Rio berdiri di dekat jendela kamarnya menikmati indahnya langit senja. Hanya itu yang kini menjadi hiburan bagi Rio. Putra pertama Nadia dan Gio itu menganggap nasibnya kini sama dengan senja. Kala senja yang begitu indah harus rela mengalah pada gelapnya malam. Begitu juga dengan cintanya pada Isha
Dengan sabar dan penuh kasih sayang Bia merawat Rio, kakak sulungnya. Sahabat Ishana itu akan menunggu sampai sang kakak membuka mulutnya, mengunyah, menelan, hingga menghabiskan makanan yang telah disediakan oleh sang bunda. Tentu hal seperti ini tidak akan bisa dilakukan oleh Nadia, bukan karena t
"Selama ini kakak merasa hubungan kakak dengan Isha baik-baik saja, dan semua akan lancar sampai kami melangkah ke jenjang pernikahan." Rio menundukkan kepalanya sambil menggelengkan kepala pelan, seolah tidak percaya dengan takdir cinta yang harus mereka jalani saat ini. "Selama ini kakak mengira,
Nadia mendatangi rumah Permadi, dia ingin menemui Dio yang sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah. Tetapi ternyata hari itu Dio ada bimbingan skripsi, sehingga ibu tiga anak itu hanya bertemu dengan Permadi dan Diandra yang kebetulan belum berangkat ke butiknya. Ayah dan anak itu kini berbincang
Pintu terbuka, dengan perlahan Nadia dan Diandra mengayunkan kaki melangkah memasuki ruangan yang dahulu merupakan kamarnya waktu masih gadis, dan sekarang kamar tersebut ditempati oleh Dio. Kamar tersebut kini terlihat lebih luas dan lebih lega, karena tidak ada banyak barang di sana. Hanya ranjang
"Ayah dan bunda tidak melarangmu untuk tinggal di rumah Eyang Permadi. Tapi alangkah baiknya jika masalahmu dengan Kak Rio diselesaikan terlebih dahulu," ucap Gio setelah selesai menikmati makan siangnya di kafe bersama Dio. "Kak Rio mengadu?" "Tidak! Dia juga memilih untuk diam, seperti dirimu. A
Setelah badai yang menerjang Oetama Corporation beberapa saat yang lalu, kini perusahaan yang selama ini dipimpin oleh Gio tampaknya mulai bangkit kembali. Tentu saja hal ini ada konsekuensinya. Ya, Gio pimpinan perusahaan tersebut kini lebih sibuk dari dari biasanya, hingga dia harus sering pulang
Rio mengalihkan segera pandangannya, marah, iri, cemburu menyusup ke dalam hatinya. Pada saat dirinya harus menekan bahkan membunuh rasa cinta yang terus tumbuh di hatinya, kini dengan kedua matanya dia harus menyaksikan kemesraan dua insan yang sedang berjalan beriringan dengan tangan saling bertau
Rio mencium kening Ishana yang terlelap dengan wajahnya yang masih terlihat pucat. Lelaki yang kini telah bergelar suami itu merapikan selimut agar menutupi tubuh istrinya hingga sebatas dada. Rio pun bergegas keluar untuk menemui keluarga yang sudah berkumpul di luar kamar. Meskipun pernikahan dil
Setelah pintu terbuka sebuah kejutan bagi Rio saat melihat keluarganya datang, meskipun harus tanpa adanya Dio. Adik yang tentunya juga sangat dia rindukan, karena setelah pernikahannya hingga saat ini Rio belum bertemu kembali Dio kembali. Ternyata bukan hanya keluarga Oetama yang datang tetapi pa
Sebagai orang yang dianggap paling dekat dengan Ishana, tentu Bumi menjadi terduga paling utama sebagai pelaku yang telah memberikan racun kepada Ishana. Karena itulah Bumi kembali ke Amerika untuk memberi keterangan dan membuktikan jika dirinya bukanlah pelaku kejahatan tersebut. Penyelidikan yang
Rio menatap boneka yang berbentuk bulan, yang saat ini menemani Ishana tidur. Senyum terukir indah di bibir Rio kala mengingat saat dia membeli boneka itu untuk Ishana. Rio sangat yakin jika sampai detik ini Ishana masih mencintainya dan akan bersedia untuk menikah dengannya. Sebenarnya tidak masala
"Maafkan sikap mamanya Isha!" pinta Satria. Saat ini Rio dan Satria sedang duduk berhadapan berada di sebuah restaurant, Satria tahu jika sejak kedatangannya Rio belum makan sama sekali. "Apa yang terjadi pada Isha, Om?" tanya Rio yang sejak tadi belum mendapatkan jawaban. "Ada orang yang ingin m
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Bumi kepada Ishana Putri sulung Handa dan Satria membersihkan sisa muntahan yang masih ada di sekitar mulutnya dengan tisu yang di sodorkan oleh Bumi. Tak ada satu orang pun yang ingin merasaka sakit, begitu juga dengan Ishana, meskipun saat ini dia menempati ruang
"Tanggung jawab apa?" tanya Rio kepada Bia dengan mengerutkan dahinya. "Bia nggak tahu, Kak! Tapi sepertinya antara Kak Bumi dan Isha ..." Lidah Bia terasa kelu, hingga dia tidak bisa melanjutkan kalimatnya, Si bungsu di keluarga Oetama itu justru memalingkan wajahnya karena tidak ingin jika sang
Sudah hampir satu minggu keluarga Argawinata meninggalkan Indonesia, tak ada kabar dan berita yang bisa di gali dari orang-orang terdekat, karena kepergian mereka yang begitu mendadak. Usaha Rio untuk menghubungi Satria dan Handa tidak pernah membuahkan hasil, bahkan ponsel Ishana sudah lama dalam k
Tidak alasan bagi Nadia dan Gio untuk menolak lamaran dari Bumi, apalagi Bia sendiri telah menganggukkan kepalanya sebagai tanda jika si bungsu itu telah menerima lamaran dari kekasih hatinya. Meskipun hubungan mereka belum lama terjalin, bahkan selama ini Bia dan Bumi harus menjalani hubungan jarak