Bab 46 Rasaku yang Dalam
'Jangan ada lagi kata perpisahan yang terucap, karena aku sayang dan tidak mau kehilangan kamu.'
(Yori K. Hirata)
*****
Pagi sudah menjelang. Perasaan Hana terasa ringan. Memasak bersama ibu mertua, sarapan bersama seperti sebuah keluarga yang utuh. Ia tidak menyangka akan mendapatkan anugerah seindah ini. Sungguh, Hana sampai harus menitikkan air mata dengan pura-pura kepedasan. Ia sangat terharu dengan kasih sayang dan perhatian dari mertuanya.
“Kalau cucu kita lahir, kayaknya bunda bakal beli rumah di sekitar sini, deh,” ujar Ayu dengan suara berapi-api.
Bab 48. Menanam Benih'Mari kita rajut kembali ikatan yang hampir kusut ini menjadi kisah yang lebih indah. Karena ini tentang cinta kita, jangan pernah ciptakan lagu sedih di dalamnya.'(Yori Kristian Hirata)*****Janji, sebuah kata yang mudah diucapkan. Namun, untuk konsisten menjaga agar bisa menepati ternyata tidak segampang yang dibayangkan. Hana menyadari sikap Yori dari awal tidak pernah berubah sama sekali. Masih baik dan perhatian. Akan tetapi, ia masih saja menyelipkan keraguan akan ketulusan hati pria tersebut. Entah, rasa benci terhadap laki-laki brengsek masih membekas di ulu hati.Saat ini kedua pasangan itu sedang berada di Rooftop.
Bab 49. Milikmu Seutuhnya'Senyummu alihkan segalanya.'(Yori Kristian Hirata)****Pagi yang indah, pasangan muda itu bergelut mesra dalam satu selimut yang sama. Sebuah pengalaman berharga baru saja selesai mereka lewati. Yori tak henti-hentinya memeluk dan menciumi bibir Hana sejak semalam.“Jangan jadi maniak, deh!” ancam Hana mendengus, tetapi Yori hanya nyengir kuda.“Nggak nyangka Hana bar-bar,” sahutnya.“Sudah dari dulu,” balas Hana tertawa.
Bab 50. Fitting baju pengantin'Air mata, bukan lagi sebuah kedukaan melainkan kebahagiaan. Ingin kumenata hidup agar kelak saat kesulitan mendera, kedua tangan kita kokoh tidak pernah tercerai.'(Hana Aulia)******Hana pagi ini beres-beres rumah. Bayangannya terus saja tertuju pada kejadian semalam. Ia tidak menyangka sudah tidak menyandang status perawan lagi. Terdapat perasaan yang sukar untuk dijabarkan. Sebuah penyesalan yang mulai ditepisnya. Perempuan itu mencoba untuk membeli kesempatan untuk memaafkan hatinya dan menerima Yori sebagai suami.Noda merah menjadi saksi, dan Yori beberapa kali berterima kasih untuk kesempatan yang telah Hana berikan untuk masa
Bab 51. Nyanyian Halus Sang Mertua.'Kalau kamu merasa baik-baik saja. Aku tidak bisa begitu saja menerima.(Ayu Aning Hirata)****Suasana restoran tempat Hana makan siang tampak ramai. Namun, kesan itu tidak serta merta membuat meja tempat mereka memesan menu menjadi menyenangkan. Ayu maupun Yori tampak diam. Keduanya malah sibuk mengetik pesan di ponsel masing-masing. Hana pun hanya bisa mengalihkan pandangan ke arah jendela karena tidak suka berselancar di dunia maya hanya untuk menghindari sebuah percakapan. Bukan gayanya demikian.“Jadi kamu temenan sama anak tante selama tiga tahun?” tanya Ayu kemudian, tangannya
Bab 52. Di Rumah Mertua (21+)'Jika kamu pelangi, maka aku akan menjadi rintik hujan yang menyertainya.'(Hana Aulia)****Selama perjalanan Yori hanya mengikuti mobil ibunya. Hana benar-benar memilih untuk bersama sang bunda karena merasa curiga bahwa malam ini Yori akan membawanya ke tempat yang aneh-aneh. Yori tidak percaya, bagaimana mungkin Hana memiliki fantasi liar seperti itu terhadap dirinya. Meski pada kenyataannya ia memang sangat mendambakan Hana siang dan malam.Mobil mereka kini telah melewati gerbang. Ayahnya, Harry terlihat menunggu di teras. Sudah menjadi pemandangan biasa setiap hari bagi Yori sejak masih kecil. Ayah atau ibunya akan bertindak sanga
Bab 53. Meminta Izin'Cinta itu tidak pernah menyakitkan saat kamu menempatkannya pada orang yang tepat. Seberapa pun kamu mencoba, ketika itu bukan garis takdir, maka hanya akan menjadi ilusi tanpa henti.'(Syala Yaya)*****Hana tampak senang siang ini. Setelah diantar Yori pulang, ia pun memilih untuk bersantai di rumah. Berkebun adalah pilihan terbaik hari ini. Membayangkan perkembangan bibit bunga yang sudah ditanam Yori beberapa hari lalu. Bunga matahari yang sudah membawa jiwa penasarannya tergugah.Dua puluh lima pot bunga berwarna putih sudah berjajar rapi. Yori bahkan sudah melengkapi penyiraman secara terintergrasi hingga ia tidak perlu lagi merasa takut tanaman yang menjadi koleksinya layu dan mati. Beberapa kal
Bab 54. Meladeni kamu dengan santai. 'Tidak ada alasan kenapa aku bisa jatuh cinta sama kamu.' (Yori K. Hirata) ***** Piknik bersama ke sebuah taman di hari Minggu. Alangkah senangnya hati Hana hingga ia pun segera menyiapkan bekal sejak subuh. Perempuan itu sangat merindukan momen seperti ini setiap waktu. Ia tidak lagi melakukannya sejak mamahnya meninggal. Mereka berangkat pukul tujuh pagi dari rumah menggunakan mobil Fortuner. Yori sengaja memakai jenis kendaraan tinggi karena medan yang mereka lewati berupa jalan bebatuan. Ini merupakan sensasi petualangan luar biasa bagi Hana.
Bab 54. Mengunjungi Makam 'Kehilangan yang tidak mampu digantikan dengan apa pun. Entah mamah yang dipanggil Illahi, ataupun papah yang semakin terjerat oleh cintanya dengan wanita yang baru. Namun, yang pasti ... aku sendirian.“ (Hana Aulia Divandra) ****** Sepanjang perjalanan Hana yang terdiam. Isak tangisnya kini sudah berangsur menghilang. Yori membiarkan Hana meluapkan apa yang menjadi beban batinnya selama ini. Perasaan marah dan kecewa selain pada kekosongan hidupnya yang tanpa cinta. Hana sepertinya benar-benar menderita depresi. Yori merasa sangat sedih. ”Kamu masih punya aku, Hana. Bunda dan ayah, kami semua sayang sa