Share

Bab 3

Lucia benar benar dibuat pusing karena memikirkan. Sisi lain dia yakin bahwa nantinya dia pasti juga akan mengetahui mengenai apa yang ia alami sekarang. Sejenak Lucia akhirnya dapat merebahkan diri di kasur dan tidur, Dia terbangun saat hari menjelang sore hari.

"Jam berapa ini?'' Dengan mata sayu, Lucia melirik kearah jam dinding.

"Udah sore, lebih baik aku mandi dulu aja deh" Lucia bergumam lalu merangkak bangun dari ranjang tempat tidur.

Sebelum mandi, ia mengeluarkan semua pakaian yang berada di dalam koper lalu menaruh dan menatanya di dalam almari pakaian yang sudah tersedia. Setelah selesai, Lucia mengambil handuk dan dia mandi. Ia melihat kamar mandi yang ia masuki juga tak kalah luas rupanya dengan kamar. Di kamar mandi itu juga banyak barang barang yang sangat lengkap, mulai dari bathtub kamar mandi dan juga shower bahkan closet sekalipun.

"Keluarga tuan Mahardika Darmawangsa sepertinya memang sangat kaya" Lucia terkagum kagum.

Langsung saja Lucia bersiap mandi berendam di dalam bathtub. Cukup lama Lucia mandi karena saat ini ia masih sedang menikmati mandi air hangat. Pada saat itu, Mahardika Darmawangsa memasuki kamar Lucia. Ia sudah tau jika Lucia sedang mandi, terdengar suara kran air berbunyi. Dia langsung masuk saja, lagipula pintu kamar tersebut tidak dikunci dari dalam. Tampaknya Lucia lupa.

Mahardika membuka almari yang berisi seluruh pakaian Lucia yang sudah tertata rapi. Ia mengobrak abrik nya lalu membuang semuanya ke lantai. Beberapa saat kemudian, anak buah dari Mahardika menyusulnya masuk, ia sudah membawa beberapa kantung plastik untuk semua pakaian Lucia. Benar sekali, Mahardika ingin membuang semua pakaian Lucia.

"Cepat kamu bawa semua pakaiannya lalu buang atau sekalian kamu bakar" Titah Mahardika kepada anak buah nya tersebut. Anak buahnya sendiri patuh dengan apa yang dikatakan oleh tuan nya.

Sementara itu dari dalam kamar mandi, Lucia mendengar suara Mahardika secara samar samar. Kran air terpaksa Lucia matikan supaya terdengar lebih jelas dan juga tidak menggangu.

"Saya tidak ingin ada satu baju saja yang tersisa, buang semua dan bakar" Mahardika mengulangi ucapan nya lagi kepada anak buahnya.

Lucia mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Mahardika barusan. Tau maksud Mahardika, Buru buru Lucia keluar dari bathtub kamar mandi dan menggunakan handuk, yang ia lilitkan ditubuhnya, setelah itu ia langsung keluar. Ia bahkan tidak berfikir jika ia keluar hanya berbalut handuk yang panjang nya cuma sepaha.

Lucia keluar dari kamar mandi dan ia melihat jika semua pakaian nya berserakan dilantai, terdapat juga anak buah Mahardika yang sedang memasukkan satu demi satu pakaian nya ke dalam kantung plastik. Lucia mendekat ke arah Mahardika beserta anak buahnya.

"Pakaian saya kenapa berserakan seperti ini tuan? dan kenapa dimasukkan ke dalam kantung plastik?" Celetuk Lucia tiba tiba Mahardika tentu saja melihat ke arah Lucia itu, dia tidak mendengarkan perkataan dari Lucia justru melihat Lucia yang hanya mengenakan handuk saja. Mahardika menatap Lucia dari atas sampai bawah.

Anak buah Mahardika sendiri yang melihat Lucia seperti itu tentu saja menelan ludah kasar. Tubuh yang mulus berbalut handuk sepaha menggoda keimanan. Lucia masih berdiam diri ditempat untuk menunggu jawaban dari Mahardika. Raut yang Lucia perlihatkan begitu polosnya. Mahardika yang paham akan tatapan anak buahnya itu langsung menyuruh nya keluar.

"Apa yang sedang kamu lihat? keluarlah terlebih dahulu, nanti saya akan memanggil mu lagi, Keluar!" Titah Mahardika dengan nada dingin nya. Anak buahnya tentu saja langsung keluar, tidak berani terhadap Mahardika.

