Makanan yang dimakan Lucia kini sudah habis tanpa sisa. Gadis tersebut benar-benar menikmati makanan yang telah disediakan. Dia berfikir untuk keluar kamar, membawa piring bekas makannya ke dapur.
"Lebih baik aku bawa dulu deh piringnya ke dapur" Lucia berucap sembari bangkit dari duduknya lalu dia pergi keluar kamar. Langkah Lucia terhenti, kala dia ingin menuruni tangga. Baru saja teringat olehnya bahwa dia belum mengetahui dimana letak dapurnya? Rumah sebesar itu sudah pasti banyak ruangan. "Duh, aku kan nggak tau dimana letak dapurnya, apa sebaiknya aku tanya saja ya sama maid disini?" Lucia baru tersadar, kemudian mengambil keputusan lebih baik bertanya saja pada maid di bawah tangga. Ada maid yang sedang membersihkan lantai dibawah tangga sana. Baru saja akan melangkah, maid yang berada dibawah tangga tersebut, menghampiri Lucia. "Eh, nona ingin kemana? Membawa piring segala?" Maid tersebut menanyai Lucia. "Em, ini bi. Saya tadi habis makan dan saya ingin menaruh piring bekasnya ke dapur untuk dicuci, tetapi saya tidak tau letak dapurnya dimana, mungkin bibi bisa memberitahu saya?" Lucia menjawab seraya bertanya. "Nona tidak perlu repot-repot, sini biar saya bawa saja piringnya ke dapur, nona kembali saja ke kamar untuk beristirahat" Maid tersebut langsung menyahut piring yang ada ditangan Lucia. Lucia hanya menurut, dia mengucapkan terimakasih setelah itu kembali lagi ke kamar. Andai dia tau dari dulu kehidupan sehari-hari orang kaya seperti itu, yang selalu dilayani para pembantu, kenapa tidak dari dulu saja Mahardika membelinya? Dia pernah kaya tapi salah waktu singkat. Habis itu hidupnya kembali miskin. Lucia kembali ke dalam kamarnya, merebahkan diri lagi ke atas kasur yang begitu empuk. Selang beberapa saat ada yang mengetuk pintu kamar. "Siapa?" Tanya Lucia pada orang yang mengetuk pintu itu namun tidak ada jawaban. Alhasil Lucia berjalan untuk membukakan pintu. Yang dia lihat kala pintu terbuka, ada perempuan berdiri didepan pintu itu dengan pakaian teramat seksi. Siapakah dia? "Siapa ya?" Tanya Lucia sekali lagi dengan memicingkan kedua matanya. "Oh jadi ini toh, calon istri keduanya Dika" Bukanya menjawab perempuan itu memandang Lucia dari atas bawah, sambil mengucapkan kalimat yang tidak Lucia mengerti. "Maksud kamu apa ya? Dan kamu ini siapa?" Lucia tidak mengerti. "Aku Zavia, istri pertama Dika. Orang akan menikahi kamu, aku pikir perempuan yang akan Dika nikah cantik, tapi masih cantikan aku dan masih sangat muda" Balas perempuan tersebut lalu melenggang pergi begitu saja dari hadapannya. Apa maksudnya tadi? Istri pertama? Dia istri kedua? Mata Lucia lagi lagi dibuat terbelalak dan mulutnya menganga lebar. Apa ini? Mahardika sudah menikah sebelumnya? Sepertinya dia membutuhkan penjelasan lebih dalam lagi. "Jadi aku akan dinikahi untuk dijadikan istri kedua tuan Mahardika?" Lucia menggeleng gelengkan kepalanya. "Aku harus mencari tuan Mahardika sekarang" Lucia langsung berjalan entah ke mana untuk mencari keberadaan Mahardika. Sekarang dia benar benar butuh penjelasan, tidak mau menunggu lama lagi. Mata Lucia terus menerus berkeliling, berharap dia bertemu dengan Mahardika, dia menyusuri rumah, turun tangga lagi ke lantai satu. Akibat tidak fokus berjalan, Lucia tak sengaja menabrak Arra yang tengah ingin menuju ruang makan. "Araa, maaf. Aku tidak sengaja" Ucap Lucia meminta maaf kepada Arra. "Calon