"Saya merasa mendapat kepuasan batin tersendiri, saat bisa mematahkan kesombongan mereka, menghentikan tawa mereka, yang simpati dan empatinya mati saat melihat orang lain dalam keadaan kesusahan. Kalau memang nggak mau atau nggak bisa bantu, lebih baik diam dari pada menertawakan," sambung Handa me
"Tolong Bia!" rengek Dio, berharap sang adik mau membantunya untuk bisa meraih hati Ishana. "Kak Dio tidak lihat bagaimana keadaan Bunda kemarin?" tanya Bia dengan nada ketus. Setelah acara makan bersama untuk merayakan kelulusan bersama teman-temannya, Bia langsung pulang. Dan setibanya di rumah,
Akhir pekan tentunya menjadi waktu yang sangat diharapkan bisa dihabiskan bersama dengan seluruh anggota keluarga. Mungkin itu juga yang kini menjadi idaman Nadia, setelah lima hari sebelumnya mereka sibuk dengan rutinitas masing-masing. Seperti hari-hari biasa, saat waktu masih begitu pagi, Rio su
Mobil yang dikendari Rio memasuki pekarangan rumah Permadi. Suara deru mesinnya mengalihkan perhatian sang pemilik rumah yang sedang sibuk dengan hewan-hewan peliharaannya. Mobil pun kini telah terparkir dengan sempurna, tak berapa lama kemudian dengan gagah Rio keluar dari dalam mobil. Senyum mere
"Sepertinya begitu, tapi semua sudah berlalu. Semoga bunda tidak terlalu banyak pikiran lagi," ucap Rio penuh harap. "Amiin," sahut Permadi dan Diandra dalama waktu yang hampir bersamaan. Diandra menatap ke arah mata Rio untuk mencari kebenaran dari ucapannya, Rio pun segera mengalihkan pandangann
Semilir angin pantai menerpa wajah tampan Rio yang terlihat tidak bersemangat. Awalnya putra pertama Nadia dan Gio itu berpikir cukup dengan tidak pernah bertemu lagi maka hubungan itu bisa diartikan sudah berakhir. Tetapi hal itu tentu akan terasa sangat tidak adil bagi Ishana. Dan di sinilah Rio k
Ishana tertawa lebar saat dia bersama Handa jalan-jalan bersama di sebuah pusat perbelanjaan. Troly yang saat ini sedang didorong oleh istri pengusaha kaya itu sudah penuh dengan berbagai bahan makanan dan juga camilan. Handa hanya menggelengkan kepala saat melihat putri sulungnya yang bertingkah se
Handa merasa jika dirinya saat ini telah gagal menjadi seorang ibu, saat putri kandungnya seolah enggan untuk menceritakan permasalahan yang sedang dia hadapi sekarang. Selama ini Handa selalu bersikap terbuka dengan kedua putrinya, tetapi tampaknya mereka memang merasa lebih nyaman saat bersama den
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak