Bab 39. Kejutan Menyebalkan
'Seandainya ada jalan kembali ke masa lalu, sudah kukatakan bahwa aku ingin memperbaiki semuanya dari awal, sejak pertemuan hari itu.'
(Yori Kristian Hirata)
*****
Yori meletakan tas ke dalam kamar. Bahkan ia harus terperanjat ketika tanpa disadarinya Adelia ikut ke dalam kamar. Buru-buru ia pun mendorong perempuan itu sebelum berkomentar lebih jauh mengenai ruangan pribadinya.
“Hana, jangan marah, ya?” ucap Adelia ketika melihat Hana hanya duduk diam di depan TV yang dibiarkan menyala sementara tangannya sibuk mengetik pesan di ponsel.
“Marah kenapa?” sahut Hana malas.
Bab 40. Ujian Perasaan'Di dalam hatiku jelas ada cinta untukmu, lalu bagaimana denganmu.'(Yori K. Hirata)****Malam terus bergulir dan semakin larut, tetapi kedua netra pasangan itu tidak juga terpejam. Yori dan Hana di tempat tidur terpisah. Namun, jiwa mereka berada bagai dalam ruangan yang sama, kehampaan.Tidak pernah terlintas dalam benak diri masing-masing. Menjalani hari pernikahan dalam kebisuan. Perjanjian tentang menikah dalam persahabatan ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan.Seminggu sudah itu berlalu tetap saja berjalan dalam kebuntuan. Hana menolak untuk ajak bicara, ia kini sibuk dengan dunianya yang baru meskipun lebih sering d
Bab 41. Perang Batin'Anda selalu menjadi malaikat saya. Bagaimanapun, alasan saya bertahan hanya karena Anda.'(Hana Aulia)***Hana menatap layar ponselnya dengan ragu-ragu. Terdapat tiga kali panggilan tidak terjawab dan masih saja panggilan itu berlangsung. Setelah memeriksa kalau pagar dan pintu rumahnya sudah terkunci semua, barulah ia berani menanggapi panggilan itu.“Hallo,” sapa Hana begitu panel layar berwarna hijau tergeser.“Hana, bunda kangen!” seru suara wanita dari seberang.“Ya ampun, Bunda,” sahut Hana dengan secercah senyum
Bab 42. Kunjungan Bunda'Dalam segala sesuatu saat aku marah, maka saat itu pula aku tidak memiliki alasan apa pun kecuali lelah bersabar.'(Yori K. Hirata)*****Yori memarkirkan kendaraan di samping mobil ibunya. Ia tidak menyangka akan mendapatkan kunjungan secepat ini. Bukankah acara resepsi pernikahannya masih sepuluh hari lagi. Pikir Yori seraya turun dari mobil.Langkahnya semakin bersemangat saat mendengarkan suara tawa yang berasal dari dalam. Yori bisa melihat sepasang bidadari di dalam hatinya tengah duduk bersandingan dengan tawa pecah. Mereka sedang mengomentari sebuah album. Wajah Yori seketika menjadi merah padam, pasti saat ini mereka tengah membicarakan te
Bab 43 Bersikap Tegas'Akan kuselesaikan dan semua akan berjalan semestinya.'(Yori K. Hirata)****Yori menyetir mobilnya dengan hati gelisah. Di dalam pikirannya penuh dengan ucapan Hana. Ia menyesal telah membuat wanita yang terlibat trauma masa lalu itu malah kini semakin terjebak, dan perbuatannya malah menjadi salah satu pemicunya.“Kita mau ke mana, Pak?” tanya seorang satpam kompleks yang diminta Yori untuk menemani ke rumah Adelia. Hanya beberapa blok, tapi ia enggan berlari seperti orang sinting ke rumah Adelia hanya karena dihubungi wanita itu dengan histeris.Dia sangat frustrasi hari ini. Di rumah, istrinya sedang menangis, di
Bab 44. Apa Kamu Mencintainya?"Enough, I'm done."(Hana Aulia)*****Hana tercenung. Bukan sebuah rasa sakit saja yang ia terima, melainkan tidak percaya bahwa kini pernyataan malah balik menyerang dirinya. Bukan seorang istri yang bisa mencakar wajah perempuan gila yang berusaha mengganggu pernikahannya, melainkan malah mendapat tuduhan sebagai perebut pacar orang.Kini ia pun memilih untuk berdiri. Menatap kemarahan Yori kepada perempuan bernama Adelia dengan pikiran bimbang. Mana yang benar? Ia tidak juga memahami situasi yang sedang dialaminya dengan baik.Menyingkir, mungkin itu yang terbaik yang bisa ia lakukan saat ini. Membiarkan Yori menyelesaikan
