Di pagi hari yang begitu cerah dimana awan mendung seakan tak berani menghalangi hamparan langit nan biru untuk menyapa bumi, Keluarga Oetama dikejutkan dengan kabar kepergian Safwana yang tanpa pamit kepada kedua orang tuanya. Bahkan sudah beberapa hari ponsel gadis itu tidak bisa mereka hubungi.
"Kakak berangkat saja dulu! Nanti aku menyusul," tolak Dio saat sang kakak mengajaknya untuk berangkat bersama. "Baiklah! Tapi jangan sampai terlambat!" pesan Rio kepada sang adik sebelum berangkat bekerja. Setelah memastikan jika sang kakak sudah benar-benar meninggalkan rumah, Dio segera mengamb
Lega rasanya setelah melihat Safwana pulang dalam keadaan baik-baik saja. Nadia dan Gio pun segera berpamitan undur diri kepada Ari Nugraha dan Hanna. Sedangkan Diandra langsung balik ke tempat kerja diantar oleh Alta tak lama setelah mengantar Safwana. "Belum terlambat untuk meeting?" tanya Nadia
"Haruskah kita menghampiri mereka?" tanya Handa kepada Satria dengan berbisik dan semakin mengeratkan tangannya yang sedang bergelayut manja di lengan sang suami. Seolah tidak mau kalah romantic di hadapan Nadia dan Gio. "Sebenarnya papa dan Gio ada jadwal meeting siang ini." "Terus, kenapa papa j
"Maaf, Rio tidak bisa menunggu ayah." Rio merapikan meja kerjanya sambil berbincang dengan Gio melalui ponsel canggihnya. "Rio akan berangkat ke Semarang saat ini juga, tolong sampaikan maaf Rio pada bunda, karena Rio tidak sempat berpamitan," sambung Rio yang terlihat sedang terburu-buru. Setelah
"Tidak ada yang salah, semua proyek berjalan sesuai dengan yang di sudah rencanakan," ucap Gio setelah selesai memeriksa semua file. Gio terdiam memikirkan apa yang sedang terjadi kepada putra sulungnya. Selama ini Rio adalah sosok yang selalu fokus dengan apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung
Pada saat kedua orang tuanya sedang di rundung rasa cemas karena memikirkan dirinya, ternyata di Semarang Rio sedang menemui gadis yang telah berhasil mencuri hatinya. Rasa cinta yang membuncah seakan tidak bisa dihalangi lagi, rasa rindu yang menggebu membuat ingin segera bertemu. Di hari yang beg
Ishana diam seribu bahasa, pandangannya kosong keluar menatap pemandangan kota, sedangkan Rio tampak fokus mengemudikan mobil dengan tangan kiri yang seakan tidak ingin lepas dari Ishana. "Maafkan, kakak!" pinta Rio memulai perbincangan di antara mereka. "Ada hal penting yang ingin kakak bicarakan
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak