Share

Bab 55

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-10-14 23:16:36
Di kantor CEO Yudistira Group

Seorang wanita dewasa sedang berdiri menghampiri ruang CEO sembari menggendong anak lelaki berusia satu tahun empat bulan. Saat ia hendak mengetuk pintu ruangan Executive tersebut, sekretarisnya keluar menyambutnya dengan senyuman penuh keramah tamahan.

“Tuan Danar sedang apa? Sejak kemarin belum pulang ke rumah,” ucap Diajeng dengan bernada khawatir. Semenjak peristiwa Embun diusir, Danar frustrasi. Ia menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja dan bekerja. Bahkan ia terkadang menginap di tempat kerja atau menginap di hotel. Bukan tanpa alasan, kepergian Embun meninggalkan luka yang mendalam. Ketika ia pulang ke rumah, siluet wajahnya selalu terbayang di manapun, di sudut rumahnya.

Seseorang akan merasa berarti setelah orang itu pergi dari pandangannya.

“Maaf Bu, Tuan Danar tidak bisa diganggu. Beliau sedang sibuk. Ada banyak dokumen penting yang harus ditandatangani.”

Pria paruh baya itu berterus terang. Begitulah pesan atasannya—Danar. Atasannya tidak in
Piemar

Makasih sudah singgah & jangan lupa support novelnya dengan ulasan & gem/hadiah. Moga rezeki kalian melimpah. Amin.

| 10
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Piemar
Makasih sudah singgah. Insyallah 2-3 Bab per hari ya Kak.
goodnovel comment avatar
zhe zhe
up lebih dong Thor seruu...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 56

    Dua minggu berlalu. Embun menikmati pekerjaannya sebagai seorang housekeeper di hotel Manggala. Sekalipun ia masih terbilang karyawan baru namun ia cepat beradaptasi dengan jobdesk yang dilakukannya.Selama bekerja di sana, Embun memilih untuk menjaga jarak dengan rekan kerja lain seumurannya. Sebagian besar lingkungan mereka kurang baik untuknya; toxic, penyuka ghibah dan boros. Ia lebih senang bergaul dengan Ningrum seorang janda satu anak. Semua orang tidak ada yang tahu jika Embun adalah seorang janda muda yang memiliki anak satu. Embun menyimpan rapat hal itu karena rasa trauma yang dialaminya. Apalagi pernikahannya dengan Danar bersifat siri. Bagi Embun—yang kini sudah mulai membuka diri, menyadari satu hal penting dalam hidup wanita.Jangan pernah menikah siri! Pernikahan Siri merugikan pihak wanita dan status anak di mata negara dan hukum tidak jelas. Kesalahan fatalnya ialah keluguan dirinya. Tidak, ia dibuat lugu dan bodoh oleh Bagas dan Indira.Sebelum berangkat kerja, Emb

    Last Updated : 2024-10-15
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 57

    Di sebuah pub elit di ibukota. Tampak seorang wanita cantik tengah mabuk-mabukkan di antara riuh rendah suara dentuman musik remix. Kepalanya bergoyang-goyang menikmati alunan lagu yang nge-beat dan membuat perasaannya euforia sesaat. Menggenggam gelas sloki berisi vodca, sesekali ia juga berdiri lalu meliuk-liukkan tubuhnya dalam balutan dress slim fit yang bikin pria kepanasan. Namun ternyata ia tak cukup kuat untuk minum. Kesadarannya mulai menurun hingga gelas sloki yang dipegangnya nyaris jatuh jika seseorang tidak membantunya. Pria tampan berwajah oriental langsung sigap mengambil gelas milik wanita itu dan satu tangannya yang lain meraih pinggang tubuhnya yang ramping.Menggeram pelan, pria itu langsung menaruh gelas itu dan membayar bill minuman itu pada bartender. Tak membuang tempo, ia membawa wanita cantik itu ke dalam mobilnya. Ia rebahkan tubuh wanita itu di atas jok yang sudah dibuat nyaman untuknya.Pria itu menutupi tubuh wanita cantik itu dengan jas miliknya. Kemudi

    Last Updated : 2024-10-15
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 58

