Share

Bab 2

Penulis: Kharamiza
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 06:17:01

“Bunda?”

“Kita tunggu sebentar lagi, ya, Sayang.” Inara yang tak mau mengecewakan sang putri yang sangat menginginkan kehadiran papanya pun terpaksa memberinya sedikit harapan.

Untungnya, Alma mengangguk kecil. Beralih duduk di sofa sambil menopang wajah dengan kedua tangan. Sesekali, memajukan bibir bawah dengan mata yang mulai berkaca-kaca, menandakan kalau ia benar-benar sedang bersedih.

“Kasihan kamu, Nak,” ucap Inara dalam hati.

Ditatapnya pintu depan, berharap sosok kepala keluarga itu muncul dengan alasan yang bisa diterima.

Akan tetapi, sepertinya ini hanya khayalan belaka karena Damian mungkin kembali melewatkan kebersamaan mereka kali ini.

Inara lantas mendekati lalu mengusap-usap rambut Alma dengan lembut sambil berkata, “Kita potong aja kuenya sekarang. Mau, enggak? Nanti Papa menyusul.”

“Tapi, Bunda ... Papa udah janji akan pulang cepat dan rayain ulang tahunku sama-sama.” Suara Alma lemah dan bergetar. Inara pun tahu kalau putrinya berusaha menahan tangis.

Tak ada yang bisa Inara perbuat, selain menyembunyikan kegelisahan saat duduk menemani Alma di ruang tamu rumah mereka.

Beberapa kali, ia membujuk merayakan ulang tahunnya berdua saja, tetapi yang Alma lakukan hanya ngotot menunggu sang papa pulang.

Setelah menunggu sekitar 2 jam lamanya, akhirnya terdengar deru kendaraan berhenti di garasi.

Tak berselang lama, pintu terbuka. Damian melangkah masuk dengan senyum lelah yang tergambar jelas di wajahnya.

“Papa!” teriak Alma, sontak berlari memeluk tubuh tegap itu.

“Hei, Sayang. Maaf, ya, Papa terlambat,” balas Damian langsung menggendong Alma setelah meletakkan jasnya di kursi.

“Aku sudah menunggu Papa dari tadi.”

“Oh, ya? Papa salah karena membuat putri Papa menunggu.”

Alma menggeleng seolah-olah tak mempermasalahkan, justru kali ini tersenyum lebar menatap papanya penuh harap. “Papa, kado buat aku mana?”

Damian tersentak, wajahnya tiba-tiba berubah canggung. “Aduh. Papa lupa bawa dari kantor. Maaf, ya, Sayang.”

Mendengar itu, ekspresi Alma berubah seketika. Senyum cerah di wajahnya tadi seakan-akan lenyap begitu saja. “Papa lupa?” Dia ingin memastikan.

“Iya, Sayang, tapi Papa udah siapin, kok. Besok Papa berikan, ya. Janji …,” ujar Damian, mencoba menenangkan dengan mengacungkan jari kelingking pada Alma.

Hanya saja, bocah berambut kuncir dua itu tak menjawab. Justru perlahan turun dari gendongan Damian lalu mundur. Berlari menuju kamarnya dengan isak tangis yang tertahan. Pintu kamar ditutupnya dengan keras.

Giliran Inara yang menatap Damian dengan tajam, mendekatinya, dan bertanya dengan nada dingin. “Serius? Kamu lupa kado untuk Alma?”

Damian menghela napas panjang, meletakkan satu tangan di pinggang dan satunya lagi memijat kening, merasa bersalah. “Ra, tadi ada hal yang mendesak. Aku benar-benar enggak sengaja melupakannya di kantor.”

“Hal yang mendesak lagi? Sampai-sampai kado untuk anakmu saja bisa lupa? Lihat ....” Inara menunjuk jam di dinding, penuh emosi. “Kamu tau jam berapa sekarang? Sudah jam 10 malam, Mas! Kamu berjanji pada Alma kalau akan pulang cepat dan merayakan ulang tahunnya sama-sama, tapi apa yang kamu lakukan?”

“Kamu terlambat datang, bahkan lupa membawa kado untuknya. Kamu tau? Kamu telah menghancurkan kebahagiaan putri kita,” imbuh Inara penuh penekanan.

Damian menatap Inara dengan raut cemas. Terlihat ragu sejenak meskipun pada akhirnya berkata jujur. “Sayang, aku ... tadi aku mengantar Selena dan anaknya pulang lebih dulu. Mobilnya mogok dan kebetulan aku lewat. Aku enggak punya pilihan karena tidak mungkin meninggalkan mereka di tempat sepi seperti itu. Apalagi, malam-malam begini.”

Deg!

Inara terdiam. Dugaannya tak meleset. Nama itu lagi.

“Selena lagi? Selalu Selena!” Inara menggeleng tak percaya. “Di hari ulang tahun anakmu, Mas? Kamu malah sibuk mengurusi dia?!”

Damian mencoba menenangkan Inara yang telanjur emosi. Mengangkat tangan hendak menyentuh bahu istrinya, tetapi Inara menghindar dan membuang pandangan ke arah lain.

“Aku cuma bantu, Ra. Dia butuh bantuan, itu saja. Tidak ada maksud lain.”

“Oh, cuma bantu?” Inara tertawa getir yang terkesan mengejek. “Sampai-sampai setiap kali ada hal penting yang menyangkut aku dan Alma, selalu saja ada Selena yang jadi alasanmu untuk meninggalkan kami, itu maksudmu membantu?”

Damian terdiam, membuat Inara memanfaatkan kesempatan untuk makin menyudutkannya. “Aku sampai lupa, kapan terakhir kamu punya waktu untukku dan Alma?”

“Bukan gitu, Ra. Kenapa kamu jadi kayak gini? Aku menolong dia karena kebetulan lewat saja. Enggak ada maksud lain.”

“Kebetulan yang keseringan, begitukah maksudmu?” Suara Inara mulai bergetar, antara marah dan kecewa dengan sikap Damian yang seolah-olah tak memprioritaskan istri dan anaknya lagi, semenjak kehadiran mantan kekasihnya itu.

Damian tak mampu menjawab kali ini. Raut wajahnya penuh rasa bersalah, tetapi Inara tak peduli lagi dan mulai berbalik meninggalkannya, menuju kamar Alma yang sedang menangis.

Untung saja, keesokan harinya, Alma tampak sudah melupakan kejadian tadi malam. Dia berlari ke arah Inara dengan senyum manisnya seraya berkata, “Bunda, hari ini jalan-jalannya jadi, kan?”

Inara tersenyum kecil, mencubit pipi gembul Alma. “Tentu, Sayang. Alma bebas mau ke mana aja? Ke taman atau ke kebun binatang, mungkin?”

Bocah 5 tahun itu mengangguk semangat, kembali berlari ke kamar untuk mengambil jaketnya setelah Inara memerintahkannya.

Bersamaan dengan itu, ponsel Damian tiba-tiba berdering. Diam-diam, Inara melihatnya meraih ponsel dan saat itu juga ekspresi suaminya langsung berubah.

Tanpa menunggu lama, Damian berjalan menjauh untuk menerima panggilan tersebut.

Siapa yang menelepon dan sedang membicarakan apa? Inara tak bisa mendengarnya dari tempatnya saat ini, tetapi perasaannya jadi tak enak.

