Lucia benar benar dibuat pusing karena memikirkan. Sisi lain dia yakin bahwa nantinya dia pasti juga akan mengetahui mengenai apa yang ia alami sekarang. Sejenak Lucia akhirnya dapat merebahkan diri di kasur dan tidur, Dia terbangun saat hari menjelang sore hari.
"Jam berapa ini?'' Dengan mata sayu, Lucia melirik kearah jam dinding. "Udah sore, lebih baik aku mandi dulu aja deh" Lucia bergumam lalu merangkak bangun dari ranjang tempat tidur. Sebelum mandi, ia mengeluarkan semua pakaian yang berada di dalam koper lalu menaruh dan menatanya di dalam almari pakaian yang sudah tersedia. Setelah selesai, Lucia mengambil handuk dan dia mandi. Ia melihat kamar mandi yang ia masuki juga tak kalah luas rupanya dengan kamar. Di kamar mandi itu juga banyak barang barang yang sangat lengkap, mulai dari bathtub kamar mandi dan juga shower bahkan closet sekalipun. "Keluarga tuan Mahardika Darmawangsa sepertinya memang sangat kaya" Lucia terkagum kagum. Langsung saja Lucia bersiap mandi berendam di dalam bathtub. Cukup lama Lucia mandi karena saat ini ia masih sedang menikmati mandi air hangat. Pada saat itu, Mahardika Darmawangsa memasuki kamar Lucia. Ia sudah tau jika Lucia sedang mandi, terdengar suara kran air berbunyi. Dia langsung masuk saja, lagipula pintu kamar tersebut tidak dikunci dari dalam. Tampaknya Lucia lupa. Mahardika membuka almari yang berisi seluruh pakaian Lucia yang sudah tertata rapi. Ia mengobrak abrik nya lalu membuang semuanya ke lantai. Beberapa saat kemudian, anak buah dari Mahardika menyusulnya masuk, ia sudah membawa beberapa kantung plastik untuk semua pakaian Lucia. Benar sekali, Mahardika ingin membuang semua pakaian Lucia. "Cepat kamu bawa semua pakaiannya lalu buang atau sekalian kamu bakar" Titah Mahardika kepada anak buah nya tersebut. Anak buahnya sendiri patuh dengan apa yang dikatakan oleh tuan nya. Sementara itu dari dalam kamar mandi, Lucia mendengar suara Mahardika secara samar samar. Kran air terpaksa Lucia matikan supaya terdengar lebih jelas dan juga tidak menggangu. "Saya tidak ingin ada satu baju saja yang tersisa, buang semua dan bakar" Mahardika mengulangi ucapan nya lagi kepada anak buahnya. Lucia mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Mahardika barusan. Tau maksud Mahardika, Buru buru Lucia keluar dari bathtub kamar mandi dan menggunakan handuk, yang ia lilitkan ditubuhnya, setelah itu ia langsung keluar. Ia bahkan tidak berfikir jika ia keluar hanya berbalut handuk yang panjang nya cuma sepaha. Lucia keluar dari kamar mandi dan ia melihat jika semua pakaian nya berserakan dilantai, terdapat juga anak buah Mahardika yang sedang memasukkan satu demi satu pakaian nya ke dalam kantung plastik. Lucia mendekat ke arah Mahardika beserta anak buahnya. "Pakaian saya kenapa berserakan seperti ini tuan? dan kenapa dimasukkan ke dalam kantung plastik?" Celetuk Lucia tiba tiba Mahardika tentu saja melihat ke arah Lucia itu, dia tidak mendengarkan perkataan dari Lucia justru melihat Lucia yang hanya mengenakan handuk saja. Mahardika menatap Lucia dari atas sampai bawah. Anak buah Mahardika sendiri yang melihat Lucia seperti itu tentu saja menelan ludah kasar. Tubuh yang mulus berbalut handuk sepaha menggoda keimanan. Lucia masih berdiam diri ditempat untuk menunggu jawaban dari Mahardika. Raut yang Lucia perlihatkan begitu polosnya. Mahardika yang paham akan tatapan anak buahnya itu langsung menyuruh nya keluar. "Apa yang sedang