Share

65

Penulis: Emka 1979
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-09 15:41:02

Bram menatap Jova dengan raut tak percaya ketika wanita itu akhirnya mengungkapkan semuanya. Mereka duduk berhadapan di ruang tamu apartemen Bram. Jova, yang biasanya terlihat tenang, tampak gelisah. Tangannya gemetar saat memegang cangkir kopi yang mulai dingin.

“Aku harus jujur,” suara Jova terdengar berat. “Semua ini... awalnya hanya tugas.”

Bram menyandarkan punggungnya di sofa, matanya menyipit. “Tugas? Maksudmu?”

Jova menarik napas dalam, lalu mengembuskannya perlahan. “Rian memintaku mendekatimu. Untuk mendapatkan kepercayaanmu dan melaporkan segala kelemahanmu.”

Ruangan itu menjadi sunyi. Bram tak mengucapkan sepatah kata pun. Hanya napasnya yang terdengar berat. Tatapan tajamnya menusuk Jova, membuat wanita itu menunduk dalam rasa bersalah.

“Tapi aku tidak bisa melakukannya.” Jova akhirnya mengangkat wajah, menatap Bram dengan mata yang berkaca-kaca. “Aku... aku jatuh cinta padamu.”

Bram tertawa kecil, pahit. “Cinta? Setelah semua kebohongan ini? Setelah kau mengakui bahwa ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   66

    "Kemana Bram? Kenapa apartemen sepi? Apa dia pergi ke luar kota?" Gumam Hana saat wanita itu baru saja pulang berlibur.Wanita itu mencari kekasihnya di setiap sudut apartemen , tetapi tak dia lihat sosok lelaki yang telah menemaninya beberapa tahun ini. Wanita itu pun mengambil gawainya dan menghubungi sang kekasih. Namun sayang, nomor Bram tidak aktif.Hana menatap gawainya. "Kenapa nomornya tidak aktif? Apa dia masih di dalam pesawat? Tapi, kenapa dia pergi tidak bilang sama gue?" Gumam Hana.Wanita itu pun memilih masuk ke dalam kamarnya. Rasa lelah membuat Hana langsung merebahkan tubuhnya di ranjang. Namun, bau parfum asing membuat wanita itu langsung bangkit. Dia pun mengambil bantal yang dia pakai tadi kemudian dia cium bantal itu."Parfum siapa ini? Apa Bram membawa wanita lain ke kamar ini?"Hana pun segera membuka lemari, laci untuk mencari petunjuk lain. Siapa yang telah tidur di kamar ini?Hana tidak menemukan baju wanita disana. Hanya saja, beberapa pakaian Bram tak ada

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   67

    "Bagaimana, Hana? Sakit bukan rasanya ditinggalkan? Sama sepertiku yang juga merasakan sakit hati karena kamu tinggalkan begitu saja. Apalagi, kamu meninggalkan Althaf bersamaku?" Arya setengah meledek mengucapkan hal itu. Hana masih berdiri terpaku di ruang tamu Arya. Tangannya gemetar, bukan hanya karena provokasi Arya, tetapi juga rasa terkejut yang menjalar hingga ke seluruh tubuhnya. Arya kembali dengan bayi kecil dalam gendongannya, Althaf, yang masih tidur nyenyak tanpa mengetahui dunia penuh kekacauan di sekitarnya.“Pergi dari sini! Dan bawa sekalian anak haram mu itu!” seru Arya dengan nada tinggi, menyerahkan Althaf kepada Hana tanpa belas kasihan. “Aku tidak sudi menghidupi anak yang bukan darah dagingku!”Hana tersentak, nyaris menjatuhkan bayi itu karena kaget. “Arya, apa maksudmu? Althaf adalah anakmu,” kata Hana, berusaha terdengar meyakinkan meski suaranya sedikit bergetar.Arya menyeringai dingin, mengambil amplop dari meja di dekatnya. “Kau masih mencoba berbohong?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   68

    "Mas, aku takut," lirih Rina saat pesawat baru saja lepas landas dari bandara utama negara S. Wajahnya tampak sedikit pucat, tapi ia mencoba tersenyum untuk meyakinkan suaminya bahwa dirinya baik-baik saja.“Mas, kamu harus percaya diri di sana nanti. Kamu pantas menerima penghargaan ini. Kamu adalah pengusaha termuda yang sukses.” katanya pelan, meski suaranya terdengar lemah.Rian menatap istrinya dengan penuh cinta. "Bagiku penghargaan ini tidak penting sayang. Kamu adalah anugerah yang tak ternilai yang bisa aku dapatkan."Ucapan Rian membuat wajah Rina merona. Wanita itu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami.Rian pun memegang perut sang istri yang sudah membulat. Dahinya berkerut saat memegang perut sang istri yang menegang. "Sayang, kenapa perut kamu keras begini? Apa sakit?" tanya Rian khawatir.Inilah alasan dia tidak ingin menghadiri penghargaan ini, karena istrinya hamil tua. Namun, Rina merengek menyuruhnya untuk hadir. Dan sekarang terbukti istrinya mengalami kesakita