Bab 45. Mengetahui Perasaanmu lewat Lembaran Buku'Apa pun akan kulakukan asal kamu tetap berada di sisiku.'(Yori Kristian Hirata)******Yori sangat mencintai Hana hingga ia lupa bagaimana cara untuk mengungkapkan dengan kata. Ia selalu berdoa suatu saat Hana akan menerima cinta. Ia akan mempertahankan pernikahan itu bagaimanapun caranya karena di dalam kehidupannya tidak ada masalah yang tidak bisa diatasi, kecuali memang karena salah satu pihak menyerah untuk mencari solusi.Hana mulai membaca buku Diary Yori, membuka-buka halaman buku secara serampangan, ia malas mengurutkan. Ia hanya mencari yang terdapat kata Adelia di dalam
Bab 46. Mengetahui Perasaanmu Sesungguhnya. 'Kebahagiaanku ketika kamu menerbitkan cahaya di wajahmu lagi, Hana.' (Yori K. Hirata) **** Setelah Hana membaca dan mengetahui isi perasaan suaminya melalui buku diari, kini perasannya diliputi kelegaan. Entah kenapa, beban di dalam hatinya kini berangsur terasa ringan. Meskipun ia masih memungkiri perasaannya sendiri, tetapi rasa menang atas Adelia membuatnya sangat bahagia. Ketika ia tidak juga berhasil memenangkan hati papahnya, Hana terpuruk. Bahkan kentalnya darah tak juga mampu menggoyahkan keinginan papahnya untuk menikahi selingkuhannya dan mengabaikan rasa sakit yang diderita Hana setelah kematian mamanya dalam kesedihan dihianati.
Bab 46 Rasaku yang Dalam'Jangan ada lagi kata perpisahan yang terucap, karena aku sayang dan tidak mau kehilangan kamu.'(Yori K. Hirata)*****Pagi sudah menjelang. Perasaan Hana terasa ringan. Memasak bersama ibu mertua, sarapan bersama seperti sebuah keluarga yang utuh. Ia tidak menyangka akan mendapatkan anugerah seindah ini. Sungguh, Hana sampai harus menitikkan air mata dengan pura-pura kepedasan. Ia sangat terharu dengan kasih sayang dan perhatian dari mertuanya.“Kalau cucu kita lahir, kayaknya bunda bakal beli rumah di sekitar sini, deh,” ujar Ayu dengan suara berapi-api.
Bab 64. Kebahagiaan Yang Sempurna'Virus cinta menginfeksi tubuh berpusat pada hati. Campuran dari rasa kagum, cemburu, egois, sayang, dan juga rindu. Ia kuat, tetapi mampu merapuhkan. Ia ramah, tetapi sanggup menghancurkan. Hitam putih warnanya tergantung pada siapakah kita letakkan biangnya.'(Syala Yaya)*****Delapan bulan sudah berlalu, hidup berjalan dengan indah. Saat ini pasangan itu sedang menunggu kelahiran buah cinta mereka yang akan terlahir dua minggu lagi. Keduanya disibukkan dengan persiapan untuk menyambut dengan mendesain ulang kamar. Hana sangat antusias, tidak kalah dengan keluarga Yori yang kini sering berkunjung ke rumahnya.Setelah m
Bab 63. Menikmati Kesabaran.'Tidak ada yang menang ketika memilih jalan untuk melepaskan genggaman silaturahmi. Keindahan saat kebersamaan terjalin harus pupus oleh keegoisan karena memaksakan keadaan untuk bisa memiliki.'(Syala Yaya)****Hana memandang Yori dalam diam. Ia lebih banyak menyimak obrolan mertuanya yang heboh dalam memilih nama yang kelak akan diberikan kepada calon anaknya kelak. Sebenarnya ia cukup bingung untuk ikut berkomentar. Ini bahkan terlalu cepat untuk membicarakan masalah itu berhubung kehamilannya baru menginjak enam minggu.“Cowok apa cewek, ya?” oceh Ayu belum berhenti berspekulasi.
