Share

Bab 4

Author: Kharamiza
last update Last Updated: 2025-01-05 08:54:24

Dalam perjalanan pulang, suasana di mobil cukup sunyi. Alma sibuk memeluk kelinci mainan barunya, sedangkan Inara memandang jalan dengan tatapan kosong.

Bayangan Damian bersama Selena dan bocah laki-laki itu terus terputar di kepalanya. Mereka terlihat bahagia sekali. Namun, bukankah Damian bilang akan mengantarnya ke rumah sakit? Lantas, mengapa mereka ada di mal?

Hati Inara sakit mengingat pemandangan itu, tetapi dia menahan setiap emosi agar tidak terlihat oleh putrinya.

Tiba di rumah, Inara langsung membawa Alma ke kamarnya. “Sayang, kamu istirahat dulu, ya. Pasti capek dari jalan-jalan.”

Alma mengangguk, setidaknya raut wajahnya sudah tak lagi menyiratkan kesedihan seperti tadi. “Oke, Bunda.”

Setelah memastikan sang putri nyaman di tempat tidurnya. Inara menutup pintu kamar dengan perlahan, kemudian melangkah ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Alma.

Sampai di kamar, dia bersandar di balik pintu, menatap kosong ke arah lantai. Napasnya berat, pikirannya sangat kacau, tetapi ia tetap berusaha menahan amarah yang rasanya sudah meluap-luap.

Beberapa saat berlalu, suara kendaraan berhenti. Suaminya telah pulang. Langkah kakinya terdengar mendekat, hingga tak lama pintu kamar terbuka perlahan.

Damian masuk dengan raut wajah lelah, menyimpan kunci mobil di laci sesekali mencuri pandang ke arah istrinya yang tengah membaca buku di dekat jendela.

“Kam—”

Belum sempat ia berbicara, Inara lebih dulu memotong. “Gimana luka anaknya Selena?”

Damian tampak terkejut mendengar pertanyaan itu. Inara biasanya tak peduli dengan Vano, putranya Selena.

Dia yang tak menyadari nada sinis dalam suara istrinya, langsung menjawab antusias. “Untungnya enggak terlalu parah. Dia ternyata jatuh dari sepeda karena ditendang teman-temannya. Kasihan banget dia, Sayang. Dia di-bully katanya gara-gara enggak punya Papa. Aku enggak tega lihat dia nangis kayak tadi.”

Gerakan Inara yang tengah membolak-balikkan lembaran buku tiba-tiba terhenti mendengar perkataan Damian. Dia melirik suaminya sebentar, kemudian kembali menatap buku di tangannya.

“Tidak tega melihat anak orang lain menangis, tetapi tega meninggalkan anak sendiri demi anak itu,” ujarnya dalam hati.

Inara hanya mampu tersenyum kecil penuh arti. “Syukurlah kalau enggak parah.”

Damian yang masih tak menyadari perubahan sikap istrinya, lantas bertanya, “Gimana Alma? Bahagia jalan-jalannya?”

“Oh, tadi aku ke taman. Kupikir kalian masih di sana, tapi ternyata sudah enggak ada. Aku benar-benar mau nyusul kalian, seperti janjiku sebelumnya,” imbuhnya.

Inara tersenyum licik. Menutup buku dan meletakkan sedikit kasar pada meja kecil di hadapannya. Dia menatap Damian dengan sorot yang sulit ditebak.

“Alma bahagia,” katanya pelan. Namun, penuh penekanan, “mungkin ke depannya dia akan terbiasa tanpa papanya.”

Damian sedikit terkesiap dengan ucapan Inara. “Maksud kamu apa, Ra?”

Inara itu berdiri dari tempatnya, berjalan perlahan mendekatinya. Menatap sang suami dengan tajam. Dengan sinis berkata, “Karena papanya terlalu sibuk menemani anak orang lain yang enggak punya Papa, tapi membiarkan putrinya sendiri tanpa ditemani Papa.”

Damian tertegun. “Ra, kamu bicara apa?”

Tawa kecil yang getir dari sudur bibir Inara membuat Damian makin merasa tidak nyaman. “Aku bicara fakta. Tadi, sebenarnya kamu enggak ke rumah sakit, kan?”

“Aku ke rumah sakit.”

“Harusnya dari rumah sakit, kamu langsung menemui kami, bukan malah asik membawa mereka jalan-jalan. Kamu membelikan pesawat mainan untuk putranya Selena, kan? Oh, enggak hanya itu, ada beberapa mobilan juga.” Inara berkata miris. Suaranya bergetar, menahan perih di hatinya. “Kalian terlihat seperti ... keluarga bahagia. Seru, ya, nyenengin anak orang?”

“Ra, aku bisa jelasin ....” Damian hendak meraih tangan Inara, tetapi wanita itu menghindar.

“Putranya Selena menangis mau ditemani bermain, Ra. Katanya pengen ngerasain punya Papa, walaupun aku bukan papa kandungnya. Aku enggak ada maksud lain, tapi aku benar-benar mikirin kalian juga, tapi aku bingung ... aku takut tambah menyakiti hati anak itu.” Damian berusaha menjelaskan.

“Takut menyakiti anak orang, tapi kamu enggak takut menyakiti anakmu sendiri, gitu?”

Membisu. Damian, hanya mampu memandangi Inara dengan segala kata yang ingin diucapkan. Sayangnya, kata-kata itu hanya tertahan di lehernya. Tanpa bisa dikeluarkan hingga Inara kembali membuka pembicaraan.

“Mas, apa kamu benar-benar tidak melihat ada yang salah dari semua ini? Dari hubungan kita?”

Damian terdiam sejenak, keningnya mengerut, mencoba memahami maksud ucapan sang istri. “Maksudnya, Ra?”

Inara tersenyum masam, bibirnya bergetar saat berbicara. “Kamu enggak sadar kalau semenjak kehadiran mantan kekasihmu, kamu selalu mengabaikan aku. Kamu membuatku merasa sendirian dalam pernikahan ini, tetapi untungnya karena ada Alma, jadi aku tak begitu kesepian.”

Damian menghela napas berat. Berusaha menjelaskan dengan tenang, meskipun perasaannya mulai berkecamuk. “Sayang, aku sudah bilang kalau Selena membutuhkan bantuanku. Dia tidak punya kenalan yang bisa membantunya di sini, selain aku, tapi itu bukan berarti aku mengabaikan kalian.”

“Faktanya begitu,” kata Inara, sambil menatap Damian dengan tajam, seolah-olah menantangnya untuk membantah. “Kalau kamu seperti ini terus, kamu bisa-bisa kehilangan aku dan Alma.”

Pria itu tertegun, dadanya terasa sesak mendengar ancaman yang tersirat dalam kalimat istrinya. “Ra, jangan bicara seperti itu. Kamu tau kalau aku sayang sama kamu.”

“Sayang?” Inara terkekeh pahit, air matanya mulai mengalir, meskipun ia mencoba menahannya. “Sayang macam apa yang menjadikan mantan kekasihnya sebagai prioritas?”

“Aku lelah dengan semua ini, Mas. Lebih baik lepaskan aku,” lanjutnya sedikit melirih.

“Ra, kamu sangat lelah, ya? Jadi, omongannya ngelantur.” Damian yang terkejut dengan kalimat istrinya, mencoba mengalihkan pembicaraan. Dia tak sanggup mendengar kalimat seperti itu keluar dari mulut Inara lagi.

“Kembalilah pada mantan kekasihmu,” ujar Inara lagi, kali ini penuh penekanan. Ia memalingkan wajah, tak sanggup lagi menatap Damian.

“Ra, kamu sadar bicara apa?” tanya Damian, tak percaya dengan perkataan itu.

“Aku sadar, makanya aku mengatakannya. Dia lebih butuh kamu, daripada aku, kan?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 5

    Di depan pintu kamarnya, Inara berdiri mematung. Tangannya gemetar saat menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya.Ia menarik napas panjang, mencoba menahan isakan yang hampir meluncur dari bibirnya. Hatinya hancur oleh sikap suaminya sendiri yang seakan-akan tak bisa menentukan pilihan.“Bunda ....”Inara terkejut. Cepat-cepat berbalik dan melihat Alma sudah berdiri di hadapannya, memeluk boneka kelinci barunya dengan tatapan bingung.“Kenapa Bunda menangis? Bunda bertengkar sama Papa?” tanya Alma dengan raut polos, matanya menatap langsung ke arah ibunya.Inara tergagap, mencoba mencari alasan tepat. Dia menggeleng, kemudian berjongkok agar sejajar dengan Alma.Sambil tersenyum sedikit terpaksa, Inara menjawab, “Enggak, kok, Sayang. Bunda cuma kelilipan aja, tadi ada hewan kecil yang masuk mata Bunda.”Alma terlihat ragu dengan jawaban Inara sebelum akhirnya berkata, “Bunda ... Alma enggak apa-apa, kok, kalau Papa belum punya waktu buat main sama Alma.”Kata-kata itu seakan-akan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 6

    Pintu rumah terbuka perlahan. Damian masuk dengan langkah pelan agar suara langkahnya tak membangunkan siapa pun.Hanya saja, langkahnya mendadak terhenti saat melihat lampu ruang tamu ternyata menyala. Di sana, istrinya duduk dengan wajah datar, kedua tangannya dilipat di depan dada.Pemandangan itu, seketika membuat Damian canggung. Bukankah tadi, Inara sudah tidur ketika ia pergi?“Ra? Kenapa kamu belum tidur?” Damian memberanikan diri bertanya.Wanita itu bangkit dari sofa, menatap Damian tajam. “Aku bangun karena mendapati kamu tidak ada di kamar. Malam-malam begini pergi ke mana kamu dan baru pulang saat sudah dini hari?” tanyanya langsung tanpa basa-basi.Damian terdiam sejenak, jelas tidak menyangka kalau akan dihantam dengan pertanyaan itu. Sebelumnya, dia berpikir kalau Inara akan tetap tidur ketika ia kembali, seperti saat memutuskan diam-diam keluar dari rumah tadi.Dia berdehem pelan, terlihat berpikir sebelum akhirnya menjawab, “Tadi tiba-tiba sekretarisku telepon, katan

    Last Updated : 2025-01-08
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 7

    Mobil yang ditumpangi Inara berhenti di seberang kantor suaminya agar keberadaannya tak menarik perhatian. Dia melirik jam tangan, memastikan bahwa jam kerja Damian sebentar lagi selesai.Benar saja, begitu hari mulai gelap dan suasana kantor juga sudah lenggang, Inara melihat Damian tiba-tiba muncul di pintu keluar kantor dan langsung menuju mobilnya. Seketika ia mengepalkan tangan saat hatinya sedang diliputi kegelisahaan.“Bukankah katanya akan lembur, tapi mengapa dia pulang tepat waktu?” Inara merasa napasnya tercekat. Semakin yakin kalau memang ada yang disembunyikan Damian darinya.Ketika mobil suaminya itu berlalu, Inara juga meminta sopir taksi untuk mengikuti dengan perlahan, membiarkan mobil Damian tetap dalam jangkauan pandangannya.Hatinya berdebar kencang, tidak percaya bahwa ia sampai harus memata-matai suaminya sendiri seperti seorang target yang melakukan kejahatan.Semua bermula karena Damian yang mulai bertingkah, diam-diam keluar rumah tadi malam membuat istrinya m

    Last Updated : 2025-02-01
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 8

    “Dam, aku mohon, tinggallah dulu … demi Vano. Sudah lama, dia tidak merasakan makan malam bersama ayahnya, jadi dia sangat berharap bisa makan malam bersamamu, meskipun kamu bukan ayah kandungnya. Setidaknya, kehadiranmu bisa mengobati rindu pada ayahnya.” Damian mengusap wajah frustrasi, perasaannya campur aduk. Ia makin bingung apakah harus menyusul istrinya untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini atau tinggal menemani Vano yang juga sangat mengharapkan kehadirannya. Sekali lagi, Damian menatap putra Selena yang masih berdiri di dekat pintu dengan tampang polosnya membuat hati kecil ayah anak satu itu tak bisa mengabaikan begitu saja. Akhirnya, setelah berpikir, Damian dengan berat hati mengangguk. “Baiklah ….” Selena tersenyum samar mendengar keputusan Damian. Matanya berbinar, merasa puas atas keberhasilan rencananya menahan Damian berada di sisinya lebih lama. Mereka berjalan kembali ke rumah Selena. Damian berusaha tersenyum di depan Vano walau nyatanya beban di dad