Bab terkait

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 3

    Setelah beberapa saat, Damian kembali ke hadapan Inara dengan raut cemas. “Sayang, aku harus keluar sebentar.” “Selena lagi?” Inara mencoba menebak. Dan, diamnya Damian membuatnya langsung bisa menyimpulkan kalau dugaannya memang benar. Selalu saja begitu, ‘kan? “Anaknya Selena jatuh dari sepeda, Ra. Dia terluka dan butuh dibawa ke rumah sakit, tapi mobilnya masih di bengkel. Jadi, dia minta tolong aku untuk mengantarnya dulu,” jelas Damian, berharap sang istri memahaminya. “Kenapa harus kamu?” “Kamu tau sendiri kalau Selena sudah enggak punya siapa-siapa di sini, Ra.” Inara menggeleng kuat-kuat. Tak habis pikir lagi dengan sikap Damian yang seakan-akan mementingkan membantu mantan kekasihnya daripada menghabiskan waktu bersama keluarganya sendiri. “Kamu pikir aku dan Alma punya siapa-siapa di sini selain kamu? Putrimu hanya ingin menghabiskan waktu denganmu di hari libur, loh, Mas. Mau kamu merusak kebahagiaannya lagi? Kamu lupa tadi malam aku susah payah membujuknya, meny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, suasana di mobil cukup sunyi. Alma sibuk memeluk kelinci mainan barunya, sedangkan Inara memandang jalan dengan tatapan kosong.Bayangan Damian bersama Selena dan bocah laki-laki itu terus terputar di kepalanya. Mereka terlihat bahagia sekali. Namun, bukankah Damian bilang akan mengantarnya ke rumah sakit? Lantas, mengapa mereka ada di mal?Hati Inara sakit mengingat pemandangan itu, tetapi dia menahan setiap emosi agar tidak terlihat oleh putrinya.Tiba di rumah, Inara langsung membawa Alma ke kamarnya. “Sayang, kamu istirahat dulu, ya. Pasti capek dari jalan-jalan.”Alma mengangguk, setidaknya raut wajahnya sudah tak lagi menyiratkan kesedihan seperti tadi. “Oke, Bunda.”Setelah memastikan sang putri nyaman di tempat tidurnya. Inara menutup pintu kamar dengan perlahan, kemudian melangkah ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Alma.Sampai di kamar, dia bersandar di balik pintu, menatap kosong ke arah lantai. Napasnya berat, pikirannya sangat kacau, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-05
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 5

    Di depan pintu kamarnya, Inara berdiri mematung. Tangannya gemetar saat menyeka air mata yang mulai membasahi pipinya.Ia menarik napas panjang, mencoba menahan isakan yang hampir meluncur dari bibirnya. Hatinya hancur oleh sikap suaminya sendiri yang seakan-akan tak bisa menentukan pilihan.“Bunda ....”Inara terkejut. Cepat-cepat berbalik dan melihat Alma sudah berdiri di hadapannya, memeluk boneka kelinci barunya dengan tatapan bingung.“Kenapa Bunda menangis? Bunda bertengkar sama Papa?” tanya Alma dengan raut polos, matanya menatap langsung ke arah ibunya.Inara tergagap, mencoba mencari alasan tepat. Dia menggeleng, kemudian berjongkok agar sejajar dengan Alma.Sambil tersenyum sedikit terpaksa, Inara menjawab, “Enggak, kok, Sayang. Bunda cuma kelilipan aja, tadi ada hewan kecil yang masuk mata Bunda.”Alma terlihat ragu dengan jawaban Inara sebelum akhirnya berkata, “Bunda ... Alma enggak apa-apa, kok, kalau Papa belum punya waktu buat main sama Alma.”Kata-kata itu seakan-akan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-07
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 6

    Pintu rumah terbuka perlahan. Damian masuk dengan langkah pelan agar suara langkahnya tak membangunkan siapa pun.Hanya saja, langkahnya mendadak terhenti saat melihat lampu ruang tamu ternyata menyala. Di sana, istrinya duduk dengan wajah datar, kedua tangannya dilipat di depan dada.Pemandangan itu, seketika membuat Damian canggung. Bukankah tadi, Inara sudah tidur ketika ia pergi?“Ra? Kenapa kamu belum tidur?” Damian memberanikan diri bertanya.Wanita itu bangkit dari sofa, menatap Damian tajam. “Aku bangun karena mendapati kamu tidak ada di kamar. Malam-malam begini pergi ke mana kamu dan baru pulang saat sudah dini hari?” tanyanya langsung tanpa basa-basi.Damian terdiam sejenak, jelas tidak menyangka kalau akan dihantam dengan pertanyaan itu. Sebelumnya, dia berpikir kalau Inara akan tetap tidur ketika ia kembali, seperti saat memutuskan diam-diam keluar dari rumah tadi.Dia berdehem pelan, terlihat berpikir sebelum akhirnya menjawab, “Tadi tiba-tiba sekretarisku telepon, katan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-08
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 7

