Share

Bab 56

Penulis: Phoenixclaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-27 23:40:29
Reyhan menatap Bu Ratna dan Pak Alfian dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada amarah, frustasi, dan kepasrahan dalam satu waktu.

Pernikahan? Dengan Raisa? Semua ini terasa seperti jebakan yang sudah dirancang matang, seolah mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjebaknya sepenuhnya.

“Aku butuh waktu,” akhirnya Reyhan berkata, suaranya serak dan berat.

“Tapi Reyhan—” Raisa mencoba berbicara, namun ia terdiam ketika melihat tatapan dingin yang diberikan Reyhan padanya.

“Jangan paksa aku mengambil keputusan sekarang.” Ia mengalihkan pandangannya ke arah Bu Ratna dan Pak Alfian. “Aku akan bertanggung jawab atas anak ini, tapi pernikahan bukan sesuatu yang bisa diputuskan dalam satu malam.”

Bu Ratna hendak membantah, tetapi Pak Alfian menepuk tangannya pelan, memberi isyarat agar diam. “Baiklah, Reyhan. Kami akan memberimu waktu. Tapi jangan terlalu lama. Anak ini membutuhkan kepastian.”

Reyhan tidak menjawab. Ia hanya menatap Raisa sejenak sebelum berbalik dan melangkah keluar da
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 57

    Pagi itu, suasana kantor dipenuhi kesibukan seperti biasa. Namun, bagi Reyhan, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya.Kepalanya masih dipenuhi oleh masalah dengan Raisa dan tuntutan pernikahan yang terus menghantuinya.Saat ia melangkah masuk ke ruangannya, matanya langsung menangkap sosok Naira yang baru saja hendak keluar dari ruangan.Namun, begitu melihat Reyhan, Naira dengan cepat menghindar, berpura-pura sibuk dengan berkas di tangannya.Reyhan mengerutkan kening. "Naira."Naira berhenti sejenak, namun tidak menoleh. "Aku sedang sibuk, Reyhan. Kita tidak perlu bicara."Reyhan menghela napas panjang. Ia melangkah mendekat, namun Naira justru semakin menjauh, seolah enggan berada di dekatnya lebih lama."Kau menghindariku?" tanya Reyhan dengan nada datar, namun matanya menelisik tajam.Naira tertawa kecil, tetapi tanpa humor. "Aku hanya tidak punya waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting.""Aku baru saja kemarin mendatangi rumahmu," kata Reyhan, suaranya lebih rendah

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 58

    Suasana kantor masih terasa sibuk saat Naira melangkah keluar dari ruangannya. Sudah sore, tetapi karena kejar target, banyak karyawan masih lembur, termasuk Arga yang masih fokus di ruangannya.Sebelumnya, Arga sempat menawarkan diri untuk mengantarnya pulang."Aku bisa mengantarmu, sayang. Hari ini kau terlihat lebih lelah dari biasanya," katanya dengan nada penuh perhatian.Namun, Naira tersenyum kecil dan menggeleng. "Tidak perlu, aku bisa sendiri. Lagipula, aku sudah berjanji dengan ibu untuk pergi ke salon bersama."Arga menghela napas sebelum mengangguk. "Baiklah, kalau begitu hati-hati. Jangan lupa beri kabar kalau sudah sampai."Naira tersenyum, lalu melangkah mendekat dan memeluk suaminya erat. "Aku akan baik-baik saja, jangan khawatir."Arga mengecup puncak kepalanya dengan lembut. "Tetap hati-hati, sayang."Di rumah, Naira mengambil tasnya dan bersiap pergi. Sebelum keluar dari pintu, ia menoleh ke arah Arga yang masih berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan cemas.Ia k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 59

    Reyhan jatuh tersungkur di lantai dengan napas terengah-engah. Naira menatapnya dengan campuran keterkejutan dan kebingungan.Bagaimana bisa Reyhan ada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?Pria bertopeng yang tadi menampar Naira menggeram kesal. "Bodoh! Kenapa kau membawa orang lain ke sini? Ini hanya akan menyulitkan kita!""Dia mencoba mengikuti jejak wanita ini," jawab salah satu anak buahnya. "Kami menemukannya mengintai di sekitar lokasi."Naira menatap wajah Reyhan yang penuh luka, alisnya berdarah, dan sudut bibirnya pecah. Matanya perlahan terbuka, menatapnya dengan lemah. "Naira... kau tidak apa-apa?"Naira menelan ludah, berusaha meredam emosi yang berkecamuk di dadanya. "Kenapa kau ada di sini? Apa kau datang untuk menyelamatkanku?"Reyhan tersenyum miris. "Tentu saja. Aku tidak bisa diam saja melihatmu dalam bahaya."Namun, sebelum Naira sempat membalas, salah satu pria bertopeng mengangkat tangannya, hendak memberikan pukulan lagi.Namun, sebelum tangannya bisa mendarat,

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-31
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 1

    “Mas, boleh tolong buang sampah di dapur ke depan? Aku kurang enak badan, lemes dari semalam,” kata Naira yang tampak tidak bertenaga. Ia berusaha bangun dari posisi tidurnya.“Aku buru-buru, Naira. Ada banyak kerjaan di kantor. Lagipula, buang sampah ke depan saja masa kamu gak bisa,” jawab Reyhan yang masih sibuk memasukkan beberapa dokumen ke dalam tas kerjanya.“Tapi Mas, aku bangun saja kesusahan,” keluh Naira dengan suara paraunya.Sejak semalam, badan Naira memang demam cukup tinggi. Ia berusaha membangunkan Reyhan, suaminya, untuk mengajaknya pergi ke dokter, tetapi pria itu tidak menggubrisnya dan tertidur semakin pulas.“Itu kamu cuma kurang banyak gerak aja makanya jadi malas.” Reyhan mengambil jas hitam yang ada di dalam lemari pakaiannya dan segera memakainya. Pandangannya sama sekali tidak pernah jatuh pada istrinya, seolah tidak peduli dengan rintihan sang istri.Naira hanya bisa menghela napas berat, menatap Reyhan dengan nanar.Setelah hampir 3 tahun menikah, belakang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 2

    Naira menatap punggung Reyhan yang pergi tanpa menoleh. Dulu, ia selalu berpamitan dengan mencium keningnya. Sekarang? Bahkan sekadar ucapan "hati-hati" pun tak ada.Dari balik jendela, ia melihat Reyhan masuk mobil dan melaju pergi seolah tak ada seorang pun yang ia tinggalkan di rumah ini. Naira terduduk di ranjang, tubuhnya panas, kepalanya berdenyut. Tangannya menutupi wajah, menahan air mata yang hendak tumpah.Namun, suara bel rumah berbunyi nyaring, berkali-kali. Naira terpaksa bangkit dan berjalan tertatih ke pintu. Saat membukanya, ibu mertuanya, Bu Maya, dan adik iparnya, Lila, berdiri di ambang pintu.Bukankah mereka baru akan tiba besok? Kenapa sekarang sudah datang?Bu Maya menatapnya dari ujung kepala hingga kaki dengan ekspresi jijik. “Astaga, Naira! Pagi-pagi masih pakai daster lusuh? Kamu ini istri direktur, bukan pembantu!”Naira menunduk, suaranya bergetar. "Aku sedang sakit, Bu…"Maya mendengus keras. "Sakit? Alasan basi! Lihat menantu Bu Rina, baru lahiran aja lan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 3

    Keesokan paginya, suara langkah kaki tergesa-gesa membangunkan Naira dari tidur singkat di sofa. Tubuhnya masih terasa lemas, matanya berat, tetapi ia tak sempat bereaksi sebelum sesuatu yang dingin menghantam wajahnya.Byur!Air dingin menyiram tubuhnya, membuatnya tersentak dan terbatuk. Ia mengerjapkan mata dengan panik, tubuhnya menggigil lebih hebat. Di depannya, Bu Maya berdiri dengan wajah sinis, memegang ember kosong di tangannya."Astaga, lemah sekali. Baru demam sedikit sudah bertingkah seperti sekarat," cibir Bu Maya. "Aku capek lihat muka loyo kamu. Dasar pemalas, cuma tahu tidur saja."Naira terdiam, napasnya tersengal akibat kaget dan dingin yang menusuk. Air menetes dari rambutnya, membasahi bajunya yang sudah lusuh. Ia ingin marah, ingin menangis, ingin berteriak, tetapi apa gunanya?Reyhan yang hendak berangkat ke kantor hanya melirik sekilas ke arahnya. Alih-alih menunjukkan kepedulian, ia justru mendecakkan lidah dengan ekspresi jengkel. "Urus rumah yang benar, Nair

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 4

    Seminggu setelah insiden perhiasan, luka di pipi Naira telah memudar, tetapi luka di hatinya tetap menganga. Sejak saat itu, Bu Maya dan Lila semakin memperlakukannya seperti pembantu, sementara Reyhan tetap dingin dan acuh. Ia sudah berhenti berharap. Tidak ada yang peduli padanya di rumah ini.Malam ini, rumah begitu sepi. Bu Maya, Lila, dan Reyhan menghadiri acara perusahaan di hotel mewah. Seperti biasa, Naira tidak diajak. Ia ditinggalkan sendirian tanpa sedikit pun perhatian.Awalnya, ia mencoba mengabaikan perasaan pedih itu dan mengisi waktunya dengan scroll sosial media. Namun, saat melihat unggahan foto-foto acara itu di media sosial, dunianya runtuh.Matanya membelalak saat melihat foto Reyhan berdiri berdampingan dengan seorang wanita cantik bergaun merah anggun, yaitu Raisa mantan pacar Reyhan yang sempurna dalam segala hal: kaya, berkelas, dan terpandang.Hatinya semakin hancur ketika membaca keterangan dalam salah satu unggahan bahwa Raisa kini adalah pemilik lini bisni

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 5

    Naira terbangun di sebuah kamar yang asing, namun terasa nyaman. Aroma lembut lavender menyelimuti ruangan, sementara cahaya matahari pagi menembus tirai tipis berwarna krem, menciptakan bayangan lembut di dinding.Ia berkedip beberapa kali, mencoba mengingat apa yang terjadi sebelum ini. Seluruh tubuhnya terasa ringan, tetapi pikirannya dipenuhi pertanyaan.Lalu, sebuah bayangan muncul di benaknya. Hujan. Tubuhnya yang menggigil. Dan Arga. Hanya itu yang bisa diingatnya. Tatapan pria itu di bawah payung, lalu kehangatan jaket yang menyelimuti tubuhnya. Setelah itu, semuanya gelap.Kini, ia berada di tempat ini, di bawah selimut hangat dengan aroma teh chamomile yang samar-samar tercium dari meja di samping tempat tidur. Suara detak jam terdengar pelan, menambah kesan hening dalam ruangan yang elegan namun tidak berlebihan. Bagaimana ia bisa sampai di sini? Apa yang terjadi setelah ia kehilangan kesadaran?Pintu kamar tiba-tiba terbuka, membuat Naira tersentak. Sosok pria tinggi berjas

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18

Bab terbaru

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 59

    Reyhan jatuh tersungkur di lantai dengan napas terengah-engah. Naira menatapnya dengan campuran keterkejutan dan kebingungan.Bagaimana bisa Reyhan ada di sini? Apa yang sebenarnya terjadi?Pria bertopeng yang tadi menampar Naira menggeram kesal. "Bodoh! Kenapa kau membawa orang lain ke sini? Ini hanya akan menyulitkan kita!""Dia mencoba mengikuti jejak wanita ini," jawab salah satu anak buahnya. "Kami menemukannya mengintai di sekitar lokasi."Naira menatap wajah Reyhan yang penuh luka, alisnya berdarah, dan sudut bibirnya pecah. Matanya perlahan terbuka, menatapnya dengan lemah. "Naira... kau tidak apa-apa?"Naira menelan ludah, berusaha meredam emosi yang berkecamuk di dadanya. "Kenapa kau ada di sini? Apa kau datang untuk menyelamatkanku?"Reyhan tersenyum miris. "Tentu saja. Aku tidak bisa diam saja melihatmu dalam bahaya."Namun, sebelum Naira sempat membalas, salah satu pria bertopeng mengangkat tangannya, hendak memberikan pukulan lagi.Namun, sebelum tangannya bisa mendarat,

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 58

    Suasana kantor masih terasa sibuk saat Naira melangkah keluar dari ruangannya. Sudah sore, tetapi karena kejar target, banyak karyawan masih lembur, termasuk Arga yang masih fokus di ruangannya.Sebelumnya, Arga sempat menawarkan diri untuk mengantarnya pulang."Aku bisa mengantarmu, sayang. Hari ini kau terlihat lebih lelah dari biasanya," katanya dengan nada penuh perhatian.Namun, Naira tersenyum kecil dan menggeleng. "Tidak perlu, aku bisa sendiri. Lagipula, aku sudah berjanji dengan ibu untuk pergi ke salon bersama."Arga menghela napas sebelum mengangguk. "Baiklah, kalau begitu hati-hati. Jangan lupa beri kabar kalau sudah sampai."Naira tersenyum, lalu melangkah mendekat dan memeluk suaminya erat. "Aku akan baik-baik saja, jangan khawatir."Arga mengecup puncak kepalanya dengan lembut. "Tetap hati-hati, sayang."Di rumah, Naira mengambil tasnya dan bersiap pergi. Sebelum keluar dari pintu, ia menoleh ke arah Arga yang masih berdiri di ambang pintu, menatapnya dengan cemas.Ia k

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 57

    Pagi itu, suasana kantor dipenuhi kesibukan seperti biasa. Namun, bagi Reyhan, langkahnya terasa lebih berat dari biasanya.Kepalanya masih dipenuhi oleh masalah dengan Raisa dan tuntutan pernikahan yang terus menghantuinya.Saat ia melangkah masuk ke ruangannya, matanya langsung menangkap sosok Naira yang baru saja hendak keluar dari ruangan.Namun, begitu melihat Reyhan, Naira dengan cepat menghindar, berpura-pura sibuk dengan berkas di tangannya.Reyhan mengerutkan kening. "Naira."Naira berhenti sejenak, namun tidak menoleh. "Aku sedang sibuk, Reyhan. Kita tidak perlu bicara."Reyhan menghela napas panjang. Ia melangkah mendekat, namun Naira justru semakin menjauh, seolah enggan berada di dekatnya lebih lama."Kau menghindariku?" tanya Reyhan dengan nada datar, namun matanya menelisik tajam.Naira tertawa kecil, tetapi tanpa humor. "Aku hanya tidak punya waktu untuk membicarakan hal yang tidak penting.""Aku baru saja kemarin mendatangi rumahmu," kata Reyhan, suaranya lebih rendah

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 56

    Reyhan menatap Bu Ratna dan Pak Alfian dengan ekspresi yang sulit ditebak. Ada amarah, frustasi, dan kepasrahan dalam satu waktu.Pernikahan? Dengan Raisa? Semua ini terasa seperti jebakan yang sudah dirancang matang, seolah mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk menjebaknya sepenuhnya.“Aku butuh waktu,” akhirnya Reyhan berkata, suaranya serak dan berat.“Tapi Reyhan—” Raisa mencoba berbicara, namun ia terdiam ketika melihat tatapan dingin yang diberikan Reyhan padanya.“Jangan paksa aku mengambil keputusan sekarang.” Ia mengalihkan pandangannya ke arah Bu Ratna dan Pak Alfian. “Aku akan bertanggung jawab atas anak ini, tapi pernikahan bukan sesuatu yang bisa diputuskan dalam satu malam.”Bu Ratna hendak membantah, tetapi Pak Alfian menepuk tangannya pelan, memberi isyarat agar diam. “Baiklah, Reyhan. Kami akan memberimu waktu. Tapi jangan terlalu lama. Anak ini membutuhkan kepastian.”Reyhan tidak menjawab. Ia hanya menatap Raisa sejenak sebelum berbalik dan melangkah keluar da

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 55

    Reyhan berdiri di depan pintu apartemen Naira yang kini tertutup rapat, seperti tembok yang tak mungkin ia tembus lagi.Jemarinya masih menggenggam erat gelang kecil itu, seakan bisa menghidupkan kembali waktu yang telah hilang. Tapi tidak. Waktu tak akan pernah bisa diputar kembali.Dadanya terasa sesak. Bukan hanya karena kata-kata tajam Naira, tetapi juga karena kenyataan yang harus ia hadapi.Wanita yang dulu begitu mencintainya, kini bahkan tak lagi ingin melihatnya. Wanita yang pernah ia abaikan, kini membalasnya dengan tatapan dingin yang menusuk.Dan ironisnya, di saat ia baru menyadari betapa berharganya Naira, semuanya telah terlambat.Dari balik jendela, Naira berdiri diam, menyaksikan sosok Reyhan yang mulai melangkah pergi.Ia seharusnya merasa puas, seharusnya merasa menang karena bisa melihat pria itu merasakan kepedihan yang dulu pernah ia rasakan.Tapi mengapa ada sesuatu di dalam dadanya yang terasa begitu sakit? Jemarinya menggenggam kerah gaunnya, berusaha menahan s

