Share

Bab 231

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-10 23:26:45
Manggala menjadi pusat perhatian ibuk-ibuk di mall. Betapa tidak, ia sedang mengajak bermain Sagara. Ia mendorong stroller di mana Sagara duduk dan terlihat ceria. Ia menaruh Sagara di sana karena khawatir kabur dan kecapekan.

Sagara yang berusia belum genap dua tahun memang sedang aktif-aktifnya. Ia tidak bisa diam. Sedari pagi, ibunya Manggala mengajaknya bermain di apartemen. Putri Melati merasa seperti dejavu saat mengasuh Manggala saat ia masih kecil. Ia sangat menyukai Sagara yang cerdas dan lucu! Ia menjadi tak sabar ingin memiliki cucu kandung dari Manggala.

Saat sore menjelang, Manggala tak lantas memulangkan Sagara pada neneknya. Ia justru mengajak anak lelaki tampan itu jalan-jalan ke mall. Ia merasa bersalah pada Jeena akibat pertengkaran kecil di telepon. Oleh karena itu, untuk meredam kekesalannya, ia akan mengajak bermain Sagara, memberikannya mainan yang banyak dan memanjakannya hari itu.

“Wah, tampan sekali!” seru salah satu ibu muda–yang menggendong anak seusia Sagara
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 232

    “Mas, maafin aku,” imbuh Jeena menepikan egonya. Ia merasa bersalah karena sikapnya telah memicu kesalahpahaman yang terjadi di antara dirinya dan Manggala.Mendengar Jeena meminta maaf, Manggala justru semakin merasa bersalah. Ia memang sedikit egois dan ingin dimengerti olehnya. Namun siapa sangka Manggala pun meminta maaf pada Jeena. “Jeena, maafin aku. Aku mungkin berlebihan,”“Enggak, Mas. Maaf, aku aja yang gak peka,” sambut Jeena tak mau kalah.Kini mereka saling menyalahkan diri masing-masing.Manggala menghela nafas dalam kemudian mengembuskannya perlahan. Ia menatap Jeena yang juga menatapnya. “Jeena, aku gak mungkin membatalkan pernikahan kita. Lagipula saat itu aku hanya terpancing emosi saja.”Jeena menundukan wajahnya. Ia justru sudah berpikir jika hubungan mereka benar-benar berakhir. Manggala pun bisa melihat raut wajahnya yang terlihat sendu. “Hei, you know how much I love you! So, please, no doubt!”Tangan Manggala terulur ingin menyentuh punggung tangan Jeena yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-11
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 233

    Malam itu Yuda hanya bisa diam termangu ketika menghadapi Laila yang tidak mau bicara dengannya. Setelah mendengar Laila mengalami kecelakaan, beberapa hari kemudian Yuda mengunjungi putrinya di rumah sakit. Namun siapa sangka, kecelakaan yang terjadi padanya telah membuka luka lama.Ingatan Laila sudah pulih. Oleh karena itu Laila merasa marah dan kecewa pada Yuda yang telah berdusta padanya soal identitas dirinya. Laila bukanlah putri kandung Yuda. Ia adalah anak sambung dari istri ke duanya. Ayah kandung Laila sudah meninggal. Lantas Yuda menikahi Melani, seorang janda dengan satu anak dan menjadikannya istri ke duanya secara diam-diam.Melani adalah cinta pertama Yuda. Dulu Yuda hampir akan menikahinya. Namun karena ke dua orang tua Yuda tidak setuju, akhirnya ia menikah dengan ibunya Dania. Saat itu Laila berusia sepuluh tahun. Kecelakaan itu terjadi saat pernikahan mereka berlangsung selama enam bulan. Saat itu Melani dan Laila berada di perjalanan pulang dari sekolah. Melani men

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-12
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 234

    Beryl tersenyum saat melihat siapa gadis yang datang. Rupanya Laila berada di sana. Sepertinya ia baru saja keluar dari rumah sakit. Tatapan Beryl turun pada tas yang dibawanya. Sementara itu perawat tadi langsung menyongsong Laila dengan penuh sukacita. Ia bersyukur karena Laila tidak jadi pergi. Ia pun memapah Laila masuk. Laila pun kembali berbaring di ranjang rumah sakit. Setelah ia berpikir dua kali, Laila memutuskan untuk kembali ke rumah sakit. Kondisi tubuhnya benar-benar lemah. Jika ia memaksakan diri pergi ke suatu tempat sama saja seperti bunuh diri.Perawat itu langsung kembali memasang selang infus pada pergelangan tangannya. Ia tidak berani mengintrogasinya. Meskipun wajah Laila tidak terlihat, namun tatapan matanya terlihat sayu. Gadis malang itu sedang menahan sakit.Tak lama perawat itu keluar, Beryl pun menyusul masuk ke dalam ruangannya. Ia ingin tahu kondisinya.Laila bisa mendengar langkah kakinya yang panjang. Ia pun menoleh ke arah sumber suara.“Kamu dari mana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 235