    Mobil yang ditumpangi Inara berhenti di seberang kantor suaminya agar keberadaannya tak menarik perhatian. Dia melirik jam tangan, memastikan bahwa jam kerja Damian sebentar lagi selesai.Benar saja, begitu hari mulai gelap dan suasana kantor juga sudah lenggang, Inara melihat Damian tiba-tiba muncul di pintu keluar kantor dan langsung menuju mobilnya. Seketika ia mengepalkan tangan saat hatinya sedang diliputi kegelisahaan.“Bukankah katanya akan lembur, tapi mengapa dia pulang tepat waktu?” Inara merasa napasnya tercekat. Semakin yakin kalau memang ada yang disembunyikan Damian darinya.Ketika mobil suaminya itu berlalu, Inara juga meminta sopir taksi untuk mengikuti dengan perlahan, membiarkan mobil Damian tetap dalam jangkauan pandangannya.Hatinya berdebar kencang, tidak percaya bahwa ia sampai harus memata-matai suaminya sendiri seperti seorang target yang melakukan kejahatan.Semua bermula karena Damian yang mulai bertingkah, diam-diam keluar rumah tadi malam membuat istrinya m

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 8

    “Dam, aku mohon, tinggallah dulu … demi Vano. Sudah lama, dia tidak merasakan makan malam bersama ayahnya, jadi dia sangat berharap bisa makan malam bersamamu, meskipun kamu bukan ayah kandungnya. Setidaknya, kehadiranmu bisa mengobati rindu pada ayahnya.” Damian mengusap wajah frustrasi, perasaannya campur aduk. Ia makin bingung apakah harus menyusul istrinya untuk menyelesaikan kesalahpahaman ini atau tinggal menemani Vano yang juga sangat mengharapkan kehadirannya. Sekali lagi, Damian menatap putra Selena yang masih berdiri di dekat pintu dengan tampang polosnya membuat hati kecil ayah anak satu itu tak bisa mengabaikan begitu saja. Akhirnya, setelah berpikir, Damian dengan berat hati mengangguk. “Baiklah ….” Selena tersenyum samar mendengar keputusan Damian. Matanya berbinar, merasa puas atas keberhasilan rencananya menahan Damian berada di sisinya lebih lama. Mereka berjalan kembali ke rumah Selena. Damian berusaha tersenyum di depan Vano walau nyatanya beban di dad

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 9

    Alih-alih mengakui kesalahan, Damian justru bersikap seolah-olah ia melakukan tindakan yang benar. “Ra, jangan berkata begitu. Aku benar-benar hanya ingin memastikan Vano tidak merasa kehilangan figur ayah. Dia masih kecil, Ra,” katanya. Inara menggeleng, makin tak mengerti dengan jalan pikiran suaminya. “Lalu bagaimana dengan Alma, Mas? Apa menurutmu, dia tidak kehilangan figur ayah dengan sikap kamu yang seperti ini?” Ia mendengus kecil, mecoba menahan tawa sarkas yang nyaris meledak. “Alma dan Vano beda, Ra. Rasa sayangku ke Alma tidak sama seperti Vano. Tentu, aku sangat menyanyangi Alma. Tapi, kamu juga harus mengerti kalau Vano kehilangan ayahnya dan harus tumbuh tanpa sosok ayah, sedangkan Alma, dia masih punya orang tua lengkap.” Siapa yang tahu kalau kalimat pembelaan diri Damian itu justru semakin menyakitkan hati istrinya. “Begitu yang kamu pikirkan?” Senyum bengis Inara tercetak dari bibirnya, dia melipat tangan di depan dada, mencoba menahan amarahnya yang makin mem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-02
  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 10

    [Kamu tau kalau aku dan Damian pernah bersama selama 7 tahun sebelum kamu hadir dalam hidupnya. Mana mungkin dia bisa begitu cepat melupakanku, meskipun ada dirimu, Inara?] Inara menggigit bibir, jemarinya mengepal di atas selimut. Jantungnya berdetak cepat, tapi ia memaksa tetap membaca pesan itu. [Aku menyesal pernah meninggalkan Damian dulu, tapi sekarang aku sudah kembali. Oh, iya, kamu juga harus tau kalau sebelum bertemu denganmu, Damian itu cinta mati padaku. Mungkin, sekarang kamu memang istrinya, tapi cinta sejatinya tetap aku.] Mata Inara perlahan memanas. Hatinya terasa seperti ditusuk pisau tak kasat mata berkali-kali. Tangannya gemetar membaca pesan demi pesan dari mantan kekasih suaminya, tetapi bukannya berhenti, ia terus melanjutkan. [Kamu tau, kan, kalau seorang pria sangat sulit melupakan cinta pertamanya? Ya, itu aku, Inara. Kamu hanya pelariannya. Cepat atau lambat, aku akan merebut Damianku kembali.]

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-03

Bab terbaru

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 53 - Mendoktrin Alma

    Hari ini, Alma sudah siap pulang, tetapi Inara masih menemui dokter untuk membahas kondisi terakhirnya.Sementara itu, Damian tetap di ruang rawat, menemani putrinya yang tengah duduk di ranjang dengan wajah berbinar, penuh semangat.“Papa ... Papa ikut Alma dan Bunda pulang ke rumah Oma, kan?” tanya Alma tiba-tiba, menatap sang papa penuh harap.Damian terdiam sejenak. Ada jeda singkat sebelum akhirnya dia menggeleng pelan. “Papa tidak bisa ikut pulang ke sana, Sayang.”Alma mengernyit, penasaran. “Terus Papa bobo di mana?”“Papa bobo di apartemen, Sayang.” Damian tersenyum, berusaha terlihat baik-baik saja di depan putrinya. “Nanti kapan-kapan kalau Alma mau, bisa bobo di apartemen Papa.”Namun, bukannya senang, wajah Alma malah berubah cemberut. Bocah perempuan itu menyilangkan tangan di dada. “Kenapa Papa tidak ikut pulang aja? Papa bertengkar sama Bunda, ya?”Damian menghela napas, menatap mata putrinya lekat. Dia t

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 52 - Damian Ingin Kembali

    “Apa yang kamu katakan, Inara?” Damian bertanya sambil menatap dalam ke arah wanita itu. Ada kepedihan di matanya, seolah tuduhan Inara telah melukai sesuatu dalam dirinya.“Mana mungkin aku melakukannya?” Suaranya bergetar kini.Namun, bukannya langsung percaya, Inara justru tersenyum miris, menatap Damian masih penuh dengan rasa curiga. Pria itu, terlalu banyak membohonginya semenjak Selena hadir dalam hidup mereka. “Mengapa tidak? Bukankah kamu selalu ada untuk Selena?” Suara Inara cukup dingin, menusuk hingga ke dasar hati Damian. “Bahkan, dulu ketika aku dan Selena membutuhkanmu di saat bersamaan, kamu lebih memilih membantu dia lebih dulu, dibanding aku sebagai istrimu. Jadi, bukan tidak mungkin, kamu juga membantunya kabur karena kasihan padanya.”Damian terkesiap. Kata-kata Inara makin membuatnya sesak dan merasa bersalah. Tak bisa mengelak, karena ia memang selalu tak bisa menolak membantu Selena. Namun, itu dulu. Bukan sekarang.Sebuah gelengan diberikan Damian, tidak perca

