Cedron memasuki kamar Lillia. Sesudah menutup pintu, dia menatap Lillia dengan serius sembari bertanya dengan pelan, "Lillia ... kamu masih marah?"Penampilan Lillia tampak kurang baik. Dia terlihat agak lelah, sedangkan sorot matanya yang dingin dipenuhi kekhawatiran."Nggak marah," sahut Lillia. Dia memang tidak marah dan hanya merasa kecewa.Cedron membawanya ke sofa, lalu berkata dengan lembut, "Aku sudah membahas hal ini dengan Kak Claude. Dia setuju untuk mempertahankan Adelio dan Idris, tapi dia agak marah karena kamu terus melawannya demi Adelio.""Dia sendiri juga melakukan begitu banyak hal untuk Nikita, tapi aku nggak marah. Atas dasar apa dia marah sekarang?" sahut Lillia yang merasa konyol.Cedron menghela napas, lalu mengambilkan segelas air untuk Lillia sambil berucap, "Kak Claude jelas marah karena cemburu. Kamu melawannya demi seorang model pria."Lillia tidak menerima segelas air itu, membuat Cedron merasa agak canggung. Jadi, Cedron terpaksa meletakkan gelas itu di m
Hasil seperti ini benar-benar di luar dugaan semua orang. Sementara itu, Rosabel dan lainnya juga mendapat peringatan atas masalah ini.Nikita gagal mencari tahu alasan Idris dan Adelio tidak jadi diusir sehingga suasana hatinya menjadi kurang baik. Dia menebak bahwa hal ini berhubungan dengan Lillia, tetapi juga menghibur diri sendiri bahwa Lorraine yang memintanya untuk Lillia.Keesokan sore, tim produksi mengadakan piknik di halaman hotel. Halaman ini tidak termasuk luas, tetapi rerumputan yang hijau membuat siapa pun yang melihatnya merasa senang.Kali ini, Nikita tidak terlambat lagi. Dia membuat persiapan awal sehingga sudah tiba di lokasi untuk mengambil tempat duduk. Sayangnya, Claude tidak datang secepat itu.Selagi masih sepi, Rosabel duduk di samping Nikita untuk mengobrol dengannya. "Menurutmu, apa mungkin Adelio masih dipertahankan karena Lillia?"Suasana hati Nikita memang sedang buruk. Begitu mendengar pertanyaan ini, dia sontak mengernyit seraya membalas, "Lillia hanya
Begitu ucapan ini dilontarkan, Idris langsung menyahut, "Oh, Adelio kasihan melihatnya. Dia sudah terluka, tapi masih disuruh-suruh seperti pelayan. Kenapa malah dituduh yang aneh-aneh? Memang nggak heran lagi, orang yang berhati jahat pasti selalu menilai sesuatu dari sudut pandang negatif."Perselisihan sekelompok orang ini seketika membuat acara makin populer. Kolom komentar sampai dibombardir para netizen.[ Ini menarik sekali. Sebelumnya semua perhatian hanya tertuju pada Claude dan asisten itu. Tapi, sekarang muncul konflik baru. Aku rasa acara ini makin seru saja! ][ Sebelumnya, Idris dan Rosabel cukup dekat. Kenapa mereka sudah berselisih, padahal baru nggak bertemu beberapa hari? ][ Apa hanya aku yang memperhatikan Lillia ditindas oleh seseorang? Jangan-jangan pelakunya Nikita? Hanya dia yang berani memanfaatkan hubungannya dengan Claude untuk menindas orang. Pantasan, Rosabel terus berusaha mendekati Nikita. ][ Jangan bicara omong kosong kalau nggak punya bukti. Buat malu
Nikita sontak menarik tangannya. Dia dikelilingi begitu banyak orang sehingga tidak bisa melihat apa yang dilakukan Claude dan Lillia. Seketika, matanya pun memerah karena panik.Moonela berkata, "Biar aku yang potong buah kalau kamu nggak bisa. Kamu pergi istirahat saja."Cedron segera menyahut, "Tim medis akan segera tiba. Jangan panik, lukamu akan didisinfeksi nanti."Melihat situasi mulai tenang, Idris membawa Adelio untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Moonela melanjutkan pekerjaan Nikita, sedangkan Cedron membawa Nikita untuk beristirahat. Pria ini bahkan meniup tangan Nikita, terlihat sangat perhatian padanya.Selesai mencuci mata pisau, Claude baru menghampiri Nikita dan berkata dengan nada datar seperti biasa, "Coba kulihat tanganmu."Nikita mengangkat tangan untuk menunjukkan lukanya, tetapi darahnya sudah berhenti dan lukanya juga tidak terlihat dalam. Dia telah melewatkan kesempatan emas sebelumnya. Lukanya ini tidak lagi terlihat mengkhawatirkan. Yang terlihat hanya goresan