    Last Updated : 2025-02-01
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 9

    Alih-alih mengakui kesalahan, Damian justru bersikap seolah-olah ia melakukan tindakan yang benar. “Ra, jangan berkata begitu. Aku benar-benar hanya ingin memastikan Vano tidak merasa kehilangan figur ayah. Dia masih kecil, Ra,” katanya. Inara menggeleng, makin tak mengerti dengan jalan pikiran suaminya. “Lalu bagaimana dengan Alma, Mas? Apa menurutmu, dia tidak kehilangan figur ayah dengan sikap kamu yang seperti ini?” Ia mendengus kecil, mecoba menahan tawa sarkas yang nyaris meledak. “Alma dan Vano beda, Ra. Rasa sayangku ke Alma tidak sama seperti Vano. Tentu, aku sangat menyanyangi Alma. Tapi, kamu juga harus mengerti kalau Vano kehilangan ayahnya dan harus tumbuh tanpa sosok ayah, sedangkan Alma, dia masih punya orang tua lengkap.” Siapa yang tahu kalau kalimat pembelaan diri Damian itu justru semakin menyakitkan hati istrinya. “Begitu yang kamu pikirkan?” Senyum bengis Inara tercetak dari bibirnya, dia melipat tangan di depan dada, mencoba menahan amarahnya yang makin mem

    Last Updated : 2025-02-02
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 10

    [Kamu tau kalau aku dan Damian pernah bersama selama 7 tahun sebelum kamu hadir dalam hidupnya. Mana mungkin dia bisa begitu cepat melupakanku, meskipun ada dirimu, Inara?] Inara menggigit bibir, jemarinya mengepal di atas selimut. Jantungnya berdetak cepat, tapi ia memaksa tetap membaca pesan itu. [Aku menyesal pernah meninggalkan Damian dulu, tapi sekarang aku sudah kembali. Oh, iya, kamu juga harus tau kalau sebelum bertemu denganmu, Damian itu cinta mati padaku. Mungkin, sekarang kamu memang istrinya, tapi cinta sejatinya tetap aku.] Mata Inara perlahan memanas. Hatinya terasa seperti ditusuk pisau tak kasat mata berkali-kali. Tangannya gemetar membaca pesan demi pesan dari mantan kekasih suaminya, tetapi bukannya berhenti, ia terus melanjutkan. [Kamu tau, kan, kalau seorang pria sangat sulit melupakan cinta pertamanya? Ya, itu aku, Inara. Kamu hanya pelariannya. Cepat atau lambat, aku akan merebut Damianku kembali.]

    Last Updated : 2025-02-03
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 11 - Antara Istri dan Mantan?

    Inara menggigit bibir dengan hati gelisah. Berusaha menahan tangisnya yang hampir meledak. Ponsel masih digenggam erat, terus mencoba menghubungi Damian. Namun, hasilnya tetap sama—tak ada jawaban.Air matanya mulai jatuh. Suaranya tercekat penuh kepiluan. “Di saat penting seperti ini, kamu ke mana, Mas?”Kembali menatap sang putri di pangkuannya. Bibir mungil itu makin pucat membuat Inara sangat khawatir Alma akan kenapa-kenapa.Pandangannya menyapu sekeliling, berusaha mencari pertolongan. Akan tetapi, suasana malam cukup sepi membuat Inara mengembuskan napas putus asa. Mau minta tolong pada tetangga, rumah tetangganya pada jauh-jauh, kemungkinan tak ada yang menyadari ada kebakaran di sini.Tak ada pilihan lain. Di tengah rasa khawatir pada kondisi Alma serta rasa kecewa dan frustrasinya pada Damian yang hilang bagai ditelan bumi, tangannya kembali bergerak, menekan nomor lain dengan cepat. Begitu panggilan tersamb

    Last Updated : 2025-02-03
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 12 - Kepala Batu

    “Dam?” Setelah beberapa saat berpikir, Damian mengangguk kecil meskipun dengan sedikit berat hati. “Baiklah. Aku akan tetap di sini,” katanya langsung menciptakan senyum penuh kemenangan dari bibir Selena. Begitu Selena masuk ke ruang perawatan Vano, Damian meraih ponsel untuk memberi kabar istrinya. Betapa terkejutnya ia ketika melihat puluhan panggilan dari Inara. Nahasnya, karena baru saja ia akan menelepon balik, ponselnya tiba-tiba mati. Damian mendengus frustrasi. “Sial ... kenapa malah mati sekarang?” gumamnya sambil menggenggam ponsel itu kuat-kuat. Perasaannya mulai tak tenang dengan banyaknya panggilan Inara. Tanpa ia sadari, di lorong rumah sakit yang lain, sebuah brankar melaju dengan cepat, didorong oleh dua perawat yang tergesa-gesa. Di atas ranjang itu, Alma terbaring dengan masker oksigen menutupi wajahnya. Tubuh kecil itu lemah, nyaris tak bergerak. Ditemani 2 pria yang tadi

    Last Updated : 2025-02-04

Latest chapter

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 116 - Cinta yang Tulus

    Seperginya Inara, Daffa kembali ke rumahnya. Rambutnya acak-acakan. Pintu dibanting keras. Dengan napas yang memburu, langsung menyapu meja konsol di dekat pintu. Vas bunga, figura, dan pajangan kristal berjatuhan ke lantai, pecah berkeping-keping.Tangannya gemetar marah saat meraih hiasan lain dan melemparnya ke dinding. “Sialan!” teriaknya sambil terus mengobrak-abrik isi ruangan.Satu per satu benda pecah berserakan. Suara kaca pecah menggema ke seluruh rumah. Dalam waktu singkat, ruang tamu itu berubah menjadi ladang kekacauan menunjukkan ada amarah dan rasa frustrasi yang membara di dada pemiliknya.ART dan beberapa karyawan rumah terkejut berhamburan datang. Mereka berdiri terpaku di ambang ruangan, menunduk ketakutan.Tak lama, Daffa menoleh tajam ke arah mereka, napasnya tersengal dengan mata menyala marah.“Saya sudah bilang, jangan biarkan siapa pun masuk ke rumah ini!” bentaknya sambil menunjuk mereka satu per satu.

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 115 - Game Tembak-Tembakan (21+)

    Mobil mewah milik Inara itu berhenti perlahan di depan rumah dua lantai yang tampak tak asing dalam pandangan. Keisya melirik pada Inara yang duduk di sebelahnya, wajahnya terlihat tegang juga bertanya-tanya. Kenapa dibawa ke rumah Daffa? “Keisya kenapa kita ke sini? Apa kamu pikir Daffa akan jujur kalau kita bertanya padanya langsung?” Inara tak yakin. Dia mendengus kesal. “Siapa juga yang mau jujur soal keburukannya?” Keisya mengangkat bahu. “Ikut saja.” Langsung keluar dari mobil. Inara walaupun sangat enggan, terpaksa mengikuti. Entah apa yang direncanakan wanita yang mengaku sebagai mantan kekasih calon suaminya itu? Keisya langsung mengetuk pintu dan tak lama seorang ART paruh baya membuka. Begitu melihat mereka, wajahnya tampak berubah, seperti orang panik. “Cari siapa, Non?” tanyanya. “Kak Daffa ada, Bi?” tanya Inara. “Maaf, Non ... tapi, sekarang Tuan Daf

