Lillia menatap Moonela sambil berkata, "Ucapanmu masuk akal juga.""Aku rasa masalah ini ada kaitannya dengan Nikita. Kalau nggak, kenapa orang itu sengaja menyebut marganya Mawardi? Dia jelas ingin memprovokasi istri sah," ujar Moonela yang lanjut menganalisis.Lillia pun tidak berbicara lagi, melainkan menunduk dan mulai menyulam. Di sisi lain, Moonela juga mengambil tabletnya dan mulai mengurus pekerjaannya. Tiba-tiba, dia meletakkan tabletnya.Moonela bertanya dengan terburu-buru, "Aku baru ingat sesuatu, kemarin kamu pergi dengan nenek tua itu, 'kan?"Lillia mengangguk seraya menyahut, "Benar, dia yang membawaku pergi. Dia terus mencari cara agar aku bisa hamil."Moonela menatap Lillia lekat-lekat sembari berkata, "Ada satu kemungkinan, yaitu Nikita menyerang dengan memanfaatkan nenek tua itu. Dia menyuruh dokter itu menggunakan marganya hanya untuk memprovokasimu. Dia memang nggak mengenalmu, tapi merasa sudah puas kalau bisa membuatmu menderita."Lillia merenungkannya dengan sak
Moonela menarik napas dalam-dalam, lalu menjelaskan, "Dia memang hanya asistenku. Tapi, jika aku masih tinggal setelah dia pergi, aku akan terkesan nggak setia kawan!""Aku bisa saja nggak meminta denda. Tapi, acara ini diinvestasikan oleh Kak Claude. Kalau sampai menyinggungnya, kariermu di bidang ini pasti akan menjadi sulit," ujar Cedron dengan serius.Moonela memelototinya sambil menyahut, "Kamu sedang mengancamku, ya? Asal kamu tahu, kalau Lillia pergi, aku juga akan pergi!""Apa alasannya?" tanya Cedron dengan tatapan selidik."Mau alasan apa? Aku dan Lillia setim, kamu kira aku akan tinggal di sini demi uang?" Usai berbicara, Moonela sontak mendorong Cedron.Sorot mata Cedron tampak misterius saat menatap punggung Moonela. Dia tiba-tiba tertawa sebelum berujar, "Kamu harus tahu, Claude mengundangmu khusus untuk mendesain pakaian Nikita. Jadi, jika dia gagal membuat Nikita terkenal, studio kalian mungkin akan menjadi tumbalnya."Amarah sontak berkecamuk dalam hati Moonela. Dia me
Ini pertama kali Lillia marah padanya, tetapi demi pria lain! Claude langsung mengakhiri panggilan dan membantingkan ponselnya ke lantai!Hans terperanjat melihatnya. Namun, dia tidak berani bersuara dan hanya menyuruh bawahan pergi membeli ponsel baru.Moonela pun mendapatkan kabar dari Cedron bahwa Claude marah besar. Jadi, dia buru-buru pergi ke kamar Lillia untuk menenangkannya."Kamu nggak perlu melawan Claude demi masalah Adelio. Dengar-dengar, Claude naik pitam sampai membanting ponselnya," nasihat Moonela seraya menepuk bahu Lillia.Lillia bersandar di pelukan Moonela sambil menahan kesedihan dalam hatinya. Dia menyahut, "Demi Nikita, dia sama sekali nggak menghargaiku. Coba kutanya, kenapa Idris nggak menuduh desainer lain dan hanya menuduh Rosabel?"Lillia marah karena Claude menginjak-injak harga dirinya di hadapan Nikita. Bukankah Nikita sengaja melindungi Rosabel yang jelas-jelas ingin mencelakai dirinya demi menunjukkan kekuasaan?"Aku mencari Claude dan beri tahu kita ak
Cedron memasuki kamar Lillia. Sesudah menutup pintu, dia menatap Lillia dengan serius sembari bertanya dengan pelan, "Lillia ... kamu masih marah?"Penampilan Lillia tampak kurang baik. Dia terlihat agak lelah, sedangkan sorot matanya yang dingin dipenuhi kekhawatiran."Nggak marah," sahut Lillia. Dia memang tidak marah dan hanya merasa kecewa.Cedron membawanya ke sofa, lalu berkata dengan lembut, "Aku sudah membahas hal ini dengan Kak Claude. Dia setuju untuk mempertahankan Adelio dan Idris, tapi dia agak marah karena kamu terus melawannya demi Adelio.""Dia sendiri juga melakukan begitu banyak hal untuk Nikita, tapi aku nggak marah. Atas dasar apa dia marah sekarang?" sahut Lillia yang merasa konyol.Cedron menghela napas, lalu mengambilkan segelas air untuk Lillia sambil berucap, "Kak Claude jelas marah karena cemburu. Kamu melawannya demi seorang model pria."Lillia tidak menerima segelas air itu, membuat Cedron merasa agak canggung. Jadi, Cedron terpaksa meletakkan gelas itu di m