kamu lihat? keluarlah terlebih dahulu, nanti saya akan memanggil mu lagi, Keluar!" Titah Mahardika dengan nada dingin nya. Anak buahnya tentu saja langsung keluar, tidak berani terhadap Mahardika. Setelah anak buahnya keluar dari kamar, kini tinggal ada dia dan juga Lucia saja. Mahardika menatap Lucia dengan tatapan tajam. "Apakah kamu ingin mengobral diri kepada orang lain dengan pakaian seperti ini?" Tanya Mahardika dengan nada sedingin es. "Apa maksudmu tuan, tolong jaga mulut anda" Balas Lucia dengan nada tidak suka, lebih ke balasan ketus. "Kamu keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk ditubuh kamu, kamu ini tidak sadar apa bagaimana? apakah kamu tidak memperhatikan juga jika anak buah saya menatap kamu sedari tadi?" Tiba tiba saja Mahardika mengoceh. Lucia baru sadar, dia melihat ke badan nya sendiri jika dia memang hanya sekedar berbalut handuk. Dia benar benar tidak tau karena dia langsung keluar dari kamar mandi tadi. Lucia menepuk jidatnya pelan. "Maafkan saya tuan, saya tidak sadar saat keluar dari kamar mandi, karena saya buru buru keluar. Tadi saya mendengar jika tuan Mahardika ingin membuang pakaian saya jika perlu membakar nya, makanya saya buru buru tuan. Apakah itu benar?" Balas Lucia sekaligus bertanya pada Mahardika. "Yang kamu dengar tidak salah, saya ingin membuang semua pakaian kamu" Balas Mahardika dengan seenak jidat. "Tapi kenapa tuan? Apa salah saya sehingga pakaian saya mau dibuang bahkan dibakar?" Lucia bertanya lagi, masih tidak paham. "Karena semua pakaian kamu ini sudah tidak layak pakai" balas Mahardika lagi. Lucia seketika membulatkan matanya. Tidak layak pakai?! "Apa maksud tuan tidak layak pakai? semua pakaian saya masih bagus tuan, dan juga masih bisa saya pakai" Lucia tidak terima, ia mengambil dan memungguti pakaian nya yang berserakan dilantai itu satu persatu. Saat bajunya sudah ditangannya, Mahardika justru menghempaskan nya begitu saja sehingga semua pakaian nya terjatuh kembali ke lantai. Lucia dibuat kesal lama lama dengan sikap Mahardika itu. "Sebenarnya apa mau tuan?" Sentak Lucia. "Saya hanya ingin membuang semua pakaian kamu ini karena saya akan menggantinya dengan pakaian yang baru, bahkan lebih bagus dari pakaian semua pakaian kucel kamu ini, Mulai besok saya akan menikahi kamu, itu artinya kamu akan menjadi istri saya. Saya tidak mau istri saya berpenampilan sederhana, saya mau kamu tampil elegan" balas Mahardika dengan memperjelas. "Tapi kenapa tuan harus diganti? Saya sudah nyaman dengan semua pakaian saya ini" bantah Lucia "Karena mulai besok kamu sudah menjadi istri saya Lucia, dan saya tidak ingin jika istri saya memakai pakaian yang sama sekali tidak layak dimata saya seperti pakaian kamu ini" Tegas Mahardika sekali lagi. "Mengapa tuan ingin menikahi saya? Sementara saya hanya perempuan yang anda beli dengan sejumlah uang anda saja tuan, bahkan saya juga belum pernah mengenal anda sebelumnya, kenapa tuan juga ingin memperistri saya secara tiba tiba seperti ini? tanpa izin dari saya sendiri" Lucia mulai mempertanyakan hal tersebut. "Nanti setelah acara akad pernikahan akan saya jawab, soal kenapa saya tidak meminta izin dari kamu, apakah itu harus? Saya sudah membeli kamu dengan sejumlah uang yang nominal nya tidaklah sedikit Lucia, Jadi sudah menjadi hak saya ingin melakukan apapun yang saya mau kepada kamu, dan mengenai pertanyaan kamu siapa saya, kamu akan tau" Balas Mahardika kepada