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 51 - Alma Pusing

    Inara menelan ludah, tangannya refleks menggenggam erat selimut Alma. “Kok bisa?” tanyanya dengan suara bergetar, nyaris berbisik. “Dia melarikan diri lewat pintu belakang rumahnya bersama putranya. Polisi sempat mengejar, tapi kehilangan jejak,” jawab Rafa dengan nada serius. “Sampai sekarang, polisi masih terus mencarinya.” Inara menggigit bibir bawahnya sambil menggeleng pelan. Selena benar-benar licik! “Aku cuma mau bilang, Kakak jaga diri dan jaga Alma baik-baik,” lanjut Rafa, suaranya terdengar makin tegas. “Takutnya Selena tidak akan tinggal diam setelah ini. Dia mungkin akan mencari celah untuk kembali mengusik Kakak ... atau bahkan Alma.” Kepalan tangan Inara kian erat. Hidupnya sudah cukup kacau karena Selena. Rumah tangganya porak-poranda, dan lebih dari itu, putrinya kini mengalami penyakit serius karena perbuatan Selena. Setelah sambungan telepon dengan Rafa berakhir, Inara menatap kosong ke arah jendela. Pikirannya berkecamuk. Bagaimana mungkin Selena bisa lolos b

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 50 - Kabur

    Damian mengeratkan rahang. Terlintas di benaknya, bayangan rumah yang penuh kenangan itu kini tinggal puing-puing. Juga bagaimana putrinya berjuang di kolam yang hampir merenggut nyawanya, di mana insiden itu ada campur tangan Selena.“Kami menyerahkan semuanya kepada pihak berwenang dan percaya pada proses hukum yang berlaku.”Setelah mengucapkan itu, Damian melangkah masuk ke gedung PrimaTex, meninggalkan para wartawan yang masih terus melemparkan pertanyaan. Keamanan segera bergerak cepat untuk menutup akses, memastikan tidak ada yang mencoba masuk.Begitu berada di dalam lift, Damian menarik napas panjang. Masalah Selena ternyata berdampak luas. Namun, ia tidak akan membiarkan hal itu menghancurkan reputasi perusahaannya.Lebih dari itu, ia tidak akan membiarkan siapa pun menghalangi niatnya untuk mendapatkan kembali keluarganya.Di tempat lain, tepatnya di rumah Selena yang mendadak terasa pengap, wanita itu mondar-mandir g

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 49 - Menyesal

    “Aku tidak bisa,” jawab Damian akhirnya. Tidak mau diperdaya lagi oleh Selena. Sudah cukup rumah tangganya hancur gara-gara wanita yang seharusnya tidak pernah muncul lagi dalam kehidupannya itu.“Tapi, Mas! Aku punya anak! Vano butuh aku! Kalau aku dibawa polisi, bagaimana dengannya? Kamu tidak lupa, kan, kalau di sini aku tidak punya siapa-siapa?”Damian terdiam. Tidak melupakan hal itu. Selena selalu menggunakan kalimat itu sebagai senjata agar ia padanya. Sekilas, Damian juga mengingat bocah kecil yang selama ini dikasihani karena harus tumbuh tanpa sosok ayah.Damian peduli pada Vano dengan maksud agar bocah itu merasakan kasih sayang ayah meskipun bukan dari ayah kandung, tetapi seketika ingatannya juga tertuju pada Alma.Putrinya itu harus kehilangan kasih sayang ayah karena Damian tanpa sadar mengabaikan peran sebagai ayah untuk putri kandungnya, demi rasa kasihannya pada Selena dan Vano. Inara sering kali mengingatkan, tetapi ia

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 48 - Muak!

    Damian berdiri mematung di ambang pintu, menatap Inara berdiri di hadapannya dengan tatapan yang sulit diartikan. Meski demikian, Damian tetap menunggu wanita itu melanjutkan kalimatnya.Helaan napas Inara terdengar selang beberapa saat, wanita dengan tahi lalat di pipi kanan itu tersenyum sebelum akhirnya berkata, “Sebenarnya, ini tidak pantas kukatakan, mengingat hubungan kita sudah berakhir.”Mendengarnya, Damian seketika menahan napas. Kata-kata itu terdengar sederhana, tetapi menamparnya, cukup untuk menyakitinya lebih dari yang ia bayangkan.“Tapi, aku hanya ingin kamu tau satu hal.” Inara menatap Damian dalam-dalam. “Selena ingin kembali padamu. Dia pernah mengatakan padaku bahwa cepat atau lambat, dia akan merebutmu dariku. Dia juga bilang kalau kalian masih punya rasa satu sama lain makanya kamu tidak bisa mengabaikannya setiap kali ia meminta bantuan.”Damian membeku. Napasnya tercekat, bahkan untuk menelan ludahnya saja, ia cukup kesusa