Para penonton di ruang siaran heboh sampai sibuk memberi hadiah. Seluruh layar tidak terlihat jelas karena dipenuhi ledakan hadiah.Claude makan dengan pelan, bahkan sesekali mengernyit. Dia tidak pernah makan makanan seperti ini, juga tidak pernah memanggang barbeku. Meskipun begitu, dia justru memiliki bakat memasak.Claude merasa aroma barbeku ini sangat wangi, tetapi tidak selezat seafood yang biasa dimakannya. Mungkin, karena rempahnya terlalu banyak.Lillia melihat Claude sepertinya tidak terlalu menyukai makanan ini. Dia pun menjelaskan, "Barbeku memang seperti ini. Bumbunya banyak, jadi nggak sesegar seafood yang biasa kamu makan. Tapi, orang biasa justru sangat menyukainya. Makan barbeku bisa meredakan stres.""Kamu suka?" tanya Claude dengan nada datar sambil mengamati barbeku di tangannya.Lillia tertegun sejenak sebelum membalas, "Lumayan.""Kamu suka yang mana? Biar kupanggang lebih banyak," tanya Claude dengan santai dan menunduk.Sebuah perasaan aneh seketika bergejolak
Saat melihat ekspresi Claude berbicara dengan Cedron dari kejauhan, tebersit kekejaman pada sorot mata Nikita. Kalau dua kali sebelumnya hanya kebetulan, lantas bagaimana dengan kali ini? Kepedulian Claude terhadap Lillia telah jauh melampaui perhatian Claude terhadapnya.Nikita selalu beranggapan bahwa hanya dirinya yang dipedulikan oleh Claude. Kini dia tidak menyangka dirinya disaingi oleh seorang asisten kecil. Nikita mengatupkan bibirnya dengan perlahan. Saat melihat luka di jarinya, tatapan Nikita terlihat muram.Pada saat ini, Rosabel tiba-tiba berkata, "Apa kamu nggak merasa ... Pak Claude terlalu peduli dengan Lillia? Setiap kali afternoon tea, dia selalu berada di sisi Lillia. Bahkan kamar mereka juga bersebelahan."Ucapan Rosabel ini membuat Nikita menjadi waswas. Padahal dia mengaku-ngaku memiliki hubungan yang dekat dengan Claude, tapi semua orang bisa melihat bahwa Claude mengatur kamarnya bersebelahan dengan Lillia. Bahkan saat afternoon tea pun mereka terus bersamaan.L
Begitu keluar dari kamar mandi, Lillia terkejut melihat Claude sedang memperhatikan sketsa desain yang diletakkannya di meja. Seketika, Lillia merasa gugup. Karena panik, pertanyaannya terhadap Claude malah terdengar seperti sedang menginterogasi, "Bagaimana kamu bisa masuk?"Lamunan Claude langsung terbuyarkan. Dia melihat ke arah Lillia sambil berjalan ke arah meja untuk mengambil sketsa desain. "Cedron memberiku kartu kamar, jadi aku masuk saja. Kenapa? Aku nggak boleh masuk?"Lillia berusaha menenangkan diri agar tidak kelabakan. Dengan nada tenang, dia berkata, "Oh, kenapa dia tiba-tiba memberimu kartu kamar? Takut aku nggak akan membiarkanmu masuk?"Claude tidak menjawab pertanyaannya, melainkan mengambil sketsa desain itu dan mulai melihatnya dengan saksama. Lillia yang masih dalam balutan handuk, berjalan mendekati Claude. Tanpa terlihat gugup sama sekali, dia berkata, "Revisinya nggak cocok?""Kenapa di sketsa ini semua tulisanmu?" tanya Claude sambil memegang sketsa desain. S
Lillia mendapat firasat buruk. Rosabel pasti melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kompetisi ini. Begitu tiba di kamar, Lillia berjalan mondar-mandir sambil menggaruk kepalanya."Bagaimana ini? Aku agak panik." Kecemasan akan sesuatu yang tidak bisa diprediksi ini membuat Moonela tidak tenang."Masih ada dua hari sebelum pertunjukan dimulai, kita nggak punya waktu untuk menyelidiki apa yang dilakukannya lagi." Lillia masih cukup tenang menganalisis masalah ini. "Kita hanya bisa menghadapi apa pun yang akan terjadi, nggak perlu ditakutkan. Bukankah saat ini semua berjalan sesuai dengan rencana?"Moonela melihat ke arah Lillia sekilas, lalu berkata, "Tindakan Rosabel pagi ini adalah sesuatu yang nggak bisa kita prediksi.""Kita nggak tahu apa yang dilakukan Rosabel, jadi nggak ada gunanya kita merasa waswas sekarang. Yang harus kita lakukan adalah merevisi pakaian ini sampai selesai, jangan sampai memengaruhi hasil kompetisi." Lillia paling khawatir ada yang mengganggunya menyelesaikan