Lucia. Tidak adil. Ya, itulah yang dirasakan Lucia saat ini setelah ia mendengar penjelasan dari Mahardika. Dia sudah dibeli oleh orang tetapi dia juga punya hak atas dirinya sendiri."Sudahlah Lucia, tidak perlu berfikir keras. Lebih baik kamu ambil pakaian yang berada dalam laci, dalam laci ada beberapa pakaian tidur. Sementara waktu pakailah. Besok selesai akad saya akan mengajak kamu membeli beberapa pakaian yang bisa kamu kenakan" Ucap Mahardika lagi.Lucia menarik nafas panjang, kemudian berjalan ke arah laci untuk melihat apakah benar ada pakaian atau tidak, ternyata saat ia membukanya memang benar ada beberapa pakaian tidur yang lebih bagus dari pakaian nya yang ia bawa dari rumah, meskipun hanya pakaian tidur. Mahardika keluar kamar, dan Lucia berganti pakaian, tak lupa juga ia menutup pintu kamar dengan menguncinya, agar tidak ada orang yang masuk lagi. Selesai berganti, anak buah Mahardika mengetuk pintu kamar. Dia kembali untuk mengurus pakaian yang dia bawa. "Nona, apakah nona sudah selesai berganti? jika sudah saya izin masuk untuk mengambil pakaian nona" Ucap anak buah Mahardika itu dibarengi dengan mengetuk pintu kamar. Lucia yang mendengar nya pu
Makanan yang dimakan Lucia kini sudah habis tanpa sisa. Gadis tersebut benar-benar menikmati makanan yang telah disediakan. Dia berfikir untuk keluar kamar, membawa piring bekas makannya ke dapur. "Lebih baik aku bawa dulu deh piringnya ke dapur" Lucia berucap sembari bangkit dari duduknya lalu dia pergi keluar kamar. Langkah Lucia terhenti, kala dia ingin menuruni tangga. Baru saja teringat olehnya bahwa dia belum mengetahui dimana letak dapurnya? Rumah sebesar itu sudah pasti banyak ruangan. "Duh, aku kan nggak tau dimana letak dapurnya, apa sebaiknya aku tanya saja ya sama maid disini?" Lucia baru tersadar, kemudian mengambil keputusan lebih baik bertanya saja pada maid di bawah tangga. Ada maid yang sedang membersihkan lantai dibawah tangga sana.Baru saja akan melangkah, maid yang berada dibawah tangga tersebut, menghampiri Lucia."Eh, nona ingin kemana? Membawa piring segala?" Maid tersebut menanyai Lucia."Em, ini bi. Saya tadi habis makan dan saya ingin menaruh piring bekas
Lucia terbangun dengan mata yang masih amat sayu kala dia dibangunkan oleh maid tersebut."Iya bi sebentar saya bangun" balas Lucia pada maid kemudian ia membukakan pintu kamar. Dari luar ambang pintu kamar ternyata sudah ada maid berdiri di sana."Non Lucia, maaf saya sudah membangunkan nona. Saya hanya ingin mengingatkan non Lucia jika bahwa hari ini adalah hari H acara resepsi pernikahan nona Lucia dengan tuan Mahardika, alangkah baiknya non Lucia segera bersiap diri. untuk gaun pengantin sudah disiapkan di ruang dandan oleh para owner" Maid itu memberitahu Lucia. Lucia mengangguk pertanda ia mengerti. Sebenarnya sebelum ia benar benar menjadi istri sah dari Mahardika, ia ingin bertanya lebih dulu kepadanya. Apa benar, dia akan dijadikan sebagai istri kedua? Jika iya dia juga belum mengenal istri pertama dari Mahardika sendiri. Sekarang hanya dalam hitungan beberapa jam saja, dan Lucia harus sudah bersiap menjadi pengantin. Harus apa dia saat ini? "Apa aku sebaiknya bertemu den