    Embun bersyukur karena sebelumnya karyawan senior selalu meremehkan dirinya sebagai karyawan baru. Namun sekarang ia dihargai berkat kinerjanya yang baik. Hasil pekerjaannya bagus dan ia bisa menghibur rekan kerja dengan permainan pianonya. Kendati selalu saja ada beberapa rekan kerja wanita yang menaruh iri padanya.Namun Embun yang sekarang tidak terlalu ambil pusing dan ia juga tidak mau ditindas lagi oleh rekan kerja lainnya. “Bun, kamar nomor 28 bersihkan!” seru salah satu housekeeper senior berusia sekitar dua puluh lima tahunan. Gadis muda itu menudingkan telunjuknya pada kamar yang dimaksud. Ia mulai bersikap bossy pada beberapa karyawan baru. Termasuk Embun menjadi target berikutnya.“Sekalian, bawa bantal yang baru!” lanjutnya lagi dengan tatapan tajam.“Oh, sekalian bawa bedcover baru,” ucapnya lagi tanpa merasa bersalah.Embun mendesah pelan. Para karyawan senior wanita memanfaatkan junior mereka. Di balik ada banyak orang yang menyukainya, pasti ada saja orang yang membe

    Last Updated : 2024-10-15
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 59

    Bab 59Malam itu langit terlihat kelam dan ganas. Berawal dari suara gemuruh guntur yang bersahutan, tak lama kemudian butiran air berjatuhan. Hujan turun begitu lebat. Tidak hanya itu, angin berembus dengan begitu kencang, menggoyangkan dedaunan dan ranting pohon. Semua orang gegas mencari tempat berteduh termasuk Embun dan Manggala. Tak mungkin ia mengemudikan kuda besi saat hujan lebat. Bisa-bisa ia pulang tanpa nama. Manggala terjebak di rumah Embun. Embun pun mengijinkan pemuda bertubuh ideal itu berteduh di teras. Tak mungkin Embun mempersilakan pemuda itu masuk ke dalam rumah.Bisa-bisa Embun digrebek warga kampung karena memasukan lelaki asing. Apalagi malam semakin larut di mana mungkin sebagian besar penghuni daerah itu sudah terdampar di alam mimpi. Begitulah yang Embun pikirkan saat pertama kali tinggal di sana.Sebaliknya, penduduk kota cenderung individualis. Mereka tidak terlalu memikirkan kehidupan tetangganya. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing. Mana sempat m

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 60

    Suasana di Basecamp tempat para staf hotel terdengar ramai. Bima–manajer hotel tengah memarahi salah seorang housekeeper. Kejadian itu mengundang atensi semua staf hotel yang baru masuk. Beruntung mereka tidak sedang berada di lobi sehingga tidak mengganggu kenyamanan tamu hotel.“Kau dipecat! Tindakanmu itu semena-mena. Tidak ada ampunan bagimu!” pekik Bima seraya bertelekan pinggang. Ia menatap wanita muda itu dengan tatapan menghunus tajam.“Aku mohon maaf Pak! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi. Aku akan meminta maaf padanya langsung,” jawab wanita berwajah menor dan berpenampilan seksi itu.Embun menyelip di antara kerumunan housekeeper di sana sambil memicingkan matanya untuk melihat siapa yang tengah dimarahi oleh Bima.“Itu orangnya datang!” seru salah satu housekeeper menunjuk pada sosok Embun. Mendengar teriakannya, otomatis semua tatapan terpacak pada sosok Embun yang baru saja masuk.Embun terperangah mendapat begitu banyak tatapan. “Um, ada apa?”“Embun, kau tidak apa

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 61

    Seorang wanita muda tengah mondar mandir di depan toko alat musik. Ia tengah mengamati alat musik di depan etalase. Matanya berbinar bagaikan kembang api tatkala melihat deretan berbagai alat musik yang terpajang rapi di dalamnya. Wanita muda itu ingin masuk ke dalam namun ia merasa gamang sebab ia tidak berniat membeli salah satu alat musik. Oleh karena itu ia hanya mengintipnya dari luar. Wanita yang selalu keluar mengenakan masker itu ialah Embun Ganita. Usai melakukan pertunjukan musik bersama kawan-kawannya di sekitar stasiun, ia menyempatkan diri mampir ke salah satu toko alat musik yang lengkap tak jauh dari sana.Hanya iseng, ia pergi ke sana. Ia ingin melihat-lihat saja. Ia ingin membeli piano yang berharga 20 jutaan sesuai spek yang dibutuhkan namun uangnya masih belum terkumpul. Tabungannya hanya berkisar tiga jutaan. Masih butuh waktu lama ia bisa membeli piano idamannya. “Mbak, masuk aja! Lihat-lihat gratis kok,” ucap salah satu pramuniaga toko saat ia keluar dari toko.

