Share

69. Saingan Berat

Sudut lain di Kota Surabaya, sebuah bangsal dengan alat medis menyahut satu sama lain di dalamnya. Hati seorang anak tengah diselimuti duka.

Bram Ari Pratama.

Mengembus napas kasar. Sesekali memijit kening sendiri. Bram tengah gelisah. Mondar mandir di depan kamar inap sang Ibu. Hatinya tak tenang, meski berkali-kali Lastri mencoba menenangkannya. Mengusap punggung, membisikikkan kata-kata yang mungkin bisa menawar gundah karena kepikiran sang ibu.

"Tenanglah, Mas. Jangan khawatir. Dokter pasti berusaha yang terbaik. Ibu bisa diselamatkan."

"Nggak bisa, Dek. Ya Allah! Hati Mas nggak tenang!"

"Sabar, ini ujian buat kamu, Mas. Tenanglah."

"Ujian?" Bram tersenyum pahit. "Semoga ini benar ujian. Bukan hukuman yang Allah berikan."

Lastri diam. Calon suaminya itu pasti teringat pada sang mantan istri. Inamah. Dalam hati Lastri, ia terkekeh geli. Bahagia melihat Bram frustrasi. Ah, nasibnya bahkan jauh lebih buruk. Tak hanya diasingkan. Aib pun Lastri bawa hingga ke luar perkampungan.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status