Lucia tersenyum tipis lalu dia mengganguk menanggapinya."baiklah kalau begitu, istirahat lah karena besok adalah hari yang sangat penting untuk kita berdua" ucap Mahardika kemudian ia pergi meninggalkan LuciaKarena dirasa masalah sudah selesai dan tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, Lucia memilih untuk tertidur. Saat hari sudah menjelang pagi, Lucia terbangun dan terdengar dari balik pintu kamarnya seperti ada yang mengetuk dan memanggil nya. Dengan setengah mata yang masih sayu khas orang bangun tidur, Lucia berjalan menuju pintu lalu ia membukanya.Ternyata yang mengetuk pintu dan memanggil nya adalah maid."nona Lucia baru bangun tidur ya? maaf saya mengganggu nona, tetapi hari ini adalah hari yang sangat penting untuk nona Lucia, jadi nona harus segera bersiap" ucap maid itu kepada nya, Lucia hanya mengganguk mengiyakan. Ia rasanya masih mengantuk"iya saya akan bersiap" balas Lucia"biar owner saja yang menyiapkan nona Lucia, karena mereka sudah datang, nona Lucia hanya perl
"Apa yang kamu lihat Lucia?" Celetuk Mahardika yang tiba tiba sudah berdiri disamping Lucia. Lucia menoleh ke arahnya."Konsep pernikahan nya tuan" jawab Lucia"Ada apa dengan konsep pernikahan nya? kamu menyukainya?" Tanya Mahardika"Sangat tuan, terlihat sangat indah dan sempurna. aku tidak pernah membayangkan sebelum nya jika pernikahan ku akan seperti ini" Lucia benar benar begitu kagum"Setengah jam lagi, acara pernikahan nya akan dimulai, sebelum itu aku akan memperkenalkan mu kepada para tamu Lucia, ayo" Mahardika mengulurkan tangannya kepada Lucia untuk mengandeng nyaDengan ragu Lucia menerima uluran tangan dari Mahardika tersebut, dan menemui para tamu. Mahardika memperkenalkan dirinya kepada salah satu tamu yang merupakan kerabat dekat calon suami nya itu."Tuan yohanes, perkenalkan. dia adalah calon istri kedua saya, bagaimana menurut anda" ucap Mahardika memperkenalkan Lucia"Sepertinya anda tidak salah pilih tuan Mahardika, calon istrimu sangat lah cantik layaknya seper
"Arra" sentak Zavia"Cukup Zavia, kembali lah ke dalam kamarmu. jangan membuat ku malu di hadapan banyak tamu" ucap Mahardika kepada istri pertama nya itu"Tapi Dika, adikmu dulu yang mulai" bantah Zavia"Aku bilang kembali ke kamar mu Zavia" perintah Mahardika. Mau tidak mau akhirnya Zavia terpaksa menurut dan ia langsung masuk ke dalam kamar nya dengan perasaan kesal. Adik nya yang memancing tetapi bisa bisanya dia beralibi jika dia yang salah.Memang, selama ini Arra tidak menyukai Zavia. Karena dulu pernikahan kakak dan kakak ipar pertama nya itu hanyalah kontroversi belaka yang di latar belakangi oleh keorganisasian mafia. Keluarga Mahardika merupakan keluarga yang sebenarnya menyimpan banyak sekali cerita.Flash back onMahardika Darmawangsa, atau sering kali di panggil dengan nama Dika di kalangan tertentu, yaitu salah satunya dikalangan organisasi mafia. Mahardika merupakan anak pertama dari pimpinan mafia yang dikenal kejam oleh dunia. Nama ayah Mahardika sudah menggelegar di
Berada di dalam mobil, Mahardika tak henti hentinya menatap Lucia. Mata laki laki itu seakan terhipnotis oleh pesona yang ditunjukkan oleh gadis yang sedang berdiri dihadapan mobil yang ia tumpangi."Duh, maaf tuan. Saya hampir saja menabrak orang. Saya permisi turun lebih dulu" Kata sopir pada Mahardika."Silahkan, tapi jangan lama lama. Saya sedang buru buru" Balas Mahardika yang memberikan izin pada si sopir.Sopir tersebut turun dari mobil lalu meminta maaf kepada Lucia yang masih berdiri di depan mobil. Tidak atau apa yang dibicarakan si sopir terhadap Lucia, ending akhir terdengar Lucia meminta maaf. Terkesan begitu sopan. Mahardika hanya memperhatikan saja dan mengambil ponsel untuk memotret. Tidak tau apa tujuannya. Tidak lama kemudian, sopir sudah kembali dan Lucia pun pergi.Semenjak kejadian yang hampir menabrak tersebut, Mahardika mulai mencari tau siapa sosok Lucia sebenarnya. Entah obsesi atau bagaimana, Mahardika sampai menyewa Intel demi mengetahui identitas Lucia, mul
Flashback off.Pernikahan Mahardika dan juga Lucia dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Sedang Zavia sang istri pertama Mahardika, memilih untuk pergi keluar rumah. Dia tidak ingin melihat suaminya itu bersama dengan wanita lain.Daripada hanya menghabiskan waktu dikamar, lebuh baik Zavia memilih untuk pergi dari rumah mencari hiburan. Tetapi sangat tidak mungkin jika dia berkumpul dengan teman temanya, tau pergi ke mall menghabiskan uangnya lagi. Bisa bisa sudah pasti akan ditanyai apakah suaminya memang benar menikah lagi untuk yang kedua kali."Lebih baik daripada suntuk dikamar aku pergi aja deh ke bar, bodo amat sama pernikahan Dika dan Lucia gadis yang tidak jelas asal usulnya itu. Lebih baik aku menghabiskan waktu disana" Ucap Zavia, setelah itu dia bersiap untuk berangkat.Seperti biasa Zavia akan pergi menggunakan sebuah mobil. Kali ini mobil yang dia pakai mobil ke sembilan pemberiaan Mahardika, Pejero. Itulah nama mobil ke sembilan nya."Hah, sebaiknya habis ini aku
Karena merasa kesal dengan adik ipar yang dirasa Zavia menjengkelkan itu, ia berpindah tempat duduk saja. Menjauh dari Arra.Dalam hati Zavia sendiri ingin rasanya dia mengumpat. Kesal dicampur tidak suka di arah kan kepada kedua pasangan yang kini sedang memalukan acara akad pernikahan itu. Beruntungnya hingga akad selesai, tidak da gangguan dari Zavia."Akadnya sudah selesai dan Alhamdulillah semua berjalan lancar. Acara pesta pernikahan nya tinggal empat hari lagi, setelah itu selesai" Ucap ibunda Mahardika disamping kedua mempelai."Iya bener bunda Alhamdulillah akarnya selesai dan Untung aja nggak ada pengganggu yang mencoba merusak akadnya" Timpal Arra sembari melirik ke arah Zavia.Anggota keluarga kini memang Tengah berkumpul bersama dengan kedua mempelai termasuk Zavia."Bunda, apa pesta nya nggak sebaiknya udahan aja Lucia udah capek bunda, badan Lucia rasanya remuk semua" Lucia tiba-tiba berucap memprotes."Gitu aja udah ngeluh, aku dulu aja 7 hari 7 malam biasa aja tuh wa
"Kenapa aku nggak coba aja kerjain pernikahan mereka berdua, aku lama lamin aja ganti baju nya supaya akad mereka juga akan ditunda. Dan kalo akad nya lama, otomatis penghulu nya juga akan pergi" Gumam Zavia dengan akal licik nya.Dia berganti pakaian, dan dia sengaja membuat semua orang menunggu lama. Waktu berjalan hampir satu jam tetapi Zavia belum siap juga."Zavia kok lama sekali ya ganti baju nya" Lirih ibunda Mahardika bergumam."Arra susulin aja ya bunda kak Zavia, Arra yakin dia pasti sengaja lelet supaya akad nya juga ditunda" Ucap Arra yang merasa jengkel sendiri. Semua orang sudah menunggu kedatangan zavia akan tetapi perempuan itu malah seenaknya sendiri."Nggak perlu Ara lebih baik kita mulai akadnya lebih dulu aja urusan Safia nanti soal belakangan biar bunda yang jelasin karena semakin akadnya lama terlaksana hari baiknya juga akan berlalu nanti" balas sang Ibunda.Itulah yang di inginkan Arra, kenapa tidak dari tadi saja. Lagipula kakak ipar nya satu itu sangat merepo