    “Kamu sakit? Aku panggilkan dokter ya,” imbuh Beryl menatap Laila. Suaranya terdengar lembut. Tak seperti biasanya nada bicaranya tinggi dan terkesan dingin.Laila mendesah pelan. Untung, suaranya tidak terdengar. Laila masih ingat wajah pemuda yang menolongnya saat insiden kecelakaan yang menimpa dirinya dan ibunya. Ia baru sàdar, wajahnya mirip dengan si kembar Beryl–Alby meskipun tidak benar-benar mirip! Namun ia merasa gamang. Memorinya bermasalah akibat kecelakaan itu. Siapakah pemuda itu? Apakah Beryl? Ataukah Alby? Atau orang lain? Ia takut salah mengenali orang. Namun suaranya mirip sekali dengan suara Beryl. Suara Beryl lebih tegas daripada suara Alby.Sisi lain, meskipun suaranya terdengar tegas, pemuda itu berbicara dengan lembut padanya. Sementara itu pemuda di depannya seringkali berbicara kasar dan bertindak kejam. Kemungkinan besar, pemuda yang menyelamatkan dirinya yaitu Alby.‘Pasti Mas Alby yang telah menyelamatkanku,’ gumam Laila setidaknya ia merasa ada bagian me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 236

    “Sudah cukup Mbak,” imbuh Laila mendorong garpu berisi potongan buah dari tangan Jeena.Dengan telaten Jeena menyuapi Laila. Laila kini merasa sendirian dan kesepian, oleh karena itu ia akan menemaninya selagi ia di sana. Bahkan ia ingin merawatnya.“Satu potong lagi ya, Laila cantik!” bujuk Jeena yang kini bisa melihat wajah cantik Laila. Berhubung hanya ada mereka berdua, Laila melepas maskernya. Selama dirawat ia lebih sering mengenakan masker daripada cadar.Laila pun terpaksa membuka mulutnya lebar. Ia berhasil menghabiskan potongan buah. Ia juga ingin sembuh dan segera masuk kerja. Mungkin dengan bekerja ia bisa melupakan sejenak kesedihannya.Jeena menaruh piring kecil bekas potongan buah di atas meja nakas. Kemudian ia mengambil segelas air putih dan mengangsurkannya pada Laila.“Minum dulu ya!” titah Jeena dengan lembut.Laila pun mengangguk patuh. Ia minum air putih kemudian memperbaiki duduknya. Jeena menaruh beberapa bantal ditumpuk di belakang punggung Laila agar ia merasa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-13
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 237

    Yuda tidak tahu jika Bos yang menyebabkan putrinya celaka memiliki kembaran. Ia buru-buru menarik tangannya kembali, menatap Beryl dan Alby bergantian.“Jangan buat keributan! Apa perlu aku ingatkan? Ini rumah sakit, Pak Yuda Tarumanegara,” seru Beryl dengan suara yang dingin. Meskipun di depannya adalah ayah Laila, namun ia tidak suka caranya memperlakukan adiknya.Yuda menelan salivanya mendengar suara penuh kharismatik. Ia tentu pernah mendengar sosok Mustafa Ali Basalamah yang bersikap dingin dari cerita Aldino. Ternyata putranya juga mewarisi sikap dingin dan tegas sang ayah. Pantas saja, ia digadang-gadang akan menjadi penerus perusahaan Group Basalamah.“Anda salah orang. Anda harus minta maaf pada adik saya. Dia Alby! Saya Beryl, orang yang telah membuat Putri Anda celaka.”Beryl melanjutkan kalimatnya. Ia sama sekali tak merasa terancam ditatap dengan sengit oleh Yuda.Yuda tidak berkata apapun. Ia sudah salah orang pastinya. Ia merasa sedikit malu namun gengsi. Namun ia juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 238