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   69

    "Kamu dengar nggak? Kayak suara orang yang mendesah," kata salah satu warga yang sedang ronda malam itu. "Kamu benar! Bukankah disana Pak Bram hanya tinggal dengan adiknya?" sahut pemuda yang lain. "Wah, ini nggak bisa dibiarkan. Jangan sampai kampung kita kena karma kalau ada yang berbuat zina," timpal warga yang lain. Malam itu, warga berbondong-bondong ke rumah Bram. Setelah mendobrak rumah Bram, akhirnya mereka tahu kalau yang sedang melakukan hal yang tidak senonoh itu adalah Bram dan Jova. Mereka pun mengamuk dan menggiring Bram dan Jova kentengah lapangan. Keduanya berjalan tertunduk dengan tangan terikat. Mereka terus dibanjiri cemoohan dan makian. “Dasar pasangan bejat! Bilang kakak adik, tapi nyatanya selingkuhan!” teriak salah satu warga, diikuti sorakan lainnya. Jova menggigit bibirnya, mencoba menahan air matanya. Ia melirik Bram, berharap lelaki itu mengatakan sesuatu untuk membela mereka. Namun, Bram hanya diam dengan raut wajah yang sulit ditebak. “Pak RT, mohon

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   70

    "Selamat ya Rina, Rian," ucap Arya saat dia menghadiri aqiqah putri pertama Rina dan Rian.Setelah mengikuti pengajian, Arya pun segera meninggalkan rumah Rian. Lelaki itu melangkah dengan langkah gontai menuju rumah yang saat ini dia sewa. Kebetulan rumah itu dekat dengan rumah Rian dan Rina.Selepas masuk ke dalam rumah, Arya duduk di sofa rumahnya. Menatap kosong ke arah televisi yang menyala tanpa suara. Di tangannya. Bayangan kehidupan rumah tangganya dulu dengan Rina terputar kembali. "Rina punya anak," gumam Arya pelan, namun kata-kata itu terasa seperti dentuman keras di telinganya sendiri.Dulu, Arya sering menghina Rina. Karena selama 3 tahun pernikahannya, Rina tak kunjung hamil. Dia bahkan selalu memperlakukan Rina dengan kasar dan dingin. Tak jarang, dia sering memperolok Rina mandul dan tidak berguna.Saat mamanya menyuruhnya menikah lagi pun, Arya menyambutnya dengan senang hati karena merasa Rina adalah istri yang tidak sempurna.Begitu juga saat dia menikah dengan Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   71

    "Bram, kamu lihat berita tentang Rian nggak? Katanya istrinya baru saja melahirkan. Dan uniknya dia melahirkan di pesawat," Jova membuka obrolan karena melihat Bram yang sedari tadi hanya termenung di kursi depan."Berita melahirkan saja membikin heboh dunia!" Cibir Bram dengan sinis. Lelaki itu seolah tak rela dunia membicarakan Rian."Ya mungkin karena Rian adalah pengusaha terkenal, makanya banyak dibicarakan oleh orang," sahut Jova.Lelaki itu meremas batang rokoknya setelah membuang asap terakhir. "Kamu tahu, Rian itu sebenarnya tidak layak menjadi seorang pemimpin. Harusnya aku yang menjadi pemimpin. Dia hanyalah anak angkat keluarga Handoko. Sementara aku, darah Handoko mengalir di tubuhku. Hanya karena ibuku miskin, Handoko tidak mau menikahi ibuku secara resmi. Karena takut pada istri tuanya yang kaya raya itu. Begitu Handoko meninggal, aku dan ibuku diusir seperti pengemis lalu dibuang di jalanan." Bram mengatakannya dengan berapi-api.Jova pun segera memeluknya. "Jadi karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   72