    Last Updated : 2024-10-16
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 62

    Akhir-akhir ini Embun merasa tidak semangat bekerja. Entahlah, mungkin karena Manggala adalah pemilih hotel di mana ia menyambung lidah. Ia sebelumnya begitu mengagumi sosok pemuda tampan nan baik hati itu. Naasnya, ia sudah berdusta padanya. Namun ia harus tetap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya.Malam itu, sebelum tidur, ia selalu melamun dan memikirkan banyak hal yang terjadi pada hidupnya.Sebuah pertanyaan mencuat di kepalanya. Mengapa pemuda bernama Manggala menyembunyikan identitasnya?“Argh,” gumam Embun menggeram pelan. Ia tidur sembari berguling ke kanan dan ke kiri. Sungguh, ia kesal pada Manggala. Jika ia punya pekerjaan lebih baik dari hotel itu, ia akan resign dan pergi dari sana. Ia tidak sudi bertemu dengan pemuda bernama Manggala.“Dia pikir, aku cewek matre gitu? Seperti di novel-novel, cowoknya pura-pura kaya untuk melihat ketulusan si cewek menerima dia apa adanya. Hum, maaf, aku bahkan tidak tertarik pada pria kaya sekalipun! Semua pria kaya semua sama hany

    Last Updated : 2024-10-17
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 63

    Di tempat yang berbeda, Manggala merasa gelisah dan tak bisa tidur. Ia pun tengah memikirkan sosok gadis yang akhir-akhir ini selalu muncul dalam kepalanya.Pertemuan di toko alat musik terasa berbeda. Embun terlihat menghindarinya. “Apa dia sudah tahu kalau aku pemilik hotel? Jadi dia gak mau berteman denganku lagi?”Arggh,Manggala duduk dan mengusak rambutnya hingga berantakan. “Seharusnya aku tidak menyembunyikan identitasku. Siapa orang yang mau dibohongi?”Manggala pun duduk lalu menurunkan kakinya untuk melihat sesuatu dari lemari nakas. Diambillah sebuah berkas berisi CV seseorang. Ia pun mulai membuka dan melihat isinya.Seketika Manggala mengernyitkan keningnya terheran-heran tatkala ia melihat CV milik Embun Ganita. Ia mengamati foto Embun yang mengingatkannya pada wajah seseorang. Tapi siapa? Wajahnya tampak familiar. Selama ini Manggala hanya melihat beberapa kali ia membuka masker yang selalu dipakainya. Kemudian ia melirik sebuah frame foto yang berada di atas nakas. Di

    Last Updated : 2024-10-17

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 387

    Sulis datang diikuti oleh ke dua anak kembar identiknya, Beryl dan Alby. “Kenapa gak nunggu Omnya sih? Omnya juga pengen ngasih nama,” imbuh Beryl sembari menggamit tangan mungil istrinya.“Bayinya kembar identik juga ya,” Laila berkomentar dengan tersenyum manis menatap Rosa.Rosa menangguk. “Mereka kembar identik. Tapi … yang satu ada tanda lahir di dadanya. Yang satu enggak,”“Nah, ada juga bedanya,” gumam Ana hampir kebingungan. Dulu ia juga tidak bisa membedakan mana Alby atau Beryl.“Kalau masih bayi agak sulit emang. Kecuali udah gede,” tukas Sulis memandang ke dua putranya bergantian dengan mata yang memicing penuh arti.“Apa Mi?” Baik Beryl maupun Alby mendengus pelan.“Kalau udah gede, sikapnya kan beda. Jadi gak bakalan bingung,” imbuh Laila berkomentar. Pasha seketika terkekeh pelan. “Laila, sikap Beryl masih nyebelin gak udah nikah? Dia kan rada-rada sin—”“Sa, kenapa kamu jadi kasar begitu?” tegur dr Zain mengerutkan keningnya. “Tanya aja sama istri gue.”Beryl menj

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 386

    Senja itu, langit terlihat indah dan cerah seakan menambah nuansa bahagia sepasang kekasih yang baru saja memulai hidup baru. Mobil yang dikendarai Pasha melaju pelan memasuki halaman kediaman sang ibu yang luas dan megah. Namun, di dalam mobil, dada Rosa terasa sesak. Jari-jarinya menggenggam erat selimut bayi yang membungkus salah satu anak kembarnya. Ia menoleh ke kursi bayi di sampingnya, tempat bayinya tertidur pulas.Pasha, yang duduk di sebelahnya, menghela napas panjang. Ia tahu ini bukan hal yang mudah bagi Rosa. Wanita itu telah mengalami banyak hal, termasuk penolakan dari keluarganya sendiri. Kini, ia akan menghadapi keluarga besar.Situasinya berbeda. Jika dulu ia datang ke sana sebagai asisten pribadi Ana sekaligus pengawal Jeena. Sekarang, ia datang sebagai wanita yang telah melahirkan dua cucu sekaligus untuk keluarga Basalamah. “Rosa,” suara Pasha terdengar lembut, namun tegas. “Ini rumah kita sekarang. Kau tidak perlu takut.”Rosa menelan ludah, mencoba menenangkan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 385