    “Serina, kamu ada kerjaan. Kenapa kamu ikut?” tanya Beryl dengan berusaha menahan kesal. Serina terlihat berwajah masam. “Mas Beryl, pekerjaanku sudah selesai. Aku juga baru tahu kalau Laila sakit dan dirawat di sini. Laila temanku sekaligus teman kantorku, masa aku gak jenguk dia,” imbuhnya dengan suara yang terdengar menyedihkan. Beryl berusaha menepis pelan tangan Serina yang merangkulnya. “Ya sudah kamu bisa jenguk sekarang. Di dalam ada Jeena juga,” ucap Beryl dengan berusaha sabar mengingat jika Serina telah berjasa besar baginya karena telah menyelamatkan nenek tercintanya.“Mbak Jeena pulang? Asik, sudah lama aku gak ketemu Mbak Jeena.”Serina berkata dengan penuh antusias. Alby hanya bisa mendesah pelan melihat tingkah Serina yang manja dan cerewet.Namun sebelum langkahnya terayun, Serina menoleh ke arah Manggala sesaat dan menyapanya. “Mas Gala, bagaimana kabarmu?”“Baik, Serina,” jawab Manggala dengan singkat.Serina pun masuk ke dalam ruangan dengan senyum yang mengemb

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-14
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 239

    “Assalamualaikum! Bagaimana kabarmu, Laila? Maaf nih aku baru datang.”Alby menaruh buket bunga di atas nakas. Ekor mata Laila mengikuti kemana Alby berjalan. Hum, ia menjadi tak enak hati tapi senang. Siapapun wanita akan merasa senang ketika diberi perhatian dengan bunga. Laila bangun dan tersenyum di balik maskernya. “Waalaikumsalam. Baik, Mas. Gak apa-apa Mas. Sebetulnya aku juga sudah baikkan.”Laila menjawab dengan sungkan. Namun ia bersyukur, ketika ia sakit banyak orang yang membesuknya. Baik dari teman kerjanya di istal kuda, toko busana muslim maupun teman kantor bagian staf admin. Terutama keluarga Basalamah.Hatinya berdebar-debar. Apakah ternyata Alby yang menyelamatkannya? Ia bersikap baik dan sopan. Ia juga tidak berkata kasar. Ia juga pria yang manis!Melihat itu semua, rona wajah Laila memerah karena malu. Beruntung, pemuda berhidung bangir itu tidak bisa melihat wajahnya di balik masker.Haruskah ia menanyakannya soal insiden kecelakaan waktu itu? Tapi … Laila meras

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-15

Bab terbaru

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 356

    Beryl menarik napas dalam, mencoba menenangkan dirinya. “Aku akan menghadapinya. Jangan khawatir. Laila bobo aja ya,”Laila menggeleng lemah. “Aku ikut. Kenapa mereka tiba-tiba datang? Pasti ada sesuatu yang penting,” katanya dengan nafas yang terengah.Namun Beryl bukan fokus pada perkataan Laila, tatapannya justru fokus pada bibir Laila yang merah dan bengkak. Rasanya, ia ingin meraup bibir manis itu lagi.“Tunggu sebentar ya, Sayang,” imbuh Beryl begitu lembut pada istrinya.Beryl mengecup keningnya dengan lembut sebelum beranjak menuju pintu. Dengan perasaan yang masih bergolak, ia membuka pintu kamar pengantin itu, menghadapi dua sosok yang berdiri dengan ekspresi penuh tanda tanya di ambang pintu.Di hadapannya berdiri dua pria—Rahes dan Yuda. Ayah kandung dan ayah tiri Laila.“Ada apa malam-malam begini?” tanya Beryl, suaranya rendah namun jelas menunjukkan ketidaksenangan.Rahes melangkah masuk tanpa dipersilakan, diikuti oleh Yuda. Mata pria paruh baya itu menatap tajam ke pin

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 355

    Rosa menarik napas dalam-dalam, lalu membuka pintu perlahan. Saat wajahnya muncul di balik pintu, suara-suara langsung berhenti sejenak. Namun, tatapan penuh kebencian dan curiga segera menghujaninya. Arum melangkah maju dengan senyum penuh kemenangan di wajahnya.“Akhirnya kau berani keluar,” katanya dengan nada mengejek. “Sekarang, beri kami jawaban. Apa yang sebenarnya kau sembunyikan?”Malam itu, Rosa sadar bahwa hidupnya di tempat ini mungkin tak akan pernah sama lagi.“Aku tidak menyembunyikan apapun,” jawab Rosa dengan tegas.Rosa berdiri di tengah kerumunan warga yang berteriak penuh amarah. Mata mereka menyala dalam kebencian, jari-jari mereka menunjuk tajam ke arahnya. Hujan turun rintik-rintik, membasahi wajahnya yang telah lebih dulu dibasahi air mata.“Kamu wanita murahan! Pergi dari sini!” seru seorang lelaki tua, wajahnya memerah karena emosi. Ia juga terprovokasi oleh para wanita di sana.Seorang wanita lain, yang pernah bersikap baik pada Rosa sebelumnya, kini ikut ber

