Share

Bab 3

Author: NitNoth
last update Last Updated: 2023-11-27 12:38:55

“Puas kamu, Reno? Apa sih yang kamu cari sebenarnya, sampai kamu menolak wanita sebaik Adelia. Dia itu sampai rela mengorbankan nyawanya cuma buat menyelamatkan Papa!”

Meski puas melihat Adelia membalas Reno, tapi tetap saja, Tuan Wirawan kecewa dengan sikap Reno yang terlalu arogan di hadapan Adelia.

Padahal menurut Tuan Wirawan, Adelia adalah calon istri yang sangat cocok, untuk mengimbangi sikap keras kepala dan egois Reno. Tuan Wirawan meyakini itu, sebab beliau melihat ada kelembutan dan kasih sayang di dalam diri Adelia.

“Apa maksud, Papa?” tanya Reno. Tidak biasanya, ayahnya memuji wanita sampai berlebihan seperti sekarang ini.

“Tadi siang Papa hampir saja dirampok, dan kamu tahu siapa yang menyelamatkan Papa … Adelia, Reno!”

Reno memalingkan pandangannya dari sang Papa. Meski terkesan dengan apa yang Adelia lakukan, tapi itu tidak merubah sedikitpun pendirian Reno.

“Bagi Reno, semua wanita di dunia itu sama. Hanya mementingkan kesenangan, dan materi saja. Mau itu Mama, atau Adelia sekalipun. Jadi, Reno harap, Papa berhenti meminta Reno untuk menikahi wanita manapun lagi, termasuk itu Adelia, ucap Reno, memilih untuk pergi dari sana.

“Jadi ini tentang Mama kamu? Tidak semua wanita seperti Mama kamu, Reno! Adelia berbeda!” seru Tuan Wirawan.

Terusik dengan ucapan sang ayah, Reno menghentikan langkahnya. Namun, hanya beberapa detik berlalu, Reno kembali melangkah, meninggalkan sang ayah.

Mungkin memang benar apa yang Tuan Wirawan katakan, kalau tidak semua wanita memiliki sifat yang sama dengan mantan istrinya. Matrealistis, dan mengutamakan kesenangan semata, dibandingkan mengurus rumah tangga.

Tapi bagi Reno, pengalaman hidup yang ia alami sudah membutakan hatinya, untuk tidak melihat seorang wanita dari sisi baiknya. Hati Reno terlalu terluka, dengan penghianatan yang dulu pernah dilakukan oleh sang ibu, juga mantan kekasihnya.

*****

Satu minggu kemudian, setelah pertemuan Adelia yang menyebalkan dengan Reno.

"Adel, bangun kamu!"

Suara melengking membangunkan Adelia dari tidurnya.

Adelia mengusap mata dan langsung terkejut, kala melihat sang ibu sudah berkacak pinggang di samping ranjangnya.

"Ibu ...." Adelia terduduk dengan pandangan menunduk.

"Jam berapa sekarang, kenapa baru bangun?! Cepat mandi, dandan yang cantik, terus kamu cari kerja. Kamu pikir dengan kamu tidur perut Ibu bisa kenyang apa!”

Melihat anak perempuannya bermalas-malasan di atas tempat tidur, membuat Ibu Mirna sangat marah. Bahkan rasanya Ibu Mirna ingin sekali menyeret Adelia agar cepat-cepat turun dari ranjang.

“Sudah tahu jadi janda, bukannya usaha apa kek biar menghasilkan uang, ini malah enak-enakan tidur. Cepat sana! Astaga, susah banget sih dibilangin kamu!”

Adelia menghela nafasnya, tubuhnya beringsut, turun dari ranjang.

“Iya, Bu," sahutnya sembari melirik ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul lima pagi.

Meski masih mengantuk, Adelia tetap masuk ke dalam kamar mandi, membersihkan tubuhnya, untuk memulai hari yang baru.

Dua jam kemudian di meja makan.

“Ah, mana uang sudah menipis, punya anak perempuan satu malah nyusahin. Udah enak-enak nikah sama orang kaya, ini malah cerai gara-gara mandul. Lagian jadi perempuan kok nggak pintar jaga diri, bisa sampai mandul begitu.” Ibu Mirna menggerutu, sembari menghitung uang di dalam dompetnya yang hanya tinggal pecahan 20 ribu satu lembar dan 10 ribuan enam lembar.

