Share

Bab 4

"Sudahlah Lucia, tidak perlu berfikir keras. Lebih baik kamu ambil pakaian yang berada dalam laci, dalam laci ada beberapa pakaian tidur. Sementara waktu pakailah. Besok selesai akad saya akan mengajak kamu membeli beberapa pakaian yang bisa kamu kenakan" Ucap Mahardika lagi.

Lucia menarik nafas panjang, kemudian berjalan ke arah laci untuk melihat apakah benar ada pakaian atau tidak, ternyata saat ia membukanya memang benar ada beberapa pakaian tidur yang lebih bagus dari pakaian nya yang ia bawa dari rumah, meskipun hanya pakaian tidur.

Mahardika keluar kamar, dan Lucia berganti pakaian, tak lupa juga ia menutup pintu kamar dengan menguncinya, agar tidak ada orang yang masuk lagi. Selesai berganti, anak buah Mahardika mengetuk pintu kamar. Dia kembali untuk mengurus pakaian yang dia bawa.

"Nona, apakah nona sudah selesai berganti? jika sudah saya izin masuk untuk mengambil pakaian nona" Ucap anak buah Mahardika itu dibarengi dengan mengetuk pintu kamar. Lucia yang mendengar nya pun berjalan membuka pintu kamar, beruntung nya juga dia sudah selesai berganti pakaian.

"Iya tunggu sebentar" Balas Lucia sedikit keras, lalu ia membuka pintu kamar nya.

Setelah pintu kamar terbuka, anak buah Mahardika langsung untuk mengambil semua pakaian Lucia, dibantu oleh pemiliknya sendiri Meski dicegah, Lucia tetap ngotot ikut membantu.

"Sudah nona, biarkan saja saya sendiri yang melakukan nya" Cegah anak buah Mahardika.

"Tidak apa apa, semakin cepat semakin selesai. ngomong ngomong jika aku boleh tau siapa namamu?" Jawab Lucia dan ia bertanya.

"Nama saya Dion nona" Balas singkat anak buah Mahardika tersebut yang ternyata ber name tag Dion.

"Sebelumnya boleh saya meminta kepadamu Dion? Tolong jangan baung semua pakaian saya ini apalagi kamu kalau kamu sampai membakar nya, sumbangkan saja kepada orang orang dipinggir jalan yang sekiranya membutuhkan" Saran Lucia memohon. Walaupun akan mendapatkan pakaian baru, Dia tidak ikhlas.

"Tapi nona, tuan muda Mahardika menyuruh saya kalau pakaian nona harus dibuang atau dibakar saja nona, saya tidak berani melanggar atau terkena hukuman darinya" Balas Dion dengan nada gemetar.

"Tolong saya mohon ke kamu, lakukan secara diam diam dan jangan beritahu tuan Mahardika, karena sangat sayang jika pakaian saya dibakar begitu saja sedangkan masih kayak untuk dipakai meskipun hanya pakaian biasa" Ucap Lucia yang memohon

"Tapi nona, saya tidak berani. karena mata mata tuan Mahardika banyak nona. saya takut jika ketahuan, kalau saya tidak mematuhinya maka nyawa saya akan terancam" Balas Dion lagi dan lagi.

"Terancam? Apa maksud kamu Dion? memangnya siapa sebenarnya tuan Mahardika Darmawangsa? apakah dia berbahaya?" Lucia mulai penasaran

"Nanti nona pasti akan mengetahui nya sendiri setelah menikah dengan nya, kalau begitu saya permisi dulu nona, lebih baik nona beristirahat karena besok adalah hari nona menikah dengan tuan Mahardika" Ucap Dion setelah itu dia pergi, dia telah selesai membereskan semua pakaian Lucia.

Lucia mulai dibuat penasaran, siapa sosok Mahardika Darmawangsa ini? Kenapa anak buahnya bilang kalau dia tidak mematuhi nya nyawanya akan terancam? Lucia benar benar keheranan.

"Sebenarnya siapa tuan Mahardika? Apakah dia psikopat?" Lucia bertanya tanya kepada dirinya sendiri. Lagi lagi dia dibuat berfikir.

Disaat Lucia sedang memikirkan nya tiba tiba saja seorang gadis cantik mengetuk pintu kamar nya dan membawa makanan untuknya.