Hasil seperti ini benar-benar di luar dugaan semua orang. Sementara itu, Rosabel dan lainnya juga mendapat peringatan atas masalah ini.Nikita gagal mencari tahu alasan Idris dan Adelio tidak jadi diusir sehingga suasana hatinya menjadi kurang baik. Dia menebak bahwa hal ini berhubungan dengan Lillia, tetapi juga menghibur diri sendiri bahwa Lorraine yang memintanya untuk Lillia.Keesokan sore, tim produksi mengadakan piknik di halaman hotel. Halaman ini tidak termasuk luas, tetapi rerumputan yang hijau membuat siapa pun yang melihatnya merasa senang.Kali ini, Nikita tidak terlambat lagi. Dia membuat persiapan awal sehingga sudah tiba di lokasi untuk mengambil tempat duduk. Sayangnya, Claude tidak datang secepat itu.Selagi masih sepi, Rosabel duduk di samping Nikita untuk mengobrol dengannya. "Menurutmu, apa mungkin Adelio masih dipertahankan karena Lillia?"Suasana hati Nikita memang sedang buruk. Begitu mendengar pertanyaan ini, dia sontak mengernyit seraya membalas, "Lillia hanya
Begitu ucapan ini dilontarkan, Idris langsung menyahut, "Oh, Adelio kasihan melihatnya. Dia sudah terluka, tapi masih disuruh-suruh seperti pelayan. Kenapa malah dituduh yang aneh-aneh? Memang nggak heran lagi, orang yang berhati jahat pasti selalu menilai sesuatu dari sudut pandang negatif."Perselisihan sekelompok orang ini seketika membuat acara makin populer. Kolom komentar sampai dibombardir para netizen.[ Ini menarik sekali. Sebelumnya semua perhatian hanya tertuju pada Claude dan asisten itu. Tapi, sekarang muncul konflik baru. Aku rasa acara ini makin seru saja! ][ Sebelumnya, Idris dan Rosabel cukup dekat. Kenapa mereka sudah berselisih, padahal baru nggak bertemu beberapa hari? ][ Apa hanya aku yang memperhatikan Lillia ditindas oleh seseorang? Jangan-jangan pelakunya Nikita? Hanya dia yang berani memanfaatkan hubungannya dengan Claude untuk menindas orang. Pantasan, Rosabel terus berusaha mendekati Nikita. ][ Jangan bicara omong kosong kalau nggak punya bukti. Buat malu
Nikita sontak menarik tangannya. Dia dikelilingi begitu banyak orang sehingga tidak bisa melihat apa yang dilakukan Claude dan Lillia. Seketika, matanya pun memerah karena panik.Moonela berkata, "Biar aku yang potong buah kalau kamu nggak bisa. Kamu pergi istirahat saja."Cedron segera menyahut, "Tim medis akan segera tiba. Jangan panik, lukamu akan didisinfeksi nanti."Melihat situasi mulai tenang, Idris membawa Adelio untuk melanjutkan pekerjaan mereka. Moonela melanjutkan pekerjaan Nikita, sedangkan Cedron membawa Nikita untuk beristirahat. Pria ini bahkan meniup tangan Nikita, terlihat sangat perhatian padanya.Selesai mencuci mata pisau, Claude baru menghampiri Nikita dan berkata dengan nada datar seperti biasa, "Coba kulihat tanganmu."Nikita mengangkat tangan untuk menunjukkan lukanya, tetapi darahnya sudah berhenti dan lukanya juga tidak terlihat dalam. Dia telah melewatkan kesempatan emas sebelumnya. Lukanya ini tidak lagi terlihat mengkhawatirkan. Yang terlihat hanya goresan
Para penonton di ruang siaran heboh sampai sibuk memberi hadiah. Seluruh layar tidak terlihat jelas karena dipenuhi ledakan hadiah.Claude makan dengan pelan, bahkan sesekali mengernyit. Dia tidak pernah makan makanan seperti ini, juga tidak pernah memanggang barbeku. Meskipun begitu, dia justru memiliki bakat memasak.Claude merasa aroma barbeku ini sangat wangi, tetapi tidak selezat seafood yang biasa dimakannya. Mungkin, karena rempahnya terlalu banyak.Lillia melihat Claude sepertinya tidak terlalu menyukai makanan ini. Dia pun menjelaskan, "Barbeku memang seperti ini. Bumbunya banyak, jadi nggak sesegar seafood yang biasa kamu makan. Tapi, orang biasa justru sangat menyukainya. Makan barbeku bisa meredakan stres.""Kamu suka?" tanya Claude dengan nada datar sambil mengamati barbeku di tangannya.Lillia tertegun sejenak sebelum membalas, "Lumayan.""Kamu suka yang mana? Biar kupanggang lebih banyak," tanya Claude dengan santai dan menunduk.Sebuah perasaan aneh seketika bergejolak