“Heh, Adel, cepat sini!” Ibu Mirna melambaikan tangannya ke arah Adelia yang baru saja keluar dari kamar.

“Ada apa, Bu?” tanya Adelia, yang kemudian duduk di kursi, samping ibunya.

“Hari ini, kamu tunda dulu cari kerjanya. Mending kamu ke rumah Farhan, kamu minta tuh harta gono-gini. Masa iya cerai kok nggak dapat apa-apa,” ucap Ibu Mirna, melirihkan suaranya, sedang merayu.

Tidak mungkin merendahkan harga dirinya di depan Farhan, Adelia menolak dengan tegas, kemauan ibunya itu.

“Buat apa sih, Bu. Adel kan bisa cari kerja. Lagian Mas Farhan itu setiap hari mengeluh karena Ibu selalu saja minta uang belanja dari Mas Farhan. Malu lah Bu, kalau masih bicara harta gono-gini. Adel lebih baik hidup sederhana daripada harus mengemis uang dari Mas Farhan.”

“Enak saja kamu!”

Ibu Mirna beranjak dari duduknya, langsung berkacak pinggang. “Bicara seenak udelmu! Kamu pikir biaya sekolah kamu, nasi yang kamu makan setiap hari itu uang dari mana?! Harusnya jadi anak, kamu balas budi dong! Bukannya malah sok-sokan nggak butuh uang!”

Adelia menghela nafasnya kasar. Mendengar semua ucapan sang ibu, membuat kepala Adelia terasa mau pecah. Adelia tidak mengerti, kenapa ibunya sangat perhitungan. Sampai biaya sekolah dan makan setiap harinya harus diungkit.

“Bukan nggak butuh uang, Bu. Tapi Adel cuma –”

“Udah-udah! Kamu ini memang sama aja kaya Bapakmu. Suka banget hidup susah. Heran, miskin kok dijadikan hobi!” Ibu Mirna menggerutu, meninggalkan meja makan.

"Permisi!"

Suara di luar rumah menghentikan sejenak langkah kaki Ibu Mirna. Wanita paruh baya itu menoleh ke pintu rumahnya lalu berganti menoleh ke arah Adelia, yang beranjak dari duduknya.

“Mau ke mana kamu?” tanya Ibu Mirna, ketus.

“Buka pintu, Bu. Kan ada tamu,” jawab Adelia.

“Nggak usah! Mending kamu siap-siap sana, habis ini kita ke rumah Farhan, Ibu yang bicara sama Farhan nanti.

“Tapi, Bu –”

“Nurut sama orang tua! Mau kamu jadi anak durhaka, bisanya cuma nyusahin,” gerutu Ibu Mirna, mengiringi langkahnya menuju ke pintu rumah. "Lagian ini orang nggak sopan banget, pagi-pagi udah datang bertamu."

Rasa-rasanya, ingin sekali Adelia membantah ucapan ibunya. Tapi Adelia takut berdosa dan dikatai sebagai anak durhaka.

Klek!

Mata Ibu Mirna langsung membulat, melihat pria berambut putih berpenampilan sangat rapi datang ke rumahnya. Wajahnya cukup tampan meski sudah tua, pakaiannya juga rapi, persis seperti orang kaya. Siapa lagi beliau, kalau bukan Tuan Wirawan.

Alih-alih bertanya, ada keperluan apa pria itu datang bertamu, Ibu Mirna malah berteriak, memanggil Adelia.

"Adel, sini kamu!" teriak Ibu Mirna, sedikitpun tidak memalingkan pandangannya dari Tuan Wirawan.

"Iya, Bu, sebentar!”

Mendengar suara Adelia dari dalam rumah yang didatangi, Tuan Wirawan tersenyum, tak salah mempekerjakan Yuna, yang sangat pandai mencari informasi tentang Adelia.

"Astaga, kenapa lama banget sih. Adel, cepetan!"

Tanpa berkata apapun, pada Tuan Wirawan, Ibu Mirna kembali masuk, berjalan cepat, menuju ke meja makan. Tak menemukan Adelia di sana, Ibu Mirna langsung ke dapur.

Sementara itu di luar rumah. Yuna baru saja turun dari mobil. Wanita itu memasukkan ponsel yang baru saja digunakan, bergegas menghampiri Tuan Wirawan.