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 354

    “Sayang, mau mandi? Ayo Kakak bantu,” ujar Beryl berniat membantu istrinya. “Jangan mikir macam-macam! Kamu pasti lengket badannya,”Beryl sudah berjanji pada dirinya sendiri, akan merawat istrinya sebaik mungkin.Laila terperangah. Beryl memang serius ingin merawatnya. Namun, ia menahan diri. Sebetulnya ia sudah bisa berjalan meskipun belum bisa seperti orang normal. Hanya saja, ia ingin memberikan kejutan padanya. “Bantu aku aja ke kamar mandi,” imbuh Laila dengan tersenyum lembut.Beryl berjongkok lalu mengangkat tubuh Laila ke kamar mandi. Bahkan membawakan pakaian untuknya. Seharian di pelaminan membuat mereka merasa gerah dan berkeringat. Mereka mandi bergantian. Laila keluar dari kamar mandi sudah berganti pakaian dengan piyama lengan panjang. Beryl menyambutnya dengan senyuman yang hangat. Saat Laila mendekat, Beryl menatapnya sejenak. Selain Laila, Beryl juga belum terbiasa melihat penampilannya tanpa hijabnya. Laila tampak seperti seorang gadis muda berusia tujuh belas tah

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 353

    Langit Jakarta bertabur cahaya keemasan ketika malam mulai merayap perlahan. Gedung hotel mewah bintang lima itu berdiri megah di antara gedung-gedung pencakar langit lainnya, menjadi saksi sebuah pernikahan yang begitu dinanti. Di dalam aula yang luas, dekorasi bernuansa putih dan emas menyelimuti setiap sudut. Lampu kristal bergemerlapan di atas, sementara lantunan ayat suci Al-Qur’an mengalun syahdu, mengiringi kebahagiaan dua insan yang kini telah sah menjadi suami istri.Laila, dalam balutan gaun syar’i berwarna putih gading, tampak begitu anggun. Wajahnya yang selalu teduh kini berseri lebih dari biasanya. Sementara Beryl, dalam setelan khas pria Timur Tengah, tak bisa menyembunyikan binar bahagianya. Lelaki itu menatap istrinya dengan mata penuh takjub, seolah masih tak percaya bahwa gadis kecil yang dulu pernah ditolongnya kini telah menjadi pendamping hidupnya.Saat itu, keduanya duduk bersisian di pelaminan, menerima tamu yang datang silih berganti. Laila tersenyum lembut, s

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 352

    Laila duduk di ruang tamu rumahnya yang luas. Seorang perancang kondang dari Paris, Madam Coett, tengah sibuk menata beberapa gaun pengantin mewah di hadapannya. Meski masih duduk di kursi roda, Laila kini sudah bisa berjalan meskipun beberapa langkah. Itulah sebabnya, ia sangat bersemangat mencoba satu per satu gaun yang akan dikenakannya saat pesta pernikahannya di Indonesia.“Mademoiselle Laila, saya rasa yang ini akan sangat cocok untuk Anda!” kata Madame Coett sambil mengangkat gaun berlapis renda dengan ekor panjang.Laila tersenyum dan menyentuh lembut kain sutra itu. “Sus, bantu aku berjalan,” perawat Febi, pintanya pada pengasuh setianya. Ia harus berjalan sedikit untuk menatap cermin di depannya. Perawat Febi dengan sigap membantu Laila berdiri. Meski masih harus berpegangan pada kursinya, ia merasa lebih kuat dari sebelumnya. Gaun itu segera dikenakan, dan begitu ia melihat bayangannya di cermin, matanya berbinar.“Cantik sekali,” gumam Laila penuh kagum. Ia memang bukan ga