Bab 62. Kabar Bahagia.'Kebahagiaan tidak bisa diukur dari materi. Setiap saat bisa memeluk, mencium, dan mengucapkan selamat pagi saja rasanya sudah cukup.'(Hana Aulia Divandra)****Hari-hari berlalu dengan begitu cepat. Minggu berganti bulan dan semua bahkan tidak menyadarinya.Hana lebih sering ke rumah sakit untuk menemani ayahnya. Sambil menunggu kemoterapi dan berbagai pengobatan sebelum mendapatkan donor hati yang cocok, Hana pun mengisi waktunya dengan membuat gambar desain. Iwan yang melihat begitu seriusnya Hana bekerja, mendadak menitikkan air mata diam-diam. Seorang anak yang sering ia maki dengan kata-kata tidak pantas hanya karena tidak ko
Bab 61. Hidup Dengan Perasaan Damai'Bila bibir masih mampu mengucapkan kata maaf dan sayang, maka lakukanlah. Sungguh, sebenci apa pun pada seseorang, dia masih memiliki hak untuk diberi kesempatan yang ke dua.'(Syala Yaya)****Hana mematung di ambang pintu. Ia tidak pernah dekat lagi dengan papahnya sejak mamah meninggal. Dunia mereka berdua seakan tersekat waktu dan keadaan. Hana merasa papah sudah membangun dunianya yang baru hingga sulit baginya untuk ikut masuk ke dalamnya.Hana menatap sekeliling ruang, tampak kosong. Perempuan itu pun sadar, Mila sama sekali tidak merawat papahnya. Kakinya pun kini melangkah maju untuk me
Bab 60. Mengakhiri perang dingin.'Memaafkan masa lalu adalah cara efektif untuk membuang bayangan kelam saat menatap masa depan.'(Syala Yaya)*****Begitu tiba di rumah, Hana segera bergegas menghubungi papahnya. Tubuhnya sebenarnya cukup letih, tetapi wajah Yori lagi-lagi membuatnya terus bertanya-tanya. Ada apa dengan papahnya? Sayang sekali, kemudian ia pun memutuskan hubungan sepihak saat terdengar dari seberang suara papahnya menyahut panggilan.“Aku pergi sebentar, ya. Istirahatlah,” pamit Yori kemudian bergegas pergi.Yori segera menerima
Bab 59. Bulan Madu 2'Jangan pernah lari dariku. Secepat apa pun kamu menghilang, aku akan tetap menemukanmu.'(Yori Kristian Hirata)*****Malam bertabur bintang. Cuaca sangat bagus untuk makan malam di teras yang terletak di samping area kamar dengan suasana terbuka dan menyatu dengan taman.Hana sudah siap, duduk berhadapan dengan Yori. Keduanya saling menautkan jemari tangan di atas meja. Saling memindai wajah satu sama lain diiringi senyuman. Mata berkabut asmara sangat terlihat jelas dari keduanya saat saling memandang.“Terima kasih sudah bersedia menjadi bagian dari hidup Yor
Bab 58. Bulan Madu'Cinta, kenapa bisa seindah ini. Bila aku tidak pernah merasakan sakitnya saat putus, sudah kupastikan akan menggenggam cinta selamanya.'(Hana Aulia Divandra)****Keesokan harinya Hana dan Yori berangkat ke Gili Trawangan. Memilih tempat destinasi wisata tersebut karena sang bunda sudah menyewakan sebuah resort khusus berada di pantai sangat terpencil. Yori sangat kagum dengan keromantisan ayah dan bundanya saat berlibur. Pria itu tidak menyangka mereka berdua memiliki selera yang sama uniknya.“Bunda kamu keren,” bisik Hana ketika mereka berdua sudah dijemput oleh pihak resort setelah menggunakan fast boat dari Pelabuhan
Bab 57. Resepsi Pernikahan'Izinkan aku sekali lagi untuk mengukuhkan, betapa berharganya kamu di dalam hidupku.'(Yori Kristian Hirata)*****Ballroom Hotel Santosa.Tidak seperti bulan lalu saat perayaan ulang tahun Yori yang ke-24. Kali ini acara digelar untuk resepsi pernikahan Yori dan Hana yang akadnya telah dilangsungkan bulan lalu di tempat yang sama.Yori dan Hana terlihat bahagia saat menyalami tamu yang hadir untuk memberikan ucapan selamat pada mereka. Sengaja tidak menerima kado maupun sumbangan. Dalam acara malam ini keluarga Hirata menggunakan momen itu dengan mengajak para tamu undanga
Bab 56. Posisiku Sangat Berarti'Saat cinta sudah mulai tumbuh, kumohon tidak akan ada lagi halangan yang bisa memisahkan kita. Aku dan kamu selamanya. Menunggu malaikat kecil yang akan menyempurnakan kisah perjalanan rumah tangga kita.'(Yori Kristian Hirata)****Hana memasukkan suapan besar ke dalam mulutnya. Merasai setiap sensasi kuah menyegarkan yang menggoyang lidah. Sangat menyenangkan dan membuatnya senang. Makanan kesukaan mamahnya.Kerinduan pada sang mamah yang tiba-tiba menyentuh kalbu Hana, bukan lagi kesedihan melainkan perasaan cinta yang menggebu. Yori pun ikut memesan menu sama seperti Hana, menatap bahagia perempuan itu. Hana malam ini makan dengan sangat lahap