"Tuan Besar, apa Tuan tidak salah menjodohkan Tuan Reno dengan Adelia? Dia kan miskin, Tuan. Berbeda dengan wanita yang biasa Tuan pilih," ucap Yuna bertanya.

Meski lancang, tapi Tuan Wirawan sedikitpun tidak marah dengan perkataan Yuna. Tuan Wirawan malah tersenyum, dengan santai menjelaskan alasannya, memilih Adelia.

"Em, kamu memang benar Yuna. Adelia ini memang berbeda. Dia spesial."

Tuan Wirawan menoleh ke arah Yuna yang berdiri di sampingnya. "Satu hal yang harus kamu tahu, Yuna. Feeling orang tua, tidak pernah salah."

Mendengar perkatan Tuan Wirawan, Yuna langsung memalingkan pandangannya, enggan berkomentar.

"Adelia!"

Wajah Tuan Wirawan seketika berseri, kala melihat calon menantu Idamannya muncul di hadapan. Tak bisa membendung perasaan senangnya, Tuan Wirawan, memeluk Adelia.

'Ya Tuhan, apa ini?' Adelia membatin di dalam hati. Matanya terasa perih, seperti mau menangis.

Seperti inikah rasanya pelukan seorang ayah, hangat, dan begitu menenangkan.

"Maaf Om memeluk kamu. Om, nggak nyangka bisa bertemu lagi sama kamu."

Tak tahu harus apa, Adelia hanya terdiam. Tapi dalam hatinya meronta, merasa haus akan pelukan yang mengingatkan Adelia akan almarhum sang ayah.

Ayah Adelia meninggal lima tahun lalu. Meskipun meninggalkan hutang puluhan juta, tapi ayah Adelia memberikan kenangan yang sangat berarti di dalam hidup Adelia. Dari sang ayah lah, Adelia belajar berdiri di atas kakinya sendiri. Dari sang ayah juga, Adelia belajar apa itu kuat. Mungkin, jika tidak pernah ada sosok sang ayah, Adelia sudah terpuruk karena hatinya pun sudah hancur oleh perlakuan ibu dan mantan suaminya.

Itulah, mengapa Adelia begitu kesal ketika Reno membentak ayahnya sendiri di depan mukanya. Walaupun Adelia baru saja bertemu Tuan Wirawan, tapi melihat orang tua sepertinya dibentak anaknya sendiri, membuat Adelia sangat kesal.

"Yuna, bisa kamu temani Adelia sebentar, saya harus bicara dengan Ibu Mirna."

"Baik, Tuan." Yuna mengangguk, melirik ke arah Adelia.

Meski tak begitu senang bersama Yuna, Adelia keluar, hanya untuk menghargai Tuan Wirawan.

Duduk di kursi kayu ruang tamu, Tuan Wirawan meletakkan teh hangat yang baru saja beliau minum.

"Saya datang ke sini ingin meminta Adelia untuk menjadi menantu saya, Bu," ucap Tuan Wirawan tidak ingin memperlama waktu.

"Menantu?" Kening Ibu Mirna mengkerut, pandangannya tertuju pada jam tangan mewah yang dikenakan Tuan Wirawan.

Mendengar itu, kening Ibu Mirna mengkerut. Apalagi ia melihat penampilan mewah orang yang ada di depannya ini. Bagaimana bisa tiba-tiba meminta anaknya menjadi menantu. Bukankah itu seperti mendapatkan durian runtuh.

"Ibu tenang saja. Setelah Adelia menikah dengan anak saya, Ibu Mirna bisa langsung pindah ke rumah baru. Ibu Mirna bebas, memilih rumah seperti apa yang Ibu Mirna mau."

"Ru-rumah?"

Rona wajah Ibu Mirna langsung cerah, kepalanya mengangguk cepat. Bahkan tanpa berpikir sedikitpun, seperti apa nasib Adelia kedepannya nanti.

"Jadi, Ibu setuju Adelia menikah dengan anak saya?"

Related chapters

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 4

    "Oh, jelas itu tidak masalah, Tuan. Asalkan saya bisa pindah ke rumah baru saya dulu, baru Adelia boleh menikah dengan anakn Tuan," jawab Ibu Mirna cepat, enggan melewatkan rumah baru yang dijanjikan Tuan Wirawan.Mendengar ucapan sang Ibu, Adelia langsung masuk ke dalam rumah."Ibu! Astaga, tega banget sih Ibu menukarku dengan rumah!""Adel, jaga bicara kamu! Ada Tuan Wirawan, apa kamu ngga malu!"Mata Ibu Mirna membulat, seolah memberi perintah Adelia untuk diam."Sana masuk kamar! Jangan ikut campur urusan orang tua!" sentak Ibu Mirna. Wanita paruh baya itu benar-benar marah.Jangan sampai ucapan Adelia tadi membuat Tuan Wirawan berubah pikiran. Bisa luntur semua angan Ibu Mirna menjadi orang kaya."Tapi, Bu --""Masuk!"Adelia membuang muka. Ia benar-benar kecewa, dengan apa yang ibunya itu katakan. Kalau memang benar ia harus dijual untuk kedua kalinya, Adelia mungkin tidak akan pernah bisa memaafkan ibunya lagi.Ibarat burung yang berada di dalam sangkar, seperti itulah keadaan A

    Last Updated : 2023-11-27
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 5

    Mau menolak, atau berontak sekalipun, sudah pasti suara Adelia tidak akan pernah didengar oleh Reno.Reno terlalu kaku, angkuh, dan enggan mendengarkan pendapat orang lain. Apalagi ini mengenai hidupnya."Saya terima nikah dan kawinnya Adelia Puspita binti Andre dengan mas kawin tersebut tunai!" ucap Reno dalam satu tarikan nafas.Rasanya memang mengharukan bagi Tuan Wirawan, karena pada akhirnya anak semata wayangnya itu menikah, meski di usianya yang sudah 40 tahun.Tak banyak yang tahu memang, apa alasan Reno sebenarnya memilih tidak menikah. Padahal usianya sudah sangat matang. Dari segi finansial pun sangat mapan. Bahkan Reno sudah berhasil menjadi pengusaha sukses, dengan mengembangkan bisnis sang Papa."Ayo Adelia, cium tangan suami kamu, jangan diam saja," bisik Ibu Mirna, yang duduk tepat di belakang Adelia.Malas sebenarnya melakukan apa yang ibunya itu katakan. Tapi masalahnya, Reno adalah suaminya. Terlepas ini karena pernikahan paksaan atau tidak, yang namanya suami tetap

    Last Updated : 2023-11-27
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 6

    "Astaga Mas Reno, pakai bajumu!" Dua tangannya menutup mata. Tapi, pandangannya mengintip dari celah jari-jari yang terbuka. Adelia dibuat tertegun, melihat otot-otot dada dan perut Reno yang menyembul nampak kuat dan keras itu."Tidak usah mengintip. Aku bisa melihat matamu!" Sama sekali tidak gugup, Reno berbalik mengambil bajunya yang ada di atas ranjang, lalu memakainya."Hah?" Adelia membuka penutup matanya, menurunkan tangannya ke samping. "Aku tidak mengintip. Aku cuma --""Keluar!" Reno menoleh ke arah Adelia, tatapannya sangat dingin. "Aku sedang tidak bernafsu melakukan malam pertama denganmu!"Reno beranjak dari samping ranjang, kembali menghampiri Adelia. Tapi yang Reno lakukan malah membuka pintu, dan langsung mendorong Adelia keluar dari kamarnya."Mas Reno!" teriak Adelia kesal.Adelia menghela nafasnya kasar. Sunggung dia tak pernah menyangka kalau Reno benar-benar sedingin ini padanya."Lihat saja nanti, aku bikin kamu menyesal. Dasar kulkas dua pintu. Lagian siapa j

    Last Updated : 2023-11-30
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 7

    Mengikuti apa keinginan suaminya, Adelia bergegas menuju ke mobil. Tapi, saat tiba di sana, langkah Adelia langsung terhenti. Ia dibuat terkejut, oleh Reno yang sudah berdiri di samping mobil sembari memegangi pintunya yang terbuka. "Cepat masuk!" Suara Reno membuyarkan apa yang Adelia pikirkan. Ternyata, suaminya masih saja ketus, meski sedikit perhatian. "Terima kasih ya Mas. Em, udah bukain pintu buat aku. Tapi, kalau kamu senyum dikit aja, pasti kelihatan ganteng banget deh." Selesai berucap demikian, Adelia langsung masuk ke dalam mobil. Berharap suaminya bisa sedikit saja murah senyum padanya setelah ini.Melirik Adelia, Reno menutup pintu. Tanpa di sadar, senyum terukir di bibir pria dingin itu. ***** "Dina!" Adelia memeluk hangat wanita berambut sepundak. Dia adalah sahabat Adelia yang hendak menikah. "Ah, jadi ini suami tampan yang kamu ceritakan padaku? Uuh, memang benar-benar tampan. Pantas saja kamu selalu menolak aku ajak jalan, ternyata ini alasannya. Kalau aku pu

    Last Updated : 2023-12-01
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 8

    "Mas, kamu kenapa ...." "Diamlah, Adelia! Jangan bicara atau bertanya apapun. Biarkan aku memelukmu sebentar saja." Baru juga Adelia bersuara, Reno sudah menyuruhnya untuk diam. Dalam pelukan Reno, Adelia seolah membeku. Meski jantungnya berdebar sangat kencang, tapi Adelia tak bisa berbuat apa-apa. Matanya hanya mengerjap, menikmati debaran jantung Reno yang terdengar sangat keras dengan irama yang cepat. Sementara Reno, pria itu malah terhanyut dengan apa yang dilakukan sendiri. Tubuh hangat wanita mungilnya ini mengingatkan Reno akan sosok wanita yang sangat Reno rindukan. Andai Reno memiliki kesempatan bertemu lagi, Reno akan meminta maaf, dan memperbaiki semuanya. "Astaga, detak jantungnya kencang sekali." Tak tahan Adelia bergumam lirih. Bibinya tersenyum, mengira jantung Reno berdebar karena dirinya. Sialnya, ucapan Adelia yang lirih itu terdengar di telinga Reno. Reno mendorong tubuh Adelia, terkejut, menyadari apa yang sudah ia lakukan. "Menjauh dariku, Adelia!" Mata

    Last Updated : 2023-12-02
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 9

    "Mas, kamu mau ap --" Belum sempat Adelia meneruskan ucapannya, tangan Reno sudah membungkam mulut Adelia, membenturkan tubuh Adelia kasar ke dinding pintu toilet yang baru saja Reno tutup. "Eeeeemb!" Adelia mengernyit, bibirnya yang tersembunyi di balik tangan Reno meringis kesakitan. Tidak mempedulikan itu, Reno malah sengaja mendekat, menatap dalam Adelia. Matanya yang merah sedikit sembab tak dapat menutupi batapa kacaunya perasaan Reno sekarang. "Adelia ...." Nama itu lolos dari mulut Reno. Tak bicara apapun lagi, Reno menyambar bibir Adelia. Dua tangannya melingkar ke pinggang, memeluk erat tubuh Adelia. Emosi yang menguasai hati dan pikiran Reno, membuat pria itu menggila. Tanpa memikirkan apa resikonya, Reno nekat menggagahi tubuh Adelia, melakukan hubungan itu di dalam toilet pesawat. Entah berapa ronde Reno melakukannya. Adelia sampai memekik kesakitan merasakan panas dan perih yang teramat sangat. Hingga satu jam pintu toilet itu terkunci dari dalam akhirnya baru ke

    Last Updated : 2023-12-03
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 10

    "Mas Reno, Kenapa diusap begitu sih pipinya!" Adelia merengut, bibirnya maju ke depan, kesal karena Reno malah mengusap bekas kecupan darinya. Padahal tadi Adelia sudah mengumpulkan seluruh keberaniannya, untuk menunjukkan rasa cintanya pada Reno. Tapi, sikap Reno malah membuat Adelia kesal kecewa.Kalau pun tidak mau dikecup, harusnya tidak perlu mengusap seperti itu."Lagian kamu ngapain kaya gitu tadi?!" Reno memalingkan padangannya. Menyembunyikan wajahnya yang sudah bersemu merah. Hanya ingin bertanya kenapa Adelia mengecup pipinya saja itu sudah membuat Reno sangat gugup. Hingga sulit untuk mengatakannya. Reno malah berbalik badan, sengaja menghindari kontak mata dengan Adelia. Adelia beranjak dari ranjang, berkacak pinggang."Kenapa kamu ini, Mas? Bukankah kemarin kita sudah ... harusnya kamu stop dong bersikap dingin sama aku! Memangnya semalam kamu tidak ingat kalau kita ...." Adelia terdiam tidak meneruskan ucapannya.Rasanya, mau marah juga percuma. "Kenapa diam? Ter

    Last Updated : 2023-12-04
  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 11

    Reno terkejut. Pandangannya seketika menunduk, memperhatikan perut Adelia yang rata. Rasanya mustahil Adelia bisa hamil secepat ini. Mereka baru melakukannya sekali dan itu baru beberapa hari yang lalu."Kamu hamil?" tanya Reno"Tidak! Bukan itu, aku tidak hamil, Mas!" Adelia menggelengkan kepalanya cepat. Padahal tadi ia mengusap perutnya hanya karena lapar, tapi Reno malah mengiranya sedang hamil.Tapi, setelah mendengar itu, nafas Reno berhembus lega. Meski dirinya juga ingin memiliki anak, tapi jika secepat ini Reno juga belum siap. Masih banyak masalah pribadi yang belum dia bereskan."Lalu apa?" tanya Reno lagi.Adelia tersenyum, meski takut, dia meraih tangan Reno. "Aku ingin memperbaiki hubungan kita. Kamu mau kan kasih aku kesempatan? Aku ingin menjadi istri kamu dalam artian yang sebenarnya. Bukan cuma sekedar status saja," jawab Adelia.Matanya terlihat berbinar, tidak seperti biasanya.Tapi, kening Reno malah mengkerut, matanya mengerjap lambat. Reno sungguh tidak menyangk

    Last Updated : 2023-12-05

Latest chapter

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 36

    Adelia menarik tangannya dari genggaman Ken, matanya memicing tajam, seolah menuntut penjelasan. Dia benar-benar terkejut dengan pengakuan Ken yang begitu tiba-tiba."Apa maksud kamu, Ken?" tanya Adelia, wajahnya yang manis berubah menjadi ketus dalam sekejap. Ken tersadar bahwa dirinya berada dalam situasi sulit. Dengan terpaksa, Ken menggantungkan senyum di bibir dan tertawa terbahak-bahak. "Ha ha ha! Serius banget sih muka kamu, Adelia. Aku hanya bercanda kok," kilah Ken untuk menyelamatkan diri. Dalam hatinya, Ken merasa lebih baik menyimpan perasaan itu rapat-rapat daripada membuat Adelia tahu dan membencinya. Lagipula, Ken sudah berjanji kepada Nyonya Farida untuk menjaga istri kakak iparnya ini, meskipun dengan syarat tak boleh terungkap bahwa dirinya adalah saudara tiri Reno. "Ayolah, jangan terlalu serius begitu! Aku hanya bergurau tadi," ujar Ken berusaha mencairkan suasana. Namun Adelia masih terdiam, te

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 35

    "Em, tidak deh!" Adelia menggelengkan kepalanya. Lagi pula, selama ini memang tidak ada yang peduli dengannya. Jadi, kalau Adelia pergi pun pasti tidak akan ada yang mencari dirinya."Kamu yakin? Kamu pindah ke Yogyakarta itu dalam waktu yang cukup lama lho, apa kamu tidak mau memberitahu suamimu?" tanya Ken lagi, hanya ingin memastikan.Tapi, bukannya bergegas menjawab, Adelia malah tersenyum. "Tidak Ken, Mas Reno bahkan tidak berusaha mencariku. Kemungkinan, sekarang Mas Reno sudah hidup bahagia dengan istri barunya, dan aku tidak mau mengganggunya."Dari cara Adelia berbicara sekarang dengan yang dulu memang sangat berbeda. Adelia kini lebih sering tersenyum dan auranya terlihat bersinar. Tubuhnya pun ikut menggemuk, membuat Adelia terlihat gemoy tapi tetap cantik."Em, okey! Kalau begitu, aku mau menemui Mama Farida dulu ya di kamarnya, sekalian mau pamitan."Adelia menganggukkan kepalanya. Kemudian kembali memasang wajah datar sembari melihat Ken pergi ke kamar Nyonya Farida.Se