"Permisi, apa benar ini kamar nona Lucia? aku membawakan makanan" Ucapnya dari ambang pintu. Lucia pun melihat ke arah gadis cantik tersebut yang berdiri dari balik ambang pintu.

"Iya benar, dan aku sendiri adalah Lucia. silahkan masuk" Ucap Lucia sambil menunjuk dirinya sendiri. Setelah mendapat izin masuk, gadis cantik tersebut langsung masuk dengan senyuman yang mengembang di bibirnya.

Gadis cantik itu meletakkan makanan di atas meja samping tempat tidur kamar, lalu dia duduk disamping Lucia. Dia menatap Lucia dari atas sampai bawah. Lucia mengernyitkan dahi nya, kenapa gadis itu memperhatikan dirinya seperti itu. Gadis itu sadar akan ekspresi Lucia seperti itu, dia malah tertawa, yang membuat Lucia semakin kebinggungan.

"Kenapa kamu tertawa? Apa yang kamu tertawakan? Tanya Lucia keheranan.

"Karena wajah mu sangatlah lucu kakak Ipar" Ucap gadis itu dengan masih tertawa.

"Kakak ipar?"

"Maaf, lebih tepatnya calon Kakak ipar" Lucia paham, apa mungkin dia merupakan adik Mahardika? Jika tidak dia tidak mungkin memanggil dia dengan sebutan kakak ipar.

"Apakah kamu adiknya tuan Mahardika?" Tanya Lucia yang begitu memastikan.

"Benar sekali, Aku adalah adik dari kak Dika, calon suami kakak. Mungkin kakak belum bertemu dan berkenalan dengan ku bukan? jadinya kakak binggung saat melihat ku sekarang" Balasnya.

"Kenalin kak Lucia, namaku adalah Arrabelyia Verronica, panggil saja arra" lanjutnya

Lucia mengembangkan senyumnya lalu menggangguk kan kepalanya tanda paham. Wajar saja dia belum mengenalnya karena baru tadi ia dibawa ke rumah Mahardika. Ternyata Mahardika memiliki adik perempuan

"Aku tadi terkejut karena kak Dika bilang dia akan menikah besok dan sudah membawa calon istri ke sini karena penasaran aku jadi aku langsung saja ke sini sekalian membawakan makanan untukmu'' Ucap Arra

"Ngomong ngomong kau sangat cantik kak Lucia, wajar saja kak Mahardika menyukai mu dari dulu dan tiba tiba ingin langsung menikahi mu" Lanjutnya.

Untuk yang kedua kali, Lucia tersentak karena dia mendengar jika Mahardika sudah menyukai nya dari dulu, dia sangat tidak mengerti dan binggung dibuatnya. Apakah jangan jangan Mahardika sudah mengintainya? Sehingga di saat yang tepat dia membelinya untuk menjadikan sebagai istri? Sungguh kasus yang rumit.

"Tuan Mahardika menyukaiku dari dulu?" Tanya Lucia pada Arra

"Apa kak Lucia belum tau? aku pikir kak Lucia sudah tau sebelum kakak dijadikan istri besok. dan kenapa kamu Lucia memanggil kak Dika dengan sebutan tuan? panggil saja dia Dika, ya mungkin dia terkena dingin sadis dan sangat datar di dunia organisasi mafia tetapi kak sebenarnya kak Dika sangatlah lembek kak" Balas Arra yang membuat Lucia meneguk ludah kasar.

Apa katanya tadi? organisasi mafia? Itu artinya berarti Mahardika adalah seorang mafia? Kini Lucia menjadi mengerti perihal Dion tadi.

"Sekarang aku paham" Celetuk Lucia.

"Apa yang kak Lucia pahami?" Tanya Arra

"Ehh,, tidak Arra. Lupakan" Tidak ingin berbincang lebih lama, Lucia memilih untuk menghentikan ucapan nya saja terhadap Arra.

"Sudahlah calon kakak ipar, alangkah baiknya sekarang kakak Lucia makan dahulu setelah itu istirahat, besok jadwal kak Lucia sangatlah padat" Ucap Arra menyuruh Lucia. Lucia mengangguk, dia mengambil makanan yang di bawa oleh Arra. Menggoda, makanannya seafood laut, makanan yang belum pernah Lucia rasakan ataupun makan selama ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status