Setelah anak buahnya keluar dari kamar, kini tinggal ada dia dan juga Lucia saja. Mahardika menatap Lucia dengan tatapan tajam.

"Apakah kamu ingin mengobral diri kepada orang lain dengan pakaian seperti ini?" Tanya Mahardika dengan nada sedingin es.

"Apa maksudmu tuan, tolong jaga mulut anda" Balas Lucia dengan nada tidak suka, lebih ke balasan ketus.

"Kamu keluar dari kamar mandi hanya dengan melilitkan handuk ditubuh kamu, kamu ini tidak sadar apa bagaimana? apakah kamu tidak memperhatikan juga jika anak buah saya menatap kamu sedari tadi?" Tiba tiba saja Mahardika mengoceh.

Lucia baru sadar, dia melihat ke badan nya sendiri jika dia memang hanya sekedar berbalut handuk. Dia benar benar tidak tau karena dia langsung keluar dari kamar mandi tadi. Lucia menepuk jidatnya pelan.

"Maafkan saya tuan, saya tidak sadar saat keluar dari kamar mandi, karena saya buru buru keluar. Tadi saya mendengar jika tuan Mahardika ingin membuang pakaian saya jika perlu membakar nya, makanya saya buru buru tuan. Apakah itu benar?" Balas Lucia sekaligus bertanya pada Mahardika.

"Yang kamu dengar tidak salah, saya ingin membuang semua pakaian kamu" Balas Mahardika dengan seenak jidat.

"Tapi kenapa tuan? Apa salah saya sehingga pakaian saya mau dibuang bahkan dibakar?" Lucia bertanya lagi, masih tidak paham.

"Karena semua pakaian kamu ini sudah tidak layak pakai" balas Mahardika lagi. Lucia seketika membulatkan matanya. Tidak layak pakai?!

"Apa maksud tuan tidak layak pakai? semua pakaian saya masih bagus tuan, dan juga masih bisa saya pakai" Lucia tidak terima, ia mengambil dan memungguti pakaian nya yang berserakan dilantai itu satu persatu. Saat bajunya sudah ditangannya, Mahardika justru menghempaskan nya begitu saja sehingga semua pakaian nya terjatuh kembali ke lantai. Lucia dibuat kesal lama lama dengan sikap Mahardika itu.

"Sebenarnya apa mau tuan?" Sentak Lucia.

"Saya hanya ingin membuang semua pakaian kamu ini karena saya akan menggantinya dengan pakaian yang baru, bahkan lebih bagus dari pakaian semua pakaian kucel kamu ini, Mulai besok saya akan menikahi kamu, itu artinya kamu akan menjadi istri saya. Saya tidak mau istri saya berpenampilan sederhana, saya mau kamu tampil elegan" balas Mahardika dengan memperjelas.

"Tapi kenapa tuan harus diganti? Saya sudah nyaman dengan semua pakaian saya ini" bantah Lucia

"Karena mulai besok kamu sudah menjadi istri saya Lucia, dan saya tidak ingin jika istri saya memakai pakaian yang sama sekali tidak layak dimata saya seperti pakaian kamu ini" Tegas Mahardika sekali lagi.

"Mengapa tuan ingin menikahi saya? Sementara saya hanya perempuan yang anda beli dengan sejumlah uang anda saja tuan, bahkan saya juga belum pernah mengenal anda sebelumnya, kenapa tuan juga ingin memperistri saya secara tiba tiba seperti ini? tanpa izin dari saya sendiri" Lucia mulai mempertanyakan hal tersebut.

"Nanti setelah acara akad pernikahan akan saya jawab, soal kenapa saya tidak meminta izin dari kamu, apakah itu harus? Saya sudah membeli kamu dengan sejumlah uang yang nominal nya tidaklah sedikit Lucia, Jadi sudah menjadi hak saya ingin melakukan apapun yang saya mau kepada kamu, dan mengenai pertanyaan kamu siapa saya, kamu akan tau" Balas Mahardika kepada Lucia.

Tidak adil. Ya, itulah yang dirasakan Lucia saat ini setelah ia mendengar penjelasan dari Mahardika. Dia sudah dibeli oleh orang tetapi dia juga punya hak atas dirinya sendiri.

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status