Selepas bercinta di kamar bar dengan laki-laki tidak dikenalnya itu zavia pulang ke rumah dengan pakaian yang sudah rapi, walaupun di rumah saat ini resepsi masih berlangsung zavia memutuskan lebih baik untuk pulang saja agar orang rumah tidak mencarinya. Lagi pula dia juga sudah menginap selama semalaman di dalam kamar bar.Di sisi lain di rumah Mahardika sendiri kini adalah hari resepsi ketiga pernikahan Lucia dengan Mahardika sendiri semua orang tentunya disibukan oleh urusan masing-masing untuk mempersiapkan resepsi ketiga kedua mempelai tersebut.Jam 08.00 tepat adalah di mana resepsi akad pernikahan dimulai Mahardika harus mengucapkan janji ikatan pernikahan tepat di depan semua orang yang hadir nantinya serta mengucapkan mahar yang telah ia janjikan untuk diberikan kepada Lucia.Sementara itu, sambil menunggu yang lainnya bersiap termasuk kedua mempelai arra saat ini tengah asik mengatur dekorasi pernikahan. Di tengah ia mengatur dekorasi pernikahan tersebut, Gadis itu tidak se
Mahardika mengernyit, memandang ke arah Lucia dari atas sampai bawah."Bagaimana bisa? Kamu sudah memakai gaun pengantin Lucia tidak mungkin kamu buang air kecil, akan sulit" Ucap Mahardika yang membuat raut wajah Lucia langsung manyun. Lucia benar benar sudah tidak tahan, rasanya sudah diujung."Tapi aku sudah tidak tahan Tuan, aku tidak ingin ngompol di dalam gaun, tolong biarkan aku buang air kecil, sebentar saja" Mohon Lucia kepada Mahardika."Tapi akan sangat sulit Lucia, gaun mu sangat lebar dan sebesar ini. Lebih baik ngompol saja di dalam gaun tidak apa apa" Balas Mahardika dan memberikan saran pada Lucia. Mendengar saran dari Mahardika barusan itu, sontak saja dia melongo."Apa maksud Tuan? Tidak tuan. Aku tidak mau ngompol di dalam gaun, tolonglah biarkan aku pergi sebentar buang air kecil, aku sudah tidak tahan" Pinta Lucia begitu melas.Akhirnya Mahardika terpaksa memanggil Arra, untuk membantu calon kakak iparnya tersebut. Sama seperti Mahardika, dia berpikiran bagaimana
Flashback off.Pernikahan Mahardika dan juga Lucia dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Sedang Zavia sang istri pertama Mahardika, memilih untuk pergi keluar rumah. Dia tidak ingin melihat suaminya itu bersama dengan wanita lain.Daripada hanya menghabiskan waktu dikamar, lebuh baik Zavia memilih untuk pergi dari rumah mencari hiburan. Tetapi sangat tidak mungkin jika dia berkumpul dengan teman temanya, tau pergi ke mall menghabiskan uangnya lagi. Bisa bisa sudah pasti akan ditanyai apakah suaminya memang benar menikah lagi untuk yang kedua kali."Lebih baik daripada suntuk dikamar aku pergi aja deh ke bar, bodo amat sama pernikahan Dika dan Lucia gadis yang tidak jelas asal usulnya itu. Lebih baik aku menghabiskan waktu disana" Ucap Zavia, setelah itu dia bersiap untuk berangkat.Seperti biasa Zavia akan pergi menggunakan sebuah mobil. Kali ini mobil yang dia pakai mobil ke sembilan pemberiaan Mahardika, Pejero. Itulah nama mobil ke sembilan nya."Hah, sebaiknya habis ini aku
Berada di dalam mobil, Mahardika tak henti hentinya menatap Lucia. Mata laki laki itu seakan terhipnotis oleh pesona yang ditunjukkan oleh gadis yang sedang berdiri dihadapan mobil yang ia tumpangi."Duh, maaf tuan. Saya hampir saja menabrak orang. Saya permisi turun lebih dulu" Kata sopir pada Mahardika."Silahkan, tapi jangan lama lama. Saya sedang buru buru" Balas Mahardika yang memberikan izin pada si sopir.Sopir tersebut turun dari mobil lalu meminta maaf kepada Lucia yang masih berdiri di depan mobil. Tidak atau apa yang dibicarakan si sopir terhadap Lucia, ending akhir terdengar Lucia meminta maaf. Terkesan begitu sopan. Mahardika hanya memperhatikan saja dan mengambil ponsel untuk memotret. Tidak tau apa tujuannya. Tidak lama kemudian, sopir sudah kembali dan Lucia pun pergi.Semenjak kejadian yang hampir menabrak tersebut, Mahardika mulai mencari tau siapa sosok Lucia sebenarnya. Entah obsesi atau bagaimana, Mahardika sampai menyewa Intel demi mengetahui identitas Lucia, mul