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 351

    Rosa menatap dua garis merah di test pack dan foto USG yang digenggamnya. Tangannya gemetar. Jantungnya berdetak begitu kencang hingga ia merasa bisa mendengarnya sendiri. “Tidak mungkin,” bisiknya, suaranya bergetar. Tapi kenyataan sudah terpampang jelas di hadapannya. Dua garis itu nyata. Ia hamil. Rosa merosot ke lantai kamar mandi, punggungnya bersandar pada dinding dingin. Air matanya mengalir tanpa bisa ditahan. Ia menggigit bibir, menahan isakan yang hendak pecah. Ini semua gara-gara malam itu. Malam yang seharusnya tidak pernah terjadi. Rosa merutuki kebodohannya sendiri. Tapi yang sudah terjadi tak bisa diubah. Ia berpikir semuanya akan berlalu begitu saja. Rosa wanita yang cerdas. Ia bahkan meminum obat kontrasepsi setelah melakukan hubungan terlarang itu. Ia juga tidak mau hamil di luar nikah. Namun ternyata takdir berkata lain. Sekalipun, ia berusaha menolak, takdir memiliki cara sendiri untuk datang.Rosa menutup matanya rapat-rapat. Napasnya tersengal. “Apa y

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 350

    Senyum Rahes perlahan muncul. Ia mengangguk dan kembali menatap Ali. “Jika ini yang terbaik untuk Laila, aku merestui.”Sulis yang sejak tadi menunggu momen ini, segera membuka kotak beludru yang dibawanya. Di dalamnya, terdapat cincin emas putih bertatahkan berlian kecil yang berkilau di bawah cahaya lampu. Dengan penuh kelembutan, Sulis mengambil cincin itu dan berlutut di depan Laila.“Laila, izinkan aku mewakili Beryl untuk menyematkan cincin ini di jarimu sebagai tanda bahwa kau telah menjadi calon menantuku,” kata Sulis dengan suara bergetar penuh haru.Laila menatap cincin itu dengan mata berbinar, lalu perlahan mengulurkan tangannya. Dengan hati-hati, Sulis menyematkan cincin itu di jari manisnya. Suasana dipenuhi rasa haru, terutama bagi Yuda yang tanpa sadar menitikkan air mata bahagia.Yuda merasa bermimpi jika gadis kecil yang dibesarkan olehnya ternyata sudah ada yang melamar. Namun ia merasa senang sekali. Ia berpikir jika Laila menikah dengan Beryl maka ia juga akan muda

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 349

    Rosa menghela nafas, lalu melangkah mundur, membiarkan Pasha masuk ke dalam kamar sempitnya. Begitu pintu tertutup, keheningan menyelimuti mereka berdua. Pasha berdiri canggung di tengah ruangan, sementara Rosa berjalan ke meja kecil di sudut kamar, mengambil segelas air, lalu meneguknya tanpa tergesa-gesa.Kemudian ia pun membawakan air minum untuk Pasha.“Ada yang mau kamu omongin?” tanya Rosa akhirnya setelah menaruh nampan berisi segelas air minum.Pasha mengembuskan napas panjang menatap Rosa yang duduk di sebelahnya. “Rosa, aku... aku ingin minta maaf.”Rosa menoleh padanya, mata gelapnya menelisik. “Untuk apa?”Pasha mengatupkan rahangnya, merasa semakin bersalah. “Untuk tadi malam. Aku seharusnya... aku seharusnya lebih kuat menahan diri. Aku merasa bersalah. Aku ingin bertanggung jawab.”Rosa tersenyum kecil, tapi senyumnya tidak sampai ke matanya. Ia meletakkan gelasnya kembali ke meja, lalu berjalan mendekat. “Kenapa kamu merasa bersalah?” tanyanya pelan. “Karena kamu pikir

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 348

    Pasha terbangun dengan kepala berat. Pandangannya masih kabur, tubuhnya terasa lelah. Ia mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Tapi ingatannya seperti kepingan puzzle yang tidak bisa tersusun dengan benar. Ia menoleh ke samping. Kosong.Pasha mengangkat tubuhnya perlahan, menyandarkan kepala ke sandaran tempat tidur. Kamar ini bukan kamarnya. Ia menatap langit-langit, mencoba mengingat sesuatu. Samar-samar, ia mengingat seseorang bersamanya tadi malam. Sosok seorang wanita. Tapi siapa?Tangannya meraba ke meja di samping tempat tidur, mengambil ponselnya. Saat ia membuka layar, sebuah pesan masuk dari salah satu temannya.[Pasha, lo aman? Semalam gue lihat Rosa yang anter lo ke hotel. Lo mabuk berat.]Jantungnya berdetak lebih cepat. Rosa? Pasha buru-buru membuka riwayat panggilannya. Ada beberapa panggilan tidak terjawab dan satu panggilan dari Rosa sekitar tengah malam. Ia menelan ludah.“Tidak mungkin…” gumamnya dengan perasaan yang gelisah.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status