kakak ipar, hati hati saat berjalan. Kakak keluar kamar ingin kemana? Jalan kakak juga seperti terburu buru?" "Aku ingin mencari tuan Mahardika Arra, apa kamu melihatnya?" "Maksud kakak, kak Dika? Aku tadi melihatnha berada di taman. Kalau kakak ingin bertemu dengan kak Dika lurus saja, nanti di depan ada ruangan khusus tulisan privasi, nah kak Dika berada di dalam kak" Balas Arra memberikan arahan pada Lucia. Lucia langsung bergegas mengikuti arahan dari Arra barusan itu. "Eh, kakak!" Arra heran, ada apa dengan calon kakak iparnya itu? Langkahnya teramat capat saat berjalan. Disisi lain tempat, orang tua Lucia saat ini sedang asik berpesta dirumah mereka, menikmati uang hasil menjual anak mereka sendiri. Keduanya minum seraya toss ria. Tak memperdulikan bagaimana nasib anaknya setelah dijual, mereka seakan malah merayakan kepergian nya. "Hah, akhirnya kita dapat banyak uang juga ya mas. Lumayan dapat 100M hanya dengan menjual Lucia kepada laki laki kaya" Ibu tiri Lucia begitu senang, di tangan kirinya memegang banyak sekali lembaran merah. "Iya kamu benar, kalau tau seperti ini kenapa tidak dari dulu saja kita menjual Lucia? Lagipula dirumah dia juga tidak menghasilkan uang untuk kita, mencari pekerjaan kesana kemari, tidak ada yang mau menerimanya" Balas Ayah Lucia seraya mengangkat gelas minum. Tidak punya akal sehat, kedua orang tua itu menikmati hasil mereka berdua. Sekarang Lucia sudah berada tepat diseberang pintu ruangan bertuliskan ruangan private, kenapa diseberang? Karena untuk bisa kesana, dia harus melewati tangga lagi. Sesuai yang dikatakan oleh Arra tadi, ruangan privat. Lucia ingin masuk akan tetapi yang menjadi masalah, ruangan itu dikawal oleh lima bodyguard di depan pintunya. "Kayaknya ruangannya benar benar privat, dan pribadi. Sampai sampai dijaga ketat oleh bodyguard" Gumam Lucia. Saat ini apa yang dia bisa lakukan? Tidak mungkin dia nekat datang ke dalam ruangan privat tersebut. Sebaiknya, nanti saja dia bertemu dengan Mahardika, setelah Mahardika keluar dari sana. Mau tidak mau ya harus kembali lagi ke dalam kamar. Meskipun kamar yang ditempati oleh Lucia besar dan luas, dia juga merasa bosan. Tetapi dia juga sadar dia orang baru disini, tidak mungkin dia berkeliaran keluar. "Lebih baik aku tidur aja deh" Binggung ingin melakukan apalagi, Lucia ingin tidur saja. Masih terlintas dipikiran gadis tersebut, mengenai Zavia, istri pertama dari Mahardika. Kenapa diwaktu Mahardika ingin menikahinya dia tidak berkata apapun mengenai dia sudah punya istri? Harus bagaimana lagi sekarang? Lucia sudah dibeli, kalau dia menolak menikah dengan Mahardika, dia punya apa memangnya? Mahardika sudah memberikan sejumlah uang yang nominalnya 100M kepada orang tua Lucia, dan itu lumayan banyak. "Dengan berat hati aku harus mau dijadikan istri kedua oleh orang yang udah beli aku" Keluh Lucia. Diumur nya yang masih terkesan muda, seharusnya dia menikmati kehidupannya tetapi justru hendak dijadikan istri, sebagai istri kedua lagi. Dilihat oleh pandangan mata, Mahardika lebih tua dari Lucia. Hanya saja Lucia belum tau berapa umur Mahardika saat ini. Sembari berfikir, Lucia Akhirnya terlelap tidur lagi, sampai hari esok. Kala terbangun dipagi hari, Lucia dibangunkan oleh satu orang maid melalui ketukan pintu kamar. "Nona, bangun non sudah pagi" Maid tersebut memanggil Lucia dibarengi ketukan pintu berkali-kali.Lucia terbangun dengan mata yang masih amat sayu kala dia dibangunkan oleh maid tersebut."Iya bi sebentar saya bangun" balas Lucia pada maid kemudian ia membukakan pintu kamar. Dari luar ambang pintu kamar ternyata sudah ada maid berdiri di sana."Non Lucia, maaf saya sudah membangunkan nona. Saya hanya ingin mengingatkan non Lucia jika bahwa hari ini adalah hari H acara resepsi pernikahan nona Lucia dengan tuan Mahardika, alangkah baiknya non Lucia segera bersiap diri. untuk gaun pengantin sudah disiapkan di ruang dandan oleh para owner" Maid itu memberitahu Lucia. Lucia mengangguk pertanda ia mengerti. Sebenarnya sebelum ia benar benar menjadi istri sah dari Mahardika, ia ingin bertanya lebih dulu kepadanya. Apa benar, dia akan dijadikan sebagai istri kedua? Jika iya dia juga belum mengenal istri pertama dari Mahardika sendiri. Sekarang hanya dalam hitungan beberapa jam saja, dan Lucia harus sudah bersiap menjadi pengantin. Harus apa dia saat ini? "Apa aku sebaiknya bertemu den
Lucia tersenyum tipis lalu dia mengganguk menanggapinya."baiklah kalau begitu, istirahat lah karena besok adalah hari yang sangat penting untuk kita berdua" ucap Mahardika kemudian ia pergi meninggalkan LuciaKarena dirasa masalah sudah selesai dan tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, Lucia memilih untuk tertidur. Saat hari sudah menjelang pagi, Lucia terbangun dan terdengar dari balik pintu kamarnya seperti ada yang mengetuk dan memanggil nya. Dengan setengah mata yang masih sayu khas orang bangun tidur, Lucia berjalan menuju pintu lalu ia membukanya.Ternyata yang mengetuk pintu dan memanggil nya adalah maid."nona Lucia baru bangun tidur ya? maaf saya mengganggu nona, tetapi hari ini adalah hari yang sangat penting untuk nona Lucia, jadi nona harus segera bersiap" ucap maid itu kepada nya, Lucia hanya mengganguk mengiyakan. Ia rasanya masih mengantuk"iya saya akan bersiap" balas Lucia"biar owner saja yang menyiapkan nona Lucia, karena mereka sudah datang, nona Lucia hanya perl
"Apa yang kamu lihat Lucia?" Celetuk Mahardika yang tiba tiba sudah berdiri disamping Lucia. Lucia menoleh ke arahnya."Konsep pernikahan nya tuan" jawab Lucia"Ada apa dengan konsep pernikahan nya? kamu menyukainya?" Tanya Mahardika"Sangat tuan, terlihat sangat indah dan sempurna. aku tidak pernah membayangkan sebelum nya jika pernikahan ku akan seperti ini" Lucia benar benar begitu kagum"Setengah jam lagi, acara pernikahan nya akan dimulai, sebelum itu aku akan memperkenalkan mu kepada para tamu Lucia, ayo" Mahardika mengulurkan tangannya kepada Lucia untuk mengandeng nyaDengan ragu Lucia menerima uluran tangan dari Mahardika tersebut, dan menemui para tamu. Mahardika memperkenalkan dirinya kepada salah satu tamu yang merupakan kerabat dekat calon suami nya itu."Tuan yohanes, perkenalkan. dia adalah calon istri kedua saya, bagaimana menurut anda" ucap Mahardika memperkenalkan Lucia"Sepertinya anda tidak salah pilih tuan Mahardika, calon istrimu sangat lah cantik layaknya seper
"Arra" sentak Zavia"Cukup Zavia, kembali lah ke dalam kamarmu. jangan membuat ku malu di hadapan banyak tamu" ucap Mahardika kepada istri pertama nya itu"Tapi Dika, adikmu dulu yang mulai" bantah Zavia"Aku bilang kembali ke kamar mu Zavia" perintah Mahardika. Mau tidak mau akhirnya Zavia terpaksa menurut dan ia langsung masuk ke dalam kamar nya dengan perasaan kesal. Adik nya yang memancing tetapi bisa bisanya dia beralibi jika dia yang salah.Memang, selama ini Arra tidak menyukai Zavia. Karena dulu pernikahan kakak dan kakak ipar pertama nya itu hanyalah kontroversi belaka yang di latar belakangi oleh keorganisasian mafia. Keluarga Mahardika merupakan keluarga yang sebenarnya menyimpan banyak sekali cerita.Flash back onMahardika Darmawangsa, atau sering kali di panggil dengan nama Dika di kalangan tertentu, yaitu salah satunya dikalangan organisasi mafia. Mahardika merupakan anak pertama dari pimpinan mafia yang dikenal kejam oleh dunia. Nama ayah Mahardika sudah menggelegar di
Berada di dalam mobil, Mahardika tak henti hentinya menatap Lucia. Mata laki laki itu seakan terhipnotis oleh pesona yang ditunjukkan oleh gadis yang sedang berdiri dihadapan mobil yang ia tumpangi."Duh, maaf tuan. Saya hampir saja menabrak orang. Saya permisi turun lebih dulu" Kata sopir pada Mahardika."Silahkan, tapi jangan lama lama. Saya sedang buru buru" Balas Mahardika yang memberikan izin pada si sopir.Sopir tersebut turun dari mobil lalu meminta maaf kepada Lucia yang masih berdiri di depan mobil. Tidak atau apa yang dibicarakan si sopir terhadap Lucia, ending akhir terdengar Lucia meminta maaf. Terkesan begitu sopan. Mahardika hanya memperhatikan saja dan mengambil ponsel untuk memotret. Tidak tau apa tujuannya. Tidak lama kemudian, sopir sudah kembali dan Lucia pun pergi.Semenjak kejadian yang hampir menabrak tersebut, Mahardika mulai mencari tau siapa sosok Lucia sebenarnya. Entah obsesi atau bagaimana, Mahardika sampai menyewa Intel demi mengetahui identitas Lucia, mul
Flashback off.Pernikahan Mahardika dan juga Lucia dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Sedang Zavia sang istri pertama Mahardika, memilih untuk pergi keluar rumah. Dia tidak ingin melihat suaminya itu bersama dengan wanita lain.Daripada hanya menghabiskan waktu dikamar, lebuh baik Zavia memilih untuk pergi dari rumah mencari hiburan. Tetapi sangat tidak mungkin jika dia berkumpul dengan teman temanya, tau pergi ke mall menghabiskan uangnya lagi. Bisa bisa sudah pasti akan ditanyai apakah suaminya memang benar menikah lagi untuk yang kedua kali."Lebih baik daripada suntuk dikamar aku pergi aja deh ke bar, bodo amat sama pernikahan Dika dan Lucia gadis yang tidak jelas asal usulnya itu. Lebih baik aku menghabiskan waktu disana" Ucap Zavia, setelah itu dia bersiap untuk berangkat.Seperti biasa Zavia akan pergi menggunakan sebuah mobil. Kali ini mobil yang dia pakai mobil ke sembilan pemberiaan Mahardika, Pejero. Itulah nama mobil ke sembilan nya."Hah, sebaiknya habis ini aku
Mahardika mengernyit, memandang ke arah Lucia dari atas sampai bawah."Bagaimana bisa? Kamu sudah memakai gaun pengantin Lucia tidak mungkin kamu buang air kecil, akan sulit" Ucap Mahardika yang membuat raut wajah Lucia langsung manyun. Lucia benar benar sudah tidak tahan, rasanya sudah diujung."Tapi aku sudah tidak tahan Tuan, aku tidak ingin ngompol di dalam gaun, tolong biarkan aku buang air kecil, sebentar saja" Mohon Lucia kepada Mahardika."Tapi akan sangat sulit Lucia, gaun mu sangat lebar dan sebesar ini. Lebih baik ngompol saja di dalam gaun tidak apa apa" Balas Mahardika dan memberikan saran pada Lucia. Mendengar saran dari Mahardika barusan itu, sontak saja dia melongo."Apa maksud Tuan? Tidak tuan. Aku tidak mau ngompol di dalam gaun, tolonglah biarkan aku pergi sebentar buang air kecil, aku sudah tidak tahan" Pinta Lucia begitu melas.Akhirnya Mahardika terpaksa memanggil Arra, untuk membantu calon kakak iparnya tersebut. Sama seperti Mahardika, dia berpikiran bagaimana
Selepas bercinta di kamar bar dengan laki-laki tidak dikenalnya itu zavia pulang ke rumah dengan pakaian yang sudah rapi, walaupun di rumah saat ini resepsi masih berlangsung zavia memutuskan lebih baik untuk pulang saja agar orang rumah tidak mencarinya. Lagi pula dia juga sudah menginap selama semalaman di dalam kamar bar.Di sisi lain di rumah Mahardika sendiri kini adalah hari resepsi ketiga pernikahan Lucia dengan Mahardika sendiri semua orang tentunya disibukan oleh urusan masing-masing untuk mempersiapkan resepsi ketiga kedua mempelai tersebut.Jam 08.00 tepat adalah di mana resepsi akad pernikahan dimulai Mahardika harus mengucapkan janji ikatan pernikahan tepat di depan semua orang yang hadir nantinya serta mengucapkan mahar yang telah ia janjikan untuk diberikan kepada Lucia.Sementara itu, sambil menunggu yang lainnya bersiap termasuk kedua mempelai arra saat ini tengah asik mengatur dekorasi pernikahan. Di tengah ia mengatur dekorasi pernikahan tersebut, Gadis itu tidak se
Karena merasa kesal dengan adik ipar yang dirasa Zavia menjengkelkan itu, ia berpindah tempat duduk saja. Menjauh dari Arra.Dalam hati Zavia sendiri ingin rasanya dia mengumpat. Kesal dicampur tidak suka di arah kan kepada kedua pasangan yang kini sedang memalukan acara akad pernikahan itu. Beruntungnya hingga akad selesai, tidak da gangguan dari Zavia."Akadnya sudah selesai dan Alhamdulillah semua berjalan lancar. Acara pesta pernikahan nya tinggal empat hari lagi, setelah itu selesai" Ucap ibunda Mahardika disamping kedua mempelai."Iya bener bunda Alhamdulillah akarnya selesai dan Untung aja nggak ada pengganggu yang mencoba merusak akadnya" Timpal Arra sembari melirik ke arah Zavia.Anggota keluarga kini memang Tengah berkumpul bersama dengan kedua mempelai termasuk Zavia."Bunda, apa pesta nya nggak sebaiknya udahan aja Lucia udah capek bunda, badan Lucia rasanya remuk semua" Lucia tiba-tiba berucap memprotes."Gitu aja udah ngeluh, aku dulu aja 7 hari 7 malam biasa aja tuh wa
"Kenapa aku nggak coba aja kerjain pernikahan mereka berdua, aku lama lamin aja ganti baju nya supaya akad mereka juga akan ditunda. Dan kalo akad nya lama, otomatis penghulu nya juga akan pergi" Gumam Zavia dengan akal licik nya.Dia berganti pakaian, dan dia sengaja membuat semua orang menunggu lama. Waktu berjalan hampir satu jam tetapi Zavia belum siap juga."Zavia kok lama sekali ya ganti baju nya" Lirih ibunda Mahardika bergumam."Arra susulin aja ya bunda kak Zavia, Arra yakin dia pasti sengaja lelet supaya akad nya juga ditunda" Ucap Arra yang merasa jengkel sendiri. Semua orang sudah menunggu kedatangan zavia akan tetapi perempuan itu malah seenaknya sendiri."Nggak perlu Ara lebih baik kita mulai akadnya lebih dulu aja urusan Safia nanti soal belakangan biar bunda yang jelasin karena semakin akadnya lama terlaksana hari baiknya juga akan berlalu nanti" balas sang Ibunda.Itulah yang di inginkan Arra, kenapa tidak dari tadi saja. Lagipula kakak ipar nya satu itu sangat merepo
