"Selama ini kakak merasa hubungan kakak dengan Isha baik-baik saja, dan semua akan lancar sampai kami melangkah ke jenjang pernikahan." Rio menundukkan kepalanya sambil menggelengkan kepala pelan, seolah tidak percaya dengan takdir cinta yang harus mereka jalani saat ini. "Selama ini kakak mengira,
Nadia mendatangi rumah Permadi, dia ingin menemui Dio yang sudah beberapa hari tidak pulang ke rumah. Tetapi ternyata hari itu Dio ada bimbingan skripsi, sehingga ibu tiga anak itu hanya bertemu dengan Permadi dan Diandra yang kebetulan belum berangkat ke butiknya. Ayah dan anak itu kini berbincang
Pintu terbuka, dengan perlahan Nadia dan Diandra mengayunkan kaki melangkah memasuki ruangan yang dahulu merupakan kamarnya waktu masih gadis, dan sekarang kamar tersebut ditempati oleh Dio. Kamar tersebut kini terlihat lebih luas dan lebih lega, karena tidak ada banyak barang di sana. Hanya ranjang
"Ayah dan bunda tidak melarangmu untuk tinggal di rumah Eyang Permadi. Tapi alangkah baiknya jika masalahmu dengan Kak Rio diselesaikan terlebih dahulu," ucap Gio setelah selesai menikmati makan siangnya di kafe bersama Dio. "Kak Rio mengadu?" "Tidak! Dia juga memilih untuk diam, seperti dirimu. A
Setelah badai yang menerjang Oetama Corporation beberapa saat yang lalu, kini perusahaan yang selama ini dipimpin oleh Gio tampaknya mulai bangkit kembali. Tentu saja hal ini ada konsekuensinya. Ya, Gio pimpinan perusahaan tersebut kini lebih sibuk dari dari biasanya, hingga dia harus sering pulang
Rio mengalihkan segera pandangannya, marah, iri, cemburu menyusup ke dalam hatinya. Pada saat dirinya harus menekan bahkan membunuh rasa cinta yang terus tumbuh di hatinya, kini dengan kedua matanya dia harus menyaksikan kemesraan dua insan yang sedang berjalan beriringan dengan tangan saling bertau
"Tidak! Saya merasa apa yang telah saya lakukan adalah yang terbaik untuk keluarga ini," jawab Rio berusaha meyakinkan keluarganya, terutama Dio. "Kak Rio melecehkan Ishana, Kak Rio menci ..." "Saya rela memutuskan hubungan saya dengan Ishana ... demi bunda, demi keluarga ini." Rio memotong kalima
Entah siasat atau hanya muslihat, dua Oetama muda dengan begitu entengnya menyanggupi permintaan Gio, untuk melupakan Ishana, dan mencoba membuka hati untuk gadis lain. Hingga akhirnya pembicaraan pada malam itu pun ditutup dengan dua bersaudara yang saling berpelukan dan saling memaafkan. Pagi har