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 47 - Sarapan Bersama

    Inara melangkah masuk ke ruang rawat putrinya dengan kedua tangan penuh kantong berisi sarapan dan beberapa jajanan kecil pagi itu.Akan tetapi, langkahnya begitu saja terhenti ketika pandangannya tertuju ke ranjang Alma. Bukan ibunya yang ada di sana seperti saat ia pamit keluar tadi, melainkan Damian. Pria itu benar-benar datang pagi-pagi sekali, duduk di tepi ranjang, dan tampak berbicara seru dengan Alma sambil menunjukkan sesuatu di ponselnya.Pandangan Inara menyapu pada sofa yang tak jauh dari ranjang, sebuah boneka beruang besar tergeletak di tempat tidur, betul-betul sesuai dengan permintaan Alma, bahkan sama persis dengan boneka lamanya.Senyum tipis muncul di wajah Inara. Dadanya langsung menghangat melihat Damian benar-benar memenuhi janji kali ini. Walaupun, sebenarnya Inara sudah tidak ingin berharap banyak, tetapi setidaknya, Damian tak membuat putri mereka kecewa kalo ini.Berjalan mendekat, Inara meletakkan bar

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 46 - Kepingan Penyesalan

    Selena mengerjap pelan, wajahnya tampak lugu, seolah-olah tak mengerti arah pembicaraan Damian.“Ma—maksudmu apa, Mas? Apa yang kulakukan?” Nada suara wanita itu terdengar bergetar, tetapi ia tetap berusaha terlihat seakan-akan tak ada sesuatu yang terjadi.Damian tertawa sinis, sorot tajam tatapannya terlihat penuh dengan kekecewaan. Sekarang, ia baru menyadari sepenuhnya, betapa banyak kebohongan yang telah ia telan mentah-mentah dari wanita yang ia kira betul-betul membutuhkan bantuannya selama ini.“Jangan pura-pura bodoh, Selena!” bentak Damian. Telunjuknya langsung teracung tajam pada Selena. Menggertakkan rahang, menahan amarah yang sudah meluap-luap di dadanya. “Kamu sengaja menyuruh Vano mendorong Alma ke kolam tadi?”Raut wajah Selena seketika berubah, nyaris terlihat seperti orang panik. Namun, dalam hitungan detik, ekspresinya langsung berubah, memelas.“Mas, kamu bicara apa?” Selena tertawa kecil. Tawa yang mencoba

  • Dicampakkan Suami Setelah Mantan Kekasihnya Kembali    Bab 45 - Marahnya Damian

    Damian masih menatap ponselnya di tangan. Melihat nama sekretarisnya tertera di sana. Sejenak, ia melirik ke arah Inara yang sedang mengusap-usap kepala Alma. Putrinya itu masih terlihat lemah. Damian menghela napas, sedikit ragu sebelum akhirnya berkata, “Aku terima telepon di luar sebentar.” Inara hanya mengangguk tanpa bertanya lebih lanjut, tetapi hati kecilnya, sebenarnya ia sangat kesal. Di saat seperti ini pun Damian masih sempat menerima telepon? Tak perlu menebak jauh-jauh, pasti ada hubungannya dengan Selena lagi. Hanya wanita itu yang selalu membuat mantan suaminya itu tak bisa abai, sekalipun saat itu ia juga butuh kehadiran Damian. Hanya saja, Inara tak ada hak untuk protes. Dia tak ada hubungan apa-apa lagi dengan Damian sekarang. Pria itu bangkit dari tepi ranjang, tak menyadari tatapan Inara yang berubah dingin padanya. Segera ia keluar dan menjawab telepon. “Ya, Andrew? Ada info yang kamu dapatkan?” Damian tidak ingin membuang-buang waktu. “Bapak sudah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status