    BrakBram menendang pintu kamar dengan kasar, membuka akses ke dalam ruangan yang kosong. Lampu kamar mati, dan hanya sinar bulan yang menerobos melalui celah tirai, menerangi tempat tidur yang rapi. Namun, tak ada siapapun disana. Tidak ada Rina, tidak ada bayi, tidak ada tanda-tanda kehidupan."Ke mana mereka?!" Bram berteriak kesal, suaranya menggema.Tangannya bergetar saat menyusuri kamar, pisau kecil yang digenggamnya berkilauan di bawah cahaya bulan. Ia mengobrak-abrik ruangan itu dengan brutal. Foto-foto di dinding dijatuhkannya, meja rias dia jungkirkan, dan lemari dia buka dengan paksa. Amarahnya memuncak ketika ia menyadari rencananya telah digagalkan.“Rian, sialan kau! Kau pikir bisa mengalahkanku?!” teriaknya sambil menendang kursi ke arah dinding.---Sementara itu, di sebuah hotel mewah, Rian duduk di sofa ruang tamu dengan secangkir kopi di tangan. Rina berada di sampingnya, memeluk bayi mereka yang tertidur lelap. Wajahnya penuh kecemasan."Dia pasti sudah sampai di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   73

    Setahun kemudian ...Kehidupan Rian aman sejak setahun terakhir ini. Dia berpikir, Bram mungkin sudah menyerah. Saat ini, Keisha tertawa riang di taman bermain, langkah-langkah kecilnya membuat Rian dan Rina tersenyum bahagia."Pelan-pelan, Keisha! Jangan terlalu jauh," ujar Rina sambil memegang kedua tangannya.Rian berdiri di dekat mereka, memegang kamera. "Keisha, lihat Papa! Ayo senyum!"Tawa Keisha menjadi momen kebahagiaan bagi mereka sebagai sebuah keluarga. Namun, tanpa mereka tahu, di balik semak-semak taman, seorang pria berjaket hitam terus mengawasi mereka, la mengetik pesan singkat di ponselnya."Bos, target sudah aman. Kedua bodyguard mereka sudah kami amankan, tinggal eksekusi."Tak lama, muncul balasan pesan di handphone-nya. "Segera laksanakan! Ingat, jangan menimbulkan jejak!""Siap, Bos!"---Hari mulai beranjak gelap. Rian, Rina, dan Keisha berjalan menuju mobil. Suasana tampak tenang, tapi ketenangan itu tak berlangsung lama. Dua pria muncul dari arah parkiran, sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14

Bab terbaru

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   100

    "Rina, kenapa kamu masih menerima aku di sini sekarang Padahal, katamu, dulu aku samhat kejam padam?"tanya Arya saat mereka duduk santai di ruang tamu.Rina tersenyum lembut. "Karena aku tahu, di dalam hatiku, aku masih peduli padamu. Apalagi ada Keisha. Dia membutuhkan ayahnya, Arya."Arya merasa ada kehangatan di hatinya mendengar jawaban itu. Ia menoleh ke arah Rina lagi, dan untuk pertama kalinya ia merasa yakin tentang sesuatu."Rina, aku ingin mengatakan sesuatu."Rina menatapnya dengan penasaran. "Apa itu, Arya?"Arya mengulurkan tangan, menggenggam tangan Rina dengan lembut. "Aku tahu aku belum sepenuhnya mengingat masa lalu kita. Tapi aku tahu satu hal dengan pasti—aku merasa hidupku lebih berarti sejak aku di sini bersamamu dan Keisha."Rina tertegun. Ia bisa merasakan ketulusan dalam suara Arya."Aku tahu ini mungkin terdengar aneh, atau bahkan terlalu cepat," lanjut Arya, "tapi aku ingin memperbaiki semua kesalahan di masa lalu. Aku ingin memulai kembali. Jadi, Rina... mau

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   99

    "Ahh... kepalaku...!" desahnya, suaranya hampir seperti rintihan.Rina yang sedang di dapur langsung berlari ke ruang tamu. "Arya, ada apa? Kamu sakit?" tanyanya panik.Arya menggeleng lemah sambil terus memegangi kepalanya. "Entah kenapa... kepalaku tiba-tiba sakit sekali, Rina."Rina meraih lengan Arya, membantunya duduk lebih nyaman. "Tunggu di sini, aku ambilkan air putih," katanya, lalu berlari ke dapur.Setelah Arya minum, rasa sakitnya sedikit mereda. Namun, matanya masih menunjukkan kebingungan. "Rina... aku tadi melihat sesuatu," katanya pelan."Apa yang kamu lihat?" tanya Rina, duduk di sampingnya."Sebuah... tempat. Ada taman, dan aku sedang bermain dengan seorang anak kecil. Aku rasa itu Keisha... tapi aku tidak yakin. Rasanya begitu nyata," jawab Arya sambil memijit pelipisnya.Mendengar itu, hati Rina tergetar. "Arya, mungkin itu bagian dari ingatanmu yang kembali," katanya dengan suara lembut."Tapi kenapa ini terasa sangat menyakitkan? Aku seperti sedang dipaksa mengin

