Dua pasang kaki menjejakkan langkahnya di atas pasir. Rio dan Ishana memilih pantai menjadi tempat untuk melepas rasa penat mereka. Rio yang harus mengisi hari-harinya denga tumpukan berkas dan file, sedangkan Ishana harus belajar menjelang ujian, kini mereka berjalan-jalan menikmati suasana pantai
"Jangan bohong!" "Ayah tidak bohong, Bunda! Jika Bunda tidak percaya, Bunda bisa baca surat perjanjian yang sudah kami tanda tangani." "Maafkan bunda, mungkin sejak awal bunda terlalu berlebihan." Tanpa Nadia sadari bulir-bulir bening mulai menetes membasahi pipinya. Gio segera merengkuh tubuh Na
Dari jendela kamarnya Dio melihat mobil Rio memasuki gerbang. Mobil yang sempat Dio lihat saat menjemput Bia pulang dari sekolah. Awalnya dia ingin membuntuti sang kakak, tetapi Bia buru-buru mengajaknya pulang dengan alasan sedang sakit perut. Dari sang ayah, Dio tahu jika kakak sulungnya itu pula
"Kapan-kapan ayah akan menjenguk Alta, katanya dia harus direhabilitasi di sana selama tiga bulan. Ada banyak hal yang ingin ayah bicarakan dengannya." "Tidak menunggu rehabilitasinya selesai dulu, takutnya justru bisa membuat Alta semakin tertekan," sahut Nadia menanggapi rencana suaminya. "Yang
Tidak ingin terlena dengan bantuan yang diterima dari Satria. Gio dan Rio langsung bergerak cepat untuk menyelesaikan segala permasalahan yang menimpa Oetama Corportions. Proyek-proyek yang mengalami keterlambatan segera dilanjutkan agar bisa selesai sesuai dengan tenggat waktu yang sudah disepakati
"Siang, Tante Dia! Om Gio!" sapa Ishana dengan dibarengi senyum yang terukir indah di bibirnya. Dengan santun diciumnya punggung tangan Nadia dan Gio secara bergantian, sopan santun yang dilakukan oleh Ishana bukan sekedar basa basi untuk menarik perhatian Nadia dan Gio, tetapi hal itu adalah kebias
Waktu pun terus berlalu, akhirnya seluruh prosesi acara wisuda pun berakhir, termasuk sesi foto-foto. Satu per satu keluarga mulai meninggalkan tempat berlangsungnya acara wisuda. Seperti halnya dengan keluarga Oetama yang saat ini sudah berada di kediaman mereka, menjamu kerabat dan para tetangga.
Rio, Dio dan Bia dengan tergesa-gesa berjalan menuju ke kamar kedua orang tuanya, kebetulan pintu tidak tertutup sempurna, sehingga mereka bisa melihat betapa sayang sang ayah kepada bunda mereka. Bagi Rio dan Dio, Gio adalah sosok ayah yang layak untuk menjadi panutan, sedangkan bagi Bia, tentu lel