    Pasha mengangguk dengan mantap. “Ya, mereka anak-anakku.”Alby merasa dunianya jungkir balik. “Kapan ini terjadi?! Kenapa aku nggak tahu?!“Sulis menepuk bahunya. “Mungkin karena kamu terlalu sibuk cari gara-gara sama Levina?”Alby masih tidak percaya. Ia berjalan mendekat dan mengintip bayi yang sedang berada di pelukan Pasha. Wajah mungil itu begitu polos, matanya tertutup rapat dengan pipi bulat menggemaskan.Alby memijat pelipisnya. “Oke. Ini kejutan besar. Aku perlu duduk.”Pasha tersenyum kecil. “Kamu bisa duduk di lantai kalau perlu.”Sulis hanya bisa menghela nafas lagi. “Sepertinya aku akan sering pusing mulai sekarang.”Tak lama kemudian Rosa keluar dari kamar mandi. Tatapannya bertemu dengan Alby.Alby menatap Rosa dengan tatapan bingung. Namun ia tidak ingin menghakimi siapapun di sana. “Sorry banget, aku kaget,”Pantas saja ibunya memintanya untuk menjenguk Rosa. Mungkin maksud ibunya ialah membesuk ke dua keponakannya. Ia tidak tahu ternyata hubungan Pasha dengan mantan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 384

    Jeena menatap layar laptopnya dengan rahang mengeras. Rekaman CCTV yang baru saja diputar memperlihatkan sesuatu yang menggetarkan hatinya—Rosa yang kesakitan, merintih di lantai, sementara Selina hanya berdiri, menatapnya dengan ekspresi kosong sebelum akhirnya berbalik dan pergi begitu saja.Sulis yang duduk di samping Jeena terkesiap. Jari-jarinya yang sudah mulai berkerut mencengkeram lengan kursinya. Napasnya memburu, dan ekspresi terkejutnya segera berubah menjadi kemarahan yang mendidih.“Astaga, Jeena,” Sulis menggelengkan kepalanya tak percaya. “Anak itu benar-benar tega. Aku tahu dia punya dendam, tapi membiarkan seorang ibu dan bayinya dalam bahaya? Ini sudah kelewatan.”Jeena mengepalkan tangannya di atas pahanya. Matanya menyala, penuh dengan amarah. “Aku tidak akan membiarkan dia lolos begitu saja, Tante. Aku akan melaporkannya ke polisi sekarang juga! Bayangkan saja, bukankah dia seorang dokter? Namun membiarkan wanita hamil yang ingin melahirkan begitu saja, sungguh pe

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 383

    “Sa, udah cukup. Aku udah kenyang.”Rosa menahan tangan Pasha untuk terus menyuapinya.Pasha pun menurut lalu menyerahkan sebotol air minum untuk Rosa, lengkap dengan sedotannya. Tanpa ragu, Rosa menerima air minum itu lalu meneguknya perlahan. Dengan telaten, Pasha pun menaruh nampan bekas makan Rosa di atas nakas. Lalu ia langsung memanggil perawat yang tiba di sana untuk membereskan bekas makan Rosa. Ia tidak bisa melihat ada barang kotor di sana.Setelah memastikan Rosa makan dengan benar, Pasha tak langsung beranjak dari sana. Ia kembali duduk di sisi Rosa, membetulkan bantal yang menjadi sandaran Rosa meskipun ia terlihat letih.“Sa,” imbuh Rosa menatap Pasha yang mengabaikan dirinya sendiri. Wajah pria tampan itu terlihat letih dengan penampilannya yang berantakan.“Apa?” tanya Pasha dengan suara serak—yang letih.“Kamu pulang aja,” Rosa menatap iba pemuda itu. “Kamu bisa istirahat di rumah. Di sini ada perawat kok,”Pasha menatap Rosa dengan tatapan penuh arti. Tangannya memb

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 382

    “Siapa Na?” Sulis bertanya saat Ana tak kunjung mengangkat teleponnya.Ana melirik ke arah Sulis setelah mengatur ponsel itu menjadi silent. Untuk saat ini ia tidak ingin mendengar tentang Selina ataupun keluarganya. Ia hanya ingin fokus pada kebahagiaan Pasha dan wanita pilihannya. Mau bagaimana lagi, semua sudah terjadi. Pasha sudah memilih Rosa. Bahkan kini mereka sudah punya anak.Mungkin ia akan segera menangani soal pertunangan Pasha dengan Selina yang akan batal untuk ke dua kalinya. Ana belum tahu apa yang ditemukan oleh Jeena di apartemen Pasha. Andai Ana tahu apa yang terjadi pasti ia akan murka. Seolah memahami isyarat yang diberikan oleh Ana, Sulis pun memilih mendekat. Ke dua wanita yang sudah tidak muda itu lalu memilih keluar ruangan. “Dasha telepon,” imbuh Ana sembari merangkul lengan Sulis. Sulis menatap Ana dengan tatapan serius. “Kamu harus segera bertemu dengan Dasha. Kalau kamu takut, aku temani,”Ana meraih oksigen rakus lalu mengembuskannya dengan berat, menja

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 381

    Rosa terdiam mendengar permintàan maaf mantan bosnya itu. Bukankah itu pertanda jika ia merestui hubungannya dengan putra kesayangannya?Dengan napas tersengal, Rosa mencoba menggerakkan tubuhnya, berusaha menyesuaikan diri dengan keberadaan wanita yang dulu menolak keberadaannya.Pasha yang duduk di kursi samping tempat tidur, langsung menggenggam tangan Rosa, seakan tahu bahwa Rosa sedang ketakutan. “Tenang, aku di sini,” bisiknya pelan.Ana memperhatikan interaksi mereka. Ada sesuatu dalam sorot matanya—sesuatu yang tidak pernah ia tunjukkan sebelumnya. Mungkin itu penyesalan, mungkin itu rasa bersalah.“Nyonya … aku …” imbuh Rosa menggantung sebab Ana sudah lebih dulu memotongnya.“Jangan banyak bicara. Kau masih belum pulih,” ucap Ana dengan nada simpatik.Rosa menunduk, menatap selimutnya dengan pandangan kosong. Ia masih takut. Ia ingat dengan jelas bagaimana Ana dulu mengatakan bahwa ia tidak pantas untuk Pasha, dan permintaannya agar bisa menjauh dari Pasha.Tapi kini, Ana ada

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 380

    Di ruangan bernuansa putih yang sepi, hanya suara detak monitor dan hembusan lembut oksigen yang menemani. Lampu redup di langit-langit menerangi wajah pucat Rosa yang masih terbaring di ranjang rumah sakit. Kini ia sudah dipindahkan ke ruang rawat inap.Di sampingnya, Pasha duduk dengan tubuh lelah, pakaian kusut, rambut berantakan, dan mata yang sembab. Namun, ia tetap tidak beranjak.Tangannya menggenggam erat jemari Rosa, seolah takut kehilangan lagi.Kelopak mata Rosa mulai bergerak. Pelan, ia membuka matanya, menyesuaikan diri dengan cahaya yang menyilaukan. Pandangannya buram sesaat, sebelum akhirnya menangkap sosok di sampingnya.Pasha.Dengan wajah yang begitu lelah, namun tatapan matanya hangat… dan penuh penyesalan.“Pasha,” suaranya serak, nyaris seperti bisikan.Sekejap, Pasha menegakkan tubuhnya. Matanya membulat, penuh keterkejutan sekaligus kelegaan.“Kamu sadar,” suaranya bergetar. Jemarinya refleks menggenggam tangan Rosa lebih erat, seolah ingin memastikan ini bukan

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 379

    Ana berdiri di depan ruang ICU dengan perasaan campur aduk. Matanya sembab karena menangis terlalu lama, tapi ia tetap berdiri di sana, menunggu.Hatinya berdegup kencang saat akhirnya pintu ICU terbuka. Lalu tampaklah Pasha melangkah keluar.Putranya tampak berantakan—wajahnya pucat, rambutnya kusut, dan matanya merah karena letih. Seorang pria yang terbebani oleh terlalu banyak emosi.“Pasha,” suara Ana nyaris berbisik.Tapi Pasha bahkan tidak menoleh. Pemuda tampan itu berjalan lurus, melewati Ana begitu saja, seolah ibunya tidak ada di sana.Ana menahan napas. Sakit. Hatinya terasa diremuk. Tapi ia tahu—ia pantas mendapatkannya. Pasha sangat marah dan kecewa padanya. Dengan cepat, Ana berbalik dan mengejar langkah Pasha yang menuju bangku tunggu di lorong rumah sakit.“Pasha… Nak, dengar dulu,” suara Ana sedikit gemetar, mencoba menyentuh lengan putranya.Tapi Pasha menepis tangannya, menghindar. Ana merasa tersentak mendapat perlakuan Pasha seperti itu. Pasha putranya yang manja

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status