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   98

    “Ini foto-foto kita dulu,” kata Rina dengan suara pelan, hampir seperti bisikan.Rina membawa album foto lama. Ia menaruhnya di meja. Arya yang sedang duduk d ruang tamu sambil menonton televisi pun mengalihkan perhatiannya.Arya menatap album itu dengan ekspresi campur aduk. Ia membuka halaman pertama dan melihat gambar pernikahan mereka. Rina terlihat cantik dengan gaun putihnya, sementara ia—Arya—memegang tangan wanita itu dengan wajah datar.Arya menatap Rina, matanya penuh pertanyaan. “Jadi, kamu istriku?"Rina menggeleng, membuat Arya mengerutkan keningnya. "Dulu, kita memang pernah menikah selama 3 tahun. Namun setelah itu, kita bercerai," terang Rina.Arya menatap Rina. "Kenapa aku bisa menceraikan wanita sebaik kamu?”Rina terdiam. Ia menunduk, mencoba menyembunyikan air mata yang menggenang di matanya. “Itu cerita yang panjang, Arya. Dan mungkin bukan saatnya kita membahasnya sekarang,” jawabnya pelan.Arya tidak memaksa. Melihat wajah sendu Rina saat dia bertanya tadi, memb

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   97

    "Aku harus membantu Arya keluar, Karina tidak bisa seenaknya pada Arya hanya karena Arya tidak mengingat siapa dirinya. Tapi, aku tidak bisa melakukannya sendiri, Karina tidak akan melepaskan Arya jika aku kesana sendirian."Rina menggenggam surat yang ditulis Arya erat-erat. Dengan langkah mantap, ia memasuki kantor polisi, matanya penuh tekad.Seorang petugas yang sedang duduk di meja depan mengangkat wajahnya. "Selamat sore, Bu. Ada yang bisa kami bantu?"Rina meletakkan surat itu di atas meja. "Saya ingin melaporkan seseorang yang ditahan secara paksa. Ini surat dari korban yang berhasil menyuruh seseorang untuk membantunya keluar dari rumah tempat itu."Petugas membaca surat itu dengan seksama. Wajahnya berubah serius. "Siapa yang Anda maksud? Dan di mana lokasi penahanannya?""Namanya Arya. Dia ditahan di rumah seseorang bernama Karina. Dia adalah dokter yang merawat Arya, dan dari apa yang saya tahu, Arya dipaksa tinggal di sana tanpa keinginannya," jelas Rina dengan suara berg

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   96

    Di rumah Rina, Keisha tampak sedang menggambar di ruang tamu ketika ia mendengar pembantunya, Mbak Ani, berbicara di dapur."Kasihan Mbak Rina ya, Mas Arya kayaknya nggak datang lagi. Padahal Keisha senang banget waktu dia mampir," ujar Mbak Ani sambil mencuci piring.Keisha yang penasaran segera menghampiri. "Mbak Ani, Om Arya nggak datang lagi ya?" tanyanya polos.Mbak Ani terkejut, lalu tersenyum kecil. "Keisha, mungkin Om Arya lagi sibuk. Nanti juga dia datang lagi, kok."Tapi Keisha tidak puas dengan jawaban itu. Ia tahu sesuatu sedang terjadi, tapi ia tidak tahu apa."Keisha harus cari Om Arya," gumamnya sambil kembali ke ruang tamu.---Di rumah Karina, Mbok Darmi membaca surat Arya dengan hati yang pilu. "Ya Allah, Den. Maafkan si Mbok jika belum bisa membantu Aden saat ini," ucapnya sambil mengusap air mata yang menetes di pipinya.Ia tahu membantu Arya berarti melanggar perintah Karina, tapi hatinya tidak tega melihat lelaki itu terus menderita.Malam itu, ketika Karina suda

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   95

    "Mama! Mama!" teriak Keisha saat Rina baru saja memarkir mobilnya. Gadis itu berlari keluar dengan wajah penuh semangat. "Mama, Om Arya tadi ke sini!" Seru Keisha sambil melompat-lompat.Rina terhenti sejenak, hatinya berdegup kencang. "Apa? Om Arya? Keisha, kamu jangan bercanda, ya," katanya dengan suara gemetar."Tapi beneran, Ma! Tadi Om Arya ke sini. Dia main sama Keisha. Om Arya juga nanya banyak hal!" seru gadis kecil itu.Rina memandang putrinya dengan mata berkaca-kaca. Ia tak ingin terlalu berharap, tapi ada getaran dalam hatinya mendengar nama Arya. "Keisha, Om Arya bilang apa saja?"Keisha mengerutkan alis, mencoba mengingat. "Hmm... Om Arya tanya soal Mama, soal rumah ini. Terus dia juga nanya apa Keisha ingat Om Arya dulu sering main sama Keisha."Rina tak bisa menahan senyumnya. Ia ingin percaya bahwa Arya mulai mengingat sesuatu. Tapi ia harus memastikan semuanya terlebih dahulu."Keisha," kata Rina sambil memegang pundak putrinya, "lain kali kalau Om Arya datang lagi,

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   Bab 94

    "Mbok, Karina sudah pergi?" Tanya Arya pada Mbok Ratmi, ART di rumah Karina."Sudah, Den. Tadi Nona bilang, kalau Den butuh apa-apa. Biar Mbok aja yang belikan. Aden nggak boleh pergi sendiri," jawab Mbok Ratmi.Arya tersenyum. Wanita itu masih saja mengekangnya. Padahal, kemarin dia sudah berjanji tidak akan mengurungnya lagi."Tapi, Mbok. Kemarin aku bertemu temen, katanya aku ini sudah punya anak dan istri. Aku harus mencari tahu Mbok, apa benar yang dikatakan oleh temanku kemarin. Apa Mbok nggak kasihan dengan anak istriku kalau seandainya apa yang dikatakan oleh temanku itu benar?" Mbok Ratmi terdiam. Benar juga apa yang dikatakan oleh Arya. Kasihan anak dan istrinya kalau memang itu benar.Arya memegang lengan Mbok Ratmi. "Mbok, boleh ya? Izinkan saya keluar. Nanti saya akan kembali sebelum Nona pulang. Please?" Pinta Arya sambil mengatupkan tangan di dada.Setelah wanita paruh baya itu mengangguk. Arya pun pergi meninggalkan rumah Karina. Dia harus mencari tahu, siapa Rina dan

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   93

    Setahun Kemudian"Mama, kenapa Om Arya nggak sembuh-sembuh sakitnya? Keisha kangen, pengen main sama Om Arya," rengek gadis kecil berkuncir kuda itu.Rina tersenyum lembut, lalu duduk di samping putrinya. "Keisha kan tahu, kalau Om Arya sedang sakit dan nggak ingat kita. Kita tunggu saja, ya. Mama juga nggak tahu sekarang Om Arya tinggal di mana," ujar Rina sabar.Gadis kecil itu memberengut, kemudian masuk ke kamarnya. Rina menghela napas panjang. Dalam hatinya, ia ingin mencari tahu keberadaan Arya. Tapi, untuk apa? Arya tidak mengingatnya sama sekali. Ia juga takut kehadirannya justru membuat Arya tak nyaman."Bagaimana kabarmu sekarang, Arya?" bisik Rina pada dirinya sendiri.---Di Tempat LainArya melirik ke arah pintu dengan gelisah. Ia sudah tidak tahan lagi hidup seperti ini, terkurung di rumah Karina. "Karin, aku mau beli sabun. Sabunku habis," katanya sambil mengambil jaket."Sabun apa? Biar Bibi yang beli. Kamu di rumah aja!" Karina mengawasi Arya tajam. "Kamu kan sering n

  • Diceraikan Karena Madu, Suami Kembali Dengan Malu   92

    “Kenapa Rina tak pernah muncul lagi?” Arya bertanya suatu malam pada Karina, yang duduk di kursi di sudut kamar.Sudah dua minggu sejak Rina dan Keisha berhenti datang ke rumah sakit. Arya mulai menyadari ada yang hilang di hatinya. Meski dia tak ingat tentang hubungannya dengan Rina, tetapi keberadaan mereka membuat hatinya terasa nyaman. Karina menatapnya dengan senyum samar, tapi matanya menyiratkan emosi yang tertahan. “Mungkin dia merasa kamu tidak membutuhkannya lagi. Kadang, orang memilih pergi daripada melihat seseorang yang mereka sayangi menderita.”Arya mengernyit. “Tapi... aku merasa berbeda. Seolah aku membutuhkan mereka.”Karina segera menyela, menggenggam tangannya dengan lembut. “Arya, jangan paksa dirimu untuk mengingat jika itu membuat kepalamu sakit. Biarkan semua berjalan dengan perlahan. Lama-kelamaan, kamu juga ingat nanti." Karina memaksakan senyumnya. Meski dalam hati, dia merasa takut jika Arya mengingat masa lalunya. ---Beberapa hari kemudian, dokter sudah

DMCA.com Protection Status