Selepas bercinta di kamar bar dengan laki-laki tidak dikenalnya itu zavia pulang ke rumah dengan pakaian yang sudah rapi, walaupun di rumah saat ini resepsi masih berlangsung zavia memutuskan lebih baik untuk pulang saja agar orang rumah tidak mencarinya. Lagi pula dia juga sudah menginap selama semalaman di dalam kamar bar.Di sisi lain di rumah Mahardika sendiri kini adalah hari resepsi ketiga pernikahan Lucia dengan Mahardika sendiri semua orang tentunya disibukan oleh urusan masing-masing untuk mempersiapkan resepsi ketiga kedua mempelai tersebut.Jam 08.00 tepat adalah di mana resepsi akad pernikahan dimulai Mahardika harus mengucapkan janji ikatan pernikahan tepat di depan semua orang yang hadir nantinya serta mengucapkan mahar yang telah ia janjikan untuk diberikan kepada Lucia.Sementara itu, sambil menunggu yang lainnya bersiap termasuk kedua mempelai arra saat ini tengah asik mengatur dekorasi pernikahan. Di tengah ia mengatur dekorasi pernikahan tersebut, Gadis itu tidak se
Mahardika mengernyit, memandang ke arah Lucia dari atas sampai bawah."Bagaimana bisa? Kamu sudah memakai gaun pengantin Lucia tidak mungkin kamu buang air kecil, akan sulit" Ucap Mahardika yang membuat raut wajah Lucia langsung manyun. Lucia benar benar sudah tidak tahan, rasanya sudah diujung."Tapi aku sudah tidak tahan Tuan, aku tidak ingin ngompol di dalam gaun, tolong biarkan aku buang air kecil, sebentar saja" Mohon Lucia kepada Mahardika."Tapi akan sangat sulit Lucia, gaun mu sangat lebar dan sebesar ini. Lebih baik ngompol saja di dalam gaun tidak apa apa" Balas Mahardika dan memberikan saran pada Lucia. Mendengar saran dari Mahardika barusan itu, sontak saja dia melongo."Apa maksud Tuan? Tidak tuan. Aku tidak mau ngompol di dalam gaun, tolonglah biarkan aku pergi sebentar buang air kecil, aku sudah tidak tahan" Pinta Lucia begitu melas.Akhirnya Mahardika terpaksa memanggil Arra, untuk membantu calon kakak iparnya tersebut. Sama seperti Mahardika, dia berpikiran bagaimana
Flashback off.Pernikahan Mahardika dan juga Lucia dilaksanakan selama tujuh hari tujuh malam. Sedang Zavia sang istri pertama Mahardika, memilih untuk pergi keluar rumah. Dia tidak ingin melihat suaminya itu bersama dengan wanita lain.Daripada hanya menghabiskan waktu dikamar, lebuh baik Zavia memilih untuk pergi dari rumah mencari hiburan. Tetapi sangat tidak mungkin jika dia berkumpul dengan teman temanya, tau pergi ke mall menghabiskan uangnya lagi. Bisa bisa sudah pasti akan ditanyai apakah suaminya memang benar menikah lagi untuk yang kedua kali."Lebih baik daripada suntuk dikamar aku pergi aja deh ke bar, bodo amat sama pernikahan Dika dan Lucia gadis yang tidak jelas asal usulnya itu. Lebih baik aku menghabiskan waktu disana" Ucap Zavia, setelah itu dia bersiap untuk berangkat.Seperti biasa Zavia akan pergi menggunakan sebuah mobil. Kali ini mobil yang dia pakai mobil ke sembilan pemberiaan Mahardika, Pejero. Itulah nama mobil ke sembilan nya."Hah, sebaiknya habis ini aku
Berada di dalam mobil, Mahardika tak henti hentinya menatap Lucia. Mata laki laki itu seakan terhipnotis oleh pesona yang ditunjukkan oleh gadis yang sedang berdiri dihadapan mobil yang ia tumpangi."Duh, maaf tuan. Saya hampir saja menabrak orang. Saya permisi turun lebih dulu" Kata sopir pada Mahardika."Silahkan, tapi jangan lama lama. Saya sedang buru buru" Balas Mahardika yang memberikan izin pada si sopir.Sopir tersebut turun dari mobil lalu meminta maaf kepada Lucia yang masih berdiri di depan mobil. Tidak atau apa yang dibicarakan si sopir terhadap Lucia, ending akhir terdengar Lucia meminta maaf. Terkesan begitu sopan. Mahardika hanya memperhatikan saja dan mengambil ponsel untuk memotret. Tidak tau apa tujuannya. Tidak lama kemudian, sopir sudah kembali dan Lucia pun pergi.Semenjak kejadian yang hampir menabrak tersebut, Mahardika mulai mencari tau siapa sosok Lucia sebenarnya. Entah obsesi atau bagaimana, Mahardika sampai menyewa Intel demi mengetahui identitas Lucia, mul