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 34

    "Ya jelas bukan kamu, lah! Memangnya kamu ini siapa, percaya diri sekali jadi orang!" sungut Farhan, yang malah membentak Adelia. Sudah tersulut emosi, Adelia pun balas membentak Farhan, meluapkan amarahnya yang terbakar cemburu. "Kamu ini ya Mas, apa salahnya sih dijawab. Tidak usah merendahkan aku seperti itu. Aku ini istrinya Mas Reno, jadi aku berhak tahu apa yang terjadi sama suami aku!" Farhan sontak terdiam. Bertahun-tahun ia mengenal Adelia, bahkan mereka pernah menjalani rumah tangga bersama, tidak pernah sekalipun Farhan mendegar Adelia meninggikan suaranya seperti sekarang ini. Bahkan dulu, Adelia sangat tunduk dan takut padanya. Tapi ini, hanya karena Reno, Adelia bisa sampai marah, dan membentaknya. Apa mungkin Adelia benar-benar mencintai Reno? Setidaknya, pikiran itu yang sekarang sedang berputar-putar di kepala Reno. "Dih, biasa aja kali ngomongnya!" Farhan memalingkan pandangannya. Tak dapat Farhan pungkiri, melihat Adelia semarah ini, membuat Farhan takut. Dan

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 33

    'Mas Reno!'Adelia memalingkan pandangannya. Cepat-cepat menghindari kontak mata dengan Reno. Jangan sampai Reno melihatnya."Adelia!" Reno berteriak. Tapi sialnya, mobil taksi itu keburu melaju, membawa Reno pergi."Haaah, untung saja!"Adelia menghela nafasnya lega. Untung saja mobil taksi itu pergi. Kalau tidak, pasti Reno sudah turun menghampiri Adelia.Memang, di dalam hati Adelia masih menyimpan rasa cinta untuk Reno. Tapi, Adelia belum siap, jika harus bertemu kembali dengan Reno. Lagi pula, ucapan suaminya itu selalu saja membuat Adelia tersinggung dan sakit hati.Ada tiga menit, Adelia berdiri di tempatnya sekarang. Ia terus menatap ke arah taksi yang membawa Reno semakin jauh. Sampai taksi itu benar-benar menghilang dari pandangan matanya, barulah Adelia pergi meninggalkan tempat itu.Saat tiba di perempatan jalan menuju ke rumah Nyonya Farida, tiba-tiba Adelia menghentikan langkahnya. Adeia terdiam sejenak di samping tiang listrik memikirkan Reno. Sampai detik ini, Adelia m

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 32

    "Pak Yanto, di mana Papa, apa yang supaya terjadi Pak, kenapa sampai Papa bisa masuk rumah sakit?" tanya Reno, kepada Pak Yanto -- security yang bekerja di kediaman Tuan Wirawan. "Maaf Tuan Reno, tapi saya juga tidak paham dengan apa yang tadi terjadi. Setahu saya, tadi sih ada Mbak Yuna datang ke rumah, tapi tidak lama setelah Mbak Yuna pergi, Bibik berteriak minta tolong. Karena Tuan Besar sudah tidak sadarkan diri, jadi saya cepat-cepat bawa ke rumah sakit, Tuan," ucap Pak Yanto, menceritakan keadaan yang terjadi sesuai dengan versinya. "Terus Papa di mana?" tanya Reno lagi. "Tuan Wirawan masih ada di ICU. Saya tidak berani naik ke atas, jadi saya tunggu di lobby. Sekalian nungguin Tuan Reno." Reno menganggukkan kepalanya, lalu menepuk pundak Pak Yanto. "Kalau begitu Pak Yanto pulang saja, biar Papa saya yang jaga. Terima akasih ya, Pak, sudah mengantarkan Papa ke rumah sakit," ucap Reno. Yang langsung buru-buru masuk ke dalam lift, menuju ke lantai tiga Rumah Sakit, tempat di m

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 31

    "Loh, apa salahnya sih? Kita kan kenal sudah lama, aku juga sayang banget sama kamu, jadi wajar dong kalau aku pengen hubungan ini lebih serius? Lagi pula sekarang kamu juga lagi hamil anak aku, kan emang mending kita langsung nikah daripada timbul fitnah nanti," ucap Farhan, yang langsung disanggah oleh Yuna."Tidak, Mas! Enak saja main nikah, aku masih punya impian, dan aku tidak mau semua yang aku cita-citakan selama ini hancur hanya karena aku menikah sana kamu!" tolak Yuna mentah-mentah.Dari mimik wajahnya saja terlihat jelas ada sesuatu yang Yuna sembunyikan. Bahkan rona cinta pada pandangan mata Yuna yang dulu ada kini juga menghilang."Apa maksud kamu, Yuna?" Kening Farhan mengekerut, terkejut mendengar ucapan Yuna yang rasanya sulit Farhan terima.Yuna menghela nafasnya kasar. Tubuhnya membungkuk, mengambil botol parfum dari lantai, lalu meletakkannya lagi ke atas meja rias."Aku rasa, hubungan kita harus selesai sampai di sini, Mas. Aku tidak bisa mengorbankan masa depanku