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 114 - Bejat

    Pada akhirnya, Inara berusaha menepis keraguan dan memutuskan pergi ke lokasi yang dikirimkan orang tersebut. Siapa pun orang ini, Inara berharap dia betul-betul tahu banyak tentang Daffa agar rasa curiga serta praduganya bisa terjawab.Kini ibu dari Alma itu sudah berada di lantai 2 kafe sesuai petunjuk lokasi pertemuan. Tempat ini cukup tenang. Lampu-lampu gantung yang menggantung rendah memancarkan cahaya kekuningan yang temaram, memantul di permukaan meja kayu dan gelas-gelas yang tertata rapi. Dia memilih duduk di pojok ruangan, membelakangi jendela besar. Pandangannya gelisah menyapu setiap orang yang melintas. Sayangnya, dia tidak tahu seperti apa rupa orang itu sehingga sulit baginya untuk mengenalinya. Dan, hingga kini belum ada satu pun orang yang menghampirinya.Ia melirik jam di ponsel, lalu kembali membuka pesan dari nomor misterius itu. Wajahnya tegang dengan segala persepsi buruk yang tiba-tiba menyerang kepalanya.Bagaim

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 113 - Jebakan?

    Inara baru saja selesai bersih-bersih setelah hari yang panjang dan melelahkan. Angin malam yang sejuk masuk melalui jendela besar di kamarnya yang masih terbuka.Beberapa saat kemudian, ia memilih duduk di dekat jendela sambil memegang buku, sesekali menatap halaman mansion yang tenang. Dia baru saja membuka buku, hendak mulai membaca ketika tiba-tiba terdengar pintu kamarnya terbuka pelan.Ketika menoleh, ia mendapati gadis kecilnya melangkah mendekat. Dan, langsung memeluk pinggang ibunya erat. Inara menyimpan bukunya. Tak jadi membaca. Langsung mengangkat Alma ke pangkuannya. Mungkin bocah itu rindu bermanja dengannya.“Ada PR tidak?” tanya Inara. “Enggak ada, Bunda, tapi ada kabar seru!” Alma mengatakan itu dengan semangat, membuat Inara tersenyum. Memasang ekspresi serius, seolah siap mendengarkan. “Wah ... kabar apa, Sayang?” tanyanya sambil merapikan rambut Alma ke belakang telinganya.Alma

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 112 - Ragu?

    “Aku sudah mencoba segalanya, bahkan mencari pembelaan netizen dan mencemarkan nama baiknya, tapi Damian bebal! Dia tidak mau bertanggung jawab!” Suara Selena terdengar jelas dari speaker laptop. “Harusnya kamu yang tanggung jawab karena anak ini … anakmu!”Tangan Damian mengepal kuat. Berusaha menekan emosinya. Genta, Arvin, dan Andrew saling pandang, nyaris tidak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar.Pria di hadapan Selena masih mengenakan masker dan topi yang nyaris tidak memperlihatkan matanya hingga wajahnya sangat sulit dikenali. Dia mendengus kasar.“Kamu jangan sembarangan! Aku sudah bilang tidak akan menikahimu! Kamu tau aku melakukannya karena tidak sengaja, kan?!” tegas sang pria. Selena tampak tertegun di sana. Namun, ia tetap menyerah. Tetap memperjuangkan hak anaknya. “Kamu pikir aku melakukannya dengan sengaja? Aku juga tidak menginginkan bayi ini, brengsek! Pokoknya aku tidak mau anak ini lahir tanpa ayah. Atau … aku gu

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 111 - Video

    Damian tak sabar ingin segera mengumpulkan bukti dan mengungkap kebohongan Selena demi mengembalikan nama baiknya.Mereka masih mengobrol, menyusun strategi menyelesaikan masalah ketika ponsel Genta bergetar. Leo memanggil.“Leo menelepon,” ucapnya sambil menatap ke arah Damian seakan meminta persetujuan. “Angkat ... angkat.” Damian memperbaiki posisi duduknya. Berharap Leo membawa kabar baik.Genta menekan tombol loud speaker lebih dulu agar mereka semua mendengarnya sebelum berkata, “Halo?”“Saya sudah di depan apartemen Selena. Namun, belum ada tanda-tanda dia keluar. Keamanan di sini ketat banget, tamu aja harus dijemput penghuni. Jadi, saya tidak bisa masuk ke sana.” Leo melapor dari seberang. Saat ini, memarkir motor sportnya di seberang bangunan megah itu.“Terus awasi di sana. Jangan sampai kita kehilangan jejaknya lagi,” titah Damian.“Siap, Pak. Tempat saya sekarang cukup sepi dan aman untuk mengawasinya, pura