"Arra" sentak Zavia"Cukup Zavia, kembali lah ke dalam kamarmu. jangan membuat ku malu di hadapan banyak tamu" ucap Mahardika kepada istri pertama nya itu"Tapi Dika, adikmu dulu yang mulai" bantah Zavia"Aku bilang kembali ke kamar mu Zavia" perintah Mahardika. Mau tidak mau akhirnya Zavia terpaksa menurut dan ia langsung masuk ke dalam kamar nya dengan perasaan kesal. Adik nya yang memancing tetapi bisa bisanya dia beralibi jika dia yang salah.Memang, selama ini Arra tidak menyukai Zavia. Karena dulu pernikahan kakak dan kakak ipar pertama nya itu hanyalah kontroversi belaka yang di latar belakangi oleh keorganisasian mafia. Keluarga Mahardika merupakan keluarga yang sebenarnya menyimpan banyak sekali cerita.Flash back onMahardika Darmawangsa, atau sering kali di panggil dengan nama Dika di kalangan tertentu, yaitu salah satunya dikalangan organisasi mafia. Mahardika merupakan anak pertama dari pimpinan mafia yang dikenal kejam oleh dunia. Nama ayah Mahardika sudah menggelegar di
"Apa yang kamu lihat Lucia?" Celetuk Mahardika yang tiba tiba sudah berdiri disamping Lucia. Lucia menoleh ke arahnya."Konsep pernikahan nya tuan" jawab Lucia"Ada apa dengan konsep pernikahan nya? kamu menyukainya?" Tanya Mahardika"Sangat tuan, terlihat sangat indah dan sempurna. aku tidak pernah membayangkan sebelum nya jika pernikahan ku akan seperti ini" Lucia benar benar begitu kagum"Setengah jam lagi, acara pernikahan nya akan dimulai, sebelum itu aku akan memperkenalkan mu kepada para tamu Lucia, ayo" Mahardika mengulurkan tangannya kepada Lucia untuk mengandeng nyaDengan ragu Lucia menerima uluran tangan dari Mahardika tersebut, dan menemui para tamu. Mahardika memperkenalkan dirinya kepada salah satu tamu yang merupakan kerabat dekat calon suami nya itu."Tuan yohanes, perkenalkan. dia adalah calon istri kedua saya, bagaimana menurut anda" ucap Mahardika memperkenalkan Lucia"Sepertinya anda tidak salah pilih tuan Mahardika, calon istrimu sangat lah cantik layaknya seper
Lucia tersenyum tipis lalu dia mengganguk menanggapinya."baiklah kalau begitu, istirahat lah karena besok adalah hari yang sangat penting untuk kita berdua" ucap Mahardika kemudian ia pergi meninggalkan LuciaKarena dirasa masalah sudah selesai dan tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, Lucia memilih untuk tertidur. Saat hari sudah menjelang pagi, Lucia terbangun dan terdengar dari balik pintu kamarnya seperti ada yang mengetuk dan memanggil nya. Dengan setengah mata yang masih sayu khas orang bangun tidur, Lucia berjalan menuju pintu lalu ia membukanya.Ternyata yang mengetuk pintu dan memanggil nya adalah maid."nona Lucia baru bangun tidur ya? maaf saya mengganggu nona, tetapi hari ini adalah hari yang sangat penting untuk nona Lucia, jadi nona harus segera bersiap" ucap maid itu kepada nya, Lucia hanya mengganguk mengiyakan. Ia rasanya masih mengantuk"iya saya akan bersiap" balas Lucia"biar owner saja yang menyiapkan nona Lucia, karena mereka sudah datang, nona Lucia hanya perl