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 30

    'Mas Reno ... kok dia bisa ada di sini?' gumam Adelia di dalam hatinya. 'Apa mungkin Mas Reno ngikutin aku ya, terus dia tahu kalau aku kerja di sini?'"Mbak, kok malah bengong sih. Tolong ke depan sebentar, temani Om ganteng itu. Aku mau ambil box dulu buat bungkus cakenya," ucap Ratna, buru-buru ke belakang, menuju ke lemari penyimpanan box kue.Sementara Adelia yang harusnya menemani Reno itu malah kembali ke dapur, enggan menemui Reno. "Mending aku di sini saja deh, gawat kalau Mas Reno lihat aku kerja di sini."Takut ketahuan, Adelia berjongkok di depan oven besar, pura-pura mengecek kue yang dipanggang. Padahal, Adelia melakukan itu karena berniat sembunyi agar Reno tidak sampai melihatnya.Tak lama kemudian Ratna kembali. Dia langsung membungkus cake buatan Adelia itu, lalu memberikannya untuk Reno."Tidak udah bayar Tuan, ini bukan cake untuk dijual soalnya," ucap Ratna, membuat kening Reno mengkerut, karena tidak paham."Tidak dijual? Maksudnya?" tanya Reno."Ini cake coba-c

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 29

    "Sebenarnya saya ...." Tak ada pilihan lain, Adelia menceritakan sedikit permasalahan yang sedang ia alami bersama Reno. Tidak menyeluruh memang, hanya rasa kegelisahan Adelia saat suaminya menolak anak yang tengah Adelia kandung. Sedikit cerita dari Adelia itu, membuat Nyonya Farida sedikit paham. Kemungkinan besar, selama ini apa yang Reno pikirkan tentang Adelia adalah salah besar. Ya, Nyonya Farida masih mengingat saat di mana Reno bercerita Adelia selingkuh sampai hamil, dan setelah mendengar cerita dari Adelia, entah kenapa Nyonya Farida lebih percaya dengan cerita Adelia. Mungkin, itu semua karena penjelasan dari Adelia lebih masuk akal. "Jadi, suami kamu menuduh kamu hamil dengan pria lain?" tanya Nyonya Farida. Adelia menganggukkan kepalanya, sembari mengusap perutnya yang sudah besar. "Iya, Bu." "Terus kenapa tidak kamu jelaskan? Kasihan anak kamu nantinya, Adelia," ucap Nyonya Farida, yang tidak bisa membayangkan akan bagaimana cucunya nanti saat hamil. Dulu, Nyonya

  • Dibuang Suami Kikir, Jadi Ratu Tuan Presdir   Bab 28

    Kling!Suara lonceng pintu berbunyi saat dibuka. Adelia bergegas menuju ke belakang meja, untuk melayani pembeli yang baru saja datang itu.Sebenarnya, Adelia juga sengaja, karena tidak enak menceritakan sosok suaminya pada Nyonya Farida.Setidaknya sekarang, dengan adanya pembeli, Adelia bisa beralasan, dan tidak perlu menceritakan soal Reno pada Nyonya Farida."Adelia, Ibu pulang dulu ya, nanti malam Ibu ke sini lagi jemput kamu," ucap Nyonya Farida, lalu pergi dari toko kuenya.Nyonya Farida harus kembali pulang, untuk beristirahat. Sebab kesehatan beliau akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja.Sementara itu di dalam mobil, Reno menghantam kasar stir mobilnya karena kesal. Kepalanya terasa sangat pusing, sudah berkeliling ke sekitaran rumah sakit, tapi tidak juga menemukan Adelia.Sekarang, Reno dalam perjalanan menuju ke kediaman Ibu Mirna, sengaja mencari Adelia ke sana.Selama ini Adelia tinggal di rumah ibunya, jadi tidak menutup kemungkinan juga sekarang Adelia pulang ke

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status