"Arra" sentak Zavia"Cukup Zavia, kembali lah ke dalam kamarmu. jangan membuat ku malu di hadapan banyak tamu" ucap Mahardika kepada istri pertama nya itu"Tapi Dika, adikmu dulu yang mulai" bantah Zavia"Aku bilang kembali ke kamar mu Zavia" perintah Mahardika. Mau tidak mau akhirnya Zavia terpaksa menurut dan ia langsung masuk ke dalam kamar nya dengan perasaan kesal. Adik nya yang memancing tetapi bisa bisanya dia beralibi jika dia yang salah.Memang, selama ini Arra tidak menyukai Zavia. Karena dulu pernikahan kakak dan kakak ipar pertama nya itu hanyalah kontroversi belaka yang di latar belakangi oleh keorganisasian mafia. Keluarga Mahardika merupakan keluarga yang sebenarnya menyimpan banyak sekali cerita.Flash back onMahardika Darmawangsa, atau sering kali di panggil dengan nama Dika di kalangan tertentu, yaitu salah satunya dikalangan organisasi mafia. Mahardika merupakan anak pertama dari pimpinan mafia yang dikenal kejam oleh dunia. Nama ayah Mahardika sudah menggelegar di
"Apa yang kamu lihat Lucia?" Celetuk Mahardika yang tiba tiba sudah berdiri disamping Lucia. Lucia menoleh ke arahnya."Konsep pernikahan nya tuan" jawab Lucia"Ada apa dengan konsep pernikahan nya? kamu menyukainya?" Tanya Mahardika"Sangat tuan, terlihat sangat indah dan sempurna. aku tidak pernah membayangkan sebelum nya jika pernikahan ku akan seperti ini" Lucia benar benar begitu kagum"Setengah jam lagi, acara pernikahan nya akan dimulai, sebelum itu aku akan memperkenalkan mu kepada para tamu Lucia, ayo" Mahardika mengulurkan tangannya kepada Lucia untuk mengandeng nyaDengan ragu Lucia menerima uluran tangan dari Mahardika tersebut, dan menemui para tamu. Mahardika memperkenalkan dirinya kepada salah satu tamu yang merupakan kerabat dekat calon suami nya itu."Tuan yohanes, perkenalkan. dia adalah calon istri kedua saya, bagaimana menurut anda" ucap Mahardika memperkenalkan Lucia"Sepertinya anda tidak salah pilih tuan Mahardika, calon istrimu sangat lah cantik layaknya seper
Lucia tersenyum tipis lalu dia mengganguk menanggapinya."baiklah kalau begitu, istirahat lah karena besok adalah hari yang sangat penting untuk kita berdua" ucap Mahardika kemudian ia pergi meninggalkan LuciaKarena dirasa masalah sudah selesai dan tidak ada yang perlu dicemaskan lagi, Lucia memilih untuk tertidur. Saat hari sudah menjelang pagi, Lucia terbangun dan terdengar dari balik pintu kamarnya seperti ada yang mengetuk dan memanggil nya. Dengan setengah mata yang masih sayu khas orang bangun tidur, Lucia berjalan menuju pintu lalu ia membukanya.Ternyata yang mengetuk pintu dan memanggil nya adalah maid."nona Lucia baru bangun tidur ya? maaf saya mengganggu nona, tetapi hari ini adalah hari yang sangat penting untuk nona Lucia, jadi nona harus segera bersiap" ucap maid itu kepada nya, Lucia hanya mengganguk mengiyakan. Ia rasanya masih mengantuk"iya saya akan bersiap" balas Lucia"biar owner saja yang menyiapkan nona Lucia, karena mereka sudah datang, nona Lucia hanya perl