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 110 - Jawaban

    Tiba di kantor, langkah Inara yang baru saja memasuki pintu utama terhenti seketika saat melihat Daffa duduk santai di sofa ruang tamu kantor. Menggenggam secangkir kopi yang sudah tinggal separuh. Begitu melihat kedatangannya, pria itu langsung berdiri. Senyumnya merekah seolah tidak ada masalah yang terjadi. Inara memang balas tersenyum kecil, tetapi hatinya sangat kesal gara-gara Daffa mengadu yang tidak-tidak pada orang tuanya, dia sampai ditampar. “Ra,” sapa Daffa mendekati Inara, “kamu sangat cantik, seperti biasa.” Rafiq yang berdiri di samping Inara langsung mendengus pelan. “Astaga, kamu ini terlalu nganggur apa gimana, Daf? Pagi-pagi sekali sudah datang merayu di kantor kami?” cibirnya dengan nada bercanda. Daffa menoleh dan membalas dengan senyum diplomatis. “Di sini juga penting, Calon Kakak Ipar. Aku mau membahas sesuatu yang penting dengan Inara. Soal pernikahan. Dari kemarin selalu sibuk, jadi jarang sekali bertemu.” “Hm. Ya sudah, kalian bicara berdua dulu saja

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 109 - Ujian

    Setelah menenangkan Inara serta Alma yang terus menangis, Bu Anastasia kembali ke kamar. Di sana, sudah ada suaminya yang sedang duduk di tepi ranjang dengan wajah murung. Kedua tangannya saling menggenggam, jemarinya terlihat gemetar. Pria yang paling dihormati di kediaman megah itu akhirnya mengangkat kepala ketika menyadari kehadiran istrinya.“Bagaimana keadaan Inara, Bu?” tanyanya cepat. Wajahnya menunjukkan rasa bersalah yang amat besar.“Tidak ada yang baik-baik saja,” jawab Bu Anastasia dingin.“Maaf. Aku ... aku kehilangan kendali,” gumam Pak Baskara. “Aku tidak pernah bermaksud menyakiti anakku sendiri.”“Tapi, kamu melakukannya, Mas. Kamu tampar anakmu sendiri, bahkan kamu tidak lihat ada cucumu di sana. Entah sejak kapan, kamu jadi sekejam ini?”Pak Baskara menunduk. “Aku hanya takut. Inara ... terlalu dekat dengan Damian lagi. Kamu tidak mungkin lupa pria itu sudah menyakitinya. Aku tidak mau dia disakiti

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 108 - Pelipur Luka

    “Inara, Nak Daffa pria baik, Nak. Dia melakukan ini karena mengkhawatirkanmu sebagai calon istrinya.” Sang Ibu ikut angkat bicara. Dengan lembut mencoba memberikan pengertian untuk Inara. “Dengan bertemu Damian, dia mungkin takut kamu berubah pikiran.”“Khawatir, sampai-sampai menuduhku selingkuh? Baru begini saja, dia sudah seenaknya menuduhku. Bagaimana nanti kalau kami sudah menikah?” Inara tersenyum bengis. Merasa hidupnya terlalu miris. Berharap kata-kata badai pasti berlalu berlaku padanya, ternyata setelah berlalu, malah terbit badai baru. Memang benar, berlalu. Berlalu-lalang. Sekarang, ia justru meragukan keputusannya menikah lagi.“Menjawab terus kamu, ya!” bentak Pak Baskara. Dia menunjuk Inara dengan wajah geram. “Kamu pikir keluarga ini mau menanggung malu kalau sampai media tau kamu mondar-mandir ke rumah mantan suamimu? Sudah benar Nak Daffa tidak membongkar perselingkuhanmu ke publik. Kalau sampai itu terjadi, mau disimpan di mana muka kit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status