata, "Oh, kenapa dia tiba-tiba memberimu kartu kamar? Takut aku nggak akan membiarkanmu masuk?"Claude tidak menjawab pertanyaannya, melainkan mengambil sketsa desain itu dan mulai melihatnya dengan saksama. Lillia yang masih dalam balutan handuk, berjalan mendekati Claude. Tanpa terlihat gugup sama sekali, dia berkata, "Revisinya nggak cocok?""Kenapa di sketsa ini semua tulisanmu?" tanya Claude sambil memegang sketsa desain. S
Lillia mendapat firasat buruk. Rosabel pasti melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kompetisi ini. Begitu tiba di kamar, Lillia berjalan mondar-mandir sambil menggaruk kepalanya."Bagaimana ini? Aku agak panik." Kecemasan akan sesuatu yang tidak bisa diprediksi ini membuat Moonela tidak tenang."Masih ada dua hari sebelum pertunjukan dimulai, kita nggak punya waktu untuk menyelidiki apa yang dilakukannya lagi." Lillia masih cukup tenang menganalisis masalah ini. "Kita hanya bisa menghadapi apa pun yang akan terjadi, nggak perlu ditakutkan. Bukankah saat ini semua berjalan sesuai dengan rencana?"Moonela melihat ke arah Lillia sekilas, lalu berkata, "Tindakan Rosabel pagi ini adalah sesuatu yang nggak bisa kita prediksi.""Kita nggak tahu apa yang dilakukan Rosabel, jadi nggak ada gunanya kita merasa waswas sekarang. Yang harus kita lakukan adalah merevisi pakaian ini sampai selesai, jangan sampai memengaruhi hasil kompetisi." Lillia paling khawatir ada yang mengganggunya menyelesaikan
Pertunjukan pertama akan dimulai besok. Demi mencegah terjadinya hal tak terduga, Lillia membawa pakaian itu ke kamarnya untuk melakukan pemeriksaan untuk terakhir kalinya. Tak disangka saat membuka pintu kamar, Lillia dikejutkan oleh Claude yang sedang duduk di kamarnya.Dua hari lalu Claude kembali ke perusahaan, sehingga Lillia mengira dia baru akan pulang besok. Kemunculan Claude yang mendadak ini membuat hati Lillia yang tadinya merasa tegang, kini semakin ketakutan."Kaget sekali ya melihatku?" tanya Claude seraya meletakkan kembali catatan yang sering digunakan oleh Lillia. Lillia menuangkan semua ide desain yang tiba-tiba terpikirkan olehnya ke dalam catatan itu. Dia tidak menyangka Claude yang biasanya tidak tertarik dengan dirinya ini tiba-tiba membuka catatan itu."Katanya kamu kembali ke perusahaan. Melihatmu tiba-tiba di kamarku sekarang memang membuatku agak terkejut." Lillia mencari alasan untuk menenangkan dirinya, lalu membawa pakaian itu masuk ke kamar dan menutup pin
Pukul 6 pagi tadi, Claude telah menerima semua informasi yang dikumpulkan oleh Hans selama 2 hari terakhir. Dia membongkar semua foto yang diambilnya semalam dari catatan Lillia, lalu membuka Kumpulan gambar sketsa yang dikumpulkan oleh Hans.Claude membandingkan gambar-gambar yang dilukis oleh Lillia dengan beberapa desain Lorraine sebelumnya. Saat menemukan sebuah lukisan bangau, Claude meneliti gambar itu dengan saksama dari gambar sketsa di ponselnya.Bangau yang dilukis oleh Lillia menggunakan teknik lukisan bayangan, sama persis seperti sketsa desain milik Lorraine sebelumnya. Teknik ini menunjukkan bakat melukis seseorang. Namun, seberapa berbakatnya pun Lillia, tidak mungkin dia bisa memahami esensi desain Lorraine dalam waktu singkat.Claude memicingkan matanya dan terus membandingkan kesamaan dalam setiap lukisan sketsa. Waktu terus bergulir, Claude mengambil sketsa desain terakhir untuk dibandingkan dengan catatan Lillia. Sketsa ini terdapat bekas noda.Di atasnya ada banyak
Cedron merasa pertanyaan Claude sangat aneh. Biasanya jika seorang istri menganggap suaminya sudah meninggal, berarti karena suaminya memang tidak berguna sehingga membuat istrinya merasa seperti janda. Namun, kemungkinan lain adalah karena hubungan Claude dan Nikita yang tidak jelas.Cedron memandang Claude dan bertanya, "Biasanya kamu serahkan semua uangmu kepada Nikita ya?""Kamu gila ya?" Claude menatap Cedron dengan tajam.Cedron langsung duduk dengan tegak. "Sepertinya dendam Lillia padamu cukup dalam, dia bahkan nggak memberitahumu dia adalah Lorraine. Menurutmu, apa kamu nggak gagal menjadi seorang suami?"Tatapan Claude menjadi dingin dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Aku memang sangat gagal, aku bahkan nggak tahu baginya aku sudah mati."Cedron merasa kedinginan karena aura dingin yang menyeruak dari tubuh Claude. Dia sedikit menunduk dan menggeser tubuhnya. "Kak Claude, bagaimana sekarang? Dia juga nggak mau memberitahumu identitasnya yang sebenarnya, kita juga ngga
Hans menyerahkan ponselnya kepada Claude. Cedron merasa agak kesal. Padahal jaraknya lebih dekat dengan Hans, memangnya dia tidak berhak melihat apa yang dikatakan di dalam video itu juga? Saat Hans mendekati Claude dan memutar video itu, dia juga bergegas ke samping Claude. Judul video itu sangat kontroversial.[ Kejutan! Desainer Terkenal Ternyata Desainer Palsu! Semua Karyanya Hanya Mengandalkan Bantuan Asistennya! ]Di video itu, Lillia keluar dari kamar Moonela sambil memeluk pakaian. Pakaian yang sebelumnya setengah jadi, sudah menjadi pakaian yang siap saat Lillia diam-diam membawanya kembali ke kamar Moonela keesokan harinya. Lillia melakukan hal yang sama selama tiga hari berturut-turut. Pada akhir video, gambarnya menjadi gelap, tetapi malah terdengar suara mesin jahit. Begitu suara mesin jahit itu berhenti, terdengar suara Lillia dari lokasi yang sama dengan mesin jahit, "Masih ada banyak detailnya yang belum selesai, aku bawa kembali ke kamar dulu untuk diperiksa. Kamu isti