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 54

    Reyhan berdiri di depan pintu apartemen Naira, dadanya naik turun dengan napas yang tertahan.Tangannya terangkat, ragu-ragu sebelum akhirnya mengetuk. Tiga ketukan pelan namun penuh harap. Hening. Tidak ada jawaban.Ia menelan ludah, lalu mengetuk lagi. Kali ini lebih keras. Jantungnya berdetak lebih cepat saat langkah kaki terdengar dari dalam.Tak lama kemudian, pintu terbuka perlahan, memperlihatkan sosok yang selama ini menghantuinya dalam setiap mimpi buruk dan penyesalan.Naira.Wanita itu berdiri di hadapannya dengan tatapan yang dingin dan datar, seolah kehadirannya bukanlah sesuatu yang berarti.Rambut panjangnya tergerai rapi, wajahnya cantik seperti yang selalu Reyhan ingat, tetapi ada sesuatu yang berbeda.Mata itu, mata yang dulu penuh cinta saat menatapnya, kini hanya dipenuhi dengan sesuatu yang jauh lebih tajam. Jauh lebih berbahaya.Reyhan merasa dadanya sesak."Ada apa?" suara Naira terdengar tenang, hampir terlalu tenang, seolah ia tidak terganggu sedikit pun denga

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 53

    Raisa duduk di depan layar laptopnya, matanya memandang kosong pada layar yang menampilkan satu lagi email penolakan.Tangannya mengepal erat, wajahnya memerah karena frustrasi. Sudah lebih dari dua puluh perusahaan yang ia lamar, namun semuanya menolak tanpa memberikan alasan yang jelas."Ini pasti ulah Arga!" desisnya marah, suaranya penuh kebencian.Ayahnya, Pak Alfian, berdiri di belakangnya dengan wajah keruh. Sebagai seorang pengusaha senior, ia masih memiliki pengaruh.Namun setiap kali ia mencoba menghubungi kenalan bisnisnya untuk membantu Raisa mendapatkan pekerjaan, mereka selalu menolak secara halus atau bahkan langsung memutuskan komunikasi, seolah takut hanya dengan menyebut nama keluarganya."Aku tidak mengerti, Raisa," kata Pak Alfian, suaranya berat dan penuh ketakutan. "Bahkan perusahaan-perusahaan yang berutang budi padaku pun menolak membantumu. Ini... ini bukan kebetulan." Raisa menggertakkan giginya, tangannya mencengkeram ujung meja hingga buku-buku jarinya memu

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 52

    Malam itu, di kamar mereka yang remang-remang dengan pencahayaan hangat, Arga menatap Naira yang tengah bersandar di dadanya.Jemarinya dengan lembut memainkan rambut istrinya, sementara pikirannya masih dipenuhi dengan kejadian hari itu."Jadi, apa rencanamu selanjutnya setelah Raisa dipecat?" Arga bertanya dengan suara rendah, matanya penuh perhatian menatap wajah Naira.Naira tersenyum tipis, sorot matanya penuh tekad. "Aku ingin dia kehilangan segalanya, pekerjaan, reputasi, dan setiap peluang di dunia bisnis. Biarkan dia merasakan kehancuran yang sama seperti yang dia rencanakan untukku."Arga mengangguk, ekspresinya tetap tenang meski ada kilatan tajam di matanya. "Aku bisa mengurus itu. Aku akan menghubungi beberapa koneksi dan memastikan tidak ada satu pun perusahaan besar yang mau menerimanya."Naira mengangkat wajahnya, menatap Arga penuh cinta. "Terima kasih, sayang. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."Arga mengusap pipi istrinya dengan lembut, menatapnya dengan sorot mata t

  • Dibuang Suami, Dipinang CEO   Bab 51

    Naira masih berbaring di sofa, merasakan kehangatan genggaman tangan Arga. Meski tubuhnya lelah, hatinya terasa lebih ringan setelah semua yang terjadi.Arga duduk di sampingnya, jemarinya mengusap lembut punggung tangannya. "Kau baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir.Naira mengangguk pelan. "Aku hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat. Terima kasih karena selalu ada untukku."Arga tersenyum, lalu menghela napas panjang. "Aku sudah memecat Raisa. Dia tidak akan mengganggumu lagi. Kau tidak perlu khawatir tentangnya."Naira terdiam sesaat, lalu mengangguk kecil. "Terima kasih, Arga. Aku tidak ingin hal ini berlarut-larut."Arga menatapnya dengan penuh kelembutan. "Kau sudah bekerja terlalu keras. Aku ingin kau pulang lebih awal hari ini dan beristirahat dengan baik. Aku akan mengurus semua urusan di kantor."Naira tersenyum kecil, merasa lega karena Arga begitu memperhatikannya. "Baiklah, aku akan pulang lebih awal."Arga mengusap pipinya perlahan